Setelah pulang ke Semarang dan menunggu seminggu, saya test-pack lagi dan hasilnya masih negatif (*hiks*), akhirnya saya menuruti saran dr untuk konsul ke
DSOG di Semarang. Pilihan kami jatuh ke RSIA Bunda karena cukup elit kelihatannya tapi ternyata gak mahal dekat dari rumah. Saat itu sekitar tanggal 10 November (jadi seminggu sudah lewat dari dr Jogja), kami mendapat dr. jaga saat itu yaitu R. Soerjo Hadijono,
SPOG(K), DTRM&B(Ch). Kelihatan sekali bahwa dr ini adalah salah satu dr paling senior di RSIA Bunda, setelah saya browsing di internet, beliau juga merupakan salah satu dr pembicara yang sering memberikan materi di seminar2 kehamilan. Setelah bertemu, ternyata beliau orangnya ramah dan sangat santai. Kami menceritakan kondisi kami, dan saya pun di USG (lagi!). Sayang seribu sayang, ternyata si dedek bayi belum juga kelihatan. Dengan hasil seperti ini, dr.Soerjo memutuskan untuk memberi saya resep Primolut untuk meluruhkan dinding rahim dan memancing haid, walau saat itu saya masih berharap ada dedeknya. (*huhu*). Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa jika kami ingin segera punya anak, maka haid harus dipancing agar bisa diketahui masa suburnya. Jika dinding rahim tidak diluruhkan, maka saya dalam keadaan tidak subur. Apalagi hasil USG dan test-pack menunjukkan hasil negatif. Akhirnya kami pasrah saja menerima keputusan dokter. Dokter memperkirakan haid saya akan muncul di sekitar tanggal 15 November 2011 atau beberapa hari setelahnya. Saya pun teratur meminum Primolut N 3 kali sehari. Rasanya setelah minum Primolut adalah perut yang mules2 seperti mau haid (hmm...sepertinya ni obat cepet juga kerjanya). Tunggu punya tunggu, tanggal 15 nov sudah lewat, seminggu setelahnya..... si tamu merah belum kunjung datang jua. Dan menjelang wisuda (seminggu sebelum wisuda) muncullah gejala "masuk angin" dan maagh akut... dimulai dari suatu senin ketika saya begadang semaleman (ngenet dan fesbukan), paginya tiba2 badan anget dan lemas. Pikirku mungkin masuk angin, jadilah obat flu ditelan. Ternyata setelah beberapa hari belum sembuh juga. Ditambah dosis dengan tolak angin yang banyak dan sprite!!! biar banyak sendawa dan kentut sehingga angin yang masuk cepat keluar lagi. Ternyata sudah lewat 3 hari tidak mempan juga, si angin dan mual2 masih betah bersarang. Akhirnya kami memutuskan ke dokter umum dan divonis maagh serta dikasih obat maagh, obat pereda rasa mual, dan antibiotik. Awalnya sang dr umum (dr. Rini praktek dekat rumah) curiga kalau saya hamil, tapi setelah kami jelaskan keadaan kami yang sedang terapi Primolut untuk memancing haid, dr. Rini hanya berkata: "Tapi ada juga lho ibu yang telat haid lama (setelah beberapa bulan) dan tiba2 hamil.." yang berarti bahwa masa subur pun tetap bisa terjadi walau haid telat. Kami hanya mengangguk2 saja, namun tidak berharap banyak. Obat dari dr. Rini kuminum dan tetap saja mualnya tidak mereda malah nambah parah, jadilah aku trauma minum obat2 tersebut dan malas2an minumnya (mungkin dedek bayinya ngasih sinyal ke mamanya kalau itu obat2 yang berlebihan untuknya ya, Subhanallah). Hingga tiba saat wisuda ke jogja (22 November 2011), saya berangkat dengan vonis "masuk angin dan maagh akut". Esoknya ketika wisuda, beberapa ibu dosen mengamati saya dan berkata: "Tara sudah hamil ya? Selamat ya Tara... " (entah harus senang atau tersinggung karena memang ini badan sangat membengkak). Mereka mamandang dengan takjub, tapi saya cuma berkata AMIN. heheh. Anehnya lagi, yang berkata demikian hanya ibu2 dosen yang sudah punya anak, apa memang benar ya kalau ibu punya insting mengenai perubahan fisik orang lain yang sedang hamil? Yang pasti bude di rumah juga curiga kalau saya hamil karena melihat perubahan pinggul yang membesar seperti tanda orang hamil.
Esoknya saya diboyong suami balik ke Semarang lagi karena ada DHARMA WANITA di kantor suami yang WAJIB diikuti oleh semua istri Pegawai Negeri di instansi tersebut (walau masih gak "ngeh" dan loading lama pas dipanggil: BU AJI...BU AJI...) . Di dharma wanita ini kebetulan teman2 suami ada 3 orang yang sedang hamil. Dan katanya kalau mau ketularan hamil bisa minta diinjek jempol kaki kita oleh dia. Wah, tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan, dan akhirnya saya minta dinjek oleh KETIGA
bumil tadi... makin banyak
bumil yang nginjek, makin manjur...pikir saya.
Sore sepulang Dharma Wanita, mualnya makin parah lagi dan sudah mulai "uwek2" di mobil. Akhirnya kami memutuskan untuk ke dr. kandungan lagi karena sudah 2 minggu haidnya belum keluar juga (padahal obat Primolut sudah diminum sampai habis). Karena malam itu dr. Soerjo tidak praktek, kami memutuskan ke bidan saja karena rasa kram perut dan mual sudah tak tertahankan. Sebelum ke bidan saya mencoba test-pack dulu agar nanti lebih pasti ketika kami memberi penjelasan ke bidan. Ketika di kamar mandi, saya terkejut sekali karena muncul 2 garis yang artinya positif hamil. karena gak percaya, diambillah semua stock test pack berbagai merk dan sampai menghabiskan 5 buah test-pack, hasilnya masih positif. Akhirnya kupanggillah suami dan adek, sambil ngumpul di kamar mandi terlihat suamiku mengulum senyum malu2 gengsi ditunjukkin gitu deh... Untuk lebih memastikan, kami langsung ke Bidan Indri di dekat rumah. Disana di cek urin lagi dan hasilnya tetap positif dan diperkirakan umur kehamilannya sudah 6 minggu. Alhamdulillah kami bersyukur sekali. Langsung juga pergi ke Indomaret dan membeli susu hamil, langsung beli Anmum Materna yang kebetulan paling mahal....maklum anak pertama, ehehehehe.... Aku taunya kalau susu merek tersebut yang kandungan asam folatnya paling tinggi dibanding susu kehamilan lainnya (tapi masih harus di survey lagi.he). Saking senengnya diriku, tak sabar langsung ku update status kehamilan ini di Fesbuk dan hebohlah dunia per-fesbuk-an saat itu (*lebay*)... PERHATIAN: tindakan (update via FB) ini sangat tidak dianjurkan jika hasil belum pasti karena bisa menyebabkan MALU yang berlipat ganda dan mental yang super DOWN jika ternyata gak jadi hamil (mengingatkan diri sendiri, apa daya dah terlanjur ter-update tuh status..hehe). Diteleponlah sang calon eyang putri dan eyang kakung di tanah suci (sedang menunaikan ibadah haji) untuk diberikan kabar gembira ini, dan juga calon eyang yang di bogor. intinya: HEBOH lah pokoknya...
Beberapa hari kemudian, tibalah jadwal praktek dr. Soerjo, dan dengan hati sangat berharap kami pergi ke RSIA Bunda untuk di USG kembali. Sesampai di ruang USG, saya sudah tidak sabar menanti wujud buah cinta kami (cieeeeeeeeeehhhhh,,,,). Eh, ternyata... TIDAK ADO!! Rahimnya masih kosong... !!! hiks..
bersambung lagi....masih gak cukup....padahal lagi seru2 nya...bikin ikutan dag dig dug....