Hai bunda2 yang cantik2..aku sengaja buat threat ini buat bunda2 yang tinggal 1 rumah dgn mertua/ yang byk masalah dengan mertua
Maaf bunda..qu sendiri juga tinggal 1 atap dgn mertua,menangispun jg sering
Tapi cerita ini bikin aku semangat menjalani hidup dengan mertua
alhmdulillah,crita ini jadikan hatiq lbh bersih n ahrnya mertuaqu jd syg ma qu
Ini ceritanya:
Halo sahabat ibuhamil.com semua, semoga sahabat semua dalam keadaan baik-baik saja, adakalanya perlakuan tidak baik yang kita terima adalah reaksi balasan dari apa yang kita lakukan. Sebuah kisah tentang itu akan disajikan kali ini, bagaimana kisahnya? mari kita simak..
Pada zaman dahulu, di suatu tempat, hiduplah seorang wanita tua yang bernama yaorin dengan anak laki-lakinya yudosi.
Setelah dewasa yudosi menikah dengan wanita yang sangat cantik yang bernama seimafu. Yudosi bersama seimafu tinggal bersama dengan yaorin, karena yaorin telah tua dan hidup sendirian sehingga yudosi yang merawatnya.
Setelah tinggal bersama, agaknya hubungan mereka sebagai mertua dan menantu tak begitu harmonis. Yaorin menilai menantunya tak menghormatinya, sebaliknya seimafu menganggap mertuanya itu tak menyayanginya.
Dari hal yang sepele, mereka berdua nampak berselisih, tentu saja mereka menyimpan perselisihannya dari pandangan yudosi. Di depan yudosi mereka menampakkan seolah tak terjadi apapun diantara mereka.
Sampai saat konflik itu semakin memanas, seimafu merasa tak tahan lagi sehingga emosi mengalahkan akal sehatnya. Dia merencanakan sesuatu yang buruk pada ibu mertuanya itu.
Ia mendatangi seorang tabib untuk meminta racun agar ibu mertuanya segera mati. Seimafu meminta racun yang membuat peminumnya mati perlahan sehingga tak membuat curiga siapapun termasuk suaminya sendiri.
Sesuai permintaan, sang tabibpun membuat ramuan yang harus dicampurkan dalam minuman untuk ibu mertuanya.
Menurut sang tabib, ibu mertua seimafu akan meninggal dalam waktu 6 bulan, oleh karena itu tabib berpesan agar seimafu lebih bersabar dengan sikapnya yang selama ini membuatnya emosi.
Maka dimulailah aksi pembunuhan itu.
Seimafu mulai merubah sikapnya sebagaimana nasehat tabib itu. Baginya tak apa berpura-pura baik karena sebentar lagi ibu mertuanya itu akan mati. *
Kini ia nampak lebih menghormati ibu mertuanya, karena ia tak lagi melawan apapun yang diperintahkan dan menjadi menuruti apa yang diperintahkan yaorin kepadanya.
Dengan perubahan sikap seimafu, kini yaorin pun mulai berubah. Kini ia lebih menyayangi menantunya dan bersikap baik kepadanya.
Setelah beberapa bulan, hubungan yaorin dan seimafu terlihat sangat harmonis, bahkan seperti ibu dan anak kandungnya.
Dimanapun yaorin sering berkata bahwa ia adalah orang yang paling beruntung karena memiliki menantu sebaik seimafu.
Dengan sikap mertuanya sekarang, sikapnya yang baik yang semula berpura-pura kini tak lagi palsu.
Ia benar-benar menyayangi ibu mertuanya itu, sehingga dengan segera ia menemui tabib untuk meminta penawar racun yang telah ia berikan pada mertuanya.
Kepada tabib, ia menceritakan bahwa ibu mertuanya kini sangat baik dan menyayanginya, sehingga ia minta obat penawar racun agar ibu mertuanya tak jadi meninggal.
Tabib berkata: “ yang ku berikan padamu bukanlah racun, itu adalah obat yang menyehatkan baginya, yang perlu diracun adalah kerasnya hati kalian berdua yang sama-sama tak mau mengalah, buktinya ketika kamu memperbaiki sikapmu maka orang lain juga akan berbuat baik padamu”**
Semoga bermanfaat