Replying to:
Masalah bunda hampir mirip dengan masalah abang saya yang menikah dengan tetangga, bedanya abang saya dan tetangga itu masih ada jalur persaudaraan dari kakek yang sama2 laki2. Menurut Jawa itu tidak boleh, tp heranya pihak keluarga perempuan malah mendukung dan mereka dinikahkan tanpa seizin dan sepengetahuan keluarga saya. 4 tahun kejadian itu dan masih belum ada penyelesaian. Ibu saya yang terlalu sakit hati seperti tidak dianggap sebagai ortu yang membesarkan bener2 seperti g ada maaf sama mereka dan keluarga mereka... Maaf bunda saya jadi ikut curhat. |
iya bund.. makasih untuk sharingnya... mungkin bln depan baru kerumah mertua... semoga mertua saya bisa nerima yang kami kasih.. kadang yang buat tidak lega itu ketika kita berusaha memberi semampu kita mereka malah meremehkan... jujur bund.. kita beda keyakinan sama mertua... pas mertua natalan kita berusaha kasih kue dan bingkisan lainnya... tapi tidak ada respon sama sekali... baru pas kita kirim uang mereka berterimakasih... kadang saya ya mikir kenapa mertua saya hanya materi dan materi saja.. bukan butuh kita berdua... saya nelangsa kadang bund...
Replying to:
Jadi ingat kisah hidup saya sendiri. Kalau Bunda 8th saya malah 9th. Tapi akhirnya saya tidak menikah dengan pacar saya itu. Karena memang keluarganya tidak menyetujui. Saya masih ingat nasehat Ibu saya, "Nak, jangan memulai sesuatu tanpa restu." Saya menangis waktu itu, terpuruk perjuangan 9th hanya berakhir seperti ini saja. Dengan keyakinan bahwa restu orangtua adalah restu Allah jadi saya tidak menikah dengan pacar saya itu. Alhamdulillah sekarang saya menikah dengan laki-laki yang direstui seluruh keluarga besar. Maaf Bunda saya cuma share pengalaman. Tentunya dengan kejadian yang Bunda alami inilah waktunya untuk "memperbaiki" hubungan dengan keluarga suami. Anak tetaplah Anak. Sampai kapanpun tidak akan berubah. Terlebih anak laki-laki dia memiliki kewajiban menjaga Ibunya. |
iya bund.. makasih untuk sharing ceritanya... memang dari keluarga suami itu bermacam2 keyakinan... mereka menjujung tinggi keluarga.. jadi ketika pernikahan kami... seluruh keluarganya juga menolak... tapi ketika sekarang ortu suami yang bangkrut tidak ada keluarga yang peduli... kadang suami juga kecewa.. jujur bund.. saya sayang sama mertua, tapi mereka yang tidak menginginkan kami.. dan hanya butuh materi.. kami sangat sedih...
saya dan suami juga sudah berusaha memberikan materi.. tapi kadang diremehkan... karena tidak sebesar yg mereka inginkan.. selama itu pula kami hanya berhubungan by transfer.. adik suami yg minta uang by sms.. tapi sama sekali tidak pernah tanya kabar gimana, sekarang dimana, sudah punya momongan belum.. mereka ndak pernah tanya itu... seolah2 akhirnya kalau ada butuhnya aja sms... suami juga sedih karena hal ini...