| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | | suami suka berbohong,memukul & tidak mau melindungi istri,hrs bagaimana? Dear bunda,
Aq ingin nanya ni pendapat bunda untuk permasalahan aq..
Aq usia 38 tahun dan suami 36 tahun. Aq sudah dua tahun menikah, punya baby umur 8 bulan. Saat ini tinggal di rumah aq sendiri bersama ibu ku, anak q dan suami q ( bukan rumah dari suami aq ). Suami aq punya rumah sendiri, namun aq ijinkan itu di kontrakan dan uang hasil kontrakannya di gunakan untuk membiayai adik adiknya yang sudah yatim piatu (tersisa 2 adik yang belum tuntas, satu laki laki dan satu perempuan ). Suami q 6 bersaudara kandung dia anak ke tiga. Sebagai informasi saja saudara nya yang lain tidak ada yang mau keluar biaya untuk kehidupan adik nya atau mengorbankan tempat tinggalnya untuk biaya adik adiknya yang belum tuntas (mereka semua dapat satu kontrakan kecuali adik yang belum menikah, dan walaupun istrinya pada punya rumah jatah dari orang tuanya, mereka tetap menempatinya walau menempati sana sini). Setiap ada masalah keuangan mereka ribut main lempar lemparan tanggung jawab. Tapi aq menyuruh suamiq agar uang kontrakan di taru di rumah, dan uang itu ( 600rb perbulan ) kerap menjadi rebutan bagi saudara saudaranya baik yang menikah ataupun tidak menikah.
Sebagai informasi tambahan, pendidikan saya S1 ptn di depok dan suami saya SMA kejar paket C ( jadi karena wajah suami saya jelek dibandingkan saudaranya, dia dulu sudah hendak di buang keluarganya (ditaruh begitu saja di pinggir sungai di seberang dari rumahnya ketika air sungai pasang dan banjir), di kasih kasihin sama orang, dan akhirnya tidak bersekolah ( jadi karena kurang mampu, dia mengalah untuk tidak sekolah sedangkan saudara saudaranya di sekolahkan ) dan mencari sekolah sendiri dengan kejar paket, dan sempat masuk ke beberapa pesantren ) bekerja serabutan di puskesmas dengan status PHL.
Pekerjaan saya saat ini adalah wiraswasta (dulu saya bekerja dengan gaji dan jabatan lumayan namun keluar karena orang tua saya cuci darah dan harus saya tunggui ), saya menikahi dia karena yang saya tau dia ketika itu adalah seorang ust*d,(maaf saya tidak bermaksud apapun hanya agar saya dapat masukan yang pas ), seorang yang baik agamanya, dan saya dengan dia itu di jodohkan oleh guru ngaji saya, ketika itu guru ngaji saya bilang “ wi ada yang mau ni, guru ngaji, mau ga.. saya terima karena agama ). Ketika saya di jodohkan ke dia sebenarnya saya juga di tawarkan perjodohan sama anak seorang kombes (tetangga saya), tapi saya memilih dia karena dalam agama saya kita memilih harus menilik pada agama bukan harta. Ayah saya ketika saya akan menikah menasihati saya, ayahmenangis dan bilang “ sebenarnya yang saya ingin adalah kamu bahagia wi, yang kamu butuhkan adalah orang yang bisa menerima kamu apa adanya ( anak kombes itu memang mencintai saya dari kecil (kami tetangga) tapi agamanya kurang). Tapi kamu memilih seorang ustad, santri.kamu tau kehidupan santri dia tidak akan memikirkan duniawi dan istrinya itu yang saya takutkan. Tapi kalau itu pilihanmu ayah akan merestuinya”
Singkat kata kami menikah, setelah menikah, ternyata saya melihat kesalahan yang banyak dari yang saya putuskan. Saya mendengar yang dia banggakan depan teman temannya, saudara dan tertangganya adalah harta orang tua saya, salah satunya harga rumah yang M an ( kami menempati rumah besar di lokasi strategis peninggalan ayah jadi harga taksirannya memang segitu). Saya kaget dengan alasan apakah dia menikahi saya? Dan ternyata juga sebelum kami menikah ternyata suami saya sudah menerima perjodohannya dengan teman dari anak kakaknya ( masih anak SMA) dan dia berbohong pada ustad yang menjodohkan kami waktu mengatakan dia lagi kosong (dan dia sudah menerima dan berpacaran dengannya, beda dengan saya dan tetangga saya, kami tidak berpacaran).
Setelah menikah banyak sekali yang tidak baik yang dia lakukan, menampar saya hanya karena omongan orang walau saya tidak salah, menghina saya dan membandingkan saya dengan pacarnya ( jadi setelah menikah dia pamit untuk ngaji senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu dan kemudian dia sendiri yang mengakui “ iya lah soalnya pacar saya itu anak majelis , ga kayak kamu “. Deg, saya kaget dan syok hingga ga bisa berkata kata. Setelah topic itu jadi alasan keributan kami beberapa waktu dia berbalik dan berbohon dia bilang saya ga pernah bilang gitu, mana buktinya. Itu kan pas saya belum nikah sama kamu. Saya Cuma bisa terdiam ga bisa apa apa.
Jadi gini bun, yang saya dengar dari bisik kanan kiri, dan pengakuan dia, (kalo dia itu cintanya sama mantannya bukan pada saya (dia akui itu sendiri ketika dia marah dan menyakiti saya) kalo dia itu pingin sama mantannya namun suami saya kan orang miskin, jadi nunggu dulu sampai dia dan mantannya mateng. Dan ini di pelopori kakak kandung perempuannya.
Oh ya sekadar info tanpa bermaksud apa apa, aq dulu model majalah lho bun.Jadi saya ga jelek jelek amat.. hehe (takut nya salah paham dengan cerita saya).Saya pernah jadi model majalah bahasa asing,lokal dan majalah wanita berhijab. Cuma saya sudah behenti dari itu semua bun karena ingin mencari ketenangan jiwa dan kesejatian. Setelah berhenti dari dunia itu berat saya menjadi 75 kg pas ketemu suami pertama kali.Ketika ustad saya blang dia guru ngaji, pikiran saya langsung, nah ini yang saya cari. Semua tentang saya pernah jadi model saya ceritakan ke suami saya berikut bukti buktinya. Oh ya saya berhenti juga karena saya menjadi korban dari kekerasan seksual, sebuah kejahatan si bun ( saya sudah berusaha menceritakan ini ke suami saya sebelum menikah walau dia ga mau mendengarkan, ketika itu dia bilang semua orang punya masa lalu. Sebenarnya waktu kasus ini, tetangga saya yang mau jodohkan dengan anaknya juga tau, dia juga tidak masalah, karena saya korban bun, hampir di bawa ke polisi juga kasusnya , saya rasa beberapa tetangga saya juga tau permasalahannya (ga perlu saya ceritakan di sini ya bun). Tapi setelah kejadian itu saya sudah mulai berusaha mengobati diri saya dan mencoba berhijab. Tapi saya bukan kemudian lari ke pelukan laki laki lain dan sebelum dan setelah itu juga tidak lho bun.. saya ingin menghindari kehidupan dunia setelah itu.
Tapi memang saya sekarang ndut pas ketemu suami saya. Tapi yang bikin saya sedih adalah, ternyata suami saya ga bisa menerima saya ndut, dia sering mengejek saya dan membandingkan saya dengan mantannya. Yang membuat saya heran juga sekarang dia berkelit jika dia sudah mengetahui semuanya sebelum menikah, dia bilang saya ga tau apa apa tentang kamu sebelum menikah. Jleg, saya bingung kan memang semua tidak ada bukti ya..tapi kalo dia posisikan diri sebagai korban gini saya bisa apa? Apa dia sebenarnya kecewa ya bun? Tapi katanya kan sebelum nikah dia nerima. Memang saya dengar, kalo saudara saudara dan teman teman ngajinya kompor dia, termasuk untuk menceraikan saya. Bahkan kawannya pas kami bertengkar malah kasihin perempuan (maaf yang bisa dibayar di facebook) ke suami saya. Pake atau engga saya ga tau bun.
Oh ya awal menikah dengan dia saya menerima hinaan yang bertubi tubi dan tanpa alasan dari keluarga suami saya. Kalau saya sudah tidak laku lah ketika menikah dengannya,usia saya tua (36 ketika menikah ) dan dia muda ( 34 ketika menikah) seolah saya tante tante makan daun muda ( padahal beda kami hanya 2 tahun dan maaf ya bun, kalo dari keluarga saya saya malah suka di ejek, maaf soalnya suami saya mukanya jelek bun, jadi kalo suka bercanda semoga anak mirip saya ( keluarga suami saya suku be*aw*, jadi kalo ngomong suka seenaknya, tapi tetep aja sakit bun)) selain itu saya di ejek kalo saya s1 tapi pengangguran lah ( padahal dari usaha saya, saya yang mebiayai keluarga kami, gaji dia yang Cuma PHL itu sebagian di kasih ke keluarganya, saya Cuma terima 2 jutaan bun buat semua biaya ( kadang suami saya pelit dan ga mau ngasih nafkah saya pula bun) , saya nombok tiap bulan) dan juga saya nyumbang hampir tiap bulan tanpa mereka tahu untuk uwa mereka dan alfatehahin orang tua dan mertua saya).
Oh ya awal menikah ayah langsung masuk icu selama 3 bulan bun. Dan ayah saya berpulang. Yang menyedihkan adalah di malam ayah meninggal, suami saya menolak menunggui ayah saya alasannya takut di marahin satpam di bawah, aq bilang ga papa, ayah gawat, dia ga mau dan ketika itu saya yang sudah overload dengan kemarahan saya meledak bun.saya sangat sedih bun. Kalo ada yang kenal saya dan baca ini pasti tau pengorbanan dan cinta saya untuk ayah saya.
Ketika ayah saya di masih icu juga, saya sempat bertanya pada suami saya, apa dia mau saya menjadi bidadarinya di surga, dan dengan jelas dia katakana tidak mau, karena katanya puluhan bidadari sudah menunggu dia.. saya bingung bun.ga mudeng jadinya. Maksudnya apa ya? Kenapa dia ga mau saya?
Setelah 5 bulan saya menikah saya hamil, tapi sikap suami saya tambah buruk bun. Tau ya menderitanya orang hamil, dari punggung, pinggang, kaki. Saya minta dia pijat dia malah marah, alasannya orang hamil ga boleh di pijat, sana kalo minta pijat sama mama saja (ibu saya). Akhirnya setelah kira kira 5 bulan saya hamil saya lebih banyak pisah ranjang tidur di kamar mama kalo badan saya sedang tidak enak.
Oh ya ada kejadian tidak mengenakkan ketika saya hamil dan periksa di puskesmas suami saya kerja (saya lakukan itu untuk menghormati suami saya, apapun pekerjaan nya). Ketika pulang, teman dari suami kakak ipar perempuan saya yang menjodohkan suami saya dengan teman anak perempuan mendekati dan mengolok olok saya dengan mengatakan saya bersama suami saya seperti ibu dan anak ( saya memang ndut pas hamil sampe 80 an bun) suami saya diam aja saya di gituin, saya juga diem aja di depan mereka,saya protes ketika kami hanya berdua malah dia bilang kalo emang kenyataan kenapa harus marah? Oh God...
Masuk bulan ke lima ada yang tidak normal dengan kehamilan saya, gula saya positif dalam urin, tapi tekanan darah saya normal, saya tes sampai di rumah sakit, karena riwayat dari ayah saya, dokter putuskan saya untuk nanti cesar. Tapi saya masih berusaha kemudian mengatur pola saya makan alhamdulilah kemudian di tes di darah saya saya negative untuk gula, tapi dokter masih menunggu kelanjutannya
Suami saya makin menjadi jadi ketika saya hamil Ya Allah bun, saya cuma ngidam ketika itu pempek, ga dia kasih, katanya mahal, minta bakso juga ga di kasih katanya ga punya duit, tapikemudian beberapa hari kemudian dia bercerita traktir temannya habis 100rb. Saya minta nasi goreng sama sate, dia kasihnya pas dia jenguk adiknya yang kebetulan sakit di rumah sakit, katanya minta nasi goreng dan sate, lalu sisaan makan adiknya dia kasih ke saya.. sakit bun
Di bulan ketujuh, karena saya tidur tidak teratur karena ga punya tempat tidur ( suami saya ketika masuk ke rumah ga bawa apa apa bun, Cuma sprei sama handuk dan baju baju nya saja, itu saya ga papa karena saya pikir dia memang ga punya, jadi ranjang kami hanya ranjang saya dulu sebelum saya menikah springbed yang muat hanya 1 orang, tau kan bun kalo hamil sudah gede, satu ranjang gitu berdua kan bangun kaku semua badan aq), saya kadang tidur di lantai, di kamar mama, atau di ruang tamu, tekanan darah saya meninggi bun.
Di bulan kedelapan ada laba laba sebesar telapak tangan masuk rumah kami yang di belakang bun (ayah bangunkan rumah di belakang untuk saya dan suami tinggali sebelum beliau meninggal), saya paling takut sama laba laba bun, saya wa suami saya minta laba laba itu di usir, saya ga bisa masuk rumah, saya ke wc takut, saya pobhia laba laba tapi suami saya ga mau jawab. Saya punya alat tensi bekas almarhum bapak saya, tensi saya sangat tinggi bun 180 per 100 itu selama 5 hari bun dan mengalami kejang di tangan dan kaki akhirnya saya di larikan ke rumah sakit dan harus operasi cesar saat itu juga karena pre eklamsi . jumat 27 juni 2018 putri saya lahir ke dunia. Yang sedih bun, pas perawat, mama, aq wa suami ga di jawab, telf suami, suami lagi kerja malah jawabnya, emang ga bisa besok besok ngelahirinnya.saya lagi sibuk tau. saya ingat perawatnya ngetawain bilang gimana si suaminya bu di suruh dating koq malah bilang besok aja.
Oh ya suami saya datang waktu saya melahirkan itu bawa keluarga be*aw*nya segambreng bun. Itu ga membuat saya lebih baik.. malah membuat saya stress bun, suami saya jadi ga perhatiin saya karena sibuk ngurusin dan nganterin keluarga keluarganya. Saya menggigil, merasa hampir mati dan sempat ga bisa pipis dengan sakit yang luar biasa bun. Alhamdulillah saya selamat dan masih hidup sampai sekarang
Bun, saya ga bisa menyusui. Asi saya sama sekali ga keluar.. mungkin karena saya sangat menderita ya bun. Dalam pernikahan ini yang saya rasakan hanya penderitaan. Rasanya terisis di dada saya. Sempat saya berfikir mungkin ini yang terbaik dede p*dma ga bisa menyusu di saya kerna takutnya yang dia hisap hanya penderitaan dan bukan kasih sayang atau kebahagiaan. Saya sudah coba dari d*mp*rid*n, mo*lo*o hingga asi b*o*er tetap ga mau keluar asi saya, saya menyerah, dede akhirnya minum bebelac
Oh ya bun dalam pernikahan kami, keluarga suami saya sangat ingin campuri pernikahan kami, di awal pernikahan, bahkan uwa pernah nanya suami makan dimana, pulang ke mana? ( jadi dia tiap hari harus sempatin pulang dan makan di rumah keluarga nya) makanan masakan saya sampe ga dimakan dan kalo saya masakin hanya di ejek sama dia. Ketika saya punya bayi, kakak perempuannya sengaja tiba tiba dating ke rumah dan ketika melihat bayi saya tidur kepalanya miring dia teriak teriak seperti orang gila, kenapa kamu biarkan kenapa kamu biarkan dan buat suami saya membenci saya. Pokonya banyak deh bun ga Cuma itu aja..kalo saya certain ga muat.. oh ya pas hamil, kakak ipar saya pernah kasih saya asinan nanas, dengan senang hati saya makan, tapi saya ngeflek dan terasa mulas jadi ga saya lanjutin.banyak deh bun..ga muat kalo saya certain
Yang saya mau tanyakan : - Menurut bunda ini kenapa ya? Saya sudah ga bisa berfikir jernih lagi. Apakah harus saya bercerai. Anak saya 9 bulan lagi lucu lucunya dan udah mulai pinter, mau jalan. Tapi semua penderitaan ini saya ga kuat bun.. saya sempat jadi ga shalat selama berbulan bulan karena keimanan saya goyah melihat dia yang saya kagumi agama nya seperti ini. Tapi sekarang saya sudah mulai shalat lagi namun doa saya adalah supaya Allah menceraikan saya dari dia jika dia tidak baik pada saya dan hari akhir saya. Berdosakah saya akan doa ini?
- Oh ya bun suami saya dari awal pernikahan saya sangat enggan keluar uang untuk menafkahi saya. Bahkan dia secara terang trangan dan jujur berkata kalo dia ga mau melindungi saya. Dan memang itu yang dia lakukan? Apakah boleh seperti itu ya bun? Salahkan jika saya minta pembelaan dan perlindungan dia? Kalo itu tidak salah bagaimana saya mengajukan perceraian masalah itu kan semua ga ada buktinya
- Kalo saya bercerai, saya ingin hak asuh anak jatuh ke tangan saya. Bagaimana caranya ya bun? Bagaimana caranya agar anak saya ga merasakan dampak ini? Oh ya suami saya itu jarang sekali mau memegang anak saya, di komporin nya sama keluarga suami kalo anak perempuan itu milik ibunya bukan bapaknya. Dia bisa berhari hari ga menemui dan memegang anaknya walau kami tinggal serumah ( sekarang saya tinggal di rumah depan, rumah ibu saya). Walau anak menangis sekalipun dia belum tentu mau memegang. Tapi anak saya kalo ketemu bapaknya langsung seneng banget.. miris hati saya bun..
- Bun, kalo ada yang tau cerita ini mereka bilang suami saya kejam, sempat dengar dia inginkan harta dan memang keluarganya matre ( pernah suatu kali akak ipar perempuan saya mengejek saya dengan mengatakan si i*os (adik suami saya) aja mau menikah minta 100 juta sama pacarnya. Kalo ga ada 100 juta mana dia mau katanya( saya Cuma diam dan kaget ga nyangka kalo mereka punya cara berfikir begitu bun) . saya harus gmana bun? Waris saya jangan sampai jatuh ke tangan suami saya. Harus jatuh hanya ke anak saya. Tapi gimana caranya?
- Saya pernah salah ke suami dengan melontarkan kata kata kasar an*ing dan g*blok ke suami karena saat itu saya sudah di luar kendali saya. Tapi itu udah di 1.5 tahun ke atas setelah kita menikah dan bertumpuk permasalahan dan inti permasalahannya pun sama , saya menuntut nafkah dan perlindungannya serta pembelaannya . Itu sekarang menjadi boomerang bagi karena suami saya kerap berkata dia marah karena itu dan akan dia adukan ke semua orang. Padahal dia sudah menampar saya sekeras kerasnya ketika itu. tapi bun , saya tidak pernah berselingkuh.
- Bunda ada yang tau bantuan atau yayasan yang bisa membantu orang seperti saya kah?
Sekian dulu bun.. terima kasih atas masukannya
Thread lain yang berhubungan:
IbuHamil.com - komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia | | |
Subhanallah buuuun.
Perceraian emang dibenci Allah ya. Tapi kalo aku di posisi bunda, aku pasti udah minta cerai. Itu dia menginjak2 harga diri bunda.
Sediiih bacanya bun.
Coba deh bunda bikin list positifnya yg ada di diri suami. Trus dibaca. Pasti bunda tau sendiri suami kayak gitu layak atau engga diperjuangkan.
Sabar ya bunda. Mudah2an "badai" dalam hidup bunda cepet berlalu, berganti dgn kebahagiaan.
| | |
Replying to:
Subhanallah buuuun.
Perceraian emang dibenci Allah ya. Tapi kalo aku di posisi bunda, aku pasti udah minta cerai. Itu dia menginjak2 harga diri bunda.
Sediiih bacanya bun.
Coba deh bunda bikin list positifnya yg ada di diri suami. Trus dibaca. Pasti bunda tau sendiri suami kayak gitu layak atau engga diperjuangkan.
Sabar ya bunda. Mudah2an "badai" dalam hidup bunda cepet berlalu, berganti dgn kebahagiaan. | terima kasih bun..saya list sisi baiknya saat ini cuma satu bun, masih pulang ke rumah saya walau kita beda lokasi tapi satu rumah dan dia ga mau tegur saya walau saya bawakan makan dan minum setiap hari ke tempatnya.. ..amin..saya juga berharap semua cepat ada solusinya..
| | | | | Location: Beijing - China
Posts: 666
| |
Bun.... bercerai saja... itu sudah penghinaan harga diri besar2an...
Saya yakin bunda akan lebih bahagia menjadi single parent...
Pernikahan harusnya membawa kebahagiaan bukan membawa kesengsaraan... kebahagiaan bukan soal materi tapi keharmonisan rumah tangga itu sendiri...
Kalau saya jadi posisi bunda, saya udah kabur bawa anak saya, saya jual barabg2 berharga saya semua dan nabung sedikit demi sedikit... pasti ada jalannya... kalau suatu saat bunda dipukul lagi, bunda langsung gugat cerai ke pengadilan, kalau ada bekas memarnya bunda foto... divideoin juga kalau dia lagi cuek ke anak...
sampai kapan bunda mau menderita begitu? Seumur hidup?
Saya rasa kalau bunda mati pun si suami jahat itu ga bakal sedih... malah mungkin langsung kawin lagi ga pake lama...
Maaf pedas kata2 saya... karena saya merasa hal yg menimpa bunda itu sudah keterlaluan...
Always wear your invisible crown 👸 | | | |
Tegany suami. Saat istri melahirkan taruhan nyawa, suami tidak perduli, tu suami ato bukan.
1. Harta bwaan jatuh k ahli waris, lain harta gono gini yg d peroleh bersama2 selama menikah.
2. Anak d bwah umur ikut ibuny kecuali kalo d pengadilan d buktikan ibuny selingkuh, kasar dll.
Bunda telah d bohongi dengan modus "agama". Tidak smuanya yg agamany bagus punya akhlak prilaku bagus.
Bunda harus strong..kumpulkan bukti2 yang memberatkan suami , ibu bund bisa jg sbgai saksi, tapi suami bund pasti jg membwa saksi keluarganya.
Apabila suami memukul, rekam. Ato suami selingkuh dgn mantanny apapun alasannya rekam semuany.
Bund berhak bahagia.
Semoga tekanan batin bund d ganti dgn kebahagiaan oleh Allah SWT.
| | |
Saya prihatin, Bunda ...
Ngga terbayang jika saya di posisi Bunda, apa masih bisa berdiri tegak dan mikir waras.
Dari cerita Bunda, suami sedari awal sudah mengingkari kewajibannya terhadap Bunda ...bahkan keluarga dan teman-teman sepergaulannya sama sekali gak ngasih pengaruh yg baik, malah mendorong suami untuk semakin menginjak-nginjak harga diri Bunda. Saya kok ikut marah bacanya, ya, Bun. Bunda ngga pantas menerima perlakuan seperti itu.
Cerai mungkin itu bisa jadi jalan terbaik daripada bertahan dalam pernikahan yg sama skl tidak memberikan ketentraman. Kasihan anak Bunda tumbuh dalam kondisi keluarga yg ga kondusif gitu. Lebih baik bunda single parent, tapi bisa lebih fokus sama kebahagiaan diri sendiri, anak, dan ibu Bunda.
Dan dgn putusnya ikatan pernikahan, maka (mantan) suami gak akan berhak lagi dapat warisan dari Bunda. Tinggal Bunda berjuang untuk hak asuh anak. Semoga diberikan keteguhan hati, ditunjukkan jalan yang sejelas-jelasnya, dimudahkan semuanya.... Aamiin.
| | | | | Location: Tempat Terindah
Posts: 1,413
| |
Itu sebabnya sebutan untuk ahli agama tidak bisa sembarangan disematkan kepada orang. Setahu aku justru orang yang ahli agama itu tahu harus mendahulukan orang tua dan kemudian istrinya, and dalam segi keuangan yang diutamakan adalah istrinya, punya lebih baru ke orang tua/keluarganya (cmiiw).. kalau dari cerita anda sih, suami anda bukan ustad, tapi gadungan... sudah beristri masih zinah hati ( nggak tahu deh zinah badan juga nggak ), bukannya memuliakan istri tapi malah menghina and menjatuhkan harga diri istrinya.. sudah jelek wajah jelek hati juga... ( jelek kan kata anda ya ).
Katanya ahli agama, rajin beribadah, tidak memikirkan duniawi... tapiiii punya teman malah yang buruk2 and bergaul dengan perempuan2 yang bisa di panggil..ckckck...nggak mikir duniawi tapi mikir keuntungan financial buat dari pernikahannya... speechless.
Menurutku sih mumpung ibu anda masih ada, kalau bisa cerai..cerai aja deh. Takutmya kalau sudah nggak ada beliau, rumah di kuasai suami anda dan anda dibuang jauh jauh.. mau kemana tuh? Rumah nggak ada, harta nggak banyak ( sering nombokin ), plus harus urus anak 1 and nafkahin anak..., dan suami anda enak2an pacaran dengan yang lain atau mungkin segera menikah menempati rumah anda and punya rumah kontrakan lain. Anda pasti tahu and sadar suami anda TIDAK mencintai anda.. sedih ya sudah dapat yang jelek fisik dan jelek hati, tidak di cintai, di anggap sapi perahan, menginjak2 harga diri anda.. yakin bisa bertahan seumurbhidup? Takutnya anda maaf tewas duluan karena sakit hati dan stress...
The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams. | | | | | | Location: Nomaden
Posts: 2,450
| |
Bund....duh...cerai aja ya. Nikah itu nyari pasangan yg bisa menghargai dan menyayangi bund. Klo seperti itu sma aja musuh dalam selimut. Kasihan anak bunda klo dah gedean dan ngerasain hidup bersama ayah yg kasar dan ga jelas gtu...ditambah keluarga besar suami yg sama2 ga jelasnya.
Tetep semangat bund...jgn sampai ga pisah ya...baca kisah bunda aja jd emosi...pingin jambakin tuh suami bunda yg sok kegantengan. Lebih cepat lebih baik bund. Emosi jiwaa saya ma laki gnian ckckckck
Yg saya tau klo cerai hak asuh anak di bawah umur jatuh ke ibunya.
Klo bunda ingin berbagi cerita...ke forum ini aja bisa...klo ke psikolog gatau juga tempatnya dmn.
| | | | | Location: Jepara
Posts: 91
| |
Suami kaya gitu apa yg mau di andalkan dr dia buuun? Udah jelek, pelit, banyak gaya... iuuuuh...
Percayalah... Cerai itu emang sulit... Jd single parent amat sulit... Tapi... Setelah kesulitan pasti ada kemudahan...
Org kaya begitu anyutin aja ke ciliwung pas bulan januari awal... Anyut anyut dah..
| | | | | Location: Singaraja
Posts: 56
| |
Ya Allah bun.. suami bunda kok ga da rasa syukurnya jadi org.. ingin sya brkata kasar tp lg hamil jd ga brni.. itu udh kronis bun.. suami bunda sdh tdk menjalani kewajibannya sbg suami buat apa dipertahankan.. yg ada nyiksa trs.. ga da bahagia2nya jd istri.. kasian anak bunda jg dicuekin gt.. masak pas lahiran disuruh dtg blg bsk aja.. ga da perasaan sama sekali..
| | |
Gak tau malu tuh lakii jadi ngenes baca nya .. shrusnya brsyukur sudah mmpunyai istri plus baby ... katanya seorang ustad ahli ngaji,agamanya bgus .. tpi ko klakuanya kya gtu amat .. klo sya di posisi bunda sudah sya minta cerai, , ngpain di trusin juga gk bkalan ngebahagiain .. mlah menyiksa,ngebatin, ... haduuuuuh maaap ya bun kta" sya kurang enak di liat .sedih bcaa list bunda ..
yang sabar ya bun .. pasti ada jlan kluarnya.
| | |
Replying to:
Subhanallah buuuun.
Perceraian emang dibenci Allah ya. Tapi kalo aku di posisi bunda, aku pasti udah minta cerai. Itu dia menginjak2 harga diri bunda.
Sediiih bacanya bun.
Coba deh bunda bikin list positifnya yg ada di diri suami. Trus dibaca. Pasti bunda tau sendiri suami kayak gitu layak atau engga diperjuangkan.
Sabar ya bunda. Mudah2an "badai" dalam hidup bunda cepet berlalu, berganti dgn kebahagiaan. |
Replying to:
Bun.... bercerai saja... itu sudah penghinaan harga diri besar2an...
Saya yakin bunda akan lebih bahagia menjadi single parent...
Pernikahan harusnya membawa kebahagiaan bukan membawa kesengsaraan... kebahagiaan bukan soal materi tapi keharmonisan rumah tangga itu sendiri...
Kalau saya jadi posisi bunda, saya udah kabur bawa anak saya, saya jual barabg2 berharga saya semua dan nabung sedikit demi sedikit... pasti ada jalannya... kalau suatu saat bunda dipukul lagi, bunda langsung gugat cerai ke pengadilan, kalau ada bekas memarnya bunda foto... divideoin juga kalau dia lagi cuek ke anak...
sampai kapan bunda mau menderita begitu? Seumur hidup?
Saya rasa kalau bunda mati pun si suami jahat itu ga bakal sedih... malah mungkin langsung kawin lagi ga pake lama...
Maaf pedas kata2 saya... karena saya merasa hal yg menimpa bunda itu sudah keterlaluan... |
Replying to:
Tegany suami. Saat istri melahirkan taruhan nyawa, suami tidak perduli, tu suami ato bukan.
1. Harta bwaan jatuh k ahli waris, lain harta gono gini yg d peroleh bersama2 selama menikah.
2. Anak d bwah umur ikut ibuny kecuali kalo d pengadilan d buktikan ibuny selingkuh, kasar dll.
Bunda telah d bohongi dengan modus "agama". Tidak smuanya yg agamany bagus punya akhlak prilaku bagus.
Bunda harus strong..kumpulkan bukti2 yang memberatkan suami , ibu bund bisa jg sbgai saksi, tapi suami bund pasti jg membwa saksi keluarganya.
Apabila suami memukul, rekam. Ato suami selingkuh dgn mantanny apapun alasannya rekam semuany.
Bund berhak bahagia.
Semoga tekanan batin bund d ganti dgn kebahagiaan oleh Allah SWT. |
Replying to:
Saya prihatin, Bunda ...
Ngga terbayang jika saya di posisi Bunda, apa masih bisa berdiri tegak dan mikir waras.
Dari cerita Bunda, suami sedari awal sudah mengingkari kewajibannya terhadap Bunda ...bahkan keluarga dan teman-teman sepergaulannya sama sekali gak ngasih pengaruh yg baik, malah mendorong suami untuk semakin menginjak-nginjak harga diri Bunda. Saya kok ikut marah bacanya, ya, Bun. Bunda ngga pantas menerima perlakuan seperti itu.
Cerai mungkin itu bisa jadi jalan terbaik daripada bertahan dalam pernikahan yg sama skl tidak memberikan ketentraman. Kasihan anak Bunda tumbuh dalam kondisi keluarga yg ga kondusif gitu. Lebih baik bunda single parent, tapi bisa lebih fokus sama kebahagiaan diri sendiri, anak, dan ibu Bunda.
Dan dgn putusnya ikatan pernikahan, maka (mantan) suami gak akan berhak lagi dapat warisan dari Bunda. Tinggal Bunda berjuang untuk hak asuh anak. Semoga diberikan keteguhan hati, ditunjukkan jalan yang sejelas-jelasnya, dimudahkan semuanya.... Aamiin. |
Replying to:
Itu sebabnya sebutan untuk ahli agama tidak bisa sembarangan disematkan kepada orang. Setahu aku justru orang yang ahli agama itu tahu harus mendahulukan orang tua dan kemudian istrinya, and dalam segi keuangan yang diutamakan adalah istrinya, punya lebih baru ke orang tua/keluarganya (cmiiw).. kalau dari cerita anda sih, suami anda bukan ustad, tapi gadungan... sudah beristri masih zinah hati ( nggak tahu deh zinah badan juga nggak ), bukannya memuliakan istri tapi malah menghina and menjatuhkan harga diri istrinya.. sudah jelek wajah jelek hati juga... ( jelek kan kata anda ya ).
Katanya ahli agama, rajin beribadah, tidak memikirkan duniawi... tapiiii punya teman malah yang buruk2 and bergaul dengan perempuan2 yang bisa di panggil..ckckck...nggak mikir duniawi tapi mikir keuntungan financial buat dari pernikahannya... speechless.
Menurutku sih mumpung ibu anda masih ada, kalau bisa cerai..cerai aja deh. Takutmya kalau sudah nggak ada beliau, rumah di kuasai suami anda dan anda dibuang jauh jauh.. mau kemana tuh? Rumah nggak ada, harta nggak banyak ( sering nombokin ), plus harus urus anak 1 and nafkahin anak..., dan suami anda enak2an pacaran dengan yang lain atau mungkin segera menikah menempati rumah anda and punya rumah kontrakan lain. Anda pasti tahu and sadar suami anda TIDAK mencintai anda.. sedih ya sudah dapat yang jelek fisik dan jelek hati, tidak di cintai, di anggap sapi perahan, menginjak2 harga diri anda.. yakin bisa bertahan seumurbhidup? Takutnya anda maaf tewas duluan karena sakit hati dan stress... |
Replying to:
Bund....duh...cerai aja ya. Nikah itu nyari pasangan yg bisa menghargai dan menyayangi bund. Klo seperti itu sma aja musuh dalam selimut. Kasihan anak bunda klo dah gedean dan ngerasain hidup bersama ayah yg kasar dan ga jelas gtu...ditambah keluarga besar suami yg sama2 ga jelasnya.
Tetep semangat bund...jgn sampai ga pisah ya...baca kisah bunda aja jd emosi...pingin jambakin tuh suami bunda yg sok kegantengan. Lebih cepat lebih baik bund. Emosi jiwaa saya ma laki gnian ckckckck
Yg saya tau klo cerai hak asuh anak di bawah umur jatuh ke ibunya.
Klo bunda ingin berbagi cerita...ke forum ini aja bisa...klo ke psikolog gatau juga tempatnya dmn. |
Replying to:
Suami kaya gitu apa yg mau di andalkan dr dia buuun? Udah jelek, pelit, banyak gaya... iuuuuh...
Percayalah... Cerai itu emang sulit... Jd single parent amat sulit... Tapi... Setelah kesulitan pasti ada kemudahan...
Org kaya begitu anyutin aja ke ciliwung pas bulan januari awal... Anyut anyut dah.. |
Replying to:
Ya Allah bun.. suami bunda kok ga da rasa syukurnya jadi org.. ingin sya brkata kasar tp lg hamil jd ga brni.. itu udh kronis bun.. suami bunda sdh tdk menjalani kewajibannya sbg suami buat apa dipertahankan.. yg ada nyiksa trs.. ga da bahagia2nya jd istri.. kasian anak bunda jg dicuekin gt.. masak pas lahiran disuruh dtg blg bsk aja.. ga da perasaan sama sekali.. |
Replying to:
Gak tau malu tuh lakii jadi ngenes baca nya .. shrusnya brsyukur sudah mmpunyai istri plus baby ... katanya seorang ustad ahli ngaji,agamanya bgus .. tpi ko klakuanya kya gtu amat .. klo sya di posisi bunda sudah sya minta cerai, , ngpain di trusin juga gk bkalan ngebahagiain .. mlah menyiksa,ngebatin, ... haduuuuuh maaap ya bun kta" sya kurang enak di liat .sedih bcaa list bunda ..
yang sabar ya bun .. pasti ada jlan kluarnya. | Terima kasih ya bun.. atas masukan dan doa nya
Aq jadi mulai bisa paham.. soal nya aq tadinya bingung antara ketidak adilan yang saya dapatkan atau sikap nrimo seorang istri karena selalu dikaitkan nya sama qana’ah dan nusyud sama suami, kan saya jadi takut. Saya memang akan bercerai bun. Sedang mempersiapkan diri ke arah sana. Selama ini kan aq diam, tapi aq sekarang sudah buka cerita masalah yang aq hadapi sama mama dan guru ngaji saya. Saran dia juga ga jauh beda si sama saran bunda bunda, soalnya perjodohan ini kan ga tau jelas sebelumnya karena ga ada kekerabatan juga, jadi dia ga tau kalo sebenarnya gitu. Saran mereka, saya tahajud terus sambil kumpulin bukti yang kuat dan mulai ngelamar kerja lagi, dan akan saya jalani.Semoga juga Allah kasih jalan yang terbaik..terima kasih ya bun semua sarannya..saya closed dl threat nya..
| | |
Bunda, jika membaca curhatan bunda, baiknya bunda bercerai saja, karena suami sepertinya tidak menunaikan kewajibannya sebagai seorang pemimpin keluarga.
Mengenai hak asuh anak, setau saya jika anak masih kecil maka hak asuk ada di tangan ibunya,
Jika bunda masih bingung caranya, baiknya bunda berkonsultasi langsung ke pengadilan agama.
atau bunda bisa baca dulu web ini ya
Prosedur Cara Mengajukan Cerai Untuk Pihak Istri
Allah memberikan bunda kesabaran dan jalan keluar terbaik ya..
cream wajah yang aman untuk ibu hamil dan menyusui WA: 0856-2322-435 | | | |
klo buat saya Solusinya cerai bunda, jgn mau menderita seumur hidup.
bunda kan sudah ditampar, itu murni KDRT, KDRT buka cuma main fisik, tapi kata kata yang menyakitkan, kasar itu juga KDRT. laporkan ke Komnas HAM Perempuan, minta solusi ke mereka
| | |
Replying to:
terima kasih bun..saya list sisi baiknya saat ini cuma satu bun, masih pulang ke rumah saya walau kita beda lokasi tapi satu rumah dan dia ga mau tegur saya walau saya bawakan makan dan minum setiap hari ke tempatnya.. ..amin..saya juga berharap semua cepat ada solusinya.. | Bun maaf saya nimbrung hehe. Saya mau langsung ke point "suami masih pulang kerumah". Gini bun,suami plg krmh bunda mungkin krn ada alasan lain (misal: lbh deket dr tmpt kerja,atau lebih nyaman dbanding rumah dia sendiri,atau mungkin 'maaf' emang ngincer hak milik atas rmh bunda). Harusnya seorang suami pulang kerumah ya tujuannya untuk ketemu istri dan anak,untuk bercengkerama stlh seharian berpisah krn pekerjaan,begitu kan bun harusnya?. Jd menurut saya,statement bunda diatas "suami masih mau plg kerumah" bukan hal yg patut dilebih2kan,krn ya memang sudah sewajarnya suami/istri pulang kerumahnya. Hehe. Saya ikut prihatin atas problem rumahtangga bunda. Perbanyak istighfar dan sholat malam ya bun,mohon petunjuk sama Allah. Kalo saya bun,sekali lg kalau saya,udh gak pake pikir panjang x lebar..saya akan memutuskan berpisah,apalagi kalo saya mandiri(bekerja).
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |