Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
SariKu...   TS 
 
Posts: 35
Default Kecewa kepada suami

Saya dan suami sudah pisah rumah hampir satu bulan ini. Suami kembali ke rumah ortunya. Kami berpisah karena sempat bertengkar mulut dan suami memilih keluar dari rumah membawa semua pakaiannya. Saya tidak mencegah karena sudah terlalu sering dia mengancam pergi dari rumah setiap bertengkar.
Kami masih berkomunikasi walopun kadang lancar kadang tidak. Posisi anak kami berumur 3 bulan beberapa hari lagi dan tentunya anak kami saya yang asuh. Selama berpisah beberapa kali suami menengok anak kami. Di saat kami sedang mendinginkan pikiran, suami saya diam2 pergi camping menginap semalam dengan teman teman kantornya (semua single dan ada beberapa teman wanita juga). Saya marah, karena saya berfikir saat ada masalah sepeti ini kok tega suami malah bersenang2 sendiri. Dia bilang dia butuh hiburan (saat saya konfirmasi), hidup sekali kok dibikin repot. Saya kecewa dia berkata sepeti itu m seperti tidak ingat saya dan anaknya yg masih sangat kecil. Saya tau kami sedang berpisah, tapi berpisah untuk merenung. Apa dengan dia sepeti itu bukan malah membuka permasalahan baru yg lain? Apa cara menghibur diri hanya seprti itu? Apa tidak ada cara lain yg tidak mengecewakan saya? Karena bagaimanapun saya dan dia masih berstatus suami istri. Dia kekeh tidak merasa salah. Saya sangat kecewa.
Mungkin bunda2 disini mempunyai pandangan lain, karena bisa saja cara berfikir saya yg sempit. Harapannya dengan pandangan2 dari bunda disini bisa membuka pikiran saya. Terimakasih bunda bunda..
 
  #2  
Old
Rindi ...
 
Posts: 427
 
Kalo boleh tau, umur bunda dan suami berapa yaa?
Maaf sebelumnya, semoga berkenan menjawab.
 
الحمدلله الذي بنعمته تتم الصالحات
  #3  
Old
Delima...
 
Posts: 40
 
Permasalahannya apa ya bun?? Apakah memang bnr2 fatal sampai memilih jalan pisah rumah dulu?? LakiČ yg sudah atau belum menikah, sifat suka kumpul temanČ memang tetap ada bun.. Bisa berkurang tapi nggak bisa 100% hilang... Kalo slama ini suami dikenal setia insyaAllah nggak terjadi apaČ slama dia pergi camping..
 
  #4  
Old
Mimi C...
 
Posts: 45
 
Lagi pada sama2 sumpek mgkn ya bun? Bener2 mesti dinginin kepala. Yg di pikirin skrg anak. Ga bisa egois masing2. Harus cari jalan bagaimana bisa sama2 jalanin hidup rumah tangga skrg demi anak.
 
  #5  
Old
sheldo...
 
Location: Nomaden
Posts: 2,450
 
Dari awal pisah, masalahnya knp?
Klo sudah pisah rumah gni, apakah sudah fix mau cerai? Kalau iya ya sudah biarin aja suami....toh udah gda iktan apa2.
Kalau belom mau cerai....justru jgn pisah rumah. Masalah itu dihadapi, bukan dihindari.
Saya memahami kok rasanya seperti ditinggalkan, kita ngurus anak di rumah eh...dia malah happy2....tapi itu semua kalau bisa dikompromikan...ya sebenernya ga masalah juga.
Kalau kasus saya...LDR, saya di rumah sama anak...suami di kota lain, kdang dia menghabiskan wiken mancing di laut sama temen2nya...kdang saya ngerasa..kok enak dia masih bisa sosialisasi happy2! Tapi saya mikirnya ya itu reward dia...dia udah nyari nafkah setiap hari buat anak istri

Jd saran saya drpd pisah rumah. Hadapi masalah berdua. Bicarakan apa yg mengganggu pikiran masing2. Kalau tdk ada selingkuh2an...tdk ada KDRT...maka tinggal USAHAnya saja....usaha menuju RT yg bisa adem tentrem.
 
  #6  
Old
SariKu...   TS 
 
Posts: 35
 
Replying to: View Post
Dari awal pisah, masalahnya knp?
Klo sudah pisah rumah gni, apakah sudah fix mau cerai? Kalau iya ya sudah biarin aja suami....toh udah gda iktan apa2.
Kalau belom mau cerai....justru jgn pisah rumah. Masalah itu dihadapi, bukan dihindari.
Saya memahami kok rasanya seperti ditinggalkan, kita ngurus anak di rumah eh...dia malah happy2....tapi itu semua kalau bisa dikompromikan...ya sebenernya ga masalah juga.
Kalau kasus saya...LDR, saya di rumah sama anak...suami di kota lain, kdang dia menghabiskan wiken mancing di laut sama temen2nya...kdang saya ngerasa..kok enak dia masih bisa sosialisasi happy2! Tapi saya mikirnya ya itu reward dia...dia udah nyari nafkah setiap hari buat anak istri

Jd saran saya drpd pisah rumah. Hadapi masalah berdua. Bicarakan apa yg mengganggu pikiran masing2. Kalau tdk ada selingkuh2an...tdk ada KDRT...maka tinggal USAHAnya saja....usaha menuju RT yg bisa adem tentrem.
Sebenarnya masalah komunikasi bun. Dari dulu tiap ribut entah masalah besar atau kecil pasti suami bilang cerai dan beres2 baju dan mau keluar dari rumah . Itu dari awal menikah. Tiap ada yg gak sepemikiran, dia ngancem seperti itu. Ya saya juga akui tiap ribut saya selalu gak mau kalah sama suami. Tapi dari dulu akhirnya saya ngalah, saya yg mohon2 suami gak pergi.
Sebenrnya setelah saya melahirkan dia pergi dari rumah bukan pertama kali ini bun. Waktu anaknya umur 1 bulan, ada masalah dia pergi. Dan saya tidak mencegah karena benar2 sudah capek, tiap ribut pasti ngancem seperti itu. Saat itu suami bekerja dgn sistem 2 minggu kerja 2 minggu berangkat. Dia kerja di kota tempat saya tinggal. Jadi pas dia pergi dari rumah yg pertama itu posisi dia sedang libur 2 minggu. Jadi benar2 selama 2 minggu dia di rumah ortunya, tidak menghubungi saya, tdk menanyakan anaknya. Baru setelah 2 minggu lebih sehari dia dan keluarganya datang menengok anak saya. Mereka juga membawa saudara2nya, jadi ortu saya mau membicarakan masalah dia minggat 2 minggu pun tidak jadi. Dan akhirnya dia pulang lagi ke rumah saya.
Pada saat kembali pun dia hanya membawa 1 tas baju bun, padahal waktu pulang ke ortunya dia bawa semua baju.
Nah yg terbaru dia ijin mudik ke rumah ortunya, sudah 2 minggu nggak mudik. Saya minta dia pulang 2 hari lagi. Dia tidak mau. Karena saya ingat sikap dia yg dulu menghabiskan 2 minggu waktu liburnya di rumah ortunya ,emosi saya muncul.
Saya bilang kalo dia di sini hanya untuk kerja doang, numpang tidur, curang. Dia marah bun, seharian gakmau keluar turun (kamar kami di lantai 2). Padahal ada ortu saya bun. Anaknya nangis pun dia tidak turun. Padahal saat itu akhirnya saya WA "kalo mau pulang yauda pulang aja, tapi sekarang udah malem besok aja " Dia gak bales bun. Besok paginya dia bawa baju2 di tas dan bilang kalo dia mau ngekos aja. Saya jelas marah tapi saya diam saja. Saya membiarkan dia pergi. Sesampainya dia di kantor dia WA saya bahwa hubungan kami mending diakhiri saja. Dia tersinggung dgn ucapan saya.
Padahal saya sudah minta maaf tapi dia tidak mau memaafkan. Akhirnya saya iyakan keputusan dia.
2 hari kemudian dia datang katanya ingin menengok anaknya. Dia datang di sela2 jam kerjanya. Jam kerjanya fleksibel dan sering di luar kantor jadi dia sempatkan saat itu. Saat dia datang saya pun diam saja. Saya kasih anak saya ke dia lalu saya tinggal di ruangan lain. Setelah selesai dia pamit kerja lagi. Tanpa ada obrolan apapun ttg hubungan kami.
Esoknya dia datang mengantar Imunisasi anak kami, sepanjang jalan pun kami diam saja. Sampai pulang pun seperti itu. Lewat HP pun dia tidak membahas apapun untuk memperbaiki hubungan kami dan kami tidak komunikasi.
Sampai seminggu kemudian hari sabtu saat itu ( kebetulan dia pulang lebih awal jam 2 siang) dia datang membawa kebutuhan anak kami.
Karena dia bilang dia salah beli minyak telon, dia beli ukuran 65gram. Dan saya becandain "ukuran mili kali, gram emangnya emas" Dia langsung hangat sikapnya. Dan mengajak bicara, lama2 dia membahas ttg hubungan kami yg mau dilanjut seperti apa.
Saya bilang kalau mau lanjut kamu harus jujur ke ortumu ttg perilakumu selama ini kepada aku. Perilaku dia yg jika marah ngancem cerai, pergi dari rumah. Bahkan ketika saya hamil dan bertengkar saya pernah dicekik walaupun nggak kencang. Saya juga pernah didorong dengan keras ke kasur, ditonyol Saar ribut. Dan itu posisi saya hamil 4 bulan. Saya ingin ortunya tau dari mulut dia sendiri perilakunya selama ini seperti apa.
Dia sudah bilang kepada ortunya, katanya ortunya kaget. Dan mengatakan jika memang masih sama sama suka ya rujuk saja.
Saya juga minta jika memang mau rujuk tolong cari ustadz, karena dia sudah berkali2 mengucap cerai. Tapi sampai beberapa hari dia tidak juga mencari, dia beralasan sibuk. Walau akhirnya dia menghubungi seorang ustadz tapi kami terlanjur ribut lagi masalah dia camping kemarin itu.
Oh ya selama dia pergi dari rumah yg kedua kalinya, jadwal kerja dia sudah full sebulan. Jadi dia tiap harinya dilakukan dari tempat kerja ke rumah ortunya selama 3 jam bolak balik perjalanan.
Saya tidak menawari dia untuk pulang ke rumah saya, karena saya pikir ingin memberikan pelajaran supaya jika mau bertindak dia berfikir panjang dulu. Tapi dia menganggap saya tidak peka, karena tau dia bolak balik tapi tidak menawari pulang.
Lah dia pergi2 sendiri, masa pulang saya yg nawarin. Harusnya dia yg inisiatif.
Malah sekarang dia setiap hari nebeng temennya yg pake mobil. Kebetulan rumah ortunya searah dgn rumah temennya itu. Dia jadi makin2 nggak pernah nengokin anaknya.
Saya bingung, karena saya merasa dia sudah nyaman dengan hidupnya yg seperti saat ini.
Pulang pergi nebeng temennya pake mobil, gak mikir uang untuk kos, gaji cuma untuk beli keperluan anaknya, gak nafkahi saya, bebas pulang ke rumah ortunya.
Saya benar2 jenuh sebenarnya tapi saya selalu berfikir pasti masih bisa diperbaiki, kasian anak saya kalau kehilangan sosok bapak walau kadang juga saya pikir ada atau tidaknya dia tidak ada pengaruh apa2. Saya harus gimana bun? Dari dulu saya curhat komentar bunda pasti yg paling realistis
 
  #7  
Old
annisa...
 
Posts: 607
 
Replying to: View Post
Sebenarnya masalah komunikasi bun. Dari dulu tiap ribut entah masalah besar atau kecil pasti suami bilang cerai dan beres2 baju dan mau keluar dari rumah . Itu dari awal menikah. Tiap ada yg gak sepemikiran, dia ngancem seperti itu. Ya saya juga akui tiap ribut saya selalu gak mau kalah sama suami. Tapi dari dulu akhirnya saya ngalah, saya yg mohon2 suami gak pergi.
Sebenrnya setelah saya melahirkan dia pergi dari rumah bukan pertama kali ini bun. Waktu anaknya umur 1 bulan, ada masalah dia pergi. Dan saya tidak mencegah karena benar2 sudah capek, tiap ribut pasti ngancem seperti itu. Saat itu suami bekerja dgn sistem 2 minggu kerja 2 minggu berangkat. Dia kerja di kota tempat saya tinggal. Jadi pas dia pergi dari rumah yg pertama itu posisi dia sedang libur 2 minggu. Jadi benar2 selama 2 minggu dia di rumah ortunya, tidak menghubungi saya, tdk menanyakan anaknya. Baru setelah 2 minggu lebih sehari dia dan keluarganya datang menengok anak saya. Mereka juga membawa saudara2nya, jadi ortu saya mau membicarakan masalah dia minggat 2 minggu pun tidak jadi. Dan akhirnya dia pulang lagi ke rumah saya.
Pada saat kembali pun dia hanya membawa 1 tas baju bun, padahal waktu pulang ke ortunya dia bawa semua baju.
Nah yg terbaru dia ijin mudik ke rumah ortunya, sudah 2 minggu nggak mudik. Saya minta dia pulang 2 hari lagi. Dia tidak mau. Karena saya ingat sikap dia yg dulu menghabiskan 2 minggu waktu liburnya di rumah ortunya ,emosi saya muncul.
Saya bilang kalo dia di sini hanya untuk kerja doang, numpang tidur, curang. Dia marah bun, seharian gakmau keluar turun (kamar kami di lantai 2). Padahal ada ortu saya bun. Anaknya nangis pun dia tidak turun. Padahal saat itu akhirnya saya WA "kalo mau pulang yauda pulang aja, tapi sekarang udah malem besok aja " Dia gak bales bun. Besok paginya dia bawa baju2 di tas dan bilang kalo dia mau ngekos aja. Saya jelas marah tapi saya diam saja. Saya membiarkan dia pergi. Sesampainya dia di kantor dia WA saya bahwa hubungan kami mending diakhiri saja. Dia tersinggung dgn ucapan saya.
Padahal saya sudah minta maaf tapi dia tidak mau memaafkan. Akhirnya saya iyakan keputusan dia.
2 hari kemudian dia datang katanya ingin menengok anaknya. Dia datang di sela2 jam kerjanya. Jam kerjanya fleksibel dan sering di luar kantor jadi dia sempatkan saat itu. Saat dia datang saya pun diam saja. Saya kasih anak saya ke dia lalu saya tinggal di ruangan lain. Setelah selesai dia pamit kerja lagi. Tanpa ada obrolan apapun ttg hubungan kami.
Esoknya dia datang mengantar Imunisasi anak kami, sepanjang jalan pun kami diam saja. Sampai pulang pun seperti itu. Lewat HP pun dia tidak membahas apapun untuk memperbaiki hubungan kami dan kami tidak komunikasi.
Sampai seminggu kemudian hari sabtu saat itu ( kebetulan dia pulang lebih awal jam 2 siang) dia datang membawa kebutuhan anak kami.
Karena dia bilang dia salah beli minyak telon, dia beli ukuran 65gram. Dan saya becandain "ukuran mili kali, gram emangnya emas" Dia langsung hangat sikapnya. Dan mengajak bicara, lama2 dia membahas ttg hubungan kami yg mau dilanjut seperti apa.
Saya bilang kalau mau lanjut kamu harus jujur ke ortumu ttg perilakumu selama ini kepada aku. Perilaku dia yg jika marah ngancem cerai, pergi dari rumah. Bahkan ketika saya hamil dan bertengkar saya pernah dicekik walaupun nggak kencang. Saya juga pernah didorong dengan keras ke kasur, ditonyol Saar ribut. Dan itu posisi saya hamil 4 bulan. Saya ingin ortunya tau dari mulut dia sendiri perilakunya selama ini seperti apa.
Dia sudah bilang kepada ortunya, katanya ortunya kaget. Dan mengatakan jika memang masih sama sama suka ya rujuk saja.
Saya juga minta jika memang mau rujuk tolong cari ustadz, karena dia sudah berkali2 mengucap cerai. Tapi sampai beberapa hari dia tidak juga mencari, dia beralasan sibuk. Walau akhirnya dia menghubungi seorang ustadz tapi kami terlanjur ribut lagi masalah dia camping kemarin itu.
Oh ya selama dia pergi dari rumah yg kedua kalinya, jadwal kerja dia sudah full sebulan. Jadi dia tiap harinya dilakukan dari tempat kerja ke rumah ortunya selama 3 jam bolak balik perjalanan.
Saya tidak menawari dia untuk pulang ke rumah saya, karena saya pikir ingin memberikan pelajaran supaya jika mau bertindak dia berfikir panjang dulu. Tapi dia menganggap saya tidak peka, karena tau dia bolak balik tapi tidak menawari pulang.
Lah dia pergi2 sendiri, masa pulang saya yg nawarin. Harusnya dia yg inisiatif.
Malah sekarang dia setiap hari nebeng temennya yg pake mobil. Kebetulan rumah ortunya searah dgn rumah temennya itu. Dia jadi makin2 nggak pernah nengokin anaknya.
Saya bingung, karena saya merasa dia sudah nyaman dengan hidupnya yg seperti saat ini.
Pulang pergi nebeng temennya pake mobil, gak mikir uang untuk kos, gaji cuma untuk beli keperluan anaknya, gak nafkahi saya, bebas pulang ke rumah ortunya.
Saya benar2 jenuh sebenarnya tapi saya selalu berfikir pasti masih bisa diperbaiki, kasian anak saya kalau kehilangan sosok bapak walau kadang juga saya pikir ada atau tidaknya dia tidak ada pengaruh apa2. Saya harus gimana bun? Dari dulu saya curhat komentar bunda pasti yg paling realistis
ini dua duanyaa sma sama egois ...


1. masalah camping, menurut saya mah gak salah sih... yg namanya merenung bukan cuma diem dirumah trus mikir gtuu .. malah jd strees... justru biarin ajaaa biar strees nya ilang, trus berfikirnya juga dgn kepala dingin..

2. si suami salah sih masa tiap ribut keluar rumah..

emng beneran sih masalahnya komunikasi...
mbaknya jg gengsi u/ memulai obrolan ..

pdhal mah gpp ...
buka obrolan, ajak suaminya pulang, walaupun suaminya yg pergi,,,
setidaknyaa si suami jg mikir mbaknya masih butuh diaaa ... beneran masih butuh kan ?

bisa jd si suami pgn tauu ,, ini istrinya msih cinta gak, atau masih peduli gaak... ko gk ditanyain,..

trus kelakuan suaminya yg dulu dulu , udeh sihh gk ush dikorek lagi... kalo mau jg dia janji kalo dia gk akan ngulagi lgi,,, toh dia udh mnta maaf... yg penting kedepannya dia berubah ...


itu saran saya sih
kecuali kalo mbaknya udh gak mau sama suaminya,, yaudh bubar ajaaaa..
tpi jgn ambek ambek kalo dia pergi happy happy
 
  #8  
Old
SariKu...   TS 
 
Posts: 35
 
Replying to: View Post
ini dua duanyaa sma sama egois ...


1. masalah camping, menurut saya mah gak salah sih... yg namanya merenung bukan cuma diem dirumah trus mikir gtuu .. malah jd strees... justru biarin ajaaa biar strees nya ilang, trus berfikirnya juga dgn kepala dingin..

2. si suami salah sih masa tiap ribut keluar rumah..

emng beneran sih masalahnya komunikasi...
mbaknya jg gengsi u/ memulai obrolan ..

pdhal mah gpp ...
buka obrolan, ajak suaminya pulang, walaupun suaminya yg pergi,,,
setidaknyaa si suami jg mikir mbaknya masih butuh diaaa ... beneran masih butuh kan ?

bisa jd si suami pgn tauu ,, ini istrinya msih cinta gak, atau masih peduli gaak... ko gk ditanyain,..

trus kelakuan suaminya yg dulu dulu , udeh sihh gk ush dikorek lagi... kalo mau jg dia janji kalo dia gk akan ngulagi lgi,,, toh dia udh mnta maaf... yg penting kedepannya dia berubah ...


itu saran saya sih
kecuali kalo mbaknya udh gak mau sama suaminya,, yaudh bubar ajaaaa..
tpi jgn ambek ambek kalo dia pergi happy happy
Hehe.. Makasih mba.. Jdi buat bahan introspeksi saya.. Emang saya sama suami sama kerasnya
 
  #9  
Old
annisa...
 
Posts: 607
 
Replying to: View Post
Hehe.. Makasih mba.. Jdi buat bahan introspeksi saya.. Emang saya sama suami sama kerasnya
iyaa sam sama.. semoga semuanyaaa jdi lebh baik yaaaa...

sabaar mbaaa... buang gengsi gengsiang, / ego"nya duluuu
 
  #10  
Old
helomo...
 
Posts: 21
 
Replying to: View Post
Saya dan suami sudah pisah rumah hampir satu bulan ini. Suami kembali ke rumah ortunya. Kami berpisah karena sempat bertengkar mulut dan suami memilih keluar dari rumah membawa semua pakaiannya. Saya tidak mencegah karena sudah terlalu sering dia mengancam pergi dari rumah setiap bertengkar.
Kami masih berkomunikasi walopun kadang lancar kadang tidak. Posisi anak kami berumur 3 bulan beberapa hari lagi dan tentunya anak kami saya yang asuh. Selama berpisah beberapa kali suami menengok anak kami. Di saat kami sedang mendinginkan pikiran, suami saya diam2 pergi camping menginap semalam dengan teman teman kantornya (semua single dan ada beberapa teman wanita juga). Saya marah, karena saya berfikir saat ada masalah sepeti ini kok tega suami malah bersenang2 sendiri. Dia bilang dia butuh hiburan (saat saya konfirmasi), hidup sekali kok dibikin repot. Saya kecewa dia berkata sepeti itu m seperti tidak ingat saya dan anaknya yg masih sangat kecil. Saya tau kami sedang berpisah, tapi berpisah untuk merenung. Apa dengan dia sepeti itu bukan malah membuka permasalahan baru yg lain? Apa cara menghibur diri hanya seprti itu? Apa tidak ada cara lain yg tidak mengecewakan saya? Karena bagaimanapun saya dan dia masih berstatus suami istri. Dia kekeh tidak merasa salah. Saya sangat kecewa.
Mungkin bunda2 disini mempunyai pandangan lain, karena bisa saja cara berfikir saya yg sempit. Harapannya dengan pandangan2 dari bunda disini bisa membuka pikiran saya. Terimakasih bunda bunda..
maaf bunda menurut saya sikap suami bunda masih sangat kenak2an ya kalau sudah menikah pisah rumah dgn org tua pasti semuanya rinduu jgn ditanya rindunya saya srg bgt pegang hp awal2 pernikahan krn kalo dpt kbr dr orgtua maunya cepet tau khawatir rindu bercampur aduk krn saya jg yg termasuk berpisah dan tgl dgn mertua mau beli rumah sdg kumpulkan uang dulu ttp saya pun sadar saya sudah menikah ya harus berkomitmen dengan pernikahanku gamungkin srg2 tgl suami begitu juga sebaliknya bun.
sesekali pulang boleh fleksible tp kalo trll srg ya gimana ya bun sgt gak dewasa dan kekanakan apalagi suami sdh srg blg cerai kaya lg pacaran aja segampang itu ngmg putus apa suami sadar ini adalah pernikahan

tp disini bunda tanya kediri sendiri apa sudah siap berpisah dengan suami??
saran saya ketemukan 2 keluarga kel bunda dan suami bawa seorang ustad bunda krn juga suami bunda sudah talak berkali2 P hukumny jika ingin rujuk walaupun hub suami dan bunda udh adem ayem menurut saya segera lakukan krn kejadian ini bakal terulang kembali
 
  #11  
Old
Deniik...
 
Posts: 37
 
Kalau sy sendiri mikirnya jangan cari dy salah sy benar, karena tdk akan ada habisnya bun, jangan pernah menginginkan org lain untuk berubah bun, krn pasti sulit dan jika dy tdk bsa brubah sdkitpun atau sdh brubah dan kembali ke semula lagi, nanti bunda sendiri yg kecewa, lebih baik merubah diri sendiri bun, merubah pola pikir bunda sendiri juga biar bunda juga bsa ambil sikap tanpa ego, hanya bsa kasih saran itu bun, krn baiknya gmn hanya bunda dan suami yg bsa menyelesaikannya, diobrolkan baik2 dg kepala dingin inshaAllah ada jalan keluarnya aamiin.
 
  #12  
Old
SariKu...   TS 
 
Posts: 35
 
Replying to: View Post
Kalo boleh tau, umur bunda dan suami berapa yaa?
Maaf sebelumnya, semoga berkenan menjawab.
Suami 28 saya 26 bun
 
  #13  
Old
Amanda...
 
Posts: 2
 
Nimbrung ya bun

Disini memang suami bunda sepertinya belum dewasa ya bun.
Tp bun. Menurut pengalaman sy.

Sikap bunda menyuruh suami jujur pd ibuny tentang kejelekan dia itu bs brakibat fatal. Krn bs jd mertua menganggap bunda ini sbg menantu yg BERANI

Krn dulupun sy ada mantan. Yg ditengah2 sy baru tau aib dia. Sy rasanya ndak trima. Lalu minta mantan sy jujur ke ibunya

Y mantan sy lakukan itu, tp dimata ibu dia. Sy ini perempuan yg kurang ajar. Krn membiarkan beliau mengetahui hal buruk anaknya ( maksudnya tega ya kl hal ini pasti akan nyakiti beliau. Tp sy tetap lakukan.
Akhirny sejak pengakuan itu. Sy putus am mantan sy. Heheh

Jd mungkin bisa jadi case nya seperti itu bun. Melihat suami semakin sering ke rumah mertua. Mertua jg kan seharusny melarang anakny sering berkunjung. Ini malah membiarkan.

Krn bunda jgn lupa. Seburuk apapun kelakuan anak. Seorang ibu itu akan tetap memaafkan dan membela anaknya.

Saran sy. Ada baiknya coba bunda sesekali ikut suami menginap dirumah mertua. Sambil bunda lihay sikon, sikap suami juga. Sikap mertua. Utk selanjutny bunda bs mengambil keputusan
 
  #14  
Old
Handay...
 
Posts: 3
 
Sabar ya Bun .. semoga ada jalan keluar segara permasalahan bunda ..
 
  #15  
Old
SariKu...   TS 
 
Posts: 35
 
Replying to: View Post
Nimbrung ya bun

Disini memang suami bunda sepertinya belum dewasa ya bun.
Tp bun. Menurut pengalaman sy.

Sikap bunda menyuruh suami jujur pd ibuny tentang kejelekan dia itu bs brakibat fatal. Krn bs jd mertua menganggap bunda ini sbg menantu yg BERANI

Krn dulupun sy ada mantan. Yg ditengah2 sy baru tau aib dia. Sy rasanya ndak trima. Lalu minta mantan sy jujur ke ibunya

Y mantan sy lakukan itu, tp dimata ibu dia. Sy ini perempuan yg kurang ajar. Krn membiarkan beliau mengetahui hal buruk anaknya ( maksudnya tega ya kl hal ini pasti akan nyakiti beliau. Tp sy tetap lakukan.
Akhirny sejak pengakuan itu. Sy putus am mantan sy. Heheh

Jd mungkin bisa jadi case nya seperti itu bun. Melihat suami semakin sering ke rumah mertua. Mertua jg kan seharusny melarang anakny sering berkunjung. Ini malah membiarkan.

Krn bunda jgn lupa. Seburuk apapun kelakuan anak. Seorang ibu itu akan tetap memaafkan dan membela anaknya.

Saran sy. Ada baiknya coba bunda sesekali ikut suami menginap dirumah mertua. Sambil bunda lihay sikon, sikap suami juga. Sikap mertua. Utk selanjutny bunda bs mengambil keputusan
Mertua saya malah seneng bun suami saya pulang ke rumahnya. Karena dari awal menikah juga ria sering WA suami saya bilang kalo dia kesepian di rumah. Nyuruh2 suami saya pulang terus. Padahal setiap akhir pekan pasti suami saya pulang. Jadi suami saya itu tiap akhir pekan pokoknya mudik, kali saya kepengin akhir pekan sama dia ya ayok ikut mudik juga. Kalo di tengah2 minggu ada tgl merah pun dia tetep mudik dan ibunya juga WA tanya tgl merah mudik apa gak. Jadi suami saya itu anak yg paling deket sama ibunya. Kakanya mudik sebulan dua bulan sekali gak ditanyain. Adeknya kuliah luar kota ngekos gak pulang2 juga biasa aja
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
cara mengungkapkan perasaan kepada suami,share yuk bun -- Ngobrol Apa Saja 29
cinta kepada suami dan berjuang buat si buah hati sedihh -- Diskusi Umum 9
Ibu Mertua Terlalu Sayang Kepada Suami -- Ngobrol Apa Saja 15
just info : 26 dosa istri kepada suami dan 32 dosa suami kepada istri -- Ngobrol Apa Saja 7
takut bikin suami kecewa suami lagi... -- Diskusi Umum 5


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 13:23.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com