iya saya paham bund, sedikit banyak kita hampir sama..., bunda harus tetap sabar, klo memang sudah tidak kuat untuk bertahan tinggal bersama, bicarakan baik2 dengan suami untuk keluar dari rumah mertua, karna memang anjuran agama, sebaiknya jika sudah menikah keluar dari rumah ortu... setidaknya dengan berpisah rumah akan mengurangi gesekan2 yg ada.
kita ga bisa memaksakan mertua paham perasaan kita, wajar ketika seorang ibu memiliki kecemburuan pada menantu perempuanya (saya nulis ini sambil mbrebes bund, karna saya jg alami).. setelah segala hal yg ia lakukan untuk anaknya dan dia merasa akan "kehilangan anaknya".. ia bahkan mungkin tak peduli walau itu mungkin menyakiti hati menantunya.. serahkan semua pada Yang Maha Adil Bund..
klo soal penghasilan, saya memang memisahkan penghasilan suami dan penghasilan saya, suami saya guru swasta yg mungkin gajinya lebih rendah dari buruh pabrik dan saya jg tidak tau berapa tepatnya penghasilan suami diluar gajinya (side job fotografer), dan saya jg tidak menuntut untuk tau kemana saja uangnya dihabiskan, walau menurut saya uang yg diberikan suami masih jauh dr ideal tapi saya jg ga protes bund, saya berusaha ttp bersyukur dan ikhlas.. saya ndak peduli klo semua uang diberikan semua pada ortunya.. toh itu masih ortunya.. yg bahkan belum bisa mengganti semua yg telah mertua berikan untuk membesarkan dia..
begitu juga sebaliknya... saya berprinsip uang saya adalah uang saya pribadi, penghasilan saya adalah hak saya sepenuhnya (dengan kesadara bahwa uang yg saya dapat dari bekerja adalah waktu yg seharusnya menjadi hak suami saya), berapapun saya mau berikan ke orang tua saya, saya tidak pernah minta izin suami untuk itu... itu memang kesepakatan diantara kami soal membagi penghasilan kepada ortu.
saya tidak menyalahkan bunda, hanya saja pergi dari rumah tidak menyelesaikan masalah.. dilarang dalam agama bund, kecuali memang suami bunda sudah mengijinkan bunda untuk sementara menenangkan diri dirumah ortu, jika situasi sudah tenang, bicarakan baik2 tentang visi keluarga bunda kedepan dengan suami.. klo masalahnya hanya tidak tahan sikap mertua, mintalah suami untuk tdk tinggal bersama ortu..
---------- Post added at 17:31 ---------- Previous post was at 16:48 ----------
betul Bund, suami itu memang punya kewajiban nafkah terhadap istri.. tp bukan cuma istri, ortu juga...bahkan saudara perempuan yg belum menikah.
menurut saya bukan
"uang suami adalah uang istri", tetapi
"uang suami ada hak istri didalamnya".. artinya yg berhak atas uang suami bukan hanya istri saja.
"klo suami mau kasih uang ke ibunya istri juga berhak tau agar tidak salah paham dan tidak terjadi pertengkaran" >> pertanyaanya, kenapa harus salahpaham dan bertengkar? saya rasa itu hanya masalah tentang komunikasi dan saling memahami.. suami berkewajiban menafkahi istri bukan serta merta menjadikan istri berhak tau segala hal tentang keuangan suami betul ga?
"walaupun si istri bekerja tapi tetap istri berhak atas uang suami..." >> betul
"harta istri tetap milik istri" >> betul jika harta istri didapat dari hak warisnya ato dari pekerjaanya sebelum menikah, tetapi saya punya pandangan berbeda terhadap harta istri dri hasil kerja setelah menikah : istri adalah hak suami, ketika seorang istri bekerja, maka harus dengan izin suami... artinya jika suami tdk mengizinkan kita bekerja bukankah kita jg tdk mungkin punya penghasilan, bukankah waktu yg kita pakai untuk bekerja adalah waktu yg seharusnya adalah hak suami (mengurus rumah tangga, anak, suami, dll) maka ketika kita mendapatkan penghasilan/harta dari bekerja, maka menurut saya pribadi,
ada hak suami saya dalam penghasilan saya juga walau mungkin agama tidak mewajibkan istri untuk men sodaqah kan penghasilan untuk biaya rumah tangga. jdi intinya saya setuju pendapat bunda
kesimpulanya, semua yg saya tulis tidak dimaksudkan untuk mengatakan suami tidak berkewajiban menafkahi istri tetapi hanya ingin mengatakan, bahkan suami kita memiliki kewajiban yg sangat utama untuk memuliakan orangtuanya selain kepada istrinya... surga seorang laki2 ada pada ibunya, dan surga seorang istri ada pada suaminya, itu saja.