Beda negara, beda pula tradisi cara membesarkan anak. Contohnya saja di Indonesia. Kebanyakan orangtua di Indonesia lebih suka menanamkan pelajaran sopan santun, baik dalam bahasa atau tindakan, sebagai pelajaran pertama bagi anak-anak.
Nah, bagaimana ya kalau di negara lain? Sebagai bahan perbandingan dan pembelajaran, kita intip yuk pola asuh yang diterapkan orangtua di berbagai negara.
Denmark
Di Denmark, orangtua cenderung lebih suka mengubah situasi negatif jadi hal yang positif. Menurut The Danish Way of Parenting, pola asuh ini dilakukan untuk mengajarkan anak-anak tentang optimisme dan sikap baik dalam berbagai hal.
Misalnya, orangtua di Denmark lebih suka menggunakan kata-kata “Nak, lebih baik jalan pelan-pelan!”, ketimbang mengatakan “Nak jangan lari-lari, nanti jatuh!”
Kepulauan Polinesia
Tidak hanya jadi tugas dan tanggung jawab orangtua, di Kepulauan Polinesia, anak-anak yang lebih besar sudah diberi tanggung jawab untuk mengasuh adik-adiknya. Bahkan, mereka sudah mulai mengasuh adik-adiknya sedak usia pra-sekolah.
Pola asuh seperti ini dimaksudkan agar anak jadi pribadi yang lebih mandiri, punya tanggung jawab, dan memiliki hubungan yang baik dengan saudaranya, hingga mereka dewasa nanti.
Argentina
Berbeda dengan orangtua Indonesia yang cenderung ketat untuk urusan tidur, di Argentina justru sebaliknya. Mereka justru cenderung santai terkait masalah tidur. Bagi mereka, yang paling penting dari tidur adalah kualitasnya, bukan kuantitas!
Bahkan menurut Mei-Ling, pakar pola asuh asal Spanyol, anak-anak di Argentina kerap bersama orangatuanya untuk melakukan aktivitas di tengah malam.
Prancis
Selain Argentina, Mei-Ling pun menyorot pola asuh yang biasa dilakukan orangtua di Prancis. Menurutnya, mereka sangat mencintai makanan, sehingga orangtua di sana selalu menekankan jika makanan harus dinikmati, bukan hanya sebatas dikonsumsi.
Selain itu, mereka pun cenderung mengadopsi sikap yang lebih santai untuk waktu makan, dan tidak membebani anak dengan waktu makan, atau jenis makanan tertentu.
Jepang
Orangtua di Jepang sangat menanamkan sikap saling percaya antara anak dan mereka. Bahkan orangtua di sana sudah membiarkan anaknya menggunakan transportasi umum sejak dini.
Meskipun begitu, orangtua di Jepang masih menggunakan teknologi khusus untuk berhubungan dan melacak anak-anak mereka. Tapi bukan untuk memata-matai, melainkan hanya sekedar perangkat keamanan dan komunikasi saja.