Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
kucik2...   TS 
 
Location: jakarta
Posts: 2,049
Default kelainan pada rahim (part 2)

KELAINAN LETAK RAHIM

Posisi atau letak rahim pada wanita, sebenarnya tak selalu sama. Posisi ini pun sudah merupakan bawaan sejak lahir sehingga tak bisa diubah. Adapun letak rahim yang normal berada di tengah rongga panggul dan bagian teratas rahim mengarah ke depan. Jadi, bila arahnya tak demikian dikatakan sebagai kelainan letak. Namun kelainan ini tak semuanya dapat menyebabkan keluhan atau suatu penyakit maupun infertilitas. Biasanya, kelainan ini disebabkan ada dorongan oleh massa tumor, perlekatan, atau lemahnya jaringan ikat dan otot-otot penyangga rahim. Jadi, rahim akan terdorong ke kanan atau ke kiri oleh adanya perlekatan atau dorongan massa yang berlawanan.

Kelainan ini biasanya tak menimbulkan gejala, walaupun ada juga yang mengeluh ngilu dan nyeri bila melakukan gerakan-gerakan tertentu. Hal ini dapat timbul bila ada regangan pada jaringan yang merekat di rahim. Infertilitas juga dapat terjadi bila perlekatan menyebabkan tersumbatnya saluran telur.

Kelainan yang berkaitan dengan letak rahim di antaranya adalah:

Hyperretrofleksi (letak rahim ke belakang).

Penyebabnya ialah dorongan, mobilisasi rahim yang labil, atau ada perlekatan. Bila karena perlekatan, maka biasanya lebih dikarenakan adanya infeksi. Kelainan ini lebih sering terjadi pada ibu-ibu yang sudah punya banyak anak atau sering melahirkan sehingga semua jaringan ikatnya jadi lunak dan kendor.
Keluhan yang kerap mewarnai kelainan ini adalah sulit buang air kecil dan bila buang air besar sering nyeri/ngilu. Hal ini disebabkan mulut rahim
menekan saluran kencing. Selain itu, pada saat sanggama pun akan terasa sakit. Tentunya, pada kelainan ini pun akan ditemui hambatan, terutama dalam pertemuan sperma dan sel telur. Sperma sulit masuk ke dalam rongga rahim sehingga menyebabkan infertilitas atau sulit hamil. Itulah mengapa, kepada pasangan yang bersangkutan dianjurkan melakukan sanggama dengan cara *knee-chest position* (nungging) atau *post coital *(setelah hubungan suami-isteri).

Bila terjadi hamil di atas trimester pertama, maka rahim akan ke posisi normal, yaitu keluar dari panggul dan akan ke atas karena bayi semakin membesar sehingga tak mungkin tinggal dalam panggul. Tentunya kehamilan terjadi bila tak ada perlekatan. Jadi, bila ada perlekatan rahim, si wanita tak bisa hamil karena hambatan dalam pertemuan sperma dan sel telur. Oleh karena itu, harus dilakukan tindakan laparoskopi, yaitu melepaskan pelekatannya dengan cara operasi.

Perut gantung.

Sebenarnya, letak rahim yang makin bertambah ke depan atau seperti menggantung adalah normal, bukan kelainan karena arah rahim memang ke depan. Tapi karena jaringan ikat otot-otot perut sudah kendur dan tak bisa menahan sehingga bila hamil cenderung lebih ke depan. Itulah mengapa rahim demikian kerap ditemukan pada ibu-ibu yang sudah punya anak banyak. Tapi, Bunda, tak usah khawatir karena hal ini tak masalah. Cuma dianjurkan memakai gurita, korset atau ikat perut yang agak ketat dan kencang untuk menyokong perut dari bawah.

Yang perlu diketahui, pada rahim ke depan, partus akan menjadi lebih lama dan kontraksinya kurang bagus sehingga perlu dilakukan akselerasi, penambahan zat-zat penguat kontraksi. Perlu-tidaknya dilakukan tindakan seksiosesaria, tergantung besarnya bayi dan bisa-tidaknya melewati panggul.

Prolapsus uteri (rahim keluar atau menonjol di vagina).

Kelainan ini terjadi karena kelemahan jaringan ikat pada daerah rongga panggul, terutama jaringan ikat transversal. Sebab lain, pertolongan persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada saat pembukaan belum lengkap, terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat penyangga vagina, serta ibu yang banyak anak sehingga jaringan ikat di bawah panggul kendur. Menopause juga dapat menyebabkan turunnya rahim karena produksi hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari jaringan ikat berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan melemahnya sokongan pada rahim.

Gejalanya sangat individu. Keluhan yang sering terjadi antara lain, perasaan ada benda yang mengganjal atau menonjol di depan vagina sehingga sangat mengganggu ketika berjalan atau bekerja. Kadang timbul luka pada rahim yang menonjol tersebut dikarenakan gesekan celana dalam atau benda yang diduduki dan dari luka tersebut bisa menimbulkan infeksi. Gejala lainnya, sering timbul keputihan karena luka tersebut atau karena sumbatan pembuluh darah di daerah mulut rahim, serta ada keluhan rasa sakit dan pegal di pinggang. Keluhan rasa sakit ini akan hilang bila si wanita berbaring.

Biasanya *prolapsus uteri* jarang timbul sendirian, tapi disertai dengan turunnya vagina bagian depan yang disebut sistokel dan vagina bagian
belakang yang disebut retokel. Sistokel sering menimbulkan gejala buang air kecil yang sedikit-sedikit dan sering. Kandung kencing serasa penuh dan sulit dikosongkan seluruhnya, tak dapat menahan kencing bila batuk atau mengejan, kadang terjadi kesulitan kencing sehingga kandung kencing membesar. Sedangkan rektokel sering menyebabkan gangguan buang air besar karena tinja berkumpul di ruang retokel.

Untuk mendiagnosis kelainan rahim jenis ini dilakukan dengan cara pasien diminta jongkok sambil mengejan sehingga akan tampak benjolan di depan
vagina. Tapi sebenarnya, kelainan ini dapat dicegah, yaitu dengan pemandekan waktu persalinan atau dilakukan episiotomi dan bantuan persalinan, misalnya dengan forcep atau vakum sehingga waktu persalinan pun tak lama. Sementara pengobatannya dengan latihan-latihan otot dasar panggul (senam kegel) atau operasi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul sehingga tak keluar lagi. Jadi, rahim dinaikkan ke atas dan diikat dengan jaringan otot-otot di perut atas. Jaringan otot yang kendur itu dipendekkan dan ditahankan ke rahim sehingga rahim tak turun lagi. Cara lain ialah dilakukan tindakan pengangkatan rahim dari vagina lewat operasi. Konsekuensinya tentu tak bisa punya anak lagi. Lain halnya bila dilakukan operasi penguatan rahim,
kemungkinan tetap punya anak masih bisa.

Inversio uteri (rahim terbalik ke bawah).

Hal ini disebabkan pada waktu melahirkan tali pusatnya ditarik sementara belum terjadi kontraksi sehingga rahim membalik. Gejala yang ditimbulkan setelah melahirkan sangat mengkhawatirkan. Pasien menjadi *shock,* nyeri yang sangat, dan terjadi perdarahan. Kejadian ini dapat menyebabkan pasien meninggal karena kekurangan darah. Penanganannya dengan dilakukan reposisi segera. Jadi, pada saat itu dimasukkan lagi dengan anestesi atau bius umum sehingga kembali normal, lalu diberi penguat kontraksi agar bisa bertahan di dalam rongga perut. Bila reposisi tak segera dilakukan dan gejala yang timbul tak berat akan menyebabkan terjadi inversio menahun. Bila terlambat, maka komplikasinya ialah perdarahan yang banyak sehingga harus dioperasi dan pengangkatan rahim. Pencegahannya dengan melakukan pertolongan persalinan, tunggu sampai rahim berkontraksi, dan cegah anemia sehingga kontraksi uterus menjadi baik.


Jadi, Bunda, bila mengalami banyak keluhan yang berkaitan dengan rahim, segera konsultasikan ke dokter agar bisa ditangani secepatnya.
 
Thread lain yang berhubungan:
born as a woman. reborn as a mother
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
dua kantong rahim -- Diskusi Umum 7
Rahim Dingin?? -- Diskusi Umum 2
rontegn rahim!!!! -- Ngobrol Apa Saja 0
Rahim terbalik -- Diskusi Umum 1
kelainan pada rahim (part 1) -- Ngobrol Apa Saja 0


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 14:10.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com