Bunda mo curhat,
Saya dan suami menikah dan tinggal di rumah mertua (masih lengkap), karena suami anak tunggal.
Awalnya hubungan kami baik2 dan rukun saja, saya menghormati & menggangap ibu mertua seperti ibu sendiri.
Ibu mertua juga baik dan perhatian kepada saya.
Semuanya bermula ketika saya mengandung & melahirkan bayi laki2.
Kebetulan mereka sangat menginginkan cucu laki2. Terkabul lah.
Ibu mertua menjadi kepoh & over acting, setiap hari si adek selalu dimandikan oleh nya, diajak main & keluar olehnya, setiap pagi bangun tidur pasti ditengok si adek, ganti popok, minum susu, dll.
Aktifitas siang & sore, si adek diasuh oleh mertua, kecuali jika mereka pergi, si adek dikembalikan ke saya.
Keduanya kerap berebut menggendong cucu mereka.
Saat malam, si adek baru dikembalikan untuk tidur bersama saya & suami.
Mereka kerap membawa si adek keluar di depan rumah ( adek ditaruh di kereta dorong bayi ) dengan alasan supaya dilihat orang, dalam hati saya buat apa anak umur 3 bulan dilihat orang?
Diluar dingin & angin kencang, yang jelas dia bisa sakit.
Entahlah apa yang mereka pikirkan , yang jelas beda cara pikir & pola asuh merawat anak.
Bahkan ketika si adek rewel dan menangis saat digendongan saya, ibu mertua langsung datang tergopoh2 menyamber si adek dari gendongan saya.
Saya langsung pergi meninggalkan mereka.
Saya yang mengandung & melahirkan anak saya sendiri, kenapa ibu mertua yang berlagak seperti ibu kandung nya?
Seharusnya saya berterima kasih kepada ibu mertua, dia membantu merawat si adek, memandikan, menggendong, mengajak becanda dll, tapi sebaliknya saya merasa sedih & sakit.
Saya bisa merawat si adek sendiri, tapi kenapa ibu mertua selalu kepoh & overacting / over protektif?
Saya tidak pernah bercerita kepada suami saya, karena dia pasti akan selalu berpihak pada ibu nya.
Sering bermimpi alangkah senangnya jika tinggal di rumah sendiri ( tanpa ada org ke-3), semuanya dilakukan sendiri alias mandiri. Tapi itu tidak mungkin.
Awal2 nya saya merasa stress, berat badan sempet turun, gerah & rese dengan tingkah laku ibu mertua, tapi lama kelamaan saya berfikir, untuk menerima & melepaskan, "biarlahh, ambil saja anak ku , biarlah kau yang urus"
Selama itu saya tidak pernah melawan/ beradu mulut dengan ibu mertua, semuanya saya terima & telan sendiri.
Pingin rasanya pulang ke rumah orang tua sendiri, kalo ga mikir ada si adek.
Sampai sekarang juga , saya masih menghormati beliau, Beliau juga masih bertegur sapa, hanya saja saya rasanya beda , tak seindah dulu.