Selama bertahun-tahun, memilih jenis kelamin anak dalam kandungan merupakan topik yang mendapat perhatian besar dan sumber spekulasi. Cara-cara tertentu untuk menetapkan jenis kelamin semata-mata hanya berdasarkan dongeng rakyat dan kerap kali mencerminkan stereotip seksual - sebagai contoh, sang ibu makan makanan yang manis-manis supaya anaknya perempuan atau sang ayah melakukan senggama dengan memakai sepatu bot supaya punya anak laki-laki.
Dalam dasawarsa yang terakhir ini, suatu penelitian yang sangat menarik perhatian menghubungkan pengaturan senggama yang tepat dengan jenis kelamin bayi. Walaupun demikian, nilai informasi bagi pasangan yang menginginkan anak laki-laki atau anak perempuan masih tetap terbatas.
Sebuah pasangan yang ingin punya anak laki-laki dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan dengan tidak melakukan senggama beberapa hari sebelum ovulasi, dan pasangan yang menginginkan anak perempuan harus berpantang senggama sempai tepat sesudah ovulasi. Sayangnya, penggunaan cara ini mengurangi kemungkinan keseluruhan untuk bisa hamil. Meningkatkan kemungkinan punya anak laki-laki dari 50 sampai 65 persen mungkin berakibat perlunya waktu lima tahun untuk bisa sukses.
Beberapa buku dan artikel populer mengaku bisa memberikan cara yang dapat diandalkan dalam memilih jenis kelamin anak. Cara ini berdasarkan hasil karya Dr. Landrum Shettles dan mencakup petunjuk tentang pemilihan waktu senggama yang tepat, penggunaan douche, posisi tubuh dalam bersenggama, serta saran tentang boleh atau tidaknya wanita mencapai orgasme. Hasil karya Dr. Shettles berdasarkan data inseminasi buatan, dan oleh karenanya tidak mengherankan kalau pengukuhan ilmiah bagi teorinya belum bisa diberikan.
Sebagai kesimpulan, sekarang ini belum ada cara yang dapat diandalkan untuk menetapkan sebelumnya jenis kelamin anak. Maka penting sekali bagi setiap pasangan untuk menghargai kelamin apapun. "Laki-laki atau perempuan sama saja"! Kalau Anda bisa bersikap demikian, selebihnya terserah kepada karunia Tuhan.
sumber:
Petunjuk Lengkap Kehamilan, buku penuntun untuk calon ibu dan ayah
Phillip D. Sloaner, M.D.
Salli Benedict, M.Ph.