Halo bun, saya bru plg dr rs.mitra kemayoran. Anak saya uda 3 hari bintik2 kaya campak.tp dia aktif dan gak panas bdanya. Hanya bercak merah diseluruh bdan. Ttrnyata kena campak jerman. Kata doktter gak berbahaya u/ anak. Dan tdk prlu pnaganan khusus. Bahkan ada imunisasi virus ini biar dpt mnghindari campak jerman. Tapi pnyakitt ini sangat menularloh bun. Mkanya dokttter suru anak saya dirumah dlo jgn konttak dgn anak lain. Dan paling pentting.jgn dkettin IBU HAMIL. Saya gak tanya de kenapa..saya cuma uda sdiki ttenang klo pyakit anak saya gak berbahaya.asal bs makan rutin istirahan.bs smbuh sndiri..
Saya cari digoogle tttuh ttg pnyakit ini. Ternyatta bahaya sekali buat ibu hamil.
Klo bunda yg lagi hamil..lg dirumah skit/ dimana gtu.liat anak yg gejala yg sama ama campak jerman .dihindari ya bun. Ini saya copy di google:
Rubela Si Campak Jerman, Ringan Pada Anak Berbahaya Pada Ibu Hamil
Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Infeksi yang terjadi pada anak-anak biasanya lebih ringan dan sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Virus ini menular lewat udara. Namun Rubela yang ditularkan oleh ibu kepada bayinya, sangat berbahaya. Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan beresiko cacat. Virus Rubela memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu.
Rubella atau biasa disebut Campak Jerman berbeda dengan campak biasa yang hanya menyerang saluran pernapasan dan terkadang menyerang sel saraf juga. Rubella dapat menyerang bagian saraf atau otak yang kemudian manifestasinya baru kebagian kulit ditandai dengan timbul bercak merah seperti campak biasa.Virus Rubella biasanya hidup didaerah tropis, subtropis, atau juga pada daerah yang memiliki musim semi. Virus ini akan mati pada suhu dingin yaitu -20 derajat celcius dan masa inkubasi virus ini dari gejala flu ringan hingga muncul bintik-bintik merah dapat terjadi pada kurun waktu 7 sampai 20 hari.
Virus ini tidak memerlukan perantara dalam penularannya, tetapi melalui percikan ludah penderita atau kontak langsung dengan penderita, dapat menular lewat udara. Virus ini juga bisa menular melalui cairan tubuh seperti keringat. Jika daya tahan tubuh kuat maka virus tersebut akan mati, dan sebaliknya jika daya tahan tubuh lemah maka virus ini akan bertahan dalam tubuh.
Gejala
Pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Demam diatas 38 derajat Celsius.
Mata terasa nyeri.
Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh.
Kulit kering.
Sakit pada persendian.
Sakit kepala.
Hilang nafsu makan.
Dianjurkan selama diisolasi sekurang-kurangnya 4 hari setelah gejala bintik-bintik merah muncul.
Rubela Pada Ibu Hamil
Rubella yang juga sangat berbahaya bagi ibu hamil. Virus Rubella memang tidak hanya menyerang ibu hamil, tetapi efek yang diakibatkan virus ini patut diwaspadai oleh ibu hamil karena bisa menyebabkan keguguran, terganggunya perkembangan pada janin, hingga terjadinya kelainan saat proses kelahiran. Dan terakhir, ada dugaan sementara bahwa Virus Rubella yang menyerang ibu hamil dapat menyebabkan anak mengalami autisme.
Untuk itu sebelum merencanakan kehamilan ada baiknya Anda mendeteksi terlebih dahulu ada tidaknya virus ini dalam tubuh dengan melakukan serangkaian tes yang disebut tes TORCH. Namun bagi seorang ibu yang sudah terkena Virus Rubella sebelum hamil maka ketika hamil ia malah memiliki kekebalan tubuh terhadap virus tersebut, kekebalan tubuh si ibu terhadap Virus Rubella itu akan ikut masuk ketubuh janin dengan begitu, janin tidak akan terkena Rubella hingga kemudian si anak lahir dan berusia satu tahun.
Pada dewasa gejala awal tersebut sifatnya ringan bahkan sama sekali tidak timbul. Ruam (kemerahan pada kulit) pada awalnya muncul di wajah dan leher lalu menyebar ke seluruh badan, dan berlangsung 3 hari. Dan Pada langit-langit mulut timbul bintik-bintik kemerahan.
infeksi Rubella pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati atau gangguan terhadap janin. Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang mengalami Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulang ngilu, kelenjar belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari muncul bercak-bercak merah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Dokter tentunya juga tidak curiga bila tidak mendapat laporan dari ibu. Walaupun ibu tidak merasa apa-apa, tetapi akibatnya dapat fatal bagi janin. Berdasarkan data dari WHO, paling tidak 236.000 kasus Sindrom Rubella Kongenital terjadi setiap tahun di negara-negara berkembang dan dapat meningkat 10 kali lipat pada saat terjadi epidemi. Tidak semua janin akan tertular. Jika ibu hamil terinfeksi saat usia kehamilannya < 12 minggu maka risiko janin tertular 80-90 persen. Jika infeksi dialami ibu saat usia kehamilan 15-30 minggu, maka risiko janin terinfeksi turun yaitu 10-20 persen. Namun, risiko janin tertular meningkat hingga 100 persen jika ibu terinfeksi saat usia kehamilan > 36 minggu. Untungnya, Sindrom Rubella Kongenital biasanya terjadi hanya bila ibu terinfeksi pada saat umur kehamilan masih kurang dari 4 bulan. Bila sudah lewat 5 bulan, jarang sekali terjadi infeksi. Tetapi, sekali terjadi Sindrom Rubella Kongenital akibatnya mengerikan. Bayi mengalami katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran atau tuli, gangguan jantung, dan kerusakan otak. Di samping itu, bayi juga berisiko lebih besar untuk terkena diabetes melitus, gangguan tiroid, gangguan pencernaan dan gangguan syaraf (pan-encephalitis).
Mencegah Rubella Pada Kehamilan
Vaksinasi sejak kecil atau sebelum hamil. Untuk perlindungan terhadap serangan virus Rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan gondongan, dikenal sebagai vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella). Vaksin Rubella diberikan pada usia 15 bulan. Setelah itu harus mendapat ulangan pada umur 4-6 tahun. Bila belum mendapat ulangan pada umur 4-6 tahun, harus tetap diberikan umur 11-12 tahun, bahkan sampai remaja. Vaksin tidak dapat diberikan pada ibu yang sudah hamil.
Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil. Sebelum hamil sebaiknya memeriksa kekebalan tubuh terhadap Rubella, seperti juga terhadap infeksi TORCH lainnya.
Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah terinfeksi atau sudah divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena Rubella lagi, dan janin 100% aman.
Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau anti-Rubella IgM dan anti-Rubella IgG positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella atau baru divaksinasi terhadap Rubella. Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan sampai IgM menjadi negatif, yaitu selama 3-6 bulan.
Jika anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgM negatif berarti anda tidak mempunyai kekebalan terhadap Rubella. Bila anda belum hamil, dokter akan memberikan vaksin Rubella dan menunda kehamilan selama 3-6 bulan. Bila anda tidak bisa mendapat vaksin, tidak mau menunda kehamilan atau sudah hamil, yang dapat dikerjakan adalah mencegah anda terkena Rubella
Bila sudah hamil padahal belum kebal, terpaksa anda berusaha menghindari tertular Rubella dengan cara berikut:
Jangan mendekati orang sakit demam Jangan pergi ke tempat banyak anak berkumpul, misalnya Playgroup, sekolah TK dan SD Jangan pergi ke tempat penitipan anak Sayangnya, hal ini tidak dapat 100% dilaksanakan karena situasi atau karena orang lain yang terjangkit Rubella belum tentu menunjukkan gejala demam. Kekebalan terhadap Rubella diperiksa ulang lagi umur 17-20 minggu.
Bila ibu hamil mengalami Rubella, periksalah darah apa benar terkena Rubella.
Bila ibu sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik merah, pastikan apakah benar Rubella dengan memeriksa IgG danIgM Rubella setelah 1 minggu. Bila IgM positif, berarti benar infeksi Rubella baru.
Bila ibu hamil mengalami Rubella, pastikan apakah janin tertular atau tidak
Untuk memastikan apakah janin terinfeksi atau tidak maka dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban (cairan amnion). Pengambilan sampel air ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan & kebidanan, dan baru dapat dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 22 minggu.
Bagi wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan serologi untuk Rubella. Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika si ibu sedang hamil atau kepada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, terapi kortikosteroid maupun penyinaran. Jika tidak memiliki antibodi, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah penyuntikan.
Pencegahan
Imunisasi MMR pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Vaksin rubella merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak=-kanak. Vaksin MMR diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan serologi untuk rubella. Jika tidak memiliki antibodi, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah penyuntikan. Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi penyinaran.
Semoga bermanfaat ya bun.dan Doakan anak saya segera sembuh.Amin.