Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
bunda ...   TS 
 
Posts: 251
Default jodoh adalah takdir

Assalamulaikum...bunda2 cantik

Jam segini lgi pada apa nih...saya sih baru kelar masak bun..hehehe
Kepikiran pengen bikin trit nih bun soal jodoh...
Jadi tadi ceritanya kariyawan saya cerita soal rumah tangganya yg sekarang lgi diambang perceraian...blum lgi cerita dri temen...sodara...tetangga yg lgi ada masalah rumah tangga...
Selama ini banyak yg bilang jodoh itu takdir...jdi klo kita dapet pasangan yg kaya gimana jga itu udah takdirnya...tpi kan sebelum kita nikah pasti banyak ya bun yg suka sama kita mulai dri yg baik...ampe yg suka kasar

Jadi menurut bunda2 jodoh itu takdir atau pilihan....

Maap ya bun klo saya bikin trit ga penting ...klo ga berkenen abaikan saja
 
Thread lain yang berhubungan:
  #2  
Old
Ummu P...
 
Posts: 13
 
takdir, bun...50rb tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, semua sejarah hidup tiap2 makhluk telah tertulis di Al Lauh Al Mahfudz. Allahu a'lam
 
  #3  
Old
ricrif...
 
Location: di hati suamiku ♥
Posts: 79
 
Setau sy rezeki, jodoh, maut itu adalah yg takdir yang sudah tertulis di Lauh Mahfuzh ( adalah kitab tempat Dia menuliskan segala seluruh skenario/ catatan kejadian di alam semesta )

Untuk jodoh:
Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan
Laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula.
Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan
Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik."


Mungkin bunda yg lain lebih faham

 
  #4  
Old
bundah...
 
Posts: 4,304
 
Menurut aku

Pertemuannya takdir. Aku mana nyana bisa ketemu suamiku yg orang india malaysia

Menikahnya adalah pilihan. Karena Tuhan membebaskan umatnya untuk memilih. Ini keyakinanku loh ya.....makanya kita harus bijak dalam memilih

Menjalani pernikahan selanjutnya adalah 35 persen usaha keras berdua . Dan 35 persen adalah tanggung jawab terhadap pilihan yang kita buat. 30 persen banyak doa dan ber Iman sama Tuhan supaya kesenangan.....atau cobaan yg didapat dalam pernikahan bisa di jalanidg selamat dan membawa kebaikan

---------- Post added at 11:30 ---------- Previous post was at 11:27 ----------

Oh ya kenapa saya bilang menikah adalah pilihan ? Karena saya ngga suka ...ketika kegagalan terjadi yg disalahkan takdir....padahal saya percaya takdir yg Tuhan gariskan selalu baik ....entah itu berupa cobaan atau kesenangan. Kitalah manusia yg suka tidak bijak dalam memilih dan menjalani takdir kita
 
  #5  
Old
Arneta...
 
Posts: 303
 
Takdir bund klo saya liat dri pengalaman saya sndiri sih .. abisnya saya sma suami dlu cman kenal sebulan itupun di cafe , saya msih punya pacar pdhal , eh tpi kepincutnya sma suami akhirnya stelah pdkt sebulan lngsng pacaran dan pacaran dpet 4bulan langsng saya di lamar trs nikah deh ... jdi takdir kan , gada niatan buat nikah muda tpi klo sdah di takdirkan nikah ya bakalan terjadi .. kunfayakun maka takdir terjadilah karna tuhan sudah menentukan jodoh untuk kita
 
  #6  
Old
twinch...
 
Posts: 402
 
Replying to: View Post
Menurut aku

Pertemuannya takdir. Aku mana nyana bisa ketemu suamiku yg orang india malaysia

Menikahnya adalah pilihan. Karena Tuhan membebaskan umatnya untuk memilih. Ini keyakinanku loh ya.....makanya kita harus bijak dalam memilih

Menjalani pernikahan selanjutnya adalah 35 persen usaha keras berdua . Dan 35 persen adalah tanggung jawab terhadap pilihan yang kita buat. 30 persen banyak doa dan ber Iman sama Tuhan supaya kesenangan.....atau cobaan yg didapat dalam pernikahan bisa di jalanidg selamat dan membawa kebaikan

---------- Post added at 11:30 ---------- Previous post was at 11:27 ----------

Oh ya kenapa saya bilang menikah adalah pilihan ? Karena saya ngga suka ...ketika kegagalan terjadi yg disalahkan takdir....padahal saya percaya takdir yg Tuhan gariskan selalu baik ....entah itu berupa cobaan atau kesenangan. Kitalah manusia yg suka tidak bijak dalam memilih dan menjalani takdir kita
Aku padamu bu happy.
Saya ketemu paksu, satu sekolah sama dia, itu takdir. Saya memilih dia jd suami saya, itu pilihan yg saya pikir dan pertimbangkan baik buruknya dengan masak2.
 
  #7  
Old
bunda ...   TS 
 
Posts: 251
 
Replying to: View Post
takdir, bun...50rb tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, semua sejarah hidup tiap2 makhluk telah tertulis di Al Lauh Al Mahfudz. Allahu a'lam
Saya jga prnah denger itu bun tpi lupa kapan nya....hehehe

---------- Post added at 12:41 ---------- Previous post was at 12:31 ----------

Replying to: View Post
Setau sy rezeki, jodoh, maut itu adalah yg takdir yang sudah tertulis di Lauh Mahfuzh ( adalah kitab tempat Dia menuliskan segala seluruh skenario/ catatan kejadian di alam semesta )

Untuk jodoh:
Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan
Laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula.
Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan
Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik."


Mungkin bunda yg lain lebih faham


Saya sering baca kata2 itu bun....tpi saya suka masih bingung kadang ada suami yang baiiik bgt tpi pasangannya suka kasar begitu jga sebaliknya....
Itu gimana ya bun cobaan untuk pasanganya atau dia yg salah pilih....apa mungkin itu jga takdir....???
 
  #8  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 
bunda Varisha,
mohon izin untuk share kisah nyata di bawah ini ya,
nanti kita simpulkan apakah ini adalah jodoh atau takdir...
karena kisahnya panjang...
maka disarankan untuk membacanya bagi yang mempunyai banyak waktu luang saja.


Replying to:
kisah mengharukan seorang istri yang dimadu


@part 1
cerita ini adalah kisah nyata dari sahabatnya sahabatku, yang tidak ingin disebutkan nama aslinya. Ia memintaku untuk menuliskan perjalanan cintanya dalam sebuah cerita. Semoga ini juga menjadi pembelajaran untuk kita semua dan bisa memetik hikmah dari sebuah peristiwa, walau pengalaman yang datang dari orang lain.

cinta adalah sesuatu yang lembut dan halus. Mencintai dan dicintai adalah keinginan setiap orang, karena dengan saling mencintailah kebahagian itu akan tercipta. Mencintai tapi tak dicintai, adalah hal yang wajar karena cinta adalah perasaan yang tidak bisa dipaksa. Kebahagiaan tak akan terasa ada jika terjalin dari keterpaksaan.

tapi, bagaimana jika dua insan saling mencintai tetapi salah satunya tersakiti? Masihkah itu bisa disebut dengan cinta? Silahkan anda temukan jawabannya dalam kisah cinta di bawah ini. … selamat membaca ….


kisah cinta ini berawal ketika aku mengenalnya lewat memori hujan di sudut kota palangkaraya, kalimantan tengah. Setelah pulang kerja, aku terdesak untuk mengikuti mata pelajaran tambahan di kampus. Tetapi naas, motor yang kukendarai dengan kecepatan tinggi jatuh terhempas di jalanan membuatku tak sadarkan diri. Entah bagaimana akhirnya, wanita itu membawaku ke rumah sakit terdekat.

tiga hari aku dirawat di sana, dia lah yang menjagaku, karena aku sebatang kara di kota itu. Keluargaku ada di kota sebelah, orang tuaku asli
warga banjarmasin dan menetap di sana. Sementara, aku kuliah di palangkaraya sebagai anak kost dan bekerja di pall mall sebagai kasir.
meskipun sebenarnya aku anak orang berada, tetapi aku lebih memilih hidup mandiri. Kuliah dari hasil pekerjaanku sendiri serta bantuan beasiswa yang kuterima dari universitas palangkaraya. Aku ingin jadi lelaki mandiri agar kelak bisa berdiri tanpa bergantung pada orang lain, terutama pada orang tuaku sendiri.

“lize” nama wanita itu. Senyumnya menggetarkan jiwaku. Wajahnya cantik, secantik hatinya. Satu kata mulai terlahir dari hatiku yang mungkin terlalu cepat. Aku jatuh cinta padanya, saat pertama kali melihatnya. Gadis cantik itu bernama, lize kristiani. Keturunan chines yang memilik wajah oriental suku dayak palangka.

setelah kami saling berkenalan dan bertukar nomer hp aku sangat terkejut, ternyata dia seorang mahasiswi yang satu kampus denganku. Kondisiku yang belum sembuh betul karena luka yang cukup serius membentur tulang kakiku masih terasa pedih kurasakan, membuatku harus dituntun sampai ke dalam mobil. Lize, mengantarku sampai tempat aku kost ke jalan krakatau.
mulai saat itu, aku selalu merasa berhutang budi padanya.


setiap hari, kami selalu pulang dan pergi ke kampus bersama. Pertemanan kami berakhir dengan berawalnya kisah cinta. Aku tak dapat menghindari perasaan ini, semakin aku menjauh darinya, semakin hatiku sakit.
aku telah terpanah busur cintanya, walau sudah beberapa kali kupikirkan untuk menjauhinya, ternyata hanya membuat hatiku semakin terluka. Akhirnya, kuputuskan untuk kuteruskan saja cinta ini. Walau kutahu, aku telah salah memilih tambatan hati. Aku seorang muslim, dan dia seorang kristen.

lize. Dia sangat mencintaiku, seperti itu pula cintaku padanya. Cinta ini lahir begitu saja tulus dari hati, sampai tak ada wanita lain yang bisa menggeser posisinya di hatiku. Sekian lama kebersamaanku dengannya, keluarganya pun turut merestui hubungan kami.

mereka juga tahu, kami dari agama yang berbeda. Sudah hampir empat tahun cinta kami terjalin, sudah lebih sepuluh kali aku membujuknya memeluk agama islam. Tapi, sudah sepuluh kali juga tiap aku memintanya untuk meninggalkan agamanya, dia malah memilih untuk memutuskan jalinan cinta yang kami bina. Semua itu membuat aku sangat terpukul.
pernah satu kali dia memutuskan cinta, lalu meninggalkanku seminggu ke jakarta, hatiku sungguh sangat terluka. “padahal hanya seminggu” aku, seperti orang gila yang terlihat normal. Tak ada satu orang pun yang bisa membuatku tersenyum.

teman-temanku yang berusaha menghiburku dengan menghadirkan wanita lain di hadapanku juga tak ada gunanya. Baru kusadari cintaku pada lize bukanlah cinta biasa.
aku, kembali merasakan butir-butir kebahagiaan setelah ia ada di hadapanku, datang membawakan segelas lemon tea dan nasi rawon kesukaanku. Dia tahu, aku selalu telat makan. Lize menyuapiku tanpa bicara sepatah kata pun. Airmata mengalir di pipiku meruntuhkan derajat kelelakianku, tapi aku tak peduli itu. Aku pun memeluknya dengan sangat erat dan meminta maaf padanya.

“rifky, aku mencintaimu, tapi aku tak pernah memaksamu untuk meninggalkan tuhanmu” matanya berkaca-kaca memandangi wajahku dengan sendu.
“maaf kan … aku … ay … ( panggilan kesayanganku untuknya) aku janji tidak akan mengulangi hal bodoh ini lagi. Aku mencintaimu, kumohon jangan pernah tinggalkan aku lagi.”

kuliah selesai, dan kami pun mengadakan wisuda. Lize memintaku untuk segera melamarnya, aku pun tak menolak untuk hidup bersamanya. Aku pulang ke banjarmasin dan berjanji akan kembali datang untuk melamarnya, setelah mendapatkan pekerjaan tetap.
tetapi, masalah besar justru hadir setelah kepulanganku. Cintaku ditentang keras oleh orang tuaku. Ayah dan ibuku ternyata telah menyiapkan jodoh untukku, yaitu putri sahabat ayah seorang gadis muslimah dari martapura, kalimantan selatan.

wanita salehah yang juga cantik rupanya itu bernama, ikhma. Aku tidak tertarik dengan wanita keturunan gadis banjar-arab itu. Bagaimana mungkin aku akan bahagia nantinya, jika aku harus menikah dan hidup bersama dengan wanita yang sama sekali tidak aku cintai?
aku tak berdaya menolak paksaan kedua orang tuaku ,untuk segera menikah dengan ikhma. Aku juga tak punya kekuatan untuk terlepas dari kuatnya cinta pada wanita pertama yang hadir di hidupku. Lize, dialah wanita yang menorehkan cinta teramat dalam di hatiku, yang menyesakan dadaku dengan menghadirkan kenangan manis yang selalu membuat aku rindu.

wanita yang sering membuatku menangis karena takut kehilangan cintanya. Bagaimana mungkin aku bisa terlepas begitu saja untuk meninggalkannya? Sementara hatiku telah terkurung dalam penjara cintanya. Empat tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menyayangi seseorang dalam kebersamaan, lantas melepaskannya begitu saja. Tentunya bukan hal yang mudah untuk kehilangan orang yang teramat dicintai.
****


rasa berdosa kepada pengantin wanita di sebelahku, dan kepada wanita yang sedang menungguku terus memburu ke dalam hatiku. Kusebut nama yang salah dalam proses ijab kabul, yang akhirnya diulang berkali-kali membuat ikhma nampak kecewa kepadaku.
hatiku haru biru. Kesekian kalinya aku mendapat bimbingan, akhirnya kata sah keluar dari saksi kedua mempelai. Ikhma, dia resmi menjadi istriku.

setelah selesai shalat isya berjamaah. Tak ada malam pertama setelah kami menikah, aku berdalih tak enak badan pada ikhma. Padahal malam pertama, adalah malam terindah yang selalu dinantikan sepasang pengantin muda. Tapi tidak bagiku, pedih dan sedih mengumpat di dadaku. Ikma buatkan aku secangkir teh hangat dan membujukku untuk makan, aku menolak. Bahkan, aku tak meminum sedikit pun teh yang disiapkannya untukku hingga dingin.

malam-malam selanjutnya kulakukan tugasku sebagai suami, meskipun saat melakukannya yang kubayangkan hanya wajah lize. Wajah itu selalu membayang-bayangi di setiap hariku. Aku yang sebenarnya periang dan penyayang. Kini berubah menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup. Di rumah aku hanya bicara seperlunya, dan sekarang aku menjadi seorang lelaki yang mudah marah, walau aku tak pernah memukul wanita.

sedikit saja ikhma berbuat salah, aku selalu memakinya, memarahinya dengan meledak-ledak dan mengeluarkan kata-kata kasar. Kalaupun dia tidak salah, aku selalu berusaha mencari-cari kesalahannya.
berulang kali kucoba ingin menceraikannya, selalu tak ada kekuatan untuk melakukannya. Tak ada dukungan dari siapapun, selain hatiku sendiri yang menentang. Pastinya orang tua dan keluargaku akan marah, karena mereka menganggap ikhma wanita terbaik untuk hidupku dan masa depanku.

meskipun ikhma sering mendapatkan perlakuan yang tak enak dariku, ia selau sabar menghadapi tingkahku, walau ia tak mendapatkan hak nya sebagai seorang istri.
setiap kali aku menghubungi lize via telpon hatiku terasa sangat sakit, karena banyak kebohongan-kebohongan tercipta setelah aku menikah. Aku, yang sebenarnya telah bekerja di perusahaan besar di banjarmasin dengan jabatan yang cukup tinggi, mengaku belum mendapatkan pekerjaan tetap. Sehingga, aku belum bisa menemui lize ke palangka untuk memenuhi janjiku yang tertunda, yaitu menikahinya.

ikhma, sebenarnya ia wanita yang baik dan cantik, tapi hatiku tak pernah tergerak untuk mengakuinya sebagai istri. Sebelum berangkat ke kantor, ikhma selalu menyiapkan segala keperluanku. Mulai dari menyiapkan makan, sampai memakaikan sepatu dan jasku. Terkadang, ia juga menyelesaikan tugas-tugas kantor yang belum sempat kuselesaikan.

sebelum berangkat kerja ia selalu mencium tanganku dengan lembut, tapi aku tak pernah mengecup keningnya. Aku tahu, ia sangat mengharapkan kelembutan hatiku, merindukan sentuhan hangat juga merindukan kecupan kasih sayang dariku. Layaknya wanita lain yang mendapatkan kemesraan dari setiap pasangannya.

sewaktu makan siang pun, ia selalu mengantarkan rantang makanan nasi rawon kesukaanku, walau tak pernah kusentuh masakan itu. Saat pulang kerja, aku tak pernah tersenyum menemui istriku yang membukakan pintu dengan dandanan yang cantik, bahkan sudah menyiapkan air hangat untuk mandi sore beserta baju gantiku.

pahitnya, hatiku tak pernah tersentuh. Yang kutahu, apa yang ia lakukan untukku selalu salah di mataku. Aku, tak bisa membedakan mana yang hitam dan putih lagi., yang kutahu, ia selalu salah dan salah. Walau pun ia benar, di mataku ia tetap salah.
lize. Aku pun tak punya pilihan lain. Dia, mengancam akan meninggalkanku, bila tidak segera menikahinya.
***


tak ada wanita yang ingin dimadu, tapi tak ada juga lelaki yang ingin hidup satu atap dengan wanita yang tak pernah dicintai. Setiap kali aku memaksa diri untuk belajar menerima ikhma dalam hidupku, namun apalah daya cinta itu tak pernah terasa ada.

terluka dan terluka, itulah rasa yang telah tertoreh di dalam hatiku. Hanya sakit yang mengganjal didadaku, saat cinta bicara dengan orang yang salah bukan dari pilihan hati. Akhirnya aku harus berbohong pada ikhma, akan ada tugas keluar kota untuk dua bulan ke depan untuk rencana pernikahan keduaku.
”kuputuskan untuk menikahi lize dengan cara islam, walau pun aku telah melanggar hukum dan syariat islam di dalamnya.


benar kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat akan terjatuh juga.
dua bulan berlalu, aku kembali ke banjarmasin bukan karena ikhma, tapi karena tanggung jawab pekerjaanku. Setelah empat bulan kepulanganku dari palangka, lize datang ke rumahku dan bertemu dengan keluarga serta istriku. Ia datang sebagai istri keduaku yang tidak hanya sendiri, tapi dengan jabang bayi yang ada di rahimnya hasil buah cinta kami.

lize sempat pingsan dua kali saat aku mengakui kebohonganku, bahwa ikhma adalah istri pertamaku. Aku membopongnya tubuhnya yang tak sadarkan diri ke kamar. Saat aku dihakimi oleh keluargaku dan istri keduaku, kulihat ikhma lah yang paling tegar.

tak ada setitik air mata mengalir di wajah sendunya, malahan ia sibuk menenangkan ibuku yang tak henti menangis dan memakiku. Padahal aku tahu, pasti dia lah orang yang paling terluka hatinya kala itu.
“ay, bangun ay … ” aku menyodorkan segelas air putih dan meminumi lize yang mulai sadar. Kugenggam erat tangan lize sambil memeluk erat tubuhnya. Aku tahu, lize akan marah besar padaku saat ia tersadar nanti, karena aku membohonginya selama ini. Aku sama sekali tidak mempedulikan ikhma, yang memanadangiku di balik pintu kamar dengan air mata yang menggenang di sudut matanya dari wajahnya nampak kelam dan suram.

@bersambung pada part 2
 
  #9  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 




setelah part 1 mari lanjut lagi ke part 2 untuk mengetahui endingnya...
mungkin saja bunda nanti akan membutuhkan tissu...ada baiknya mempersiapkan terlebih dahulu.



Replying to:
Setelah Lize sadar, ia menangis menghambur ke pelukanku sekaligus memukul-mukul dadaku. Dalam pelukanku, kutenangkan ia agar berhenti menangis. Kusuapi ia, agar mau makan. Kubujuk Lize, untuk bisa memaafkanku. Kuceritakan semua yang terjadi dengan sebenar-benarnya, bahwa pernikahanku dengan Ikhma bukanlah keinginanku.
Lize, ia menerima kenyataan itu pastinya juga dengan hati yang sangat terluka. Malam itu, aku tidur dengan Lize. Sementara, aku tidak tahu Ikhma tidur di kamar mana. Yang kutahu, ia tidak mau kukembalikan pada orang tuannya.

Hidup satu atap dengan dua wanita bukanlah hal yang mudah, apalagi ada orang tuaku yang selalu menyertai di dalamnya. Kesukaran demi kesukaran terjadi. Orang tuaku yang menentang cintaku, terutama ibu, yang selalu menyalahkan Lize sebagai perebut suami orang. Dan konyolnya, ibu percaya kalau aku telah terkena guna-guna (ilmu hitam) dari Lize, gadis keturunan Suku Dayak asli sehingga aku tak pernah bisa melepaskannya.

Lize, ia diperlakukan orangtuaku dengan tidak adil. Seperti apa yang kulakukan kepada Ikhma, begitu juga yang dilakukan orangtuaku pada Lize. Aku mengancam Ibu akan keluar dari rumah, jika tidak menghormati Lize sebagai istriku. Tentunya Ibu tidak akan rela jika aku meninggalkannya, karena aku anak satu-satunya.

Tetapi, ibu juga membuat hatiku risau. Ibu mengancamku tak akan memaafkanku, jika aku tidak membagi cintaku dengan adil kepada dua istri yang keduanya masih sah sebagai istriku.
Terutama istri pertamaku, yang selama ini kusia-siakan. Ini hal yang tersulit yang harus kuhadapi. Tak ada wanita yang ingin digilir cintanya, apalagi dengan keadaan Lize yang sedang hamil muda.

Malam keempat, saat aku seranjang dengan Ikhma, aku tak dapat tidur. Bayanganku ada pada Lize yang berbaring di kamar sebelah. Mungkin ia sedang menangis atau kedinginan, karena tak ada aku di sampingnya menyelimuti tubuhnya, membelai rambutnya dan mencium keningnya sebelum tidur, hal yang tak pernah kulakukan pada Ikhma.
Aku juga tidak tahu wanita mana yang paling terluka hatinya. Di antara dua wanita ini hanya satu cinta yang kupunya, tentunya untuk Lize. Entah kapankah, aku akan bisa menjadi suami yang adil.

“A, aku rela kau madu dan membagi cintaku , asal jangan kau ceraikan aku …”
Ikhma memohon di hadapanku dengan airmata yang tak dibuat-buat. Aku hanya tertegun mendengar kata-kata itu, rasanya hatiku hampa sekali. Tak ada jawaban dariku, karena aku memang tak ingin menjawabnya. Dan untuk kesekian kalinya, kutorehkan luka di dadanya dengan caraku yang tak pernah lembut memperlakukannya.
Bahkan, aku lebih sering tidur dengan Lize dari pada dengan Ikhma, jika tak ada orang tuaku di rumah.

Pada malam selanjutnya yang dulunya tak pernah kukehendaki terjadi juga. Karena saat itu orang tuaku ada di rumah, aku pun haus bersikap lembut kepada Ikhma. Harusnya aku hanya tidur dengan Ikhma malam itu, tapi karena Lize mengatakan ia sedang tak enak badan, ia pun meminta untuk tidur bertiga di dalam kamar Ikhma, aku pun tak dapat menolak.
Kulihat Ikhma memalingkan tubuhnya, setelah aku mengecup kening Lize di hadapannya. Aku baru bisa tertidur, setelah Lize ada di sebelah kiriku sambil menenangkanku. hingga malam itu berakhir.


Pada beberapa malam selanjutnya, akupun harus tidur dikamar Ikhma. Seperti biasa, setiap lewat dari jam satu malam menuju dini hari, Ikhma shalat tahajud.

Entah do’a apa yang ia minta pada Allah, sampai air matanya menetes di pipi. Kudengar samar-samar, ia inginkan agar aku bisa mencintainya dan memberi kasih yang sama, seperti orang ketiga yang hadir dalam cinta kami.

Wanita yang telah kusakiti untuk kesekian kali, malam itu bagai terlahir seperti bidadari surga, walau aku mulai tak mengerti dengan perasaanku. Entah dari mana datangnya, hatiku mulai tersentuh dengan cintanya. Malam itu, aku menggaulinya dengan sepenuh hatiku. Kupandangi wajahnya yang teramat cantik malam itu dengan rasa kasih yang luar biasa.
“Mamah … kau terlihat sangat cantik malam ini sepertinya … aku … telah … jatuh hati … padamu …”
“Katakah sekali lagi A … aku ingin mendengarnya..”
“Mamah, Kau … terlihat … sangat … cantik … malam ini … dan sepertinya … aku …”

Tak dapat kuteruskan kata-kata itu, mungkin karena hatiku agak sedikit tabu untuk mengakuinya. Ikhma menangis bahagia karena terharu, walau aku tak dapat meneruskan kata-kata selanjutnya.
Dan aku tahu, ia sangat ingin mendengar aku melanjutkan kata-kata itu, tapi aku tak bisa. Lidahku terasa kelu, urat leherku terasa kaku, tapi kata-kata itu memang tulus dari hatiku, walau pun sebelumnya aku tak dapat tidur karena terus memikirkan wanita keduaku.

Lize, ia tahu aku tidak hanya sekedar tidur dengan Ikhma, membuatnya sangat cemburu. Seakan, ia tak dapat menerima dan tak sanggup lagi hidup denganku.
Pagi tiba. Lize, memasukan baju-bajunya ke dalam koper. Aku merasa terpukul sekali. Aku membujuknya untuk tetap bersamaku sambil meminta maaf, aku juga menjelaskan padanya, apa yang telah aku lakukan tadi malam hanyalah sebuah kekhilafan yang terjadi di luar kendaliku.
Aku makin jadi serba salah, Ikhma menangis mendengar kata-kataku, bahwa tadi malam yang kami lakukan hanyalah suatu “kekhilafan.” Dan baru kali ini, aku juga peduli pada Ikhma.

Aliran darahku seakan berhenti, saat Lize meminta aku menceraikannya dan ia akan menggugurkan anakku yang ada di dalam kandunganya. Ia merasa sudah tak tahan hidup denganku, dengan cinta yang tak adil untuknya. Ikhma menuntun Lize masuk ke dalam rumah, untuk bicara baik-baik bertiga.
K
arena hari itu hari Minggu, hanya ada kami bertiga di rumah. Aku sedang libur kerja, sementara orang tuaku telah berangkat ke luar kota setelah shalat subuh.
” Lize, jangan kau tinggalkan Mas Rifky, karena ia tak bisa hidup tanpamu …,”
“Mungkin kau bisa tegar menghadapi semua ini, tapi aku tidak ! Kau, telah merebut ia dariku. Aku sangat benci padamu ,Ikhma. Juga padamu, Rifky. Mengapa harus ada anak ini di rahimku, sementara kau sakiti aku dengan cintamu”

Lize menangis dengan emosi yang membara …
“Aku, tidak pernah merebut Mas Rifky darimu. Aku, menikah dengan mas Rifky karena perjodohan yang tak pernah ku tentang. Jika kutahu dia milikmu, pastinya aku tak akan menerima perjodohan itu.
Ia lelaki pertama di hidupku, yang membuatku terikat dalam tali perkawinan. Ku pikir, dengan adanya ikatan pernikahan akan ada kehidupan cinta di dalamnya, tapi sampai kini aku tak pernah menemui semua itu”

Mata Ikhma berkaca-kaca walau kelihatan nampak tegar.
“Mengapa kau tidak minta cerai darinya Ikhma, bukankah kau tak pernah bahagia selama hidup dengannya? kau, adalah racun yang mematikan dalam cinta kami”

“Demi Allah Lize, perceraian adalah sesuatu yang dibenci Allah walau diperbolehkan. Mas Rifky, adalah jodoh yang diberikan Allah yang ternyata bukan hanya untukku, tapi juga untukmu.

Untuk kujaga dan kuhormati pangkatnya dalam istana hatiku, yang selalu aku terima setiap perlakuan apa pun darinya dengan Ikhlas. Aku belajar mencintainya, seperti Tuhan mencintaiku. Aku tak pernah merasa tersakiti dalam keadaan apa pun, selama aku bersamanya.

Mungkin, aku yang belum beruntung dalam menjalani kehidupan cintaku. Kau beruntung, telah mendapatkan cinta yang besar darinya dan mendapatkan keturunan darinya. Aku turut bahagia dengan semua itu”
“Mengapa kau bisa setegar ini Ikhma, maafkan aku baru ku sadari, aku lah yang menjadi duri dalam daging untuk kehidupan cintamu, aku akan pergi dari kehidupan kalian ..”
“Tidak Lize, kau akan tetap di sini, bersama aku dan Mas Rifky. Iya kan, Mas?”
Aku hanya mengangguk, tak percaya ada wanita setegar Ikhma di dunia ini. Mungkin, ia adalah bidadari yang benar adanya, dan hatinya serupa dengan malaikat yang tak bersayap?
***

Sembilan bulan berlalu. Saat jam bekerja Ikhma menelponku mengabarkan kado bahagia, yang membuat hatiku bersuka cita. Akhirnya, Lize melahirkan sorang putri yang cantik jelita, itu artinya aku telah menjadi seorang ayah.
Kupandangi wajah istriku yang masih lemas di dalam kamar bersalin. Segera aku datangi Lize dan mencium keningnya. Aku meminta Ikhma dan Lize, tetap menjadi istri yang rukun dan ibu yang baik buat anak-anakku nantinya. Dan Ikhma pun, dengan perasaan suka menyetujuinya. Lize juga senang mendengar kabar kehamilan Ikhma, yang ternyata sudah memasuki bulan kedua.

Saat perjalanan pulang ke rumah bersama keluarga besarku. Kulihat senyuman itu manis sekali tengah memangku putri kecilku. Wajah Ikhma terlihat sangat cantik, dan tak bosan-bosan aku memandangnya. Cinta kurasakan hari itu teramat besar padanya, walau bukan terlambat untuk mencintainya. Tetapi setidaknya, aku sempat memberi cintaku padanya melebihi cinta yang kurasakan pada Lize sebelumnya.

Lize, tersenyum ke arahku dengan tatapan bahagia. Bahagia karena telah menjadi seorang ibu dan bisa menerima kemelut cinta yang telah kami hadapi bersama. Tapi, tak pernah ku sangka senyuman itu menjadi detik terakhir untuk kunikmati di hari bahagia dan keindahnya. Tuhan, telah memberikan jalan lain untukku.

Ia mengambil semua keindahan cinta di saat aku baru mengecap kisah kasih yang sempurna. Sebuah mobil datang dari arah pertigaan kota, lalu bertabrakan dengan mobil yang kukendarai. Kecelakaan maut itu telah merenggut nyawa istriku yang pertama.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ia mengucapakan dua kalimat syahadat dengan fasihnya dan sempat berpesan padaku:
“A Rifky … Kau telah menjadi Ayah. Anak Lize, adalah anakku juga. Jagalah anak kita dan sahabatku, Lize. Jangan pernah kau sakiti hatinya, dan cintailah ia dengan cinta yang seutuhnya. Aku titip mereka padamu …”
“Iya, Mah …” Air mataku mengalir sambil merangkul tubuhnya. Kupeluk dan kuciumi wajahnya yang bersimbah darah di kepala.
“Jangan tinggalkan aku, Mah. Kau wanita yang kuat … Kau akan bisa bertahan, Mah …” teriakku dengan airmata yang membanjir.

Tuhan kiranya berkehandak lain. Jodoh, kehidupan, dan kematian, Tuhan lah pemilik dan pengaturnya. Sampai di penghujung nafasnya, ia mengucapkan kalimat syahadat dengan begitu fasihnya. Rohnya melayang pergi meninggalkan jasadnya. Ikhma pun tiada.

Penyesalanku memang tak berguna, tapi setidaknya aku sempat memberikan cinta yang besar padanya kurang lebih satu tahun sebelum kepergiannya, dengan cinta yang tak dapat kutebus untuk seumur hidupku.
Karena setelah kepergiannya, aku tak pernah bisa berhenti untuk mencintainya. Dia, memberiku kehidupan sebagai jantung kedua di hidupku. Mungkin jika saat itu orang tuaku tidak menjodohkan aku dengan wanita setegar dia, aku tak akan bisa bersama kembali dengan orang yang juga sangat kucintai, Lize.

“Jika Lize adalah cinta pertamaku, maka Ikhma telah menjadi cinta terakhirku ..
Jika Lize adalah cinta matiku, maka Ikhma lah sebagai cinta yang hidup dalam jiwaku ..
Jika lize adalah cinta suciku, maka Ikhma adalah cinta sejati di hidupku ..
Dan aku menunggu hari-hari indah itu kembali ..
Mengharapkan satu saat nanti …
Aku bertemu dengan anak dan istriku berkumpul kembali, di surga yang abadi …”

Maafkan aku Ikhma … yang tak sempat memberimu cinta, dari separu usiaku yang tertinggal. Semoga, kau diterima di sisi-Nya dan mendapatkan kebahagiaan abadi yang dikelilingi malaikat-malaikat putih yang menghias tidur panjangmu, dengan taman kehidupan wangi surgawi yang tak pernah pudar.

Kusimpan cintamu dalam kasih yang abadi di dalam kenanganku. Pertemuan yang kurindukan itu akan ada, setelah aku menyusulmu.
Aku, menunggu jantung keduaku untuk bisa segera bersamamu. Kita akan bertemu di sana bersama anak-anak kita. Di sini, kami selalu berdo’a kebaikan untukmu dan selalu merindukanmu.
Tidurlah yang damai, dan bersimpuhlah di keharibaan Tuhan yang selalu kau bangakan keagungan-Nya. Semoga, kau telah di tempatkan di surga firdaus-Nya. Aamiin …
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya. Aamiin


sumber: kisah nyata

Sumber: https://ibuhamil.com/ngobrol-apa-saj...ayudara-2.html
 
  #10  
Old
bunda ...   TS 
 
Posts: 251
 
Replying to: View Post
Menurut aku

Pertemuannya takdir. Aku mana nyana bisa ketemu suamiku yg orang india malaysia

Menikahnya adalah pilihan. Karena Tuhan membebaskan umatnya untuk memilih. Ini keyakinanku loh ya.....makanya kita harus bijak dalam memilih

Menjalani pernikahan selanjutnya adalah 35 persen usaha keras berdua . Dan 35 persen adalah tanggung jawab terhadap pilihan yang kita buat. 30 persen banyak doa dan ber Iman sama Tuhan supaya kesenangan.....atau cobaan yg didapat dalam pernikahan bisa di jalanidg selamat dan membawa kebaikan

---------- Post added at 11:30 ---------- Previous post was at 11:27 ----------

Oh ya kenapa saya bilang menikah adalah pilihan ? Karena saya ngga suka ...ketika kegagalan terjadi yg disalahkan takdir....padahal saya percaya takdir yg Tuhan gariskan selalu baik ....entah itu berupa cobaan atau kesenangan. Kitalah manusia yg suka tidak bijak dalam memilih dan menjalani takdir kita
Jadi pertemuanya adalah takdir yaa bun...menikah adalah pilihan....dengan siapa kita menikah itu jga pilihan yaa...dan ketika rumah tangga gagal itu adalah pilihan yg kita buat krna ga bijak dlam menyelesaikan konflik yg ada...daan menjadi singgel perent itu pilihan bukan takdir....
Begitu kah bun....klo saya salah tolong koreksi lgi bunda...

---------- Post added at 13:16 ---------- Previous post was at 13:07 ----------

Replying to: View Post
Takdir bund klo saya liat dri pengalaman saya sndiri sih .. abisnya saya sma suami dlu cman kenal sebulan itupun di cafe , saya msih punya pacar pdhal , eh tpi kepincutnya sma suami akhirnya stelah pdkt sebulan lngsng pacaran dan pacaran dpet 4bulan langsng saya di lamar trs nikah deh ... jdi takdir kan , gada niatan buat nikah muda tpi klo sdah di takdirkan nikah ya bakalan terjadi .. kunfayakun maka takdir terjadilah karna tuhan sudah menentukan jodoh untuk kita
Iya bun saya jga ketemu suami thn 2009 wktu itu biasa ajah ga ada rasa apa2....thn 2012 ketemu lgi dipengajian eeh paginya dia dan ortunya langsung kerumah buat lamar saya bun...kaget lah saya....ga tau nya dri thun lalu dia udah ngincer saya...bru di thn 2014 kita nikah....hehehe...ga disangka2 ya bun...

Lah ko saya malah curcol....hehehe

---------- Post added at 13:18 ---------- Previous post was at 13:16 ----------

Replying to: View Post
Aku padamu bu happy.
Saya ketemu paksu, satu sekolah sama dia, itu takdir. Saya memilih dia jd suami saya, itu pilihan yg saya pikir dan pertimbangkan baik buruknya dengan masak2.
Jadi dengan siapa kita menikah itu adalah pilihan yaa bun...
 
  #11  
Old
Lolapa...
 
Posts: 110
 
Hmmm gmn ya, jodoh itu sudah takdir bun. Bagaimana kita dipertemukan oleh seseorang itu sudah digariskan.

Kayak dulu saya dan suami sama sama di Jakarta. Saya sekolah S2 dan dia ditugaskan disana, tapi dasar belum jodoh ya kami belum dipertemukan. Ndilalah saya pulang kampung mengurus bisnis keluarga dipertemukan oleh suami saya yang pas dia jg pulang kampung ada acara keluarga. Pertemuan pertama adalah perkenalan kami (25 Desember), pertemuan kedua ketika nyari cincin tunangan dan pertemuan ketiga ya pas lamaran (11 Januari). Menikah 1 April.

Diluar pertemuan yg sudah memang takdir saya pikir semuanya tinggal pilihan masing masing sih. Kami sepakat komitmen di awal perkenalan itu pilihan kami masing masing. Saling menghormati satu sama lain juga pilihan masing masing. Sadar diri kalau satu sama lain itu sudah terikat perkawinan dan oleh karenanya timbul konsekuensi dari itu, juga pilihan satu sama lain.
 
  #12  
Old
Yusti1...
 
Location: Palembang
Posts: 160
 
sedih bgt kisah nya g bisa nhan air mta ku

smpai hrus menyembunyikan wjah di blik monitor komputer maluuuu tkut ketauan tmen
 
  #13  
Old
Arneta...
 
Posts: 303
 
Replying to: View Post
Jadi pertemuanya adalah takdir yaa bun...menikah adalah pilihan....dengan siapa kita menikah itu jga pilihan yaa...dan ketika rumah tangga gagal itu adalah pilihan yg kita buat krna ga bijak dlam menyelesaikan konflik yg ada...daan menjadi singgel perent itu pilihan bukan takdir....
Begitu kah bun....klo saya salah tolong koreksi lgi bunda...

---------- Post added at 13:16 ---------- Previous post was at 13:07 ----------



Iya bun saya jga ketemu suami thn 2009 wktu itu biasa ajah ga ada rasa apa2....thn 2012 ketemu lgi dipengajian eeh paginya dia dan ortunya langsung kerumah buat lamar saya bun...kaget lah saya....ga tau nya dri thun lalu dia udah ngincer saya...bru di thn 2014 kita nikah....hehehe...ga disangka2 ya bun...

Lah ko saya malah curcol....hehehe

---------- Post added at 13:18 ---------- Previous post was at 13:16 ----------



Jadi dengan siapa kita menikah itu adalah pilihan yaa bun...
Haha gapapa bund curcol dikit" .. jdi menurut saya jodoh itu takdir bukan pilihan karna yg menentukan smuanya itu tuhan kita yg tinggal menjalani dan menikmati takdir mau gimanapun kita memilih tpi takdir berkata lain kita bisa apa sperti contoh : kita pngen beli tas yg bagus dan sesuai pilihan hati kita tpi uang kita ga cukup karna tasnya mahal yaudah kita memang ditakdirkan untuk tidak membeli dan memiliki tas itu .. sperti itulah bund
 
  #14  
Old
bundah...
 
Posts: 4,304
 
Kalo yg aku percayai begitu....Tuhan menyodorkan takdir ke kita. Tapi memberikan pilihan kepada kita. Dan setelahnya tanggung jawab terhadap pilihan kita

Banyak takdir yg buruk berubah jadi anugrah
Banyak takdir yg manis berubah jadi bencana

Karena ya salah memilih dalam menjalankan takdir
 
  #15  
Old
Origin...
 
Posts: 386
 
Replying to: View Post
bunda Varisha,
mohon izin untuk share kisah nyata di bawah ini ya,
nanti kita simpulkan apakah ini adalah jodoh atau takdir...
karena kisahnya panjang...
maka disarankan untuk membacanya bagi yang mempunyai banyak waktu luang saja.
Replying to: View Post




setelah part 1 mari lanjut lagi ke part 2 untuk mengetahui endingnya...
mungkin saja bunda nanti akan membutuhkan tissu...ada baiknya mempersiapkan terlebih dahulu.



ampun............. kisahnya sedih banget, abislah basah kuyup 3lembar tisu
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Suami join di situs biro jodoh.. -- Ngobrol Apa Saja 9
kalau jodoh, ga kemana ^^ -- Ngobrol Apa Saja 83
promil sama Dr.Juniansen Purba. S.pog Medan dan semoga jodoh -- Diskusi Umum 18
bertemu jodoh -- Ngobrol Apa Saja 17
menunggu takdir... -- Diskusi Umum 1


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 16:16.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com