morning bukibukk..
mw share abis baca blog ibu muda, kok ngena banget..
pengennya pas hamil ina.. pas udh lahir jauuuh dr ekspektasi hahah
yaa emng sih tiap org beda2, tp kalo sayaa sih merasakan sebagian besar yg ada di blog tsb.. cekidot
Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 1
Jadi kemarin baca statusnya temen saya di Path. Tentang ibu-ibu masa kini yang kalau di mall, strollernya malah dipake buat taro belanjaan, terus anaknya digendong nanny, dan dia sendiri nenteng belanjaan. Dia bingung melihat pemandangan itu, katanya siapa menggaji siapa sih?
Saya sih nggak bingung. Temen saya itu bisa bilang gitu karena dia belum punya anak. HAHAHAHAHA.
Urusan anak-beranak ini kan memang rawan judge sekali ya seperti yang pernah saya tulis di sini:
Tentang Idealisme Punya Bayi. Tapi itu konteksnya yang judge adalah sesama ibu-ibu juga. Nah ini yang nge-judge adalah orang yang belum punya anak. Yang belum merasakan gimana hebohnya mengurus bayi. Atau punya anak, tapi anaknya kalem. Terutama anak perempuan karena percayalah buibu, anak perempuan itu 90% lebih kalem dibanding anak laki-laki. Banyaklah cerita ibu-ibu yang anaknya cewek dan cowok bertestimoni kalau anak ceweknya jauh lebih kalem daripada anaknya cowok. Pas bayi ya ini.
Ibunya temen saya di kantor cerita, dulu waktu bayi temen saya kalau nangis pelaaaannn sekali. Sampai nggak kedengeran. Tau-tau kuning aja gara-gara kurang minum ASI. JAHAHAHAHHAHA. Eh terus adeknya cowok. Boro-boro kuning, nenen kalau belum muntah belum mau berhenti. XD Rahasia umumlah ya kalau anak cowo nenennya kuat banget. Si Bebe waktu bayi sejam nenen sejam tidur sejam nenen sejam tidur. -_____-
Ini daftar hal-hal yang biasanya rawan judge dan pandangan menuduh dari orang-orang:
1. Stroller, nanny, belanjaan, dan bayi
Idealnya: Bayi di stroller. Nanny membawa belanjaan. Ibu mendorong bayi. Kemudian belanja dengan tenang. Semua bahagia.
Kenyataan: Baru 20 menit di stroller anaknya bosan ingin digendong. Kemudian digendong sama ibunya. Setengah jam kemudian ibunya PEGEL DONG SECARA ANAK GUE 9 KILO. Tangan ibunya gemeteran, gendongan mulai merosot. Sementara belanja belum selesai. Anak nggak mau ditaro di stroller. Kasih ke suami nanny, belanjaan taro di stroller. Itu kan guna suami nanny?
Jangan belanja kalau punya bayi? Diem aja di rumah gitu? Kalau diem di rumah bikin bahagia sih nggak apa-apa. Kalau diem di rumah nggak bahagia jangan. Nanti ASI seret, nanti marah-marah sama suami, kebahagiaan rumah tangga terancam. Kemudian ASI seret sama dengan susu formula sama dengan duit bok duit. Mending ngemall, bawa nanny, semua bahagia. Duit susu formula bisa buat belanja.
Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem dan mau di stroller. Alhamdulillah ya diberkati sekali. Bebe kadang mau di stroller kadang mau digendong. Jadi meski bawa stroller ya tetep bawa baby carrier. Jadi pemandangannya lebih tolol lagi. Saya dorong stroller isi belanjaan, Bebe digendong JG pake baby carrier. Ngapain dah bawa stroller kalau begituuuuu? Buat bawa belanjaan.
PS: gendong setengah jam itu udah lebay. Kenyataannya gendong maksimal 15 menit tangan gue udah nggak tahan lagi. LOL Coba dulu deh gendong beras 9 kilo keliling Senayan City. Berasnya gerak ke semua arah ya, nggak diem.
2. Gadget dan makan di restoran
Idealnya: Bayi duduk di high chair restoran, ayah ibunya mengobrol sambil tersenyum. Anak main dengan mainan sampai ayah ibunya selesai makan. Semua bahagia.
Kenyataan: Bayi duduk sih mau di high chair. TAPI MAINANNYA JANGAN DIJATUH-JATUHIN ATUH, BEBE! Tiga menit sekali mengambil mainan Bebe yang jatuh kemudian dilap. Kalau emaknya hygiene freak lebih stres lagi, mainan dilap pake tisu anti bakteri. Tiga menit kemudian dijatohin lagi, diambil lagi, dilap tisu anti bakteri lagi. Tiga menit kemudian lempar sendok. Tiga menit kemudian makan tisu. Tiga menit kemudian berhasil lolos dari seat belt dan udah berdiri di high chair. Tiga menit kemudian nungging dari high chair berusaha mengambil sendiri sendok yang tadi dijatohin.
KASIH IPADLAH BIAR ANAKNYA NONTON AJA 15 MENIT BIAR AYAH IBU BISA MAKAN DENGAN TENANG. Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem duduk di high chair. Alhamdulillah ya diberkati sekali. Percayalah saya selalu iri melihat anak lain yang duduk diem selama ayah ibunya makan. *nangis* Si Bebe nggak dikasih ipad sih ... karena dia nggak mau. Pernah dicoba tapi nggak mau #fail. Jadi mau nggak mau saya sama JG makan gantian. I feel you, ibu-ibu dan ayah-ayah yang ngasih iPad pas anak makan di restoran. Ketenangan makan selama 15 menit adalah luxury. :')))
3. Tantrum di mall atau di tempat umum lainnya
Idealnya: Jalan-jalan dengan anak sebagai sarana rekreasi di akhir pekan. Anak jalan sendiri diiringi ayah ibunya. Semua bahagia.
Kenyataan: Lihat mainan kemudian pengen beli tapi mahal atau nggak penting kemudian anak ngamuk dan tantrum. Atau anak mah nggak butuh alasan untuk tantrum sih kadang tiba-tiba bosen terus ngamuk dan nangis kejer. Dipandangi orang dengan tatapan menuduh "Dih pasti itu anak dimanja, nggak diajarin sama ayah ibunya dih! Ayah ibunya nggak bisa didik aja sok-sok punya anak."
PERCAYALAH YANG MENATAP MENUDUH GITU PASTI NGGAK PUNYA ANAK. Atau lagi hamil dan udah baca seluruh artikel parenting yang disediakan google jadi dia merasa lebih pintar dalam urusan teori mendidik anak. Padahal pas anaknya lahir mah sama stres juga. XD Atau anaknya kalem. -____-
Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem. Alhamdulillah ya diberkati sekali. Si Bebe nggak pernah tantrum sih. Belum pernah nangis kejer inconsolable gitu. Tapi tiap liat orangtua dengan anak tantrum, saya rasanya pengen pukpuk. Sabar ya buibu, yahayah. Kalian orangtuanya, kalian tau yang terbaik bagaimana mendidik anaknya. :'))))
4. Makan di High Chair
Idealnya: Makan malam bersama ayah dan ibu di meja makan. Anak disuapi atau makan sendiri dengan tenang. Semua bahagia.
Kenyataan 1 (Orang lain): Nggak betah dan bosan di high chair. Nggak mau makan kalau nggak sambil main. To the next level, nggak mau makan kalau nggak sambil main di teras rumah. To the next level, nggak mau makan kalau nggak sambil main di TAMAN DEKET RUMAH, Pusing. Dan anak nggak mau makan itu sedih dan stresnya itu ngalah-ngalahin sedih dan stres mau SPMB. Apapunlah asal anak makan. I feel you ibu-ibu. Mendisiplinkan anak itu nggak semudah pandangan idealis ibu-ibu hamil: POKOKNYA ANAK GUE MAH KALAU MAKAN YA DI KURSI MAKAN! *pengalaman pribadi saat hamil* -_____-
Kenyataan 2 (Bebe): Mau duduk di high chair tapi tinggal tiga suap sebelum habis makannya disembur. Disembur, dilepeh ke meja high chair. Kemudian dimainin pake tangan. Kemudian diusap ke muka, ke rambut, ke baju. Makannya salmon keju. Bau amis. Disembur ke muka kita. Disembur ke baju kita. Padahal baru selesai mandi. Cuma bisa ngakak kalau udah gini. HAHAHAHAHAHAHAHUHUHUHUHUHU T_____T
Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem dan mau makan selalu dan belum GTM (gerakan tutup mulut) dan nggak pernah sembur makanan. Alhamdulillah ya diberkati sekali. XD
5. Anak Ditinggal karena Emaknya Kerja
Idealnya: Ayah bekerja, pergi di pagi hari pulang di sore hari sebelum jam 6. Ibu di rumah dandan cantik dan bermain bersama anak sepanjang hari karena pendidik terbaik adalah ibunya, dan karena tumbuh kembang anak tak bisa diulang, jadi sebaiknya ibu nggak usah bekerja, di rumah aja ngurus anak. Semua bahagia.
Kenyataan 1 (daycare): Gaji ayah cuma cukup buat nyicil rumah, bayar kontrakan, bayar daycare, sama kebutuhan sehari-hari. Biaya pendidikan gimana? Ibu has no choice kecuali kerja. Dan ibu *gue* nggak sanggup harus urus anak doang di rumah tanpa kerja. Percayalah, seperti yang sering saya bilang, jadi ibu rumah tangga itu bakat-bakatan. Ada yang bisa menjalaninya dengan bahagia, ada juga yang nggak bisa. Nggak semua sama. Bukan berarti karena lo mampu, gue juga mampu. Sama seperti kerjaan di kantor, ada yang mampu jadi editor, ada yang bertahun-tahun tetep jadi reporter.
Kasihan anak ditaro di daycare? Lebih kasihan kalau sama gue doang di rumah -_____- Sama saya makan susah, makanan nggak sevariatif di daycare, makan cuma sehari 3x (di daycare 5x). Dia nggak bersosialisasi. Dan saya nggak akan bahagia. Bisa nggak waras gue kalau harus 24x7 sama Bebe doang. Kantor adalah me time terbaik. Titik.
Kenyataan 2 (nenek): "Ih mau bikinnya aja nggak mau ngurusnya. Masa ibunya kerja terus malah ngerepotin orangtua, kasihan neneknya udah tua harus ngurus cucu!" NENEKNYA NYET YANG MAKSA PENGEN NGURUS CUCU. *sumpel mulutnya* Banyak yang neneknya yang maksa pengen ngurus si cucu meskipun tetep dibantu nanny. Si nenek juga banyak yang nggak rela anaknya udah sekolah tinggi-tinggi terus keluar kerja dan jadi ibu rumah tangga.
(Baca; Tentang Mengasuh Sendiri vs Diasuh Kakek Nenek) Bersyukurlah: Kalian yang bahagia bisa jadi ibu rumah tangga dan mengurus anak di rumah. Alhamdulillah ya diberkati sekali.
***
Susah ya jadi orangtua? Yang harus digarisbawahi:
NGGAK ADA SALAHNYA PUNYA KEMUDAHAN SEBAGAI ORANGTUA. Mau pake nanny empat padahal anak dua, mau kerja dan ninggalin anak di daycare atau sama neneknya, mau pake iPad biar anak kalem bentaran, syukurilah semua kemudahan itu. Kalau bisa nggak repot kenapa harus repot sih? Semua itu untuk menjaga kewarasan kita sebagai ibu. Ibu yang waras, ibu yang bahagia, adalah ibu yang bisa mendidik anaknya dengan baik.
Lagian ibu yang waras akan tahu kalau ada batasan untuk anak nonton iPad, ada batasan kapan boleh digendong, kapan dibiarin nangis dulu. Kapan harus didisiplinkan dan kapan harus dimanja.
Saya sendiri juga bersyukur Bebe bayi aktif. Nggak kebayang kalau anak saya pendiem. Nggak seru. Nggak pantes juga kan secara emak bapaknya berlebihan energi begini. LOL.
Yang jelas sekarang saya nggak mau judge apapun kalau soal urusan anak. Apalagi anaknya lebih gede dari anak saya. Misal anak remaja yang main hp mulu pas lagi kumpul keluarga. Apakah itu masa depanku 15 tahun lagi? Who knows?
Jadi silakan judge sajalah aku tak peduliiii yang penting aku bahagiaaaaa. Syalalalalala. XD
sumber:
blog mbak nisa.. makasih mbak udh buat tulisan beginian.. cukup menghibur dan intinya i feel youuu
Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 1 | annisast.com
lanjutannya:
Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 2 | annisast.com
Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 3 | annisast.com
have a fab monday