Alhamdulillah,
saya termasuk beruntung,
ibu mertua saya orangnya kurang suka masak, sekali masak, porsinya gede, buat berhari-hari. suami dan adiknya montok-montok. hehehe dan orang Kalimantan
ibu saya hobi masak, 3 kali sehari masak. sarapan, makan siang, makan malam, beda trus masakannya, kalaupun ada sisa, pasti ada yang baru lauknya. Anehnya, anaknya ideal, nggak ada yg overweight. dan orang Jawa murni
Suami saya, besarnya di surabaya. Dan "masakan mama" bagi suami adalah masakan eyangnya.
Nah, hasilnya saya ditengah-tengah, saya masak sekali buat sehari, kadang buat dua hari (gudeg misalnya).
Alhamdulillah setelah menikah, masa lalu masakan itu nggak ngaruh. suami condong lebih suka masakan saya. walaupun diawal nikah saya juga borong buku resep masakan. perjuangan berbuah manis.
Kadang justruh saya kasihan lihat ibu mertua saya,
sebenernya kuncinya bukan di rasa, tapi sehat atau enggak.
ibu mertua saya suka yang bersantan, digoreng, pedas, dsb
Sementara suami saya menghindari makanan tersebut semenjak saya mulai komplain tentang berat badan dan mulai fitness.