Marasmus merupakan kondisi malnutrisi pada anak. Kerap dialami oleh balita yang kurang mendapatkan ASI. Penyakit ini sangat berbahaya. Terutama karena*dapat menyebabkan kematian pada si kecil. Selain itu, masalah malnutrisi marasmus dapat berdampak pada kesehatan secara fisik dan pada perkembangan mental Si Kecil.
Maka dari itu, penyakit ini tidak dapat dianggap remeh. Terlebih lagi masalah marasmus ini masih menjadi salah satu masalah serius di dunia terutama pada negara berkembang yang kerap ditemukan anak-anak dengan kondisi gizi buruk seperti di Indonesia.
Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) pada tahun 2017 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, bayi berusia dibawah lima tahun (Balita) yang mengalami gangguan gizi pada tahun 2017 mencapai 17,8%. Angka ini sama dengan tahun sebelumnya, yang terdiri dari balita yang mengalami gizi buruk mencapai 31,8% dan gizi kurang mencapai 14%.
Mengenal Apa Itu Marasmus
Marasmus adalah salah satu jenis malnutrisi yang diakibatkan karena kekurangan asupan energi atau kalori dari semua jenis makronutrien, seperti karbohidrat, lemak dan protein. Kekurangan gizi ini berlangsung kronis, artinya sudah berlangsung selama tahun-tahun pertama kehidupan Si Kecil yang disertai dengan gangguan pertumbuhan tubuh si kecil dan berkurangnya lemak bawah kulit dan otot.
Marasmus seringkali diderita balita berusia 0-2 tahun yang tidak mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) dengan cukup. Penyebabnya karena masukan makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematur, penyakit pada neonatus serta kesehatan lingkungan.
Gejala
Penderita marasmus akan menunjuukan beberapa gejala dan ciri fisik layaknya penderita gizi buruk pada umumnya. Beberapa gejala marasmus pada anak antara lain:
Tampak sangat kurus
Berat badan rendah (60 persen dibawah yang seharusnya)
Kehilangan sebagian besar lemak dan ototnya
Nampak seperti tulang yang dilapisi kulit saja
Wajah tampak seperti orang tua
Tulang iga gambang atau menonjol
Perut cekung
Otot paha kendur
Anak lebih cengeng dan rewel
Walaupun sudah makan, masih suka merasa lapar
Kulit kering dan rambut rapuh
Tidak berenergi dan tampak lesu
Mengalami diare kronis
Jika anak mengalami ciri-ciri gejala marasmus, pastikan untuk segera membawa ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukaan tindakan medis yang perlu dilakukan.
Penyebab
Marasmus adalah bentuk kondisi dari gizi buruk. Terdapat berbagai jenis gizi buruk yang terjadi pada anak-anak di Indonesia. Namun, yang kita akan bahas kali ini adalah Marasmus.*Penyebab gizi buruk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab Langsung Gizi Buruk
Penyebab langsung gizi buruk meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, maupun adanya infeksi yang menyerang tubuh Si Kecil.
Penyebab Tidak Langsung
Penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu akibat pengaruh status ekonomi, pola asuh yang kurang memadai dan pendidikan keluarga yang rendah.
Penanganan* dan Perawatan
Perawatan awal marasmus sering mencangkup susu bubuk skim yang dicampur dengan air matang. Campuran tersebut juga dapat dicampur dengan minyak nabati (wijen, kasein dan gula). Kasein merupakan protein susu, sementara minyak meningkatkan kandungan energi dan kepadatan campuran susu skim tersebut. Begitu Si Kecil mulai membaik dari gizi buruknya, Sahabat Sehat perlu memberikan gizi yang seimbang untuk mencukupi kebutuhan gizinya.
Jika Si Kecil mengalami diare akibat marasmus dan terjadi dehidrasi, maka prioritas utama yaitu mengembalikan cairan tubuh Si Kecil dengan memberikan susu atau cairan yang cukup. Pada anak yang menderita marasmus, rentan menderita infeksi pencernaan, infeksi kulit hingga infeksi pernapasan. Sahabat Sehat dianjurkan berkonsultasi dengan dokter agar diberikan penanganan yang tepat.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah marasmus adalah dengan memiliki asupan kalori dan protein yang cukup, sebaiknya dari makanan yang sehat dan seimbang. Penuhi asupan makanan Si Kecil dengan makanan yang kaya akan protein seperti susu skim, telur, ikan dan kacang-kacangan yang ideal untuk kebutuhan energi dan pertumbuhan si kecil. Selain protein, sayur dan buah juga sangat penting untuk memenuhi asupan nutrisi dan mineral lain untuk mencegah kekurangan vitamin.
Selain itu, pastikan dalam awal tumbuh kembang anak diberikan ASI dalam jumlah yang cukup sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal karena mendapatkan asupan yang dibutuhkan.
sumber Marasmus