cerita buat working mom

Replying to:

Misi.... "trit sebelah" yang disebut bunda2 di atas itu trit yang mana ya? Kayaknya saya ketinggalan update-an


Btw, saya setuju klo artikel ini harusnya bukan cuma buat working mom. Klo ibunya bukan wm pun belum tentu gak bakal ada masalah kayak yang diceritain di artikel yang dishare bun ts. Mungkin si daffa agak telat penanganannya (selain tentunya emang umur manusia gak ada yang tau). Adik bungsu saya dulu kena flek paru waktu masih kecil, tapi alhamdulillah sembuh, sekarang udah kelas 3 SMA dan alhamdulillah masih sehat.

Pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini mungkin semua ortu (bukan cuma ibu, tapi bapak+ibu) harus lebih peka sama anak2nya, terutama klo ada kondisi yang sekiranya gak wajar. Udah gitu aja.

Replying to:

Replying to:

yang menyudutkan itu yang IRT ke WM loh bun.sampe ada trit begini. yang wm kan tadinya adem2 ajah. udah tau ada hot trit di sebelah malah bikin trit begini dan ditujukan jelas2 di judulnya untuk working mom. apa coba maksudnya????
tp tsnya sekali komen doang trs kaburrrrr

Replying to:

seharusnya ente komen kek gini di trit sebelah mak
copas gih
disana kan IRTnya belaga semua

Replying to:

Trit sebelah yg mana mak?judule opo???keepoooo...

Replying to:

Ya Ampun..ini sih ya bukan salah WM keleeess..emang emaknya aja yang belum MATENG TENG TENG kondisi PSIKOLOGISNYA..masih labil ge ceuk budak ayeuna !

Saya Working mom..tapi saya ga mo cerita kayak bunda Anak medan..soalnya bisa 2 hari lebaran haji ga bere-beres ceritanya..wkwkwkwk

seorang ibu pasti selalu berusaha yang terbaik untuk anaknya, kalau ada hal yang terjadi dengan anaknya jangan salahin profesi atau pilihannya..salahin SELF MANAGEMENT-nya..seperti ituuuhh..

Replying to:

Trit sebelah yg mana mak?judule opo???keepoooo...

Replying to:

Wkwkwkkwkwk.... berarti udah cem harry poter dong.. terus bersambung..
Kalo sy mah cuma bebarapa bait.. wkwkwkwk

Replying to:

pandangan islam tentang wanita yang bekerja. ( islam tidak melarang wanita bekerja )

apakah Islam memandang hanya pria yang boleh bekerja dan melakukan kegiatan perekonomian serta mengeluarkan secara keseluruhan kaum wanita dalam masalah ini? Tentu saja jawaban dari pertanyaan ini tidak. Islam tidak berpandangan demikian.

Berikut ini dua contoh dalil mengapa Islam memandang boleh wanita juga bekerja dan melakukan kegiatan perekonomian:

Pertama: Kaum wanita memiliki hak kepemilikan atas harta-hartanya

Allah Swt dalam al-Quran berfirman,

“(Karena) orang laki-laki memiliki bagian dari apa yang mereka usahakan, dan para wanita (pun) memiliki bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al-Nisa [4]:32)

Artinya bahwa sebagaimana apa yang diusahakan oleh kaum pria maka mereka akan menjadi pemiliknya demikian juga adanya bagi kaum wanita apabila mereka memperoleh harta. Ayat ini menjelaskan bahwa di samping mengakui hak kepemilikan bagi kaum wanita – yang dinegasikan hingga abad-abad belakangan pada sebagian undang-undang yang berlaku di Barat– juga menetapkan tentang kebolehan wanita bekerja; karena pada ayat ini, yang diasumsikan adalah kehalalan apa yang diusahakan – yaitu mencari penghasilan – dan juga diungkapkan tentang kepemilikan penghasilan dan pendapatan yang diperoleh.

Kedua: Islam memotivasi kaum wanita dan pria untuk melakukan kegiatan perekonomian

Islam tidak hanya memandang boleh kegiatan perekonomian dan mengizinkan kaum wanita dan pria untuk memperoleh harta dan penghasilan, bahkan Islam memotivasi dan menyeru kaum pria dan wanita untuk melakukan kegiatan perekonomian secara aktif.

Islam menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang berkisah tentang mencari dan menuntut karunia Ilahi (fadhluLlah) dan memotivasi masyarakat untuk berperan secara aktif dalam bidang perekonomian. Dalam hal ini, Islam menyeru umatnya untuk memperoleh karunia Ilahi yang tersebar di seantero bumi. Atau ayat-ayat yang menyeru manusia untuk memakmurkan bumi merupakan beberapa contoh atas adanya motivasi dan stimulasi ini.


Patut diperhatikan bahwa tidak satu pun dari ayat-ayat ini menjadikan kaum pria sebagai satu-satunya obyek bicara (mukhatab). Ayat-ayat ini menyampaikan pesannya kepada sekumpulan kaum Muslim atau manusia dan menyeru seluruh manusia untuk mencari karunia Ilahi (fadhlullah) dan salah satu obyek karunia Ilahi ini adalah mencari penghasilan.

Tanpa ragu “bekerja” merupakan salah satu jalan terpenting untuk memperoleh penghasilan dan Islam juga menaruh perhatian khusus terhadap masalah ini. Karena itu, apabila kaum pria dan wanita diajak untuk melakukan kegiatan perekonomian dan juga apabila kerja merupakan salah satu obyek nyata kegiatan perekonomian maka dapat disimpulkan bahwa kaum wanita juga boleh bekerja sebagaiman kaum pria.

kalau Allah saja tidak melarang, suami tidak keberatan, lantas kenapa harus ada yang merasa lebih mulia dari yang lain ? kemuliaan seseorang tidak dilihat dari pekerjaanya namun dari keimananya..... stop saling bantah masalah ini.

Replying to:

Replying to:

Wah.. ada pisang joget -joget

Replying to:

maaf ya buat bunda afnan kalo tersinggung sama trid saya gak ada maksud buat nyinggung2 orang saya hanya sekedar sharing kok bund ...
saya bukanya kabur...saya bisa buka forum ini kalo lagi di tempat kerja ada laptop sama wifi... hp saya jadul bund gak bisa buat buka forum ini kalo di rumah, kecuali kalo pas suami di rumah pake hp suami saya disini gak ada niat cari musuh, cuma pengen saling share aja kok,, gak ada sangkut pautnya sama trid sebelah saya mah malah belum baca trid sebelah