Payudara adalah salah satu aset yang dibanggakan wanita. Sampai-sampai, banyak yang rela mempermaknya agar terlihat lebih besar, salah satunya dengan memasang implan. Sayangnya, sebuah penelitian menemukan bahwa implan tersebut dapat membuat kanker payudara sulit terdeteksi.
Dalam sebuah penelitian terhadap wanita pengidap kanker payudara, mereka yang menggunakan implan cenderung baru terdiagnosis pada stadium lanjut ketimbang yang tidak memakai implan. Implan sendiri diyakini tidak meningkatkan risiko kanker, namun ada kekhawatiran dapat mengganggu kemampuan dokter melihat jaringan payudara lewat mammogram.
Penelitian ini menganalisis informasi dari 12 penelitian sebelumnya yang melibatkan wanita pengidap kanker payudara, baik yang memiliki implan payudara ataupun yang tidak. Kesemua wanita dalam penelitian berasal dari Amerika Serikat, Kanada dan Eropa.
Wanita dengan implan payudara memiliki kemungkinan didiagnosis mengidap kanker payudara stadium akhir 26 persen lebih besar dibandingkan wanita tanpa implan payudara. Namun peneliti menegaskan bahwa temuan ini masih kurang signifikan. Artinya, bisa saja kecenderungan tersebut terjadi karena kebetulan.
Peneliti juga menemukan bahwa wanita dengan implan memiliki kemungkinan meninggal akibat kanker 38 persen lebih besar ketimbang yang tanpa implan. Sayangnya, beberapa penelitian tidak memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko kanker payudara, misalnya obesitas.
"Temuan baru ini tidak definitif, tapi menunjukkan bahwa efek dari implan payudara terhadap mammogram mungkin lebih menjadi masalah dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Dr. Stephanie Bernik, kepala bedah onkologi di Lenox Hill Hospital, New York seperti dilansir Live Science, Kamis (2/5/2013).
Temuan ini memunculkan ide untuk mempertimbangkan penggunaan USG dalam membantu memeriksa kanker payudara setelah menjalani metode mammogram.