Jika perut calon ibu membuncit & kulitnya kusam, maka janinnya laki-laki; jika perut calon ibu melebar & kulitnya bersih, maka janinnya perempuan.
Banyak sekali mitos seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Tetapi apakah mitos-mitos tersebut sesuai dengan kenyataanya?
Menurut
Dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG, spesialis kebidanan & penyakit kandungan dari
Omni Hospital - Pulomas, sebagian besar mitos kehamilan keliru. mitos mengenai jenis kelamin bayi melalui bentuk perut, kebiasaan makan, kebiasaan tidur ataupun kebiasaan bersolek ibunya itu semuanya salah, tidak ada dasar ilmiah sama sekali. Begitupun dengan mitos bahwa seusai melahirkan tidak boleh keramas selama 40 hari, serta buah nanas dapat meluruhkan kandungan, semuanya keliru
Lantas bagaimana mitos-mitos tersebut terus beredar di masyarakat? Janin berada dalam kandungan, jadi tidak bisa dilihat secara kasat mata. alat yang memungkinkan kita untuk mengamati pertumbuhan kesehatan & jenis kelamin bayi hanyalah USG. Sedangkan jaman dulu ilmu kebidannan masih belum berkembang. Calon ibu lebih sering memeriksa kandungannya ke bidan, atau bahkan ke dukun beranak. Jarang periksa ke dokter spesialis kandungan. Tentunya tidak ada alat USG yang bisa membantu memeriksa keadaan janinnya. Padahal calon ibu memiliki segudang pertanyaan. Apakah bayi saya sehat-sehat saja? Apakah bayi saya laki-laki atau perempuan? Nah untuk menjawab semua pertanyaan tersebut dikaranglah mitos-mitos seputar kehamilan.
Karena mitos sifatnya turun-temurun, dari buyut-nenek-ibu-anak, maka sampai sekarang mitos-mitos tersebut masih terus beredar. Padahal, sebagian besar keliru, atau bahkan bertentangan dengan fakta ilmiahnya
Pemilihan Gender
Dari sekian banyak mitos kehamilan,
Dr. Caroline mengaku, tidak ada satupun mitos tersebut yang beralasan. Tetapi jika anda ingin memilih jenis kelamin janin, ada rahasianya Jika ingin anak laki-laki berhubunganlah pada puncak masa subur, sementara itu jika ingin anak perempuan berhubungalah di luar puncak masa subur.
Jenis kelamin janin di tentukan oleh jenis sperma yang membuahi sel telur. Sperma X akan menghasilkan anak perempuan & sperma Y akan menghasilkan anak laki-laki. Dilihat dari bentuk & kecepatan bergeraknya sperma Y lebih kecil & lebih gesit dibandingkan sperma X. Karena itu, jika hubungan intim dilakukan di puncak masa subur, saat sel telur pecah atau ovulasi, maka kemungkinan jenis sperma yang sampai & membuahi sel telur terlebih dahulu adalah sperma Y. karena itu jika hubungan intim dilakukan pada puncak ovulasi, umumnya anak yang akan dihasilkan adalah berjenis kelamin laki-laki.
Lalu, bagaimana cara mengetahui puncak masa subur?
Dr. Caroline menjelaskan, puncak masa subur adalah 2 minggu sebelum haid yang diperkirakan akan terjadi. [quote]Untuk mengetahui puncak masa subur, anda harus tahu dahulu siklus haid anda. Yang dimaksud dengan siklus haid adalah jarak dari hari pertama haid hingga hari pertama haid bulan berikutnya. Ambil rata-rata dari setidaknya 4 bulan terakhir.
Nah, setelah menemukan siklus haid, anda bisa memperkirakan kapan haid berikutnya akan datang. Hitung mundur 2 minggu dari tanggal perkiraan itu, itulah puncak masa subur anda.[/qoute]
Dr. Caroline mengakui metode ini bisa digunakan jika pasangan ingin merancang jenis kelamin janinnya. [quote]Cara ini termasuk cara alami yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin janin. Jika ingin meningkatkan tingkat keberhasilannya, pasangan bisa mengkombinasikannya dengan test masa subur atau
Ovutest.[/qoute]
Mengapa perlu
Ovutest? Karena sulit sekali mendeteksi kapan ovulasi atau pecahnya sel telur terjadi. Petunjuknya memang banyak, tetapi tidak ada yang tahu persisnya kapan. Sementara dengan menggunakan
Ovutest, kita bisa tahu apakah ovulasi sudah atau belum terjadi. Jadi jika anda ingin mendapatkan anak laki-laki, segeralah berhubungan intim saat hasilnya
+. Sedangkan jika ingin mendapatkan anak perempuan, tunggulah sampai hasilnya berubah menjadi
-, baru berhubungan.
Selain
Ovutest, ada beberapa cara lain yang bisa digunakan untuk mengetahui
Ovulasi. Bisa juga mendeteksi
Ovulasi dengan pemeriksaan darah, hasilnya akurat, tetapi hasil pemeriksaan tidak bisa diperoleh secara instan. Selain itu bisa juga dengan melihat lendir leher rahim atau lendir yang dikeluarkan oleh
Vagina. Jika lendir bisa diulur hingga panjang & tidak putus, maka anda sedang dalam masa subur. Sebaliknya jika lendir mudah putus, maka anda belum memasuki masa subur.
Selain cara-cara ilmiah tersebut, untuk mengatur jenis kelamin janin, bisa juga digunakan metode
Inseminasi yang tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Sebelumnya, kita harus memeriksa dulu sperma suami, karena terkadang ada sperma yang tidak berimbang X & Y nya. Itu sebabnya ada keluarga yang anaknya perempuan semua atau laki-laki semua.
Setelah diperiksa sperma akan dipisahkan berdasarkan jenisnya, sperma X & sperma Y. Lalu sperma yang diinginkan akan diInseminasikan ke dalam rahim sang istri.