hai bunda... salam kenal saya member baru...
saya mau bercerita sedikit tentang rumah tangga saya, dan saya sangat berterima kasih sekali jika bunda2 mau memberikan solusinya kepada saya...
saya berusia 28 tahun menikah dengan suami saya di awal tahun. saya sama suami berbeda usia 6 thn tentuanya suami saya lbh tua dibanding saya.
suami saya seorang duda yg punya 1 anak. anaknya ikut mantan istrinya. suami saya dulu menikah 4 tahun bercerai karena istrinya berselingkuh. kebetulan suami saya dapat mantan istrinya dulu seorang janda yg berbeda usia 5tahun lebih tua istrinya.
suami saya anak terakhir dan cowok sendiri dari 3 bersaudara. suami saya berasal dari keluarga yg sangat cukup sedangkan saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana. saya anak satu2 nya kebetulan bapak saya meninggal saat saya usia 1 thn jadi ibu saya menghidupi saya hingga saya lulus sekolah dengan cara jadi tukang cuci dari rumah ke rumah. saya mengenal suami saya dalam itungan 6 bulan saya menikah.
awal pernikahan saya mungkin sangat sederhana dan biaya pernikahan saya pun biaya sendiri sedangkan dulu waktu pernikahan pertama suami saya dengan mantan istrinya semua biaya berasal dari orang tuanya dan tentunya pernikahan mereka sangatlah mewah. entah apa yg ada di benak saya, saat ini saya bercerita ke bunda dengan hati sedih, kecewa, bingung dan juga banyak air mata.
1 minggu setelah saya menikah suami menyuruh saya untuk berhenti berkerja dan saya menuruti kemauan suami agar kita segera diberi momongan. tapi hingga saat ini saya blm diberi momongan dan kepercayaan sama Tuhan.
1 bulan setelah pernikahan saya, saat saya berkumpul dengan keluarga suami saya. kakak ipar saya selalu bahas mantan isteri suami saya. awalnya saya mengira ini semua ketidak senggajaan. tapi semakin hari semakin saya dibanding2kan dengan mantan isteri suami saya. semakin saya sakit hati. namun, saya bisa apa? mereka dari golongan keluarga berada. saya cuma bisa berdoa dan memendam bahkan untuk bercerita ke ibu saya sendiri saya tidak mau. ibu saya terlalu tua dan sudah sakit2an. ibu saya tahunya rumah tangga kami sangat bahagia. jadi setiap week end saya berkunjung ke rumah ibu saya. saya menyembunyikan rasa sakit dan kecewa saya.
kenapa saya kecewa karena saat saya mencoba menceritakan yang saya alami ke suami tapi suami tidak percaya bahkan bilang " ah itu cuma perasaanmu saja kok dia tidak seperti itu"
akhirnya saya putuskan untuk memendam semua sendiri.
saya memang berbalik jauh dari mantan istri suami saya dulu. dia yg cantik dan sangat kaya. tapi saya sangat mencintai suami saya bahkan sedikitpun tidak terbesit dalam pikiran saya untuk menyakiti dan meninggalkannya. tapi keadaan yg membuat saya semakin sakit dari hari kehari. banyak sindiran dan perbandingan dengan mantan istrinya yang dulu
belum lagi yang saya lakukan selalu salah tidak ada benarnya di depan kakak ipar saya. jangankan untuk berbicara untuk tegur sapa saat bertemu pun tidak. kita berbicara seperlunya saja.
hingga saat ini pun saya belum hamil itu juga semua mengira saya yg bermasalah karena suami saya dulu pernah punya seorang anak. pernah sekali saya packing semua baju saya dan saya pergi keluar kota untuk mencari pkerjaan dan meninggalkan semua rasa sakit ini, dan mengakhirinya. tapi kemdian saya berfikir. siapa yg siapkan makan suami saya dirumah? siapa yg menyiapkan baju kerja suami saya? siapa yg menemaninya saat dia sendirian? siapa yg merawatnya saat dia sakit? bukannya saya harus selalu mengapdi ke suami apapun keadaannya?
karena itu saya masih bertahan sampai sekarang walau ini semua sangat berat untuk saya lalui...
saya tertawa, saya tersenyum tapi dalam hati saya... saya menangis
bunda bunda yang baik hati, saya sangat berterima kasih sekali jika bunda mau membaca terlebih memberikan solusi kepada saya.