Ini based on true story, bunda bunda. Dibaca ya
Ketika usia saya 15 tahun, saya bertemu dengan Chris dan kami saling jatuh cinta. Kami menikah ketika usia saya sudah 21 tahun. Saat usia saya 23 tahun, kami menyadari bahwa kami akan memiliki seorang bayi. Kami sangat bahagia dan tidak sabar.
Di usia kehamilan 18 minggu, hasil USG menunjukkan bahwa kami akan memiliki seorang bayi laki-laki, sehingga kami lebih bahagia lagi. Kami memberinya nama Christian
Seminggu kemudian, kami mendapat sebuah telepon. Ada yang tidak normal pada Christian. Kami panik.
Semakin Christian tumbuh, para dokter semakin tidak yakin dengan kondisinya. Apa yang salah? Apakah dia masih hidup? Apakah dia akan mengalami gangguan mental?
Pada tanggal 18 Februari 2011, Chris dan saya pergi ke Vanderbilt untuk melahirkan Christian. Kami tidak tahu apakah kami akan membawa Christian pulang (dalam keadaan hidup) atau tidak.
Pada pukul 9:32 pagi, Christian lahir ke dunia.. dia menangis kencang. Dia HIDUP. Namun kondisinya tidak sesederhana itu. Kondisi Christian jauh lebih buruk dibandingkan dengan apa yang kami bayangkan. Dia lahir dengan kondisi bibir sumbing. Dia bahkan tidak bisa menutup mulutnya. Kondisi yang dia alami hanya terjadi pada 1 dari 50 orang di dunia. Selain itu, ada kondisi lain yang lebih buruk..
Mata Christian juga mengalami cacat. Kedua matanya tidak terbentuk. Bola mata tidak ada di tempatnya. Bayi laki-laki kami buta. Hati kami hancur berkeping-keping. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, atau bagaimana cara membesarkan seorang anak yang tidak bisa melihat. Christian harus menjalani operasi pada usia empat hari, dia dirawat di NICU hingga 4 minggu.
Saat kami membawanya pulang dari rumah sakit, semua hal jadi semakin berat. Setiap kali kami membawa Christian ke tempat umum, orang-orang akan menatapnya dan mengatakan di belakangku, "Lihat bayi itu!". Anak-anak akan bertanya pada ibu mereka apa yang terjadi pada "bayi itu".
Saya tidak bisa pergi ke sebuah tempat di mana orang-orang tidak menemukan kejanggalan pada Christian. Beberapa orang bahkan menanyakan langsung pada saya, "Apa yang terjadi dengan anak Anda?"
Bahkan seorang gadis menanyakan bahwa saya adalah ibu yang jahat, karena saya tidak mengaborsi Christian saat masih dalam kandungan. Hal itu sangat menyakitkan bagi saya
Namun semakin Christian tumbuh besar, dia sudah bisa mulai tertawa dan bermain. Dan saat orang-orang menatapnya, Christian justru tertawa lucu. Dan orang-orang itu akan balas tertawa.
Orang-orang mulai mencari saya di Facebook, atau mencari Christian dari cerita-cerita orang tentangnya. Dan kami memiliki BANYAK teman baru. Orang-orang mengatakan pada saya, bagaimana Christian memberi inspirasi bagi mereka, dan bagaimana hebatnya dia. Semua hal terasa lebih mudah. Christian terus tumbuh dan sehat. Semua orang yang bertemu dengan Christian menyukainya dengan cepat.
Semua hal yang menghakimi saya, dan bisikan-bisikan tidak menyenangkan tidak lagi menjadi kekhawatiran saya. Karena saya tahu Christian adalah anak yang hebat, dari dalam dan dari luar. Pada akhirnya saya menyadari bahwa keputusan saya tepat, untuk tidak mengaborsi Christian.
He is the love of my life.
And he is a miracle
.