| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | |
Ya Allah pengen nangis bacanya
Yang sabar ya bunda ,Allah pasti punya rencana lain untuk keluarga bunda.
| | |
Replying to:
bunda maaf ya sebelumnya komentar saya ngga ngenakin.
menurut saya suami bunda ngga benar benar mencintai bunda.....alias bukan cinta sejati yg bunda dapat dari suami.
jadi stop terlalu banyak drama dan hadapin kenyataan. yg mengalami kaya bunda itu bukan bunda sendiri tapi banyak orang. yg membedakan nanti di akhir ceritanya. bunda mau berdrama ria sampaI akhir atau memberi kesempatan bunda menemukan cinta yang lain. yang semoga bener2 cinta sejati.
lelaki yg benar benar bisa mencintai dan menghargai wanita srbagai istrinya itu benar benar ADA. yg rela mengorbankan segala miliknya dan dirinya sendiri untuk wanita yg dicintai itu bener bener ADA loh bun.....bukan diangan angan. walopun dia bukan malaikat atau pahlawan ......dia lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya.....tapi lelaki itu benar benar ADA
PERTAMA pantaskan diri bunda untuk menemukan cinta sejati.
selesaikan masalah sekarang dengan akal sehat. bukan dengan perasaan dan emosional.
cinta bukanlah cinta bila hanya membawa kepedihan cinta itu indah dan menyenangkan. bahkan sampai kita sama sama tua.
KEDUA banyak berdoa dan koreksi diri.....perbaiki diri bunda....lebih fokus pada perbaikin diri bunda ke depannya. yg lalu biarlah berlalu
KETIGA beri kesempatan diri bunda menemukan cinta yg lain
dengan catatan penting masalah lama sudah selesai. bunda sudah siap membuka hati alias move on. bergaul sebanyak banyaknya dengan orang tapi lebih waspada dan berhati hati supaya ngga salah pilih lagi
KEEMPAT sambil menunggu si cinta sejati datang......seneng seneng aja berdua sama dede
semangat ya bunda. semoga selalu diberikan kekuatan dan ketabahan | Pendapat bunda memang benar, saya bahkan sudah sering mendengar hal yg sama dari sahabat dan keluarga saya..
Tapi kita perempuan ini didominasi perasaan bun, karena saya sendiri yg selama ini menjalani prosesnya berkenalan dan akhirnya menikah bersama suami..
Bagaimanapun perlakuan dia dan kalaupun kami akhirnya harus bercerai, saya tetap mencintai dia bun..
Kalau masalah cinta sejati yg akan datang kedepannya itu urusan sang khalik, yg jelas untuk saat ini saya hanya ingin yg terbaik untuk anak saya..
| | |
Astagfirullah hal adziim.. bunda yg sabar ya? Allah maha tau yg terbaik.. setiap perbuatan pasti ada ganjarannya. Tetap semangat bunda. Untuk si buah hati.. semoga kelak dialah yg membahagiakan bunda dunia akherat. Aamiin... yaa Robbalalaamiin..
| | |
Sedih bacanya.. saya pernah ngalami hal sama kayak bunda. Bercerai saat anak masih hitungan bulan. Namun percayalah bund.. akan ada cinta sejati sesungguhnya. Amiinnn
| | |
Baca komennya bunda happy jd semangat bun... Cinta sejati yg tulus itu pasti ada...
| | |
sabar yah bunn sedih bacanya
| | |
Replying to:
Pendapat bunda memang benar, saya bahkan sudah sering mendengar hal yg sama dari sahabat dan keluarga saya..
Tapi kita perempuan ini didominasi perasaan bun, karena saya sendiri yg selama ini menjalani prosesnya berkenalan dan akhirnya menikah bersama suami..
Bagaimanapun perlakuan dia dan kalaupun kami akhirnya harus bercerai, saya tetap mencintai dia bun..
Kalau masalah cinta sejati yg akan datang kedepannya itu urusan sang khalik, yg jelas untuk saat ini saya hanya ingin yg terbaik untuk anak saya.. | Bunda Risyad, yang kuat yah demi si dede...
Bukan untuk siapa2, yang namanya sudah pernah jadi suami pasti banyak banget kenangan yg tersirat dihati...
dan seandainyapun memang mungkin ini jalan yg terbaik, mantapkan hati bunda untuk terus melangkah kedepan hanya melihat buah hati dan sebisa mungkin menahan diri untuk menengok kebelakang.
Tuhan itu Maha Adil, Dia Maha Mengetahui apa yang ada dipikiran suami bunda sampai dy berubah seperti itu, saat cinta masih merajai hati ijinkan setiap bait doa yang bunda panjatkan menjadi pelukan hangat untuk suami bunda dari kejauhan...
saat tangan ga bs merengkuh cinta, biarkan cinta Yang Maha Kuasa menyentuh hatinya bund, tapi jangan biarkan diri larut dalam duka terlalu lama karena di depan sana hari esok yang penuh dengan bahagia masih menanti bunda.
kalau mata masih tertutup dengan air mata, hari bahagia bunda didepan sana dengan buah hati ga akan bs bunda lihat. jadi mulailah belajar menata hati demi si buah hati juga demi masa depan bunda sendiri.
be strong mommy... banyak bunda disini yang mendoakan supaya bunda kuat dan tegar...
You can't be perfect
But you can always be a better you | | | |
Replying to:
Bunda Risyad, yang kuat yah demi si dede...
Bukan untuk siapa2, yang namanya sudah pernah jadi suami pasti banyak banget kenangan yg tersirat dihati...
dan seandainyapun memang mungkin ini jalan yg terbaik, mantapkan hati bunda untuk terus melangkah kedepan hanya melihat buah hati dan sebisa mungkin menahan diri untuk menengok kebelakang.
Tuhan itu Maha Adil, Dia Maha Mengetahui apa yang ada dipikiran suami bunda sampai dy berubah seperti itu, saat cinta masih merajai hati ijinkan setiap bait doa yang bunda panjatkan menjadi pelukan hangat untuk suami bunda dari kejauhan...
saat tangan ga bs merengkuh cinta, biarkan cinta Yang Maha Kuasa menyentuh hatinya bund, tapi jangan biarkan diri larut dalam duka terlalu lama karena di depan sana hari esok yang penuh dengan bahagia masih menanti bunda.
kalau mata masih tertutup dengan air mata, hari bahagia bunda didepan sana dengan buah hati ga akan bs bunda lihat. jadi mulailah belajar menata hati demi si buah hati juga demi masa depan bunda sendiri.
be strong mommy... banyak bunda disini yang mendoakan supaya bunda kuat dan tegar... | Iya bunda, terimakasih banyak yaa..
Saya yakin masa-masa sulit ini akan terlewati seperti halnya badai berganti menjadi langit yg cerah..
All I need is time..
Saya juga sadar saya juga banyak kekurangan, dan semua ini adalah jalan hidup yg diberi tuhan pada saya..
And everything happens for a reason kan bun..
Harus kuat! Terimakasih bunda2..
| | |
Replying to:
Iya bunda, terimakasih banyak yaa..
Saya yakin masa-masa sulit ini akan terlewati seperti halnya badai berganti menjadi langit yg cerah..
All I need is time..
Saya juga sadar saya juga banyak kekurangan, dan semua ini adalah jalan hidup yg diberi tuhan pada saya..
And everything happens for a reason kan bun..
Harus kuat! Terimakasih bunda2.. | yups, this to will pass (^.^)
kalimat itu yg selalu jd motivasi saya saat duka melanda, ga ada yang abadi didunia ini begitupun kesedihan yg sekarang sedang bunda alami, pasti akan berlalu, take ur time bunda...
peluk dari jauh untuk bunda...
You can't be perfect
But you can always be a better you | | | |
Replying to:
yups, this to will pass (^.^)
kalimat itu yg selalu jd motivasi saya saat duka melanda, ga ada yang abadi didunia ini begitupun kesedihan yg sekarang sedang bunda alami, pasti akan berlalu, take ur time bunda...
peluk dari jauh untuk bunda... | Iya bun, walaupun rada baper..
Sejak suami datang kmarin, tiap menit yg terlintas di kepala cuma setiap jalan yg kita lewati, lagu2 yg kita nyanyikan bersama, ocehan2 yg bikin kita tertawa,
Saya gak menyangka suami bs berubah sedrastis itu bun, karena saya tau dia baik, sangat baik..
Bahkan setelah kami pisah, pernah kami bertemu dikampusnya, (suami saya lanjut S1 dari D3) dia kuliah pake sepatu robek, saya suruh beli sepatu baru, dia bilang, mendingan duitnya ditabung buat persiapan lahiran..trus besoknya dia kirim saya semua tabungan dia
Tp yah, this too will pass..
Peluk jauh juga buat bunda yaaa..
| | |
Harusnya kitapun sbgi istri hrs introspeksi diri..Istri ikut suami, bkn mlwan kehendak..hargai suami sbg pemimpin
| | |
Replying to:
Harusnya kitapun sbgi istri hrs introspeksi diri..Istri ikut suami, bkn mlwan kehendak..hargai suami sbg pemimpin | Masalahnya lebih kompleks dr yg ibu baca, dan yg pasti saya tidak pernah menganggap diri saya benar dan tidak bersalah
La tahzan Innallaha ma'ana | | | |
Entah kenapa lebih sering denger "masalah" kalau sudah berkeluarga tapi masih berbarengan dengan orang tua, bahkan dengan keluarga lain (adik/kakak/paman/bibi)...
Perlu banyak sekali toleransi, lapang dada dan kesabaran jika dalam satu rumah banyak kepala. Karena tiap kepala punya masing-masing visi misi tujuan yang berbeda. Ego manusia selalu maunya ikut campur, ingin menang serasa ring tinju, merasa benar tiba-tiba semua jadi ahli agama. Banyak cicak putih dan bisikan "gaib" kalau sudah serumah banyak isinya (bukan keluarga inti).
Lebih mudah memang kalau mandiri, jadi kalau ada masalah hanya cari solusi dengan suami. Cekcoknya gak terlalu banyak dan panjang, karena cuma berdua lebih cepat capeknya kalau debat. Tapi kalau ada orang tua kita sudah tua, perlu untuk dirawat, wajib dilayani sebagai bukti cinta kasih anak berbakti.
Sebenarnya jika suami punya prinsip, mandiri, tegas dan sudah punya mental pemimpin. Omongan dari manapun, seperti apapun, ga akan bisa memecah hubungannya dengan istri. Toh omongan orang tua juga bisa saja salah, apalagi zaman berubah, bisa jadi solusi tahun 80-an mereka, sudah tidak bisa jadi solusi di tahun sekarang.
Tapi memberi pengertian ke org tua juga sama susahnya dengan memberi pengertian ke anak, atau bahkan jauh lebih susah. Harus lembut, sabar, pelan, cari waktu yang pas, dan lainnya. Perlu iming-iming, perlu "sogokan", perlu puji-pujian.
Bunda, seharusnya suami bunda tau bagaimana memberi pengertian ke orang tuanya. Dan bagaimana membuat bunda sabar terhadap ujian selama tinggal bersama org tuanya. Jadi orang tuanya senang, bunda juga bahagia.
Pemimpin yang baik, itu tidak mudah diprovokasi, tidak galau ambil keputusan, tanggung jawab dengan anak istri, lagi-lagi saya mempertanyakan seberapa dalam ilmu agama yang ditanamkan ke benaknya selama ini. Laki-laki kok gak tanggung jawab..
Bukan durhaka namanya jika mementingkan anak dan istri. Caranya saja yang harus tetap lembut jangan teriak-teriak ke org tua saat menyampaikan keputusan. Bahkan harus berkali-kali dalam waktu lama hanya untuk membuat orang tua paham akan keputusan anaknya.
Bunda juga harus memutuskan sesuatu dengan kepala dingin. Karena istri keluar rumah selangkah saja harus ridho suami. Bahkan kita istri, mau jenguk org tua kita sakit saja, kita harus izin suami. Bahkan tidak boleh kita pergi, kalau suami tidak mengizinkan. Mungkin ada perkataan dan perilaku Bunda saat emosi yang menyakiti hati suami dan org tuanya. Lalu ditambah omongan orang lain yang ikut-ikutan bikin hati suami dan org tuanya tambah terbakar.
Meminta maaf terlebih dahulu mungkin bisa bunda lakukan jika memang ingin memulai dari awal lagi. Mulai memberikan pengertian-pengertian dengan halus dan lembut, tentang keputusan bunda dan suami untuk mandiri pisah dengan mereka. Tapi masih sering datang berkunjung membawakan makanan kesukaan.
Banyak berdoa bunda, Tuhan bisa membolak balik hati manusia bahkan hanya dalam waktu singkat. Hari ini benci, besok bisa rindu. Begitupun sebaliknya..
Mudah-mudahan anak juga bisa jadi pemersatu. Siapa tau nenek dan kakeknya malah jatuh cinta dengan dedek bayinya bunda. Semoga cepat selesai masalahnya. Amin.
| | |
Replying to:
Entah kenapa lebih sering denger "masalah" kalau sudah berkeluarga tapi masih berbarengan dengan orang tua, bahkan dengan keluarga lain (adik/kakak/paman/bibi)...
Perlu banyak sekali toleransi, lapang dada dan kesabaran jika dalam satu rumah banyak kepala. Karena tiap kepala punya masing-masing visi misi tujuan yang berbeda. Ego manusia selalu maunya ikut campur, ingin menang serasa ring tinju, merasa benar tiba-tiba semua jadi ahli agama. Banyak cicak putih dan bisikan "gaib" kalau sudah serumah banyak isinya (bukan keluarga inti).
Lebih mudah memang kalau mandiri, jadi kalau ada masalah hanya cari solusi dengan suami. Cekcoknya gak terlalu banyak dan panjang, karena cuma berdua lebih cepat capeknya kalau debat. Tapi kalau ada orang tua kita sudah tua, perlu untuk dirawat, wajib dilayani sebagai bukti cinta kasih anak berbakti.
Sebenarnya jika suami punya prinsip, mandiri, tegas dan sudah punya mental pemimpin. Omongan dari manapun, seperti apapun, ga akan bisa memecah hubungannya dengan istri. Toh omongan orang tua juga bisa saja salah, apalagi zaman berubah, bisa jadi solusi tahun 80-an mereka, sudah tidak bisa jadi solusi di tahun sekarang.
Tapi memberi pengertian ke org tua juga sama susahnya dengan memberi pengertian ke anak, atau bahkan jauh lebih susah. Harus lembut, sabar, pelan, cari waktu yang pas, dan lainnya. Perlu iming-iming, perlu "sogokan", perlu puji-pujian.
Bunda, seharusnya suami bunda tau bagaimana memberi pengertian ke orang tuanya. Dan bagaimana membuat bunda sabar terhadap ujian selama tinggal bersama org tuanya. Jadi orang tuanya senang, bunda juga bahagia.
Pemimpin yang baik, itu tidak mudah diprovokasi, tidak galau ambil keputusan, tanggung jawab dengan anak istri, lagi-lagi saya mempertanyakan seberapa dalam ilmu agama yang ditanamkan ke benaknya selama ini. Laki-laki kok gak tanggung jawab..
Bukan durhaka namanya jika mementingkan anak dan istri. Caranya saja yang harus tetap lembut jangan teriak-teriak ke org tua saat menyampaikan keputusan. Bahkan harus berkali-kali dalam waktu lama hanya untuk membuat orang tua paham akan keputusan anaknya.
Bunda juga harus memutuskan sesuatu dengan kepala dingin. Karena istri keluar rumah selangkah saja harus ridho suami. Bahkan kita istri, mau jenguk org tua kita sakit saja, kita harus izin suami. Bahkan tidak boleh kita pergi, kalau suami tidak mengizinkan. Mungkin ada perkataan dan perilaku Bunda saat emosi yang menyakiti hati suami dan org tuanya. Lalu ditambah omongan orang lain yang ikut-ikutan bikin hati suami dan org tuanya tambah terbakar.
Meminta maaf terlebih dahulu mungkin bisa bunda lakukan jika memang ingin memulai dari awal lagi. Mulai memberikan pengertian-pengertian dengan halus dan lembut, tentang keputusan bunda dan suami untuk mandiri pisah dengan mereka. Tapi masih sering datang berkunjung membawakan makanan kesukaan.
Banyak berdoa bunda, Tuhan bisa membolak balik hati manusia bahkan hanya dalam waktu singkat. Hari ini benci, besok bisa rindu. Begitupun sebaliknya..
Mudah-mudahan anak juga bisa jadi pemersatu. Siapa tau nenek dan kakeknya malah jatuh cinta dengan dedek bayinya bunda. Semoga cepat selesai masalahnya. Amin. | Amin, terimakasih banyak atas doanya bunda, segala cara sudah saya upayakan bunda, saya sudah pernah meminta maaf tetapi diusir bumer, saya sudah bujuk suami ttp ya begitu, dia terlalu lembek, alhamdulillah, sebenarnya sudah 3 minggu ini saya dan suami kembali menjalin komunikasi dan berteman di bbm, dia setiap hari menanyakan keadaan anak kami dan mengirim uang serta susu dan mainan..tp ya itu, dikirim lewat org lain, alasannya dia takut diserang keluarga saya katanya (ditakut-takuti org tuanya). Suami skrg juga berkata sangat kasar pada saya, tidak lg memanggil adik, tp kau..
Saya terima saja bun, demi anak..
Bahkan keluarga besar suami saat saya temui juga menyerah dan angkat tangan dgn suami dan ibunya, berbelanja susu saja ibunya harus ikut mendampingi, kemana-mana mereka nempel berdua, bumer saya posesif skali dgn suami saya, sampai tetangga mereka mengatakan suami saya menikahi ibunya sendiri..
Wallahu alam bun, hanya Allah dan bumer saja yg tau apa yg dia lakukan pada suami saya sehingga begitu gelap mata hatinya..
La tahzan Innallaha ma'ana | | | |
Lepaskan saja,semoga dpt suami yg lbh baik,kalo dia cinta sama bunda ts,gk mungkin deh dia ninggalin begitu saja,suami ibu itu kayak anak kecil yg tajut sama mama nya,bener2 anak mami
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |