| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | |
Akhirnya terwakilkan sm ummi khanza
Bingung ngatur kata2nya + males ngetik panjang2 pake hape
Buat bunda TS.. Yg paling ngena adalah
Bunda pengen suami seperti ini dan itu, apakah bunda sudsh menanyakan ke suami dia menginginkan istrinya seperti apa?
Budayakan menggunakan kolom SEARCH | | | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| |
Replying to:
Akhirnya terwakilkan sm ummi khanza
Bingung ngatur kata2nya + males ngetik panjang2 pake hape
Buat bunda TS.. Yg paling ngena adalah
Bunda pengen suami seperti ini dan itu, apakah bunda sudsh menanyakan ke suami dia menginginkan istrinya seperti apa? | setuju... harus siap ditutut jika berani menuntut...
| | |
No more reasons to be unhappy | | | |
Idem umi khanza
| | | | | Location: Tempat Terindah
Posts: 1,413
| |
Replying to:
Inilah suamiku...
Yang tidak pernah bertutur sama dengan mertua dan adik-adik iparnya. Setiap pulang kerja, langsung masuk kamar, asyik main gadget sambil nonton tv, tanpa mau bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan barunya. Setelah menikah, kami memutuskan tinggal di rumah orang tuaku dulu. Tapi dia tidak pernah belajar berbaur dengan lingkungan sini. Entah apa yang dipikirkan orang tentang sosok suamiku.
Inilah suamiku...
Yang selalu marah jika diingatkan untuk sholat. Setelah marah, akan mendiamkanku berhari-hari. Aku tidak diajaknya bicara. Mau berangkat kerjapun tidak menyentuhku sama sekali. Aku hanya ingin dia berubah jadi lebih baik. Dia sudah dewasa, tapi belum bisa memimpinku, belum bisa menjadi imam untukku. Perangainya buruk sekali. Dia sering mendiamkanku hanya karena persoalan-persoalan kecil. Apa salah jika aku ingin meluruskannya?
Inilah suamiku...
Yang marah hanya karena aku memintanya untuk sholat. Sakit sekali rasanya.
Kalau sudah begitu, sering timbul pertanyaan mengapa aku dijodohkan dengan lelaki seperti ini? Mengapa dulu aku sangat ingin dia jadi suamiku? Dan pada kenyataannya, baru kuketahui perangai2 dan sifat2nya setelah kami menikah.
Aku hanya menginginkan suamiku jadi orang yang sholeh. Minimal sholat tanpa harus kuperingatkan. Tapi nyatanya, dia tidak sholat jika aku diam.
Inilah suamiku...
Yang lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah dibandingkan menemani istrinya di rumah. Terkadang sampai dini hari baru pulang. Aku sampai merasa malu sama orang tuaku. Tiap kali ditanya, aku tidak bisa menjawab apa-apa. Dan aku tidak tahu apa yang dilakukannya di luar sana. Dan tiap kali aku protes mengapa dia suka keluar malam, dia jawab dia butuh teman. Lalu dianggap apa aku ini. Apa aku kurang menyenangkan untuk dijadikan teman?
Pernah nggak sih terbesit di hati kalian, bahwa kalian telah salah memilih pasangan dan menyesali pernikahan kalian di usia pernikahan yang baru setengah tahun?
Pernah nggak sih terfikir di benak kalian, suami kalian seharusnya bukan orang seperti suami kalian yang sekarang? | Lebih mirip puisi ... kebanyakan "inilah suamiku" hehehe , saran ibu ibu di atas sudah sangat bagus.
The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams. | | | |
Usia pernikahan yg msh muda bunda, bnyk ujian.... sabar dan trs doakan suami bunda untuk dibukakan pintu hatinya. Ingatkan trs utuk sholat dan beri contoh. Kl lingkungan kita pada sholat tp kitanya engga pasti malu, nah awalnya timbul rasa malu lama2 nanti jd kebiasaan.
Krn ibadah hubungannya lgsg sm Allah jd perlu niat yg kuat dan dr hati.
| | | | Location: Depok
Posts: 2,904
| |
Mungkin suami bunda juga punya keinginan "aku ingin istri yang..." tapi mungkin dia gak mau ungkapin semua di forum2 atau medsos demi menjaga kehormatan istrinya.
Jadi baiknya kalo pengen ini itu bicarain berdua. Kalo cuma dalam tulisan apalagi tulisannya gak dibaca suami yaa percuma. Jadi hanya sebatas keinginan impian harapan, tapi untuk terwujudnya kapan atau pernah terwujud atau gak yaa gatau.
| | |
Kayaknya bu ts perlu teman untuk berbagi. saran sy,baiknya pilih satu teman atau keluarga untuk dijadikan tempat curhat.
Ada baiknya dibicarakan baik2 apa yang menjadi harapan anda kpd suami.
Saya jadi ingat perihal dua orang suami istri sepakat untuk menuliskan kekurangan2 masing2 di selembar kertas.
Sang istri menuliskan kekurangan suaminya dgn panjang n bejibun. Sedangkan sang suami hanya menyerahkan selembar kertas kosong. Hingga terbukalah mata hati sang istri n menyesali perbuatannya yang suka mencari kekurangan suami n suka menuntut ini itu.
musuh tak kucari,,ketemu musuh ku takkan lari. | | | |
Saya mau share sedikit berhubung judulnya aku mau suami yg sholeh
Saya dan suami menikah dg beda agama. Dia hindu aku katolik. Sejak awal kami komitmen bahwa akan menghormati agama masing masing. Tapi kadang yg namanya menikah....pikiran2 pasti terlepas dalam kata kata. Mosalnya awal2 suamiku kadang mencela secara halus agama ku. Lalu ta jelasin bahwa yg dia tangkap itu salah. Sperti inilah yg kuimani. Tapi pembicaraan selalu berhenti sampai disitu. Tidak ada perdebatan lebih jauh
Lalu anak kami lahir. Kamipun sepakat untuk memberikan kebebas dia memilih agama yg paling nyaman untuk dirinya. Tapi karena waktu sebagian besar dihabiskan bersamaku ...jadi dia ya ta didik secara katolik juga.
Suamiku...? Tetap seperti awal komitmen .....tidak saling mencampuri. Tapi kira2 3 bulan yg lalu...beliau berkata bahwa beliau ke gereja katolik. Saya pun tidak terlalu menanggapi karena setau saya beliau adalah hindu yg taat. (Kami juga ldm) hingga suatu hari beliau pulang....dan pada saat hari minggu beliau minta ikut ke gereja bersama aki dan arkha. Aku soh oke saja. Cuma kutanya...kok tumben? Lalu beliau bilang bahwa selama ini dia mengusahakan setiap minggu pergi ke gereja. Aku ya senang2 saja karena kami bertiga pergi ke gereja bersama. Dan kulihat disana beliau berdoa srcara khusuk.dan demikian pula minggu minggu sesudahnya. Bahkan beliau kini banyak bertanya tanya tentang keimanan ala katolik yg berusaha kujelaskan.
Suatu waktu kutunjukkan edaran bahwa gereja kami ada baptisan bayi. Beloaupun mengangguk setuju dan senang bahwa anak kami dibabtis secara katolik. Dan pernah kutunjukkan edaran kursus tentang perkawinan katolik dan dia pun berjanji untuk menjadwalkan bilasedang sibuk.
Saya awalnya ngga keberatan atau bermasalah dg perbedaan agama kami. Tapibetapa berbunga bunga hatiku ketika dia mbuka hati untuk agama ku. Walopun aku ngga pernah menyuruh. Aku berdoa selalu semoga Tuhan menunjukkan jalan untuk keluarga kecil kami.
Intinya menurut saya
1 keimanan seseorang tidak bisa dipaksakan oleh kita. Bila Tuhan memanggil ...maka seseorang akan mendengar dan mengikuti jalanNya ...mungkin kita sebagai istri hanya bisa mendoakan dan meminta kepadaNya
2. Kata suami. Beliau tertarik dg agama kami karena melihat aku mengimani agama kami dan menjalankan hidup kami sehari hari. Disitu beliau menyadari banyak salah persepsi tentang agama Katolik. Mungkin sbg istri kita hanya bisa memberikan contoh dan teladan kepada keluarga kita. Dan biarkan selanjutnya Tuhan yg bekerja.
Maaf kalo.kepanjangan dan contoh dari agama non muslim
| | |
Setuju sama Bunda Happy...
Keimanan gak bisa dipaksakan, Allah akan menunjukkan kemana arah kita.
Terlepas dari itu, bunda juga sebaiknya memberikan "petunjuk" bukan dengan cara men-dikte, kita semua faham lah ya kalo laki-laki tidak suka di dikte.
Mungkin bunda sudah shalat dengan rajin, mengaji dengan rajin, keluarga besar bunda pun begitu, tapi kondisinya masih sangat canggung bagi suami bunda, ditambah lagi mungkin sudah jadi kebiasaan. Tapi, bukan berarti tidak bisa berubah ya...
Coba bunda kasih pengertian dengan cara yang halus, sampaikan kepada suami dengan cara yang baik kenapa dia harus shalat, apa manfaat dan kerugiannya dalam rumah tangga, kalo suami tidak langsung menanggapi, sabar. Ulang lagi terus, masih lom juga, sabar dan terus ulang lagi. Mungkin suami malu bun -karna ada yang seperti itu- seperti aku dulu juga begitu, sampai akhirnya mama ku bilang begini "gak usah malu buat mulai shalat, kami gak akan menertawai, kami gak akan mengomentari, tapi kami senang kalo kamu shalat, karna kamu udah dewasa, udah ngerti bahwa ada yang wajib dan ada yang tidak wajib dilakukan. Cuma 5 menit lho..." Nah, walopun masih sering bolong sampai sekarang, tapi kalimat itu terus aku ingat dan bikin aku semakin pede untuk kembali shalat.
Selanjutnya bun, hindari menilai suami kita, baik atau buruk, suami bukanlah sesuatu yang bisa kita nilai secara verbal, apalagi sampai membandingkan, meng-andaikan apalagi menceritakan 'nilai' nya di depan orang lain. Jangan ya bun, malah kita yang nantinya dinilai orang lain.
Terakhir soal TV di kamar, kalo emang TV itu bikin waktu bersosialisasi suami dengan keluarga bunda jadi berkurang, ya keluarkan aja TV nya, toh bisa nonton bareng dengan anggota keluarga yang lain di ruang keluarga kan? Malah banyak sisi positifnya, ada banyak waktu berkualitas yang bisa di bangun bersama.
Maaf ya bun TS kepanjangan, kalo gak berkenan dengan masukan aku, mohon di koreksi atau abaikan saja...
| | |
Replying to:
Yang marah hanya karena aku memintanya untuk sholat. Sakit sekali rasanya.
Kalau sudah begitu, sering timbul pertanyaan mengapa aku dijodohkan dengan lelaki seperti ini? Mengapa dulu aku sangat ingin dia jadi suamiku? Dan pada kenyataannya, baru kuketahui perangai2 dan sifat2nya setelah kami menikah.
Aku hanya menginginkan suamiku jadi orang yang sholeh. Minimal sholat tanpa harus kuperingatkan. Tapi nyatanya, dia tidak sholat jika aku diam.
Inilah suamiku...
Yang lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah dibandingkan menemani istrinya di rumah. Terkadang sampai dini hari baru pulang. Aku sampai merasa malu sama orang tuaku. Tiap kali ditanya, aku tidak bisa menjawab apa-apa. Dan aku tidak tahu apa yang dilakukannya di luar sana. Dan tiap kali aku protes mengapa dia suka keluar malam, dia jawab dia butuh teman. Lalu dianggap apa aku ini. Apa aku kurang menyenangkan untuk dijadikan teman?
Pernah nggak sih terbesit di hati kalian, bahwa kalian telah salah memilih pasangan dan menyesali pernikahan kalian di usia pernikahan yang baru setengah tahun?
Pernah nggak sih terfikir di benak kalian, suami kalian seharusnya bukan orang seperti suami kalian yang sekarang? | Bismillah,
Bunda dijodohkan atau bunda yang memilih?
Jika bunda dijodohkan memangnya tidak ada taaruf kah?
Sayang sekali bunda, perkara buta karna cinta sampai tak tau jika suami tidak pernah sholat.
Jika suami dulu sholat lalu skrg ga sholat, coba diperiksa dulu RTnya apa yg membuat suami berubah.
Kalo sy jd bunda, saya tegur dan ingatkan dia secara tegas bukan bearti berani melawan ya, karena saya mau cinta saya itu sehidup sesurga. Bukan hanya sehidup semati.
Semoga sedikit membantu ya dan semoga ga curhat soal aib suami lagi.
Jangankan perkara aib sholat, aib ranjang seperti trit2 sebelumnya juga dos..
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |