Seperti yang kita tahu, dalam sperma terdapat dua gen. Androsperma yang juga disebut gen Y dan Gynosperma yang bisa kita sebut sebagai gen X. Gen Y adalah gen yang memungkinkan kita seorang ibu mengandung anak perempuan, sedangkan gen X adalah sebaliknya. Jika suami dan istri sama-sama dominan gen X nya maka kemungkinan besar, keduanya akan mempunyai anak perempuan. Tapi jika sang ayah dominan gen Y dan sang ibu gen X maka kemungkinan besar anak yang dilahirkan adalah laki-laki.
Jadi Sperma dari laki-laki adalah pembawa 2 macam sperma, yaitu sperma (Y) dan sperma (X).
Ciri-ciri spermatozoa: Androsperma, membawa gen Y: 1. Bergerak lebih lambat. 2. Lebih mampu bertahan hidup lebih lama (berumur rata-rata kira-kira 2 sampai 3 hari). 3. Lebih tahan dalam ‘suasana’ asam. 4. Tidak tahan dalam ‘suasana’ basa. 5. Memiliki Berat Jenis (BJ) lebih ringan.
Gynosperma, membawa gen X: 1. Bergerak lebih gesit. 2. Hidup lebih singkat (berumur rata-rata kira-kira hanya 1 hari saja) 3. Tidak tahan dalam ‘suasana’ asam. 4. Lebih tahan dalam ‘suasana’ basa. 5. Memiliki Berat Jenis (BJ) lebih berat.
Rumus Sperma (X) + Sel Telur = PEREMPUAN Sperma (Y) + Sel Telur = LAKI-LAKI
Jadi, dengan mengetahui sifat dari sperma (X) dan sperma (Y), kita dapat mengatur (kalau boleh) untuk ingin mendapatkan anak laki-laki atau anak perempuan.
Maka, dengan menentukan suasana vagina maka kita dapat menentukan apakah sperma (X) atau sperma (Y) yang akan dapat membuahi sel telur.
Ingin Anak Perempuan: Dianjurkan suami makan banyak sayuran dan istri makan daging yang dapat memberikan suasana asam alamiah pada vagina.Dianjurkan, senggama dilakukan 3-5 hari setelah istri menstruasi. 15-20 menit sebelum senggama, bilaslah vagina dengan campuran satu sendok asam cuka dapur (15 cc) dengan 200 cc air putih bersih.
Ingin Anak Laki-Laki: Dianjurkan suami makan yang bersifat protein tinggi, seperti daging dan istri dianjurkan makan yang bersifat netral atau tidak asam seperti sayuran dsb nya.Dianjurkan, senggama dilakukan 3-5 hari sebelum istri menstruasi.15-20 menit sebelum senggama, bilaslah vagina dengan campuran 1sendok ( 15 cc ) Soda Kue dengan 200 cc air putih yang bersih.
Keberhasilan cara ini dapat mencapai 85-90 %. Untuk meningkatkan angka keberhasilannya, kamu dapat meminta dokter untuk melakukan pemisahan sperma X dan Y di laboratorium.
---------- Post added at 09:51 ---------- Previous post was at 09:37 ----------
MEMILIKI anak laki-laki dan perempuan tentu menjadi idaman bagi orang tua. Namun tak sedikit pasangan yang sulit untuk mendapatkan keduanya. Berbagai cara pun dilakukan. Ini juga terungkap dalam Talkshow Kesehatan dengan tema “Kesehatan Reproduksi Ibu dan Tumbuh kembang Anak” yang digelar Siloam Hospital, Sabtu (31/3) lalu. Menurut Dr dr Herlambang Noerjasin
SpOG, KFM, mitos yang berkembang di masyarakat tidak sepenuhnya benar. Malah, ada cara yang bisa menganggu kesehatan.
Contohnya saja, ada yang bilang, jika ingin punya anak laki-laki, harus makan sayur saja. Akibatnya, sang suami malah jadi lemas karena tidak mengonsumsi protein. “Padahal kualitas sperma banyak dipengaruhi oleh asupan protein dan lemak,” katanya saat ditanya oleh salah satu peserta.
Contoh lain terkait dengan orgasme. Misalnya, jika ingin punya anak laki-laki, maka sang istri harus orgasme terlebih dahulu. Namun, ada kasus, seseorang yang memiliki tiga anak laki-laki tapi sang istri tidak pernah orgasme. Begitu juga dengan cara mengukur suhu tubuh.
Namun demikian, secara kedokteran, merencanakan jenis kelamin anak bisa dilakukan. Meski tingkat keberhasilannya tidak 100 persen. Cara ini juga membutuhkan displin dan konsultasi terhadap ahlinya. “Karena perlu dilakukan pemeriksaan secara khusus,” jelasnya.
Ia mengatakan, sebenarnya secara ilmiah, yang memegang kendali dalam menentukan jenis kelamin anak adalah sperma dari suami. Seperti diketahui, laki-laki mempunyai sel sperma yang memiliki kromosom seks jenis X dan Y. Sel telur perempuan mempunyai dua kromosom seks yang sama, yaitu X dan X.
Bila dalam berhubungan intim, sperma X membuahi sel telur maka terjadilah pertemuan kromosom X dengan X, sehingga yang didapat adalah bayi perempuan (XX). Sebaliknya, bila sperma Y yang membuahi sel telur, maka kromosom Y akan bentemu kromosom X sehingga akan mendapat bayi laki-laki (XY). “Jadi intinya, anak laki-laki bisa diperoleh jika sperma Y lebih dulu membuahi sel telur. Untuk mendapatkan anak penempuan, maka sperma X yang banus lebih dulu membuahi sel telur,” katanya.
Makanya, bagi yang ingin merencanakan jenis kelamin anak, maka harus diketahui masa subur dan memprediksi kapan sel telur pecah. “Ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan dengan ukuran cangkang telur. Biasanya dari ukurannya, nanti dokter akan menyarankan kapan hubungan bisa diakukan,” jelasnya.
Umumnya, masa subur ini terjadi hari kedua belas sampai dengan keenam belas. Sel telur yang keluar dari cangkang akan ditangkai umbai-umbai dan siap menunggu sperma.
Hasil penelitian juga menunjukkan kromosom seks sperma memiliki karakter masing-masing. Sperma Y sifatnya jalannya lebib cepat, dan usianya lebih pendek serta kurang tahan dalam suasana asam. Sperma X ukurannya lebih besar, berjalan lamban, dan dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana asam.
Cara lain, yakni dengan inseminasi buatan. Meski umumnya cara ini lebih banyak digunakan bagi pasangan yang sulit mendapatkan keterunan.
Dalam inseminasi buatan, dari sperma yang dihasilkan suami, dilakukan pemilahan dulu jenis kromosom seks yang diinginkan, kemudian baru disuntikan ke saluran indung telur istri pada masa subur. Diharapkan “sperma terpilih” itu bisa segera membuahi sel telur yang sudah dikeluarkan indung telur.