Selamat siang bunda2 yang sedang
promil,
saya kembali membuat lanjutan thread saya tentang
Promil saya...
sebelumnya bagi pembaca yang belum membaca thread saya bisa diliat disini
https://ibuhamil.com/ngobrol-apa-saj...ksi-rahim.html
Ok... saya lanjutkan ya...
Promil Konsul kedua saya....
Prolog
saya (31 thn) menikah dengan suami saya (33 thn) kurang lebih 1 tahun 7 bulan (Maret 2017)
BB saya: 67,2 kg - gemuk
Kondisi RT kami: LDR, saya di Jkt, suami di Palembang
tgl. 8 Sept 2017. Setelah melakukan konsul pertama dengan indikasi infeksi rahim, maka dokter mengharuskan saya untuk melakukan hydrotubasi pada konsul kedua, haid hari ke-9.
Hydro itu sendiri menurut prof selain dapat membantu mengobati infeksi rahim karna cairan yang dipergunakan untuk hydro adalah antibiotik. Hydro juga bisa berfungsi untuk mengetahui kondisi saluran tuba kita apa paten atau non paten.
Sebelum pulang, saya diberikan:
1. Formulir ceklist persetujuan tindakan, yang intinya menyetujui segala tindakan yang diambil dalam rangka hydrotubasi. Persetujuan itu ditandatangani oleh saya sebagai pasien.
2. Surat pernyataan pembiayaan, yang intinya pasien bersedia pada tanggal 15 Sept dilakukan tindakan hydrotubasi dengan estimasi biaya Rp. 4-6 Juta
3. Formulir permintaan rawat inap, serta lembar anjuran pasien sebelum tindakan dimana saya dianjurkan datang jam 2 siang untuk tindakan jam 3 sore.
4. Surat Permintaan Keterapian dengan layanan diathermi (microwave diathermi) awalnya sebanyak 10 kali namun setelah di hydro, permintaan diatherminya di ubah menjadi 20 kali.
Konsul 2; 15 Sept 2017, hari ke9 dari haid terakhir, masih bersama dengan suami saya
Saya datang ke rumah sakit dari kantor ontime jam 2 siang, suami sudah menunggu disana. kemudian melapor ke informasi untuk tindakan hydro, disuruh naik ke lantai 2, untuk persiapan. Dilantai 2 sudah dinanti oleh suster yang akan membantu tindakan... suami disuruh tunggu di ruang tunggu... sendirilah saya ke ruang transit...
di ruang transit, saya diminta buka semua, polos ngak pake apa2
tapi tentu dikasih jubah operasi...
suster mencari nadi untuk dipasang jarum anastesi (obat bius), kemudian memasang alat tensi yang otomatis per 10 menit alatnya memompa.
Awal masuk ke ruang tunggu, tensi saya naik 159/85, pengaruh khawatir. Tapi saya kuatkan diri saya, karena saya melakukan ini demi kesehatan rahim saya.. Selain itu, saya juga nyiapin film di hp saya, jadi selama menunggu dokternya, saya nonton film pake headset. Ternyata membawa film untuk ditonton bisa membuat hati tentram, tekanan darah saya jadi 118/70
Ternyata di kanan kiri saya, juga ikut menunggu pasien prof untuk tindakan yang sama... setelah 1 jam menunggu, suster menginformasikan kalau sebentar lagi dokter anastesinya datang. Saya diminta untuk tidur agak keujung ranjang, kedua kaki dinaikkan ke tempat kaki dengan posisi ngangkang, sekali lagi diminta geser lebih keujung ranjang dan hap.... kaki saya diikat. wkwkwk....
Saya sudah pasrah saja. Mungkin bunda bunda sekalian risih apabila harus memperlihatkan bagian paling intim kepada dokter, apalagi dokter laki2.
Tapi logika saya, mengalahkan rasa risih saya Bunda. Pikir saya, saya adalah pasien yang ke sekian ratus yang telah dokter bantu. Dari sekian banyak yang telah dibantu, body part kita juga berbeda2. Apa iya dokter bakalan ingat vag*na saya, wong setiap datang ditanyakan keluhannya apa. Keluhan saya aja ngak diingat, apalagi bentuk vag*na saya. Saya bangga dengan pemberian Tuhan Don't worry, jika itu demi kesehatan. Kita berinteraksi dengan orang intelek (secara dokter!!) so be rasional juga.
dr anastesi: ibu, saya dokter anastesin ya, sebentar lagi saya suntikan anastesinya.. Rilex aja, jangan khawatir. Mau hydro-kan sama prof
saya: iya dok...
.
.
.
dan ternyata setelah itu saya pingsan
.
.
.
suster: Ibu, tolong geser ke kanan, pelan2 ya.
saya: kenapa sus? profnya sudah datang?
suster: tindakannya sudah selesai bu. ibu istirahat dulu. kalau berasa nyeri, itu karena efek biusnya sudah hilang ya bu.
saya hanya bisa mangut aja, sambil bersyukur karena proses hydronya bener2 ngak berasa dan ngak ketahuan. hahahaha
suami sudah diijinkan masuk menemani saya, sambil menunggu prof dengan hasilnya.
Pendek cerita, ketika prof datang, dia mengatakan bahwa tuba kananku non paten (dari hasil hydro -- tiup -- kaki kananku goyang (menggelepar))
Namun ada keraguan juga di hatiku, karna sebelumnya prof dan suster berbeda pendapat tentang kaki mana yang goyang. Prof bilang kanan, suster bilang kiri
Anyway, meski ada sedikit keraguan, tapi saya mengamini vonis dokter, at least tuba kiri saya bagus/paten. saya diminta untuk melakukan diatermi 20x, dan bisa berhubungan dengan suami saya seberes pendarahan kecil akibat hydro berhenti. Selain itu, saya diminta datang pada hari kedua haid bulan berikutnya.
Nama Dokter: Prof. DR. dr. H. Ichramsjah A. Rachman,
SpOG (K) -- dokter sepuh mungkin 65an tahun)
Lokasi: RSIA. Budhi Jaya, Jl. Dr. Saharjo no. 120
Jam Praktek: senin-jumat (cek website Budhi Jaya)
KONSUL 2
Indikasi: Tuba Kanan Non Paten (lewat hydrotubasi)
Biaya:
1. Kamar Tindakan Hydro 700rb
2. Jasa Hydro 880rb
3.Jasa Anastesi 352rb
4. Injeksi, lepas-pasang infus 89rb
5. Alat dan Gas Medis 390rb
6. Obat (beragam) 1.095.800 dimana Obat minum Cataflam 20 tablet, Cefila 24 kapsul
total biaya
3.506.800
Sekian dulu bunda kisah konsul keduaku menuju kehamilan, kalo ada yang mau ditanyakan bisa Post reply ke thread aku, bisa personal chat inbox, bisa juga via chat WA di 082348115533. Saya bersedia memberikan jawaban sebatas yang saya ceritakan. mudah2an thread saya ini dapat membantu bunda bunda lain disana...
Peluk cium,
bunda Indah