Halal bunda salam kenal,
Saya mau berbagi cerita pengalaman melahirkan anak pertama di bulan Agustus kemarin. Senangnya luar biasa mendapatkan anugerah dari Tuhan.
Berdasarkan aplikasi yang saya gunakan di handphone dan saya masukkan hot saya maka hplnya itu tgl 19 Agustus 2016 tapi kalau berdasarkan dari dokter yang saya periksa itu hplnya tgl 9 Agustus 2016. Sampai tgl 9 Agustus pun ternyata saya belum melahirkan dan akhirnya tgl 15 Agustus saya periksa ke dokter lagi dan kondisi keseluruhan semuanya masih bagus. Kemudian dokter menginfakkan ke saya tgl 21 Agustus harus periksa lagi. Maka ditunggu sampai 21 Agustus kami pun pergi ke rumah sakit besar untuk pengecekan keseluruhan karena sejak kehamilan 33w saya periksa di rumah sakit yang kecil atau mungkin bisa disebut klinik. Saat pengecekan terakhir ternyata kondisi bayi masih bagus termasuk air ketubannya. Namun sehubungan saya harus kembali ke Jakarta maka saya meminta untuk dilakukan induksi sehingga bisa melahirkan. Saat itu
uk saya sudah 41w 5d.
Akhirnya dilakukan induksi dengan memasukkan alat yang terdapat balon dimanja balon tersebut diisi dengan air. Pemasangan alat tsb dilakukan siang hari dan saya harus menunggu sampai esok hari.
Keesokannya jam 9 pagi dokter mencek dan mencabut alat tsb dan memecahkan ketuban saya sehingga air ketuban bisa keluar secara perlahan. Lalu sejak itu mulai berasa mules secara terus menerus dan semakin dahsyat rasa mulesnya. Untuk mereda rasa sakitnya saya mencoba duduk di bola dan setiap mules datang saya menggoyangkan badan sambil duduk di bola tsb. Sampai akhirnya saya benar-benar tidak kuat menahan rasa mules, akhirnya diputuskan saya harus masuk ke ruang bersalin sekitar jam 11 dan kondisi saat itu saya lemas karena tidak bisa makan dan kurang tidur. Saya tidak bisa makan krn setiap saya makan pasti muntah saat itu dan saya kurang tidur juga karena malam sebelumnya saya tidak bisa tidur.
Saat di ruang bersalin rasa mules saya semakin menjadi dan perawat menanyakan apakah saya mau diberikan penghilang rasa sakit atau tidak. Saya pun mau penghilang rasa sakit yang ampuh dan saya bilang kalau saya butuh tidur. Akhirnya perawat memberikan saran untuk epidural dan saya mengiyakan. Kemudian dokter spesialis untuk melakukan epidural datang dan mulai melakukannya. Setelah selesai tidak lama kemudian saya mulai bisa rileks dan bisa tidur serta tidak merasakan mules lagi. Beberapa jam saya tertidur pulas kemudian saya bangun kembali karena rasa sakitnya mulai datang kembali kemudian perawat memberikan suntikan epidural lagi namun tetap rasa sakit masih terasa. Dan saya merasa ingin buang air namun ternyata itu dorongan dari kepala bayi. Saya pun ingin buang angin namun tidak bisa dan memaksa suster untuk melakukan sesuatu agar saya bisa buang angin. Akhirnya didatangkan suster lain untuk memberikan sesuatu di lubang anus (maaf) saya. Akhirnya setelah itu saya bisa buang angin dan membantu perut saya lebih baik lagi. Selama beberapa jam saya merasa sakit dan semakin sakit. Sampai akhirnya jam 9 malam, dokter datang untuk mengecek saya. Dan ternyata saya sudah pembukaan penuh dan saya sudah boleh untuk mengejan. Dan saya didampingi oleh suami serta midwife untuk menjaga saya. Disapa midwife menyuruh saya untuk mengejan panjang namun saya hanya bisa mengejan pendek-pendek.
Sehubungan badan yang sudah lemas dan saya merasa lapar, saya sempat bilang tidak kuat untuk mengejan namun suami dan midwife memberi saya semangat untuk terus mengejan panjang dan bilang kalau saya pasti bisa. Saya berusaha mengejan terus namun tetap pendek-pendek. Sampai akhirnya midwife bilang kalau saya mengejannya tidak panjang maka akan semakin lama. Proses lahirnya. Dan dari situ saya berusaha mengejan panjang setiap kontraksi datang. Terus mengejan panjang sampai saya bisa merasakan kalau kepala bayi sudah mulai keluar dan semakin semangat saya untuk mengejan panjang. Sampai akhirnya alhamdullilah anak pertama kami lahir pukul 22.30 pada tanggal 22 Agustus 2016. Rasa syukur, bahagia dan semuanya jadi satu. Setelah proses panjang anak kami lahir ke dunia dan kemudian midwife mengecek saya kembali untuk mengeluarkan Ari-Ari dan kemudian saya harus dijahit jalan lahirnya. Rasa sakit hilang semua setelah saya melihat anak kami. Kebahagiaan yang sangat luar biasa. Anugerah yang tidak ternilai sudah berada dipelukan kami.
Begitulah bunda pengalaman melahirkan anak pertama. Kepada bunda-bunda yang sudah melahirkan, selamat atas kelahirannya. Kepada bunda-bunda yang menantikan kelahiran, semoga dilancarkan semuanya. Kepada bunda-bunda yang masih
promil, semoga segera diberikan kabar bahagia hamil. Semangat selalu untuk bunda-bunda di forum ini.
Maaf bunda kalau panjang ceritanya.
Semangat selalu bunda...