| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | |
Replying to:
Salam kenal bunda Hong puff....iya bunda yang bukan wanita cengeng saja jadi mewek apalagi saya.....
Terima kasih ya bunda,saya hanya bisa berharap saya mendapatkan jalan terbaik untuk saya dan suami... | salam kenal kembali bu BeeLunna... semoga ibu mendapatkan jalan yang terbaik ya, kalau mau share ibu boleh kok diskusi sama saya,biasalah namanya rumah tangga,
walaupun saya tidak bisa membantu banyak, setidaknya ibu bisa sedikit lega karena sudah mengeluarkan uneg-uneg di hati.
| | | | | Location: Jakarta pusat
Posts: 373
| |
Replying to:
salam kenal kembali bu BeeLunna... semoga ibu mendapatkan jalan yang terbaik ya, kalau mau share ibu boleh kok diskusi sama saya,biasalah namanya rumah tangga,
walaupun saya tidak bisa membantu banyak, setidaknya ibu bisa sedikit lega karena sudah mengeluarkan uneg-uneg di hati. | Terima kasih bunda..iya sebenarnya saya ingin sekali curhat yaah walaupun mungkin kita tidak saling kenal.Tapi saya takut tidak mendapat respon baik....
Mungkin jika bunda berkenan,saya minta saran bunda....disini saya tidak punya saudara,apalagi teman tidak juga pernah keluar bepergian karena saya bukan orang sini.Ketika permasalahan muncul hanya menangis yang saya bisa.
Begini bun,beberapa minggu yang lalu ya saya habia melahirkan...bukannya bahagia malah saya amat sedih dan kecewa,tentang kondisi baby saya saat itu, dn tentang biaya RS yang diluar prediksi.Semua itu membuat saya kalut...untung tidak sampai babyblues.
Karena biaya masih kuarang jauh lantaran diluar prediksi,saya meminta tolong orang tua juga kakak saya tapi bukan uang yang saya dapat malah cacian makian dan memojokan saya sedemikiannya.Bahkan mama saya menyebut saya anak durhaka...padahal saya ngomong baik"dan itu pun saya pinjam bukan meminta.Orang tua saya termasuk orang berada karena itu saya meminta bantuan kepada mereka.
Satu kesedihan mendalam saya telan....k2 kondisi baby saya yang tidak mendapatkan perawatan juga pelayanan terbaik oleh RS masa cuma karena depositnya nyicil....k3 puncaknya kemarin malam,saya tidak habis pikir dengan suami.
Dalam kondisi apapun saya selalu mendukung,percaya dan tidak menuntut apa" kepada suami...apalagi saat ini suami sedang banyak masalah,saya berusaha menjadi istri yang baik namun perlakuan suami saya yang membuat saya kecewa.Saya mau walaupun tengah dirundung masalah,saya dan suami tetap solid memecahkan masalah bersama.Tapi suami malah berubah..saya sama sekali tidak dianggap,perubahan itu yang menyiksa saya bun.Walau saya sadar dan paham suami sedang stress,sudah saya bicarakan baik" tapi tidak pengaruh.Sampai akhirnya kemarin saya sudah seperti bom waktu,meledaklah semua,tangis pun pecah karena saya sudah tidak kuat.Saya cuma punya dia(suami)dan ank" disini....kekuatan saya tu suami tapi kalau seperti ini saya lemah,saya tidak sanggup...
Dan seketika entah perasaan saya kepada suami perlahan pudar,hari ini saja saya acuh...saya biasa sibuk menyiapkan segala keperluan kerjanya namun tadi saya siapkan seadanya saja tidak sedetail sebelumnya.
Bun,saya takut jika rasa cinta saya terhadap suami perlahan hilang seiring waktu dan seiring sikapnya.Saya harus bagaimana?sempat saya minta berpisah....mungkin keegoisan saya,biar saja lengkap penderitaan saya...kehilangan orang tua,tak punya saudara,teman dan saya siap kehilangan dia.
Hingga kini saya hanya bisa menangis,malas mengerjakan apapun meski begitu saya tetap konsisten mengurus anak".Saya juga khawatir dengan produksi Asi saya kalau saya stress begini...kasian beyii.Bun menurut bunda saya harus bagaimana?pernikahan ini baru 3 tahun,saya sadar jalan masih panjang tapi suami baru mendapat ujian begini membuatnya berubah.Gimana kalau kedepannya ujian yang kami alami lebih berat lagi??seberat apapun cobaan itu mudah"n saya bisa jalani asal berdua..saling menguatkan bukan seperti ini.Mengapa balasan yang saya dapat setelah menjadi istri yang baik untuknya malah begini....suami berubah cuek,tidak memperhatikan saya,pokoknya jadi hambar
Maaf bunda jadi curhat panjang begini..sekali lagi maaf,mungkin saya saja yang baper tapi saya butuh teman..butuh pelukan agar saya sedikit tenang
| | |
Replying to:
Terima kasih bunda..iya sebenarnya saya ingin sekali curhat yaah walaupun mungkin kita tidak saling kenal.Tapi saya takut tidak mendapat respon baik....
Mungkin jika bunda berkenan,saya minta saran bunda....disini saya tidak punya saudara,apalagi teman tidak juga pernah keluar bepergian karena saya bukan orang sini.Ketika permasalahan muncul hanya menangis yang saya bisa.
Begini bun,beberapa minggu yang lalu ya saya habia melahirkan...bukannya bahagia malah saya amat sedih dan kecewa,tentang kondisi baby saya saat itu, dn tentang biaya RS yang diluar prediksi.Semua itu membuat saya kalut...untung tidak sampai babyblues.
Karena biaya masih kuarang jauh lantaran diluar prediksi,saya meminta tolong orang tua juga kakak saya tapi bukan uang yang saya dapat malah cacian makian dan memojokan saya sedemikiannya.Bahkan mama saya menyebut saya anak durhaka...padahal saya ngomong baik"dan itu pun saya pinjam bukan meminta.Orang tua saya termasuk orang berada karena itu saya meminta bantuan kepada mereka.
Satu kesedihan mendalam saya telan....k2 kondisi baby saya yang tidak mendapatkan perawatan juga pelayanan terbaik oleh RS masa cuma karena depositnya nyicil....k3 puncaknya kemarin malam,saya tidak habis pikir dengan suami.
Dalam kondisi apapun saya selalu mendukung,percaya dan tidak menuntut apa" kepada suami...apalagi saat ini suami sedang banyak masalah,saya berusaha menjadi istri yang baik namun perlakuan suami saya yang membuat saya kecewa.Saya mau walaupun tengah dirundung masalah,saya dan suami tetap solid memecahkan masalah bersama.Tapi suami malah berubah..saya sama sekali tidak dianggap,perubahan itu yang menyiksa saya bun.Walau saya sadar dan paham suami sedang stress,sudah saya bicarakan baik" tapi tidak pengaruh.Sampai akhirnya kemarin saya sudah seperti bom waktu,meledaklah semua,tangis pun pecah karena saya sudah tidak kuat.Saya cuma punya dia(suami)dan ank" disini....kekuatan saya tu suami tapi kalau seperti ini saya lemah,saya tidak sanggup...
Dan seketika entah perasaan saya kepada suami perlahan pudar,hari ini saja saya acuh...saya biasa sibuk menyiapkan segala keperluan kerjanya namun tadi saya siapkan seadanya saja tidak sedetail sebelumnya.
Bun,saya takut jika rasa cinta saya terhadap suami perlahan hilang seiring waktu dan seiring sikapnya.Saya harus bagaimana?sempat saya minta berpisah....mungkin keegoisan saya,biar saja lengkap penderitaan saya...kehilangan orang tua,tak punya saudara,teman dan saya siap kehilangan dia.
Hingga kini saya hanya bisa menangis,malas mengerjakan apapun meski begitu saya tetap konsisten mengurus anak".Saya juga khawatir dengan produksi Asi saya kalau saya stress begini...kasian beyii.Bun menurut bunda saya harus bagaimana?pernikahan ini baru 3 tahun,saya sadar jalan masih panjang tapi suami baru mendapat ujian begini membuatnya berubah.Gimana kalau kedepannya ujian yang kami alami lebih berat lagi??seberat apapun cobaan itu mudah"n saya bisa jalani asal berdua..saling menguatkan bukan seperti ini.Mengapa balasan yang saya dapat setelah menjadi istri yang baik untuknya malah begini....suami berubah cuek,tidak memperhatikan saya,pokoknya jadi hambar
Maaf bunda jadi curhat panjang begini..sekali lagi maaf,mungkin saya saja yang baper tapi saya butuh teman..butuh pelukan agar saya sedikit tenang | dalam hidup ini, selalu ada masalah yang harus dijalani. intinya bersikap dan berpikir dengan positif.
1. masalah orang tua, mengapa sikap mereka sampai begitu kepada ibu? adakah masalah sebelumnya? tidak mungkin rasanya keluarga terdekat menolak memberikan bantuan jika mereka mampu, apalagi menyangkut keperluan cucunya.
2. masalah baby, ada masalah apa dengan kesehatan baby ibu, maksudnya tidak mendapatkan perawatan terbaik itu bagaimana? maaf saya jadi banyak bertanya,
3.masalah suami,
sebaiknya ibu mencari penyebab suami bisa berubah sikap jadi kurang bersahabat begitu? apakah ada masalah lain atau hanya di picu karena stress dengan masalah keuangan keluarga ibu saat ini,
dalam menghadapi masalah, carilah penyebabnya, baru kemudian solusinya, ibu banyak bersabar ya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. saya maklum dengan kesedihan ibu saat ini, namun ibu harus kuat dan mencari penyelesaian dengan baik, bercerai bukanlah solusi, kasihan anak-anak ibu ikut kena dampaknya.
| | | | | Location: Jakarta pusat
Posts: 373
| |
Replying to:
dalam hidup ini, selalu ada masalah yang harus dijalani. intinya bersikap dan berpikir dengan positif.
1. masalah orang tua, mengapa sikap mereka sampai begitu kepada ibu? adakah masalah sebelumnya? tidak mungkin rasanya keluarga terdekat menolak memberikan bantuan jika mereka mampu, apalagi menyangkut keperluan cucunya.
2. masalah baby, ada masalah apa dengan kesehatan baby ibu, maksudnya tidak mendapatkan perawatan terbaik itu bagaimana? maaf saya jadi banyak bertanya,
3.masalah suami,
sebaiknya ibu mencari penyebab suami bisa berubah sikap jadi kurang bersahabat begitu? apakah ada masalah lain atau hanya di picu karena stress dengan masalah keuangan keluarga ibu saat ini,
dalam menghadapi masalah, carilah penyebabnya, baru kemudian solusinya, ibu banyak bersabar ya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. saya maklum dengan kesedihan ibu saat ini, namun ibu harus kuat dan mencari penyelesaian dengan baik, bercerai bukanlah solusi, kasihan anak-anak ibu ikut kena dampaknya. | Terima kasih ya bun atas masukannya yang mendetail sehingga dapat saya pahami...terima kasih sudah mau menjabarkannya.
Masalah orang tua,saya memang melakukan kesalahan fatal sebelumnya...yaitu pindah agama menjadi muslim yang notabene amat ditentang oleh keluarga saya.Hampir 10 tahun tidak juga saya mendapat restu padahl saya sudah melakukan berbagai cara bahkan meminta maaf berkali" tapi tetap tidak diterima.Hanya alasan itulah bun yang membuat mereka tidak sudi membantu saya apalagi soal materi.
Masalah baby saya,RS tidak memberikan perawatan dan pelayanan yang tepat kenapa saya bilang begitu?Saya pernah melahirkan di RS tersebut sebelumnya dan ketika itu anak saya prematur tapi syukurnya tidak perlu perawatan intensif tapi segala test lab,gol darah,imunisasi,visit dokter anak pkoknya yang bersangkutan dengan anak lengkap.Sedang kemarin saya melahirkan anak k3 saya di RS yang sama...biaya jauh lebih besar tapi anak k3 saya tidak dapat apa yang anak k2 saya dapatkan,bahkan dokter anak tidak visit tidak memberitahu jika baby saya kemarin itu kuning terlebih lagi kondisinya saat baru lahir yang membiru di bagian kepala wajah sedangkan tubuhnya hanya kebiru"an sedikit.Saya tidak diberi penjelasan...tidak dapat imun awal kelahiran.Saya pontang panting mencari biaya tapi tidak mendapatkan apa yang seharusnya anak saya dapatkan...
Masalah suami,soal pekerjaannya soal atasannya yang sedang semerawut hingga berdampak kepada masalah finansial...sudah hampir 3 bulan masalah ini terjadi dan makin memburuk,saya sebagai istri mencoba tenang..tetap mendukung suami,menghibur,menenangkannya pokoknya tetap berpikir positif tentang semua hal yang terjadi.Saya pun berusaha tidak menyalahkan,ataupun menuntut suami...saya menerima keadaan walaupun harus amat sangat berhemat.Tapi saya tidak menyangka,apa yang selama ini saya lakukan untuknya tidak di anggap bahkan acuh dengan apa yang saya lakukan.Padahal saya berusaha tidak berubah...demi suami saya belajar lebih dewasa menyingkapi segala sesuatu meski sulit dan bertentangan dengan hati.
Saya terus bersabar bun demi anak namun apa boleh saya merasa lelah??saya sudah berusaha membicarakannya baik" tapi sia"...karena itu saya berpikir untuk berpisah saja.Tapi belum saya utarakan,saya masih berharap semua dapat diperbaiki.
Bun..saya akan coba menjalani apa yang bunda sarankan,semoga saya mampu menjadi lebih sabar dan lebih baik.
Sekali lagi terima kasih bun
| | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| |
jangan benci aku, mama
kisah yang sangat miris, tentang penyesalan seorang ibu yang meninggalkan anaknya.
Replying to:
dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun sam mencegah niat buruk itu. akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya angelica. Saya sangat menyayangi angelica, demikian juga sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. saat usia angelica 2 tahun sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. Telah berlalu sejak kejadian itu. saya telah menikah kembali dengan brad, seorang pria dewasa. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya. sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “tante, tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada mommy!” setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “tunggu…, sepertinya saya mengenalmu. siapa namamu anak manis?”
“nama saya elic, tante.”
“eric? Eric… ya tuhan! Kau benar-benar eric?” saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati…, mati…, mati… ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan eric melintas kembali di pikiran saya. Ya eric, mommy akan menjemputmu eric… sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
“mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“oh, brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” ttpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. .. ternyata tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan eric.. Eric… saya meninggalkan eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… air mata saya mengalir
dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau. “heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!” dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama eric yang dulu tinggal di sini?” ia menjawab, “kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘mommy…, mommy!’ karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…” saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“mommy, mengapa mommy tidak pernah kembali lagi…?
Mommy marah sama eric, ya? Mom, biarlah eric yang pergi saja, tapi mommy harus berjanji kalau mommy tidak akan marah lagi sama eric. Bye, mom…” saya menjerit histeris membaca surat itu.
“bu, tolong katakan… katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, bu! Tolong katakan..!!” brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila mommy-nya datang, mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … ia hanya berharap dapat melihat mommy-nya dari belakang gubuk ini… meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu nyonya di sana .
Nyonya,dosa anda tidak terampuni!”
saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara) |
| | | | | Location: sragen
Posts: 267
| |
bunda,,,, qw bener" terharu mmbaca cerita" bunda,,
tk trasa jga air mataku mngalir,,
bunda,,, qw jd pngen ketemu ibuku,,,, hiks,,hiks,, ;-(
aku akan senantiasa menunggu karuniaMu yang terindah itu ya Allah,,,
"Robbi habli minashollikhin"
Amiiiiiinnn | | | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| |
Ayah Kembalikan Tangan Dita
Replying to:
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar selalu meninggalkan anak-anak dan diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, adalah perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan saja oleh pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayunan di atas buaian yang dibeli Ayahnya, atau memetik bunga di halaman rumahnya. Suatu hari dia melihat sebatang paku berkarat. Si Anak pun mencoret lantai tempat mobil Ayahnya diparkirkan, namun karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Lalu dicobanya lagi pada mobil baru Ayahnya. Ya.. mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Kebetulan hari itu Ayah dan Ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. DIbuatnya gambar Ibu dan Ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri tersebut melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si Bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!"... Pembantu rumah yang tersentak mendengar jeritan itu pun segera berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan, lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan "Saya tidak tahu, Tuan". "Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yang kau lakukan?" hardik si isteri lagi.
Si Anak yang mendengar suara Ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Dita yang membuat gambar itu Ayahhh.. cantik.. kan...!", katanya sambil memeluk Ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si Ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan sang Anak. Si Anak yang tak mengerti apa apa menangis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan.
Puas memukul telapak tangan, si Ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan si Ibu hanya berdiam diri, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan pada sang Anak. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa. Si Ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah puas memukul, si Ayah masuk ke rumah diikuti si Ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si Anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si Ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si Anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!", jawab Bapak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si Ayah konon bermaksud ingin memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si Ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si Ibu pun demikian, meski setiap hari dia bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu...", jawab pembantunya ringkas. "Kasih panadol saja," balas si Ibu. Sebelum si Ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita sangat panas. "Yah, sore nanti kita bawa ke klinik," kata majikannya itu. Sampai saatnya si Anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter merujuk agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari dirawat inap dokter memanggil Bapak dan Ibu anak itu. "Tidak ada pilihan lagi..." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut… "Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawa anak Bapak dan Ibu, maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Bagaikan terkena halilintar si Bapak dan Ibu mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat diucapkan lagi.
Si Ibu meraung merangkul si Anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si Ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si Anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka Ayah dan Ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si Anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. Ibu.. Dita tidak akan melakukannya lagi… Dita tak mau Ayah pukul lagi. Dita janji tidak nakal lagi.. Dita sayang Ayah.. Dita sayang Ibu...", katanya berulang kali membuatkan si Ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti..." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris. "Ayaaah.. kembalikan tangan Dita..!! Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi..!! Bagaimana Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tidak akan coret-coret mobil lagi, Dita janji...!!!" katanya berulang-ulang.
Hancur hati si Ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si Anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf. Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran batin, sampai suatu saat sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yang tak bertepi... Namun, si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan Ayahnya.. Semoga bermanfaat dan dapat diambil Hikmahnya … Sekian dan salam berbagi... Sumber bindusabit |
| | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| | senyum terakhir part 1 Senyum Terakhir
: kisah nyata yg sangat menyedihkan cinta di balik tragedi
Written By Nita Marlina on Friday | 04:53
Replying to:
“ Pada akhirnya, kepergian seseorang mungkin menyakitkan akan tetapi akan selalu menjadi pelajaran bahwa kehilangan adalah jalan terakhir untuk membuat kita mengerti betapa berartinya seseorang dalam hidup kita.”
saat terakhir aku melihat jasadnya
Nama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala Rusia gitu. Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu. Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu ketika suatu hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.
Dengan setengah mengantuk gua angkat.
“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon
“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua
“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di Bandara nunggui loe..”
“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.
“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”
Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara. Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat. Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.
Seorang perempuan cantik menyapa gua di depan pintu kabin :
“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama gua
“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.
“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.
Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat. Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar gua ke kursi.
“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.
“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.
Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi bernafas lega menemukan gua di pesawat. Setelah menghela nafas. Gua tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.
Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue
“apaan ini?”
“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”
“oh.. makasih mbak.. “kata gua.
Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “
“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Anes..”
Dengan kebingungan dia membalas.
“kok bisa tau nomor aku?”
“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”
“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”
Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi. Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.
Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.
Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab
“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”
“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”
“memangnya kenapa?”
“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”
Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.
Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.
Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan terakhir…
“kok kamu mau jadi pramugari?”
“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””
“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.
“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”
“begitu ya?”
“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”
“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”
“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.
Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.
Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.
Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.
Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..
bersambung part 2
*** |
| | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| | sentum terakhir part 2 senyum terakhir part 2
Replying to:
Setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota. Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah. Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.
Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.
Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.
Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.
Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.
Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.
“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”
“jadi aku harus gimana?”
“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””
Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..
Setahun kemudian
Cinta sepertinya begitu rumit hubungan gua sama kekasih gua saat ini akhirnya berakhir. Gua menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika gua sendiri, menjalani hidup gua seperti biasanya. Suatu ketika gua kembali bertemu dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja di Mandala Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia sudah bekerja di Jakarta kembali di Sky Avination.
Ilma dan gua sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi gua tau, tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu. Jadi dari hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan gua menjad pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia menganggap gua adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Gua senang dia bisa mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi lebih baik.
Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya sama gua.
“bisa gak sih kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”
“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat ini saja aku sudah bahagia kok.. “
“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “
“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..
Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya gua menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati gua merasa sedih untuk pergi dari hidup dia, tapi gua harus lakukan semua yang menyakiti hati gua. Gua selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan ke gua. Walau gua selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Gua juga bilang kalau gua sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau itu bohong semata.
Suatu malam, gua mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk hari ulang tahunya. Gua senang, gua menjadi orang pertama yang mengucapkan hal itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.
“kamu nangis ya?”
“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa ngerayain ulang tahun ke 25..”
“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.
Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat gua terdiam.
“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”
“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yauda gapapa.. ngomong aja..”
“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.
“ kok kamu ngomong gitu?”
“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku.. ” ceritanya padaku
“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya gua..
“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup kamu.. bisa?”
“pasti..”kataku pendek.
Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir gua dengar darinya. Suara terakhir yang gua dengar darinya. Gua belum sempat memberikannya kado ulang tahun dan berjanji setelah gua enggak sibuk syuting gua pasti membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami tidak sempat bertemu. Akhirnya gua memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu edisi khusus yang gua beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura. Ilma menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih. Dan dia memberitahu kalau dia sudah sendiri.
Sebenarnya pada saat itu gua bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian tak begitu gua perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan gua. Sampai akhirnya dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada gua.
“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan gimana ?”
“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu aku kan?”
“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”
Kata kata itulah hal yang terakhir gua dapatkan darinya sebelum dua hari kemudian disaat gua terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah menghilang bersama kejadian pesawat sukhoi dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya gua uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry gua mati dan kehilangan semua data gua, saat gua coba back up. Hampir semua foto-foto Ilma dan kontaknya hilang. Gua pun berpikir untuk hubungin dia untuk minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya gua baru sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau Ilma adalah salah satu penumpang di pesawat sukhoi naas itu.
Hati gua hancur, perih dan sedih. Segera gua mencari tau keberadaan Ilma di bandara halim dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan pesawat sukhoi berkumpul. Pertama dalam hidup gua, akhirnya gua benar-benar melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.
Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat sukhoi ditemukan dan semua penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah gua menangis, menangis karena kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai gua dengan tulus. Penyesalan terberat yang tak bisa gua bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan sinyal untuk bersatu tetapi gua malah menunda itu terjadi.
Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya. Gua harus mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar terjadi. Dia selalu berkata sama gua, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko sekalipun.
Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah dari Pemerintah Rusia atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal yang tidak diharapkan oleh siapapun.
Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya. Keluarganya mungkin tidak seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..
Seperti yang ia minta sama gua, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak akan gua lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..
Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada mereka yang ia tinggalkan termasuk gua..
Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, gua bermimpi bertemu dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang gua gak pahami lewat pesan yang aneh
“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Anes.. “
Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa diketahui oleh saudaranya, akhirnya gua memberi tahu keluarga tentang kontrakan itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat gua bingung sampai akhirnya gua memandang langit di sekitar semanggi tempat pertama kali bertemu. Dari situlah gua paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah sebuah apartement..
Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu. Gua pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki unit disana. Gua memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa daripada cicilan sebelumnya gua berikan kepada kakaknya, gua berharap tempat itu menjadi tempat dimana kelak gua bisa mengenang dia sebagai bagian hidup, melihat senyum dia seperti pertama kali gua mengenalnya di atas langit-langit bumi.
Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang
Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan mencintaimu..
tamat
semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi sobat semua.
sumber: kisah nyata |
| | |
Replying to:
Diary Seorang Isteri yang diragukan kehamilanya oleh suami | sumpah.,, terharu biru diriku membacanya.
| | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| |
Replying to:
sumpah.,, terharu biru diriku membacanya. | ini thread pengisi waktu luang saja mama Ori...
namun jika di simak banyak hikmah yang bisa di ambil dari kisah-kisah tersebut.
semoga Allah senantiasa menjaga keutuhan rumah tangga kita dengan cinta, kejujuran, kesetiaan dan kasih sayang...amin.
| | |
Hahaha bener banget bun..
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |