Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kembali mendorong bahwa perlu adanya standar yang jelas soal batas aman klorin dalam pembalut wanita. Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi hak konsumen yang menggunakan produk tersebut.
"Kalau dinyatakan aman oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan) harus jelas standarnya. Berapa kandungan yang aman, karena baik klorin maupun dioksin merupakan senyawa yang bersifat iritatif dan beracun," tutur peneliti YLKI, Ilyani Sudradjat, saat ditemui di Hotel Ibis Tamarin, Gondangdia, Jakarta Pusat, seperti ditulis Jumat (10/7/2015).
Baca juga: Fakta-fakta Soal Klorin dan Dioksin Ini Perlu Anda Ketahui
Dijelaskan Ilyani bahwa standar aman yang disebut Kemenkes dalam jumpa pers Rabu (8/7) lalu bersifat kualitatif. Sehingga tidak bisa diaplikasikan dan diukur secara jelas.
"Kalau standar pembalut itu berwarna putih, tidak tembus dan tidak mudah robek itu kualitatif. Perlua ada standar kuantitatif yang jelas. Yang disebut aman itu berapa ppm (part per millions) dan yang tidak aman itu berapa ppm," tegasnya lagi.
Ilyani mencontohkan peraturan soal batas aman kandungan merkuri dalam air bersih 0,001 mg/l. Sementara klorin dalam air ledeng diketahui tak boleh melebihi batas aman yakni 5 ppm.
Bahkan menurut Ilyani, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pun memiliki batas aman residu klorin yang ada di pembalut, yakni 0,01 - 1 ppm. Karena itu ia mendesak agar badan standar nasional (BSN) dapat mengacu pada peraturan tersebut untuk mengatur kandungan risidu klorin dalam pembalut.
"Yang kita inginkan sebenarnya hanya ada batas aman yang jelas. Sebab kalau tidak ada batas aman, maka pelaku usaha ataupun produsen yang melanggar tentunya tidak bisa dikenai hukuman," pungkasnya.
---------- Post added at 08:44 ---------- Previous post was at 08:40 ----------
Halo bunda. Sdh ada sedikit konfirmasi dr ylki, tp masih pingpong sama kemenkes
Intinya ylki tdk menampik tentang temuan klorin dlm pembalut. Tetapi banyak pihak yg ingin ylki memperjelas paparan temuannya seperti metode yg digunakan, bentuk klorin yg ditemukan, dll
Semoga info ini bermanfaat y bunda
---------- Post added at 08:50 ---------- Previous post was at 08:44 ----------
Jakarta - Temuan bahan berbahaya dalam pembalut dan pantyliner memicu kontroversi. Penjelasan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) yang mempublikasikan temuan tersebut dinilai tidak rinci sehingga dianggap meresahkan.
Peneliti YLKI, Ilyani Sudrajat menjelaskan bahwa yang ditemukan dalam 9 produk pembalut dan 7 produk pantyliner merupakan klorin bebas (Cl2) yang terikat dalam bahan baku. Dari mana senyawa tersebut berasal, ada beberapa kemungkinan terkait proses pembuatan pembalut.
"Bisa saja itu residu proses bleaching (pemutihan), atau memang ditambahkan pada bahan baku supaya lebih putih. Kita tidak tahu karena tidak mengamati proses produksinya," kata Ilyani saat dihubungi detikHealth, Kamis (9/6/2015).
Jika klorin bebas tersebut berasal dari residu proses bleaching, maka akan lebih berbahaya karena ada risiko pembentukan dioksin. Senyawa dioksin merupakan byproduct atau hasil samping dari proses bleaching dengan gas klorin yang sifatnya beracun. Kementerian Kesehatan menegaskan, tidak boleh ada senyawa dioksin dalam produk pembalut dan pantyliner.
Baca juga: Banyak Disebut Terkait Pembalut Berbahaya, Apa Sih Klorin dan Dioksin?
Menurut Ilyani, YLKI memang tidak meneliti kandungan dioksin. Menurutnya, keberadaan klorin bebas saja sudah berisiko bagi kesehatan. Karena sifatnya iritatif, senyawa tersebut bisa memicu luka pada permukaan kulit yang akan menjadi pintu masuknya virus penyebab kanker.
"Memang bukan klorin yang memicu kanker, tapi sifatnya yang iritatif bisa menjadi pintu masuk bagi virus dan semacamnya," kata Ilyani.
Ilyani menegaskan bahwa YLKI mendorong agar ada standar kuantitatif terkait kandungan klorin dalam produk pembalut dan pantyliner. "Untuk bahan kimia, nggak boleh cuma dinyatakan tinggi, rendah, atau sedikit. Harus ada standar kuantitatif," tegas Ilyani.
---------- Post added at 08:55 ---------- Previous post was at 08:50 ----------
http://m.detik.com/health/read/2015/...-popok-bayinya
Diberitakan pula ada permintaan untuk meneliti kandungan di popok kain juga
---------- Post added at 08:56 ---------- Previous post was at 08:55 ----------
Soal Temuan Pembalut Berbahaya, Orang Tua Sempat Khawatir Popok
Diberitakan pula ada permintaan untuk meneliti kandungan di popok kain juga