Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Diskusi Seputar Kehamilan > Diskusi Umum

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
winda ...   TS 
 
Posts: 223
Default dan ada lagi berita pelayanan BPJS yang buruk .. ya ALLAH nangis bacanya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Citra buruk atas pelayanan Rumah Sakit milik pemerintah sepertinya masih menjadi permasalahan umum saat ini. Pasalnya, karena tidak mendapatkan pelayanan baik, seorang pasien ICU ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati dihinggapi banyak semut pada selang infus pada tangan kirinya.

Kondisi memilukan tersebut dirasakan oleh Habibie Rezky Anandra, anak berusia 6 bulan dari pasangan Ujuang Hendra (29) dan Dessy Trisnawati (29) Yang mengalami pembengkakan limpa hati dan gangguan pernapasan paru-paru saat menjalani perawatan di ICU RSUP pada Jumat (16/5/2014) lalu.

Tidak hanya itu, pelaksanaan program Badan penyelenggara Jaminan Sosial (PBJS) Kesehatan yang tidak berjalan baik pun membuat pihak keluarga harus mengeluarkan uang hingga sebesar Rp 8 juta untuk bisa masuk ke dalam ruang perawatan ICU.

"Kita sudah usahain cari uang buat masuk ICU, karena pakai kartu BPJS (Kesehatan-red) sudah sehari semalem nggak ditanganin. Pas masuk kita memang langsung ditangani, tapi pas ditanya bayar pribadi atau program (BPJS-red) anak saya dianggurin sampai tangan infusannya disemutin," jelas Dessy Trisnawati sedih.

Nasib naas ternyata kembali terjadi dan harus dirasakan lagi oleh Habibie. Karena tidak mendapatkan pelayanan baik, kedua tangan yang ditempatkan selang infus menjadi bengkak dan penuh cairan. Sehingga dengan terpaksa tim dokter memilih untuk menempatkan saluran infus pada bagian kepala bocah malang itu Saat ini.

"Saya sudah bingung, nggak kuat perasaan liat anak saya kayak begitu. Allah kenapa tega semua begitu, jadi sebenarnya apa gunanya BPJS (Kesehatan-red) sekarang, kalau pakai kartu itu masih nggak dapat perlakuan yang baik dari rumah sakit," jelasnya kembali terisak.

Sementara itu, Biro Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Diah mengatakan upaya pertolongan kepada seluruh pasien, khususnya berstatus kritis seharusnya dilakukan penindakan cepat. Karena, baik pasien yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan ataupun tidak, keselamatan pasien harus didahulukan oleh pihak rumah sakit.

Selain itu, dirinya beralasan kalau BPJS Kesehatan juga memberikan kesempatan kepada keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi di loket BPJS Kesehatan pada setiap rumah sakit milik pemerintah seiring dengan dirawatnya pasien, apabila pasien diketahui belum terdaftar sebagai anggota BPJS.

"Sesuai kode etik (kedokteran-red) setiap pasien mendapat hak atas keselamatan, khususnya dalam kondisi kritis. Karena hal itu (terdaftar dalam BPJS Kesehatan-red) bukan menjadi masalah," jelasnya kepada Warta Kota Jumat (16/5/2014).

Tidak Terpuji

Tidak hanya mendapat pelayanan buruk dari RS Fatmawati, pihak keluarga juga mendapat perlakuan dan tanggapan buruk dari beberapa suster serta dokter yang bertugas di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Pasalnya, di tengah perasaan khawatir pihak keluarga atas kondisi Habibie yang terus memburuk, pihak rumah sakit tidak mengambil langkah dan upaya pertolongan yang cepat. Seorang dokter yang diketahui bernama dokter Eka yang bertugas di ruang ICU itu justru meminta pihak keluarga untuk menyelesaikan administrasi pasien terlebih dahulu.

"Saya cuma mau tahu gimana keadaan keponakan saya, tapi dokternya balas tanya sudah urus administrasi atau belum. Saya tanya lagi ke dokternya kenapa nggak ditangani dulu, tapi dokternya malah jawab nggak perduli," ujarnya Shinta (23) tante dari Habibie sedih.

Namun pada percakapan singkatnya dengan sang dokter selama sekitar lima menit itu, dirinya mencatat satu pernyataan tidak terpuji yang disampaikan langsung oleh sang dokter. Dengan nada tinggi, sang dokter mengungkapkan kalau dirinya tidak mau menangani Habibie yang sudah dalam keadaan kritis.

"Memangnya bayarnya pakai apa? Saya juga nggak mau ngurus pasien yang kayak beginian (BPJS Kesehatan-red). Mendingan udah dibawa pulang aja, soalnya juga banyak pasien yang mau pakai ruang ICU ini," jelas Shinta menirukan ucapan tidak terpuji sang dokter.

Sebagai orang awam, menurutnya, ungkapan sang dokter tersebut sudah menyalahi kode etik dan sumpah profesi yang diketahuinya menjunjung tinggi keselamatan pasien. Dirinya pun mengaku merasa kecewa dan terkejut saat mendengar pernyataan sang dokter tersebut.

"Kalau begitu artinya dokter sama sekali nggak perhatian dan nggak optimis untuk nyelamatkan nyawa pasien. Terus maksudnya pasien itu objek, kita lagi bingung mikirin bagaimana kondisi adik, dokternya malah merespon kasar begitu," ujarnya bingung.

Warta Kota yang menyempatkan diri berkeliling di RSUP Fatmawati masih melihat suasana ruang ICU dan pendaftaran RSUP Fatmawati yang ramai dan dipenuhi keluarga serta pasien yang masih mengantre untuk mendapatkan perawatan.

Terlihat miris, banyak pasien yang terkulai lemas hanya bisa bersandar di bangku panjang ruang tunggu pendaftaran yang berada di lobbi rumah sakit. Sedangkan beberapa pasien lainnya terlihat terbaring lemah di lantai ruang tunggu ICU yang hanya disekat di lokasi yang sama.

Sementara itu, mengetahui perihal tidak baiknya pelayanan RSUP Fatmawati tersebut, pihak rumah sakit terlihat menutup diri dari Warta Kota. Pada beberapa kesempatan, Warta Kota yang hendak menemui Kepala RSUP Fatmawati dan Kepala Humas RSUP Fatmawati justru menerima perlakuan buruk dan pengusiran dari beberapa petugas keamanan RSUP Fatmawati yang berjaga.
 
Thread lain yang berhubungan:
  #2  
Old
Ananda...
 
Location: Surabaya
Posts: 1,127
 
Kalo boleh sharing pengalaman saya melahirkan 3 hari lalu di RS SWASTA Surabaya :
Bukan niat menjelekkan dan SARA (maaf) tapi kenyataan yg saya lihat sendiri:

3hari lalu saya melahirkan via operasi caesar, awalnya jujur, dokter, suster, bidan, perawat semuanya baik baik ke saya, bahkan saya diawal masuk daftar pun sudah dipanggil "ibu Annanda ya? Jadwal caesar dengan dokter xxxx yg matanya minus tinggi ya? Silahkan masuk bu ikut saya ya, keluarganya juga"

Dalem hati "waaaaah, uda ga sia sia milih RS nih"

Singkat cerita, saya di R. Operasi, lg dalam proses penjahitan, walau bius tapi saya masih bisa dengar suara dokternya bicara, bahkan salah satu dokter pun curhat2an sama saya..
Tiba" ada perawat masuk, bilang :
Suster: Ini ada pasien komplikasi, ga ada dokternya, gimana iini suaminya ngotot minta tolong disini, malese dok, madura, nggilani (males dok, madura, menjijikan)
Dokter: haduh jangan aku, tanyao dokter andi (lupa namanya, ini nama asal), telfonen
Suster: gatau dok, mbohwes

Saya denger jelas, walau lg dalam pengaruh bius tapi saya masih sadar bugar di ruang operasi..
Setelah operasi, saya ditaruh di ruang pemulihan (kalo ga salah ruang resutasi) disitu saya jejer sama satu a'i a'i hbs operasi, dia tidur pulesssss banget..

Sekitar 1 jam, obat bius saya hilang, bekas jahitan kerasa, tapi ga sakit, jujur, cuman ngilu, dan ga panas kek kata orang".. Lalu keluarlah ibu2 madura yang "digosipin" dokter tadi dr ruang operasi, hihi, oh ini toh yg td di gosipin pikirku..

Lalu, keluarga si ibu siti ini (sebut aja gtu, gaenak bilang ras) dateng berbondong2 dan dihadang sama suster, maaf ya, keluarganya cuma boleh masuk 1 aja, dan kecewalah mereka karena omongan suster nadanya ga enak,sedikit tinggi dan membentak. Padahal, saya di ruang pemulihan ditemani suami dan mertua, gapapa tuh, big question kan.
Sekitar 1 jam setelah itu, belum berakhir penderitaan bu Siti. Doi mulai mengeluh kesakitan, bahkan sampai teriak2. yaAllah, ampun yaAllah, panas, panas , maaf ya menurut saya memang sangat mengganggu teriakan bu Siti ini, sampe suster pun dateng nengokin.
Suster: kenapa bu?
Siti: loro sus, panas (sakit sus, panas)
Suster: ga tahan sakit ya, itu lo liat bu Ananda, daritadi diem, padahal operasinya duluan dia. (Gue nyengir dan noleh, batin aja "ini juga sakit setan")
Siti: ampun sus, ga kuat, yaAllah, Astaghfirullah
Suster: jangan ngeluh, operasi yo ngono, loro buk, lek ga gelem yo ojok melahirkan, lek enak kabeh yo anake akeh. (Jangan ngeluh, operasi itu gitu, sakit bu, kalo gamau jgn melahirkan, kalo enak ya semua anaknya banyak).
Siti: gakuat sus, ampun yaAllah
Suster: mau dikasih obat ta? Bu, tolong urus administrasi dulu di bawah,ntr bawa notanya kesini, baru saya kasih anti nyeri/antibiotik (lupa) (ini suster ngomong sama penjaganya bu siti)
Saya: jeng jeeeeeeenggggggggggg

Itu sy liat sendiri diskriminasi di RS saya melahirkan, kasian lihatnya, ga bisa bayangin kondisi bu siti sekarang kek gimana. Dan setelah saya tanya, bu Siti ikut bpjs, dan kabar trkhir dia gabisa keluar ..
 
Intip instagram : @bamsbabywardrobe 💕😉😆💪🏻
  #3  
Old
Maya A...
 
Location: touyuen.taiwan
Posts: 4,628
 
mengerikan bngt cerita dua bunda ini tentang BPJS...
katanya nolongin orang yang ga mampu tapi kenyataan bnyak yang terlantar ...dan kurang terurus..
kapan sadarnya pemerintah tentang ini... miris bngt... di negara berkembang memang sebagian kayak gtu kali yah... karena terlalu bnyak penduduk jadi sebagian besar ga keurus dan hanya mementingkan uang,..
ada uang siap layani... hadduuhhh hhaadduuhhhh....
 
  #4  
Old
Ichana...
 
Location: Tj.priok jakut
Posts: 1,504
 
Ya,,allah,,trrrnyta miris bnget yah,,!! Jd sedih bacanya
gk kbyang rrsa sakitnya kya gmna

tp sy mau nnya bpjs tue kan da 3 tinggkat yg petma klas 1,klas 2,dan kelas 3.. Pa plyananya juga sm ja ya,,mskipun bpjsnya d klas 1 or klas 2,,
ok..klo ngmbil klas 3 sie mngkin plyanannya gk memuaskan krna klas 3 tue d biayai drri pemerrintah sbsarrr 25%,,tp klo yg klas 1 dan klas 2 tue kan ikutnya bpjs mandiri atau bsa d bilang yg nanggung perusahaan yg stiap bulannya ngmbil dri uang gaji sbesar 45-50% pa tue ttp playanannya juga gk memuaskan,,??
 
  #5  
Old
mamaAR...
 
Location: Kota Lumpur
Posts: 1,372
 
Ya Allah...miris bgt bacanya.
Bner ya org miskin gk boleh sakit...
Mkanya suami gk mw daftarin aq BPJS...
Kmrn ttnggaQ jg melahirkan di slh 1 RS pke BPJS...
Msa melahirkan disuruh antri n gk di tangani...dbiarkan tidur di ugd tnp dicek uda pembukaan brpa,
Dy brgkt shubuh bru trtangani jam 3sore jam 7mlm melahirkan.

Bunda Ananda...
Selamat ya da melahIrkan,
Moga dedeknya jdi anak yg sholeh,amien.
Mmg bunda jdi melahirkan di RS siloam tha?
 
  #6  
Old
errin2...
 
Posts: 1,976
 
Replying to: View Post
Ga tau deh kalo disebutnya puskesmas paso coz plang dpannya puskesmas jagakarsa,oh hari rabu aj yah?kalo puskesmas ps.minggu di dkt mana ya?ngantri panjang ga disana bun??
Iya bun d puskesmas paso jdwal usg cuma hri rabu aja..
Dtg'a pagi" bun, jam stgah 7 pagi dh dtg ksana ambil no antrian biar dpt bagian usg nya lbh cpt..
Puskesmas ps.minggu puskesmas yg d kebagusan bun yg pas d pinggir jln..
 
  #7  
Old
poutin...
 
Location: Bandar Lampung
Posts: 2,424
 
Replying to: View Post
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Citra buruk atas pelayanan Rumah Sakit milik pemerintah sepertinya masih menjadi permasalahan umum saat ini. Pasalnya, karena tidak mendapatkan pelayanan baik, seorang pasien ICU ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati dihinggapi banyak semut pada selang infus pada tangan kirinya.

Kondisi memilukan tersebut dirasakan oleh Habibie Rezky Anandra, anak berusia 6 bulan dari pasangan Ujuang Hendra (29) dan Dessy Trisnawati (29) Yang mengalami pembengkakan limpa hati dan gangguan pernapasan paru-paru saat menjalani perawatan di ICU RSUP pada Jumat (16/5/2014) lalu.

Tidak hanya itu, pelaksanaan program Badan penyelenggara Jaminan Sosial (PBJS) Kesehatan yang tidak berjalan baik pun membuat pihak keluarga harus mengeluarkan uang hingga sebesar Rp 8 juta untuk bisa masuk ke dalam ruang perawatan ICU.

"Kita sudah usahain cari uang buat masuk ICU, karena pakai kartu BPJS (Kesehatan-red) sudah sehari semalem nggak ditanganin. Pas masuk kita memang langsung ditangani, tapi pas ditanya bayar pribadi atau program (BPJS-red) anak saya dianggurin sampai tangan infusannya disemutin," jelas Dessy Trisnawati sedih.

Nasib naas ternyata kembali terjadi dan harus dirasakan lagi oleh Habibie. Karena tidak mendapatkan pelayanan baik, kedua tangan yang ditempatkan selang infus menjadi bengkak dan penuh cairan. Sehingga dengan terpaksa tim dokter memilih untuk menempatkan saluran infus pada bagian kepala bocah malang itu Saat ini.

"Saya sudah bingung, nggak kuat perasaan liat anak saya kayak begitu. Allah kenapa tega semua begitu, jadi sebenarnya apa gunanya BPJS (Kesehatan-red) sekarang, kalau pakai kartu itu masih nggak dapat perlakuan yang baik dari rumah sakit," jelasnya kembali terisak.

Sementara itu, Biro Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Diah mengatakan upaya pertolongan kepada seluruh pasien, khususnya berstatus kritis seharusnya dilakukan penindakan cepat. Karena, baik pasien yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan ataupun tidak, keselamatan pasien harus didahulukan oleh pihak rumah sakit.

Selain itu, dirinya beralasan kalau BPJS Kesehatan juga memberikan kesempatan kepada keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi di loket BPJS Kesehatan pada setiap rumah sakit milik pemerintah seiring dengan dirawatnya pasien, apabila pasien diketahui belum terdaftar sebagai anggota BPJS.

"Sesuai kode etik (kedokteran-red) setiap pasien mendapat hak atas keselamatan, khususnya dalam kondisi kritis. Karena hal itu (terdaftar dalam BPJS Kesehatan-red) bukan menjadi masalah," jelasnya kepada Warta Kota Jumat (16/5/2014).

Tidak Terpuji

Tidak hanya mendapat pelayanan buruk dari RS Fatmawati, pihak keluarga juga mendapat perlakuan dan tanggapan buruk dari beberapa suster serta dokter yang bertugas di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Pasalnya, di tengah perasaan khawatir pihak keluarga atas kondisi Habibie yang terus memburuk, pihak rumah sakit tidak mengambil langkah dan upaya pertolongan yang cepat. Seorang dokter yang diketahui bernama dokter Eka yang bertugas di ruang ICU itu justru meminta pihak keluarga untuk menyelesaikan administrasi pasien terlebih dahulu.

"Saya cuma mau tahu gimana keadaan keponakan saya, tapi dokternya balas tanya sudah urus administrasi atau belum. Saya tanya lagi ke dokternya kenapa nggak ditangani dulu, tapi dokternya malah jawab nggak perduli," ujarnya Shinta (23) tante dari Habibie sedih.

Namun pada percakapan singkatnya dengan sang dokter selama sekitar lima menit itu, dirinya mencatat satu pernyataan tidak terpuji yang disampaikan langsung oleh sang dokter. Dengan nada tinggi, sang dokter mengungkapkan kalau dirinya tidak mau menangani Habibie yang sudah dalam keadaan kritis.

"Memangnya bayarnya pakai apa? Saya juga nggak mau ngurus pasien yang kayak beginian (BPJS Kesehatan-red). Mendingan udah dibawa pulang aja, soalnya juga banyak pasien yang mau pakai ruang ICU ini," jelas Shinta menirukan ucapan tidak terpuji sang dokter.

Sebagai orang awam, menurutnya, ungkapan sang dokter tersebut sudah menyalahi kode etik dan sumpah profesi yang diketahuinya menjunjung tinggi keselamatan pasien. Dirinya pun mengaku merasa kecewa dan terkejut saat mendengar pernyataan sang dokter tersebut.

"Kalau begitu artinya dokter sama sekali nggak perhatian dan nggak optimis untuk nyelamatkan nyawa pasien. Terus maksudnya pasien itu objek, kita lagi bingung mikirin bagaimana kondisi adik, dokternya malah merespon kasar begitu," ujarnya bingung.

Warta Kota yang menyempatkan diri berkeliling di RSUP Fatmawati masih melihat suasana ruang ICU dan pendaftaran RSUP Fatmawati yang ramai dan dipenuhi keluarga serta pasien yang masih mengantre untuk mendapatkan perawatan.

Terlihat miris, banyak pasien yang terkulai lemas hanya bisa bersandar di bangku panjang ruang tunggu pendaftaran yang berada di lobbi rumah sakit. Sedangkan beberapa pasien lainnya terlihat terbaring lemah di lantai ruang tunggu ICU yang hanya disekat di lokasi yang sama.

Sementara itu, mengetahui perihal tidak baiknya pelayanan RSUP Fatmawati tersebut, pihak rumah sakit terlihat menutup diri dari Warta Kota. Pada beberapa kesempatan, Warta Kota yang hendak menemui Kepala RSUP Fatmawati dan Kepala Humas RSUP Fatmawati justru menerima perlakuan buruk dan pengusiran dari beberapa petugas keamanan RSUP Fatmawati yang berjaga.
Untungnya gag semua rumah sakit seperti itu ya bun, soalnya temen2 ku yg melahirkan pake BPJS langsung cepat ditangani malah di rumah sakit swasta
 
Add pin baru ya : 548F160A
  #8  
Old
errin2...
 
Posts: 1,976
 
Replying to: View Post
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Citra buruk atas pelayanan Rumah Sakit milik pemerintah sepertinya masih menjadi permasalahan umum saat ini. Pasalnya, karena tidak mendapatkan pelayanan baik, seorang pasien ICU ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati dihinggapi banyak semut pada selang infus pada tangan kirinya.

Kondisi memilukan tersebut dirasakan oleh Habibie Rezky Anandra, anak berusia 6 bulan dari pasangan Ujuang Hendra (29) dan Dessy Trisnawati (29) Yang mengalami pembengkakan limpa hati dan gangguan pernapasan paru-paru saat menjalani perawatan di ICU RSUP pada Jumat (16/5/2014) lalu.

Tidak hanya itu, pelaksanaan program Badan penyelenggara Jaminan Sosial (PBJS) Kesehatan yang tidak berjalan baik pun membuat pihak keluarga harus mengeluarkan uang hingga sebesar Rp 8 juta untuk bisa masuk ke dalam ruang perawatan ICU.

"Kita sudah usahain cari uang buat masuk ICU, karena pakai kartu BPJS (Kesehatan-red) sudah sehari semalem nggak ditanganin. Pas masuk kita memang langsung ditangani, tapi pas ditanya bayar pribadi atau program (BPJS-red) anak saya dianggurin sampai tangan infusannya disemutin," jelas Dessy Trisnawati sedih.

Nasib naas ternyata kembali terjadi dan harus dirasakan lagi oleh Habibie. Karena tidak mendapatkan pelayanan baik, kedua tangan yang ditempatkan selang infus menjadi bengkak dan penuh cairan. Sehingga dengan terpaksa tim dokter memilih untuk menempatkan saluran infus pada bagian kepala bocah malang itu Saat ini.

"Saya sudah bingung, nggak kuat perasaan liat anak saya kayak begitu. Allah kenapa tega semua begitu, jadi sebenarnya apa gunanya BPJS (Kesehatan-red) sekarang, kalau pakai kartu itu masih nggak dapat perlakuan yang baik dari rumah sakit," jelasnya kembali terisak.

Sementara itu, Biro Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Diah mengatakan upaya pertolongan kepada seluruh pasien, khususnya berstatus kritis seharusnya dilakukan penindakan cepat. Karena, baik pasien yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan ataupun tidak, keselamatan pasien harus didahulukan oleh pihak rumah sakit.

Selain itu, dirinya beralasan kalau BPJS Kesehatan juga memberikan kesempatan kepada keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi di loket BPJS Kesehatan pada setiap rumah sakit milik pemerintah seiring dengan dirawatnya pasien, apabila pasien diketahui belum terdaftar sebagai anggota BPJS.

"Sesuai kode etik (kedokteran-red) setiap pasien mendapat hak atas keselamatan, khususnya dalam kondisi kritis. Karena hal itu (terdaftar dalam BPJS Kesehatan-red) bukan menjadi masalah," jelasnya kepada Warta Kota Jumat (16/5/2014).

Tidak Terpuji

Tidak hanya mendapat pelayanan buruk dari RS Fatmawati, pihak keluarga juga mendapat perlakuan dan tanggapan buruk dari beberapa suster serta dokter yang bertugas di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Pasalnya, di tengah perasaan khawatir pihak keluarga atas kondisi Habibie yang terus memburuk, pihak rumah sakit tidak mengambil langkah dan upaya pertolongan yang cepat. Seorang dokter yang diketahui bernama dokter Eka yang bertugas di ruang ICU itu justru meminta pihak keluarga untuk menyelesaikan administrasi pasien terlebih dahulu.

"Saya cuma mau tahu gimana keadaan keponakan saya, tapi dokternya balas tanya sudah urus administrasi atau belum. Saya tanya lagi ke dokternya kenapa nggak ditangani dulu, tapi dokternya malah jawab nggak perduli," ujarnya Shinta (23) tante dari Habibie sedih.

Namun pada percakapan singkatnya dengan sang dokter selama sekitar lima menit itu, dirinya mencatat satu pernyataan tidak terpuji yang disampaikan langsung oleh sang dokter. Dengan nada tinggi, sang dokter mengungkapkan kalau dirinya tidak mau menangani Habibie yang sudah dalam keadaan kritis.

"Memangnya bayarnya pakai apa? Saya juga nggak mau ngurus pasien yang kayak beginian (BPJS Kesehatan-red). Mendingan udah dibawa pulang aja, soalnya juga banyak pasien yang mau pakai ruang ICU ini," jelas Shinta menirukan ucapan tidak terpuji sang dokter.

Sebagai orang awam, menurutnya, ungkapan sang dokter tersebut sudah menyalahi kode etik dan sumpah profesi yang diketahuinya menjunjung tinggi keselamatan pasien. Dirinya pun mengaku merasa kecewa dan terkejut saat mendengar pernyataan sang dokter tersebut.

"Kalau begitu artinya dokter sama sekali nggak perhatian dan nggak optimis untuk nyelamatkan nyawa pasien. Terus maksudnya pasien itu objek, kita lagi bingung mikirin bagaimana kondisi adik, dokternya malah merespon kasar begitu," ujarnya bingung.

Warta Kota yang menyempatkan diri berkeliling di RSUP Fatmawati masih melihat suasana ruang ICU dan pendaftaran RSUP Fatmawati yang ramai dan dipenuhi keluarga serta pasien yang masih mengantre untuk mendapatkan perawatan.

Terlihat miris, banyak pasien yang terkulai lemas hanya bisa bersandar di bangku panjang ruang tunggu pendaftaran yang berada di lobbi rumah sakit. Sedangkan beberapa pasien lainnya terlihat terbaring lemah di lantai ruang tunggu ICU yang hanya disekat di lokasi yang sama.

Sementara itu, mengetahui perihal tidak baiknya pelayanan RSUP Fatmawati tersebut, pihak rumah sakit terlihat menutup diri dari Warta Kota. Pada beberapa kesempatan, Warta Kota yang hendak menemui Kepala RSUP Fatmawati dan Kepala Humas RSUP Fatmawati justru menerima perlakuan buruk dan pengusiran dari beberapa petugas keamanan RSUP Fatmawati yang berjaga.
Ko bsa sampe d perlakukan kya gtu ya ?
Toh ikut bpjs juga bayar kan tiap bulan..
Saya juga gk ikut bpjs, ada nya cuma krtu kjs(kartu jakarta sehat) aja, dan itu bsa d pake nya d puskesmas sesuai sama wilayah saya tnggal dan kjs(kartu jakarta sehat) bsa untk lahiran normal d puskesmas gratis, kcuali infus kalo infus bayar sndiri gk bsa pake kjs yg bsa pake kjs lahirannya aja..
Dan itu saya dpt scara cuma" dr RT d wilayah saya,,
Tp mnurut bapak saya, saya udah d dftarin d RT jd lgsung dpt kjs itu..
 
  #9  
Old
winda ...   TS 
 
Posts: 223
 
Iya bunda-bunda miris bangeet saya tiap kali baca berita ttng pelayanan BPJS, dan ga sekali aja nih saya baca saya juga pernah baca diforum ini juga, tp luma judul threadnya ...

saya kan ada asma bund, skrng hamil 5bln, sy awalnya pengen buat BPJS untuk jaga2 karena biaya SC ngga sedikit ..

tpii tiap kali Baca ttng BPJS miriiiis bund saya ..

Mudah2an bunda2 disini semuanya diberi kesehatan & kelancaran yahh ..
 
  #10  
Old
rusha...
 
Location: Sukabumi
Posts: 43
 
Saya lahiran pake bpjs...alhamdulillah pelayanannya lumayan. Pinter2 milih Rs aja bun...
 
  #11  
Old
bunda ...
 
Posts: 347
 
nangissssssss
org susah mkin susah aja ya bun

sy jg pny bpjs bun, dan smpt sy pake untuk berobat..Alhamdulillah pelayanannya baik bun..
malah pas sy mau byr umum, krywannya blg pake bpjs aja bu.. syg bpjsnya..gtu
 
  #12  
Old
Indah ...
 
Location: denpasar
Posts: 476
 
miris banget bacanya....BJPS nya percuma kl gitu
 
  #13  
Old
jesjes...
 
Posts: 927
 
Duh ngak nyangka ada RS tega bgtuan ya Tuhan
 
There's got precious in my womb and he's my everything , my life and my soul.. mummy daddy loves you
  #14  
Old
Maysha...
 
Posts: 542
 
Penglmnku melahirkan kmrn pake KJS bun(des 13) di RSUD diJakBar, pagi sy mang USG disna krn lwt HPL dan ternyata plasenta sdh pengapuran akhirnya dr. suruh dikeluarin bayinya takut puasa didlm. Pas antri USG sy dpt kenalan dan nasibnya sm sdh lwt HPL dan lsg pesen kamar. Singkatnya sy baru masuk malamnya dgn bantuan tetangga yg krja disitu (kkn lah) sy masuk UGD, dan byk bgt pasien KJS diUGD yg sdg antri. Alhamdulillah sy cpt dpt kamar, palingan nunggu 1jam suami urus surat2 dlu(km blm daftar KJS). Pas di ruang bersalin ketemu sm kenalan yg USG siang dia lg diperiksa sm dokter, akupikir nti giliranku diperiksa jg, tp dokter ga pernah dtg periksa hnya suster2 n bidan2 yg bolak2 ngecek janin n kesehatanku, stlh itu susternya yg tlpnin dokternya, jd dokternya hnya via telpn. Alhamdulillah kelahiran putraku lancar ga smpe caesar bisa normal dgn induksi dgn bantuan suster2 n bidan2. Dokter hnya cek sekali2nya pas mao pulang itu cm dipegang2 perutnya (formalitas doang x yeh..)
Jd, kesmpulanku klo pke KJS/BPJS tdk mendptkan pelayanan sprti byr pribadi(misal: dokter), dan sy masuk cepat ditangani mungkin ya krna kkn itu yah..
Tp byk kok barengan sy pasien yg pke KJS yg lairan normal maupun SC, tdk ada keluhan/masalah pelayanan (kebetulan aja x yah ga ketemu)..
 
268Design Menerima Jasa Design Grafis dan Printing dan Web Design
BB : 285D554E
HP : 0838 7103 6117
  #15  
Old
Sevia ...
 
Location: Pekanbaru, Riau
Posts: 417
 
BPJS adalah program pemerintah yang bagus sebenarnya, tapi banyak oknum2 RS, terutama RS Pemerintah, yang memperlakukan pasien BPJS dengan remeh...
Dengan program apapun, seharusnya pelayanan RS tidak dilihat dari pasien BPJS atau Pasien umum...bayar atau tidak Perlakuan terhadap pasien harus manusiawi...
benar ga bun???
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Pelayanan suster suster di RSIA Bunda Jakarta (Menteng) yang sangat buruk -- Diskusi Umum 15
sedih dapat berita buruk dari sahabat ku -- Ngobrol Apa Saja 20
First USG Berita Baik=Hamil & Berita Buruk=Kista -- Diskusi Umum 6
sedih n kecewa dgn pelayanan BPJS yg baru -- Diskusi Umum 45
Ruwetnya BPJS untuk pelayanan persalinan -- Diskusi Umum 80


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 02:32.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com