Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #16  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 
Replying to: View Post
bunsay.. aq curhat lg dong.. skrg aq lg ldr sama suami.. kadang aq bimbang mau pindah ikut suami, dimana2 klo suami prgi jauh tetep kan hrus di nafkahi.. ini kebalik bun.. suami kadang duitnya kurang sehingga minta duit k sy.. trus nih skrg suami bela2in mau nganter adiknya k kmpung.. prgi jumat plng minggu.. (adikny ni bru dtg dr tmpt kerjanya, pulangnya 3bln skali ) istri adiknya jg kerja.. jd prginya mepet waktu.. jujur bun aq msih sakit hati sama si adik ipar n istrinya krna dulu bntuin suami pindah.. trus mnrutku suami bru plg kmaren pas lebaran k kmpung.. lagian ortuny udh ga ada.. n klo plng k kmpung psti capek.. trus klo ngeluh sakit sama sy.. kyk kmaren ujung2nya ya ngirim dia duit.. aq udg capek bun kyk gini.. aku hrus gmna ?? :hiks minta nasehatnya..
Dear ibu tikto...
kalau ibu sudah mengambil keputusan untuk LDR maka harus siap berjauhan dengan suami, di telp hanya akhir pekan saja ( ini saya baca di tread ibu sebelumnya, meskipun banyak juga pasangan lain yang LDR namun komunikasinya jauh lebih intens dari ini.,)
jika memungkinkan ibu memilih ikut suami, ibu juga harus siap meninggalkan pekerjaan ibu yang sekarang sudah terasa nyaman. dan ini menurut saya agak berisiko karena menginggat suami yang boros dan cendrung tertutup kepada ibu tentang keuanganya. ( ini juga saya simpulkan dari thread ibu yang lain, luruskan jika saya keliru). maka untuk kedua pilihan ini ibu bisa memikirkan mana yang lebih banyak positifnya, maka putuskanlah itu yang akan ibu jalani kedepanya.

apakah ibu menginginkan suami menafkahi rumah tangga ibu sepenuhnya...? kalau iya, ibu harus ekstra mengatur manajemen keuangan, cukupkanlah berapapun yang bisa diberikan suami, namun tidak ada salahnya jika ibu mengikhlaskan uang ibu juga di gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, karena jika kita telah menikah sebaiknya keuangan itu menjadi uang kita bukan sebaliknya uangku atau uang mu. bukankah rumah tangga itu menyatukan dua kelebihan dan dua kekurangan untuk di bentuk menjadi kesatuan dan saling melengkapi.

apakah ibu keberatan jika suami membantu adiknya?
jika iya, ibu seharusnya berterus terang pada suami, berikan pandangan ibu tentang hal ini. karena ibu berhak untuk mengemukakan pendapat dan hak suami juga untuk menerima atau menolaknya.
coba lihat dari sisi baiknya, jika suami menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di kampung halamanya., mana yang akan ibu pilih jika ibu di berikan pilihan kedua, yaitu suami ibu menghabiskan masa senggangnya untuk bersenang-senang dengan teman-temanya, bukankah ini jauh lebih membuat ibu khawatir?
dan masalah adik ipar yang membantu suami ibu pindah tempat tugas, mungkin bisa di maklumi, karena bersaudara itu memang sebaiknya saling membantu, meskipun menurut ibu itu tidak baik, tapi apakah ibu mengetahui alasan suami pindah tugas tanpa meminta persetujuan ibu...? jika tidak, berarti ibu harus mencari tau dan lebih peka, karena baik menurut kita yang melihat belum tentu baik bagi orang yang melakoninya.

jikalau ibu keberatan dengan sikap suami maka sebaiknya ibu tegas dan berterus terang, karena segala sesuatu yang di lakukan dengan rasa jengkel akan berakibat tidak baik. dan seorang istri adalah tempat yang paling tepat untuk suami berkeluh kesah... begitu juga sebaliknya, karena suami istri adalah dua manusia yang di jadikan dalam satu ikatan bathin untuk saling mengisi dalam kekosongan.


jadi untuk ringkasnya sebenarnya bagaimana yang ibu tikto inginkan ?
untuk masalah ibu, sebenarnya hanya ibu yang tau solusinya, jika masih kuat maka usahakan untuk menjalin komunikasi lebih baik dan terbuka, jika sudah tidak sanggup berarti itu adalah jawaban yang butuh penyelesaian.
tujuan kita menikah untuk mendapatkan kebahagiaan, sebaliknya, jika kita malah menderita karena nya berarti tidak ada alasan untuk mempertahankanya, namun jika memungkinkan sebaiknya semua masalah itu di selesaikan dengan dewasa dan bijak, jangan memendam dan memupuk rasa ketidak nyamanan. karena itu bagaikan api dalam sekam, dengan perlahan bisa menghangguskan kulit padi menjadi abu.

maafkan jika tulisan saya tidak berkenan di hati ibu,maka abaikan saja..


 
  #17  
Old
Neeta1...
 
Posts: 1,446
 
Permasalahan bunda ts masih yg ini juga... Semoga bunda bisa mengambil keputusan yg terbaik...
 
No more reasons to be unhappy
  #18  
Old
hong p...
 
Posts: 383
 
Replying to: View Post
Permasalahan bunda ts masih yg ini juga... Semoga bunda bisa mengambil keputusan yg terbaik...
iya, masalahnya gak bisa ngomong jujur sama suaminya dan suaminya memang senang jauhan sama ts jadi susah kasi solusinya
 
  #19  
Old
Neeta1...
 
Posts: 1,446
 
Replying to: View Post
iya, masalahnya gak bisa ngomong jujur sama suaminya dan suaminya memang senang jauhan sama ts jadi susah kasi solusinya
Sy udah kehabisan akal mau kasih saran apa. Makanya itu bun, sy cuma berharap semoga ts mendapat solusi terbaik, krn masih stuck disini2 aja... Sy sempat menduga TS sudah menemukan jalan keluar tapi ternyata blm...
 
No more reasons to be unhappy
  #20  
Old
ibu ti...   TS 
 
Posts: 124
 
Replying to: View Post
Makanya bun...menurut saya coba dijalin komunikasi lebih intens...jadiin komunikasi itu suatu kebiasaan....komunikasi itu ngga usah ngobrol 5 sampai 6 jam dan ngga harus melulu masalah yg serius...misalnya bunda capek denger keluhan suami....bilang aja ama suami dengan nada ringan.....papa ini ngeluuuuh terus kalo ngeluh ajaama bunda...kalo seneng seneng ama keluarga papa. Sekali kali bunda dapat bagian yg seneng2nya donk.....dengan nada ssantai aja....ingatkan secara ringan tapi memgena keluhan bunda

Emang komunikasi ini ada lah seni yg cukup gampang2 susah.....saat memulainya....tapi kalo bumda udah ngertiselahnya...nanti jadi gampang....dan semua masalah bumda ngga cuma memendam dalam hati tapi tersampaikan langsung pada yg bersangkutan untuk mencapai solusi terbaik

Banyak loo bun istri yag "sok baik" he eh heeh didepan suami tapi dalam hati beda....nah karena pria itu kebanyakan gak senaitif pikirnya istri iya iya itu gak ada keberatan benerandalam hatinya.... nah makanya mesti bunda pelajari seni mengkomunikasikan isi hati secara tepat sasaran

Caranya: PRAKTEK LANGSUNG pelan pelan sedikit2 tapi pasti
bun happy.. makasih bnyak.. mgkn sy tipe org yg tdk bisa lgsung mengungkapkan keberatan sy.. sy hrus bnyak belajar.. sy tkut klo mengungkapkan lgsung bisa menyinggung perasaan.. mksih..

---------- Post added at 04:39 ---------- Previous post was at 04:27 ----------

Replying to: View Post
Dear ibu tikto...
kalau ibu sudah mengambil keputusan untuk LDR maka harus siap berjauhan dengan suami, di telp hanya akhir pekan saja ( ini saya baca di tread ibu sebelumnya, meskipun banyak juga pasangan lain yang LDR namun komunikasinya jauh lebih intens dari ini.,)
jika memungkinkan ibu memilih ikut suami, ibu juga harus siap meninggalkan pekerjaan ibu yang sekarang sudah terasa nyaman. dan ini menurut saya agak berisiko karena menginggat suami yang boros dan cendrung tertutup kepada ibu tentang keuanganya. ( ini juga saya simpulkan dari thread ibu yang lain, luruskan jika saya keliru). maka untuk kedua pilihan ini ibu bisa memikirkan mana yang lebih banyak positifnya, maka putuskanlah itu yang akan ibu jalani kedepanya.

apakah ibu menginginkan suami menafkahi rumah tangga ibu sepenuhnya...? kalau iya, ibu harus ekstra mengatur manajemen keuangan, cukupkanlah berapapun yang bisa diberikan suami, namun tidak ada salahnya jika ibu mengikhlaskan uang ibu juga di gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, karena jika kita telah menikah sebaiknya keuangan itu menjadi uang kita bukan sebaliknya uangku atau uang mu. bukankah rumah tangga itu menyatukan dua kelebihan dan dua kekurangan untuk di bentuk menjadi kesatuan dan saling melengkapi.

apakah ibu keberatan jika suami membantu adiknya?
jika iya, ibu seharusnya berterus terang pada suami, berikan pandangan ibu tentang hal ini. karena ibu berhak untuk mengemukakan pendapat dan hak suami juga untuk menerima atau menolaknya.
coba lihat dari sisi baiknya, jika suami menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di kampung halamanya., mana yang akan ibu pilih jika ibu di berikan pilihan kedua, yaitu suami ibu menghabiskan masa senggangnya untuk bersenang-senang dengan teman-temanya, bukankah ini jauh lebih membuat ibu khawatir?
dan masalah adik ipar yang membantu suami ibu pindah tempat tugas, mungkin bisa di maklumi, karena bersaudara itu memang sebaiknya saling membantu, meskipun menurut ibu itu tidak baik, tapi apakah ibu mengetahui alasan suami pindah tugas tanpa meminta persetujuan ibu...? jika tidak, berarti ibu harus mencari tau dan lebih peka, karena baik menurut kita yang melihat belum tentu baik bagi orang yang melakoninya.

jikalau ibu keberatan dengan sikap suami maka sebaiknya ibu tegas dan berterus terang, karena segala sesuatu yang di lakukan dengan rasa jengkel akan berakibat tidak baik. dan seorang istri adalah tempat yang paling tepat untuk suami berkeluh kesah... begitu juga sebaliknya, karena suami istri adalah dua manusia yang di jadikan dalam satu ikatan bathin untuk saling mengisi dalam kekosongan.


jadi untuk ringkasnya sebenarnya bagaimana yang ibu tikto inginkan ?
untuk masalah ibu, sebenarnya hanya ibu yang tau solusinya, jika masih kuat maka usahakan untuk menjalin komunikasi lebih baik dan terbuka, jika sudah tidak sanggup berarti itu adalah jawaban yang butuh penyelesaian.
tujuan kita menikah untuk mendapatkan kebahagiaan, sebaliknya, jika kita malah menderita karena nya berarti tidak ada alasan untuk mempertahankanya, namun jika memungkinkan sebaiknya semua masalah itu di selesaikan dengan dewasa dan bijak, jangan memendam dan memupuk rasa ketidak nyamanan. karena itu bagaikan api dalam sekam, dengan perlahan bisa menghangguskan kulit padi menjadi abu.

maafkan jika tulisan saya tidak berkenan di hati ibu,maka abaikan saja..


makasih ummi.. sy nangis baca jawaban ummi
sy bingung ummi.. klo yg sy rasa suami spertinya hanya butuh duit sj.. untuk ldr krna memang dy hrus segera bertugas... iya bun msh belum bisa terima kenyaataan adikny yg bantu n msh kesal..
sy prnh komunikasi dgn keluarganya di kampung (bude) nya sempat ga bolehin dy pindah krna suami ga hrus pindah.. ga bisa sama dgn adiknya yg dpt istri org sana.. sdngkan dia anak istrinya disini.. tp pesan budenya itu sy hrus maklumin dy.. krna suami dr kecil sdh ditinggal ibu (kemauan dia harus) jd suami blm bepikir dewasa..
 
  #21  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 
Replying to: View Post
makasih ummi.. sy nangis baca jawaban ummi
sy bingung ummi.. klo yg sy rasa suami spertinya hanya butuh duit sj.. untuk ldr krna memang dy hrus segera bertugas... iya bun msh belum bisa terima kenyaataan adikny yg bantu n msh kesal..
sy prnh komunikasi dgn keluarganya di kampung (bude) nya sempat ga bolehin dy pindah krna suami ga hrus pindah.. ga bisa sama dgn adiknya yg dpt istri org sana.. sdngkan dia anak istrinya disini.. tp pesan budenya itu sy hrus maklumin dy.. krna suami dr kecil sdh ditinggal ibu (kemauan dia harus) jd suami blm bepikir dewasa..
peluk bu tikto...

saya memahami perasaan ibu yang terlalu banyak menahan kesedihan dan kekecewaan, namun sebenarnya ibu sudah mendapatkan simpulnya bahwa suami ibu belum bisa berpikir secara dewasa, memang tidak mudah menghadapi type suami yang seperti ini, namun saya salut dengan kesabaran ibu yang masih bisa bertahan sampai saat ini. jika ibu bukanlah type yang bisa mengungkapkan keterbukaan pada suami, ini akan semakin menyulitkan untuk memecahkan gunung karang dalam biduk rumah tangga ibu dan suami. karena dengan belum dewasanya pemikiran suami berarti dia juga belum dapat dengan peka memahami perasaan pasangan atas rasa kecewa dan kesedihan. maka untuk semua yang terjadi ibu harus mulai belajar untuk terbuka....

masalah adiknya... apakah mereka bertugas di kesatuan yang sama...?
sanggat memungkinkan jika suami ibulah sebenarnya yang meminta bantuan adiknya untuk membantu pengurusan kepindahanya. tidak mungkin juga suami pindah jika dia tidak mengajukan surat permohonan pemindahanya, mungkin alasan suami sebenarnya kuat untuk memperbaiki posisi dan mempertimbangkan perkembangan kariernya kedepan. didukung juga karena suami sudah merasa yakin bahwa ibu tidak akan kesepian karena ada mama yang menemani di sana. mungkin inilah yang jadi pertimbangan suami untuk LDR dengan ibu , dengan sikapnya ini tidak serta merta suami tidak peduli, karena banyak kemungkinan yang membuat suami bersikap demikian, solusinya sebenarnya hanyalah keterbukaan. namun kelirunya, hal ini tidak di diskusikan kepada ibu secara terbuka. kenapa...? karena dia belum dewasa dan mengerti arti tanggung jawabnya sebagai suami yang seharusnya menjadi tiang yang kokoh untuk rumah tangganya.

jika keadaan suami yang dari kecil di tinggal ibunya itu sebenarnya adalah hal yang paling mendukung untuk seseorang menjadi lebih cepat dewasa dari usia sebenarnya, karena dia tidak mempunyai pertahanan seperti kita yang masih memiliki orang tua. namun masalah kedewasaan bukanlah masalah yang bisa terjadi dalam waktu singkat...karena kedewasaan pemikiran adalah sebuah proses dan kembali lagi pada type masing-masing orang... bisa jadi apatisnya suami di dukung dengan dia merasa ibu bisa mandiri tanpa banyak campur tangan nya. ibu bisa menyelesaikan banyak masalah tanpa meminta bantuanya atau mungkin juga ibu bisa membuat satu keputusan tanpa melibatkanya... bisa jadi, ini juga menjadi faktor suami merasa tidak perlu melindungi ibu karena ibu di anggapnya seorang wanita yang tangguh... ya ini hanya kemungkinan saja, saya tidak memahami secara mendalam bagaimana situasi rumah tangga ibu sebenarnya.

solusi dari saya coba ibu tuliskan dikertas:
apa yang ibu harapkan darinya ?
apa yang ibu dapatkan darinya?
apa yang kurang tanpa hadirnya?
apa yang lebih dengan kehadiranya?
apa positifnya bertahan bersamanya?
apa negatifnya jika tidak bersamanya ?
apa kenyamanan yang ibu dapatkan bersamanya?
apa kesusahan yang ibu dapatkan bersamanya?
seberapa banyak tawa yang tercipta denganya?
seberapa banyak air mata yang tertumpah denganya?

nanti setelah ibu menuliskan semuanya... baca berulang kali...
jika masih ada yang kurang tambahkan, jika ada yang berlebih kurangkan,
Insya Allah ibu akan menemukan apa arti suami bagi ibu sebenarnya...
saya yakin ibu seorang istri yang dewasa dan kuat, maka ibu akan bisa mengambil solusi dari masalah yang begitu banyak terjadi...
jangan lagi menanggis karena menanggis tanpa penyelesaian tidak ada artinya....
semoga semuanya akan semakin membaik, dan tidak ada lagi air mata untuk hal yang serupa, hidup akan terus berlalu, dan bahagia itu adalah tujuan dari segalanya... maka perjuangkan hal yang menjadi pendukung kebahagiaan ibu. saya percaya ibu mampu karena ibu adalah seorang ibu yang akan menjadi tumpuan seorang anak dalam mengapai kebahagiaan itu... semoga semua akan berlalu seiring waktu dan ibu mendapatkan apa yang selama ini ibu harapkan, amin.
 
  #22  
Old
lyzta...
 
Posts: 10
 
Iyaaaa bun aku kl galau dan ga tau mau curhat kesiapa pasti nulis untung ruginy ky gitu bun..dan dari tulisan itu keliatan deh tnyta lbh bnyk kesedihanny dan dari situ juga aku tau apa yg harus aku lakuin..
 
  #23  
Old
ibu ti...   TS 
 
Posts: 124
 
Replying to: View Post
peluk bu tikto...

saya memahami perasaan ibu yang terlalu banyak menahan kesedihan dan kekecewaan, namun sebenarnya ibu sudah mendapatkan simpulnya bahwa suami ibu belum bisa berpikir secara dewasa, memang tidak mudah menghadapi type suami yang seperti ini, namun saya salut dengan kesabaran ibu yang masih bisa bertahan sampai saat ini. jika ibu bukanlah type yang bisa mengungkapkan keterbukaan pada suami, ini akan semakin menyulitkan untuk memecahkan gunung karang dalam biduk rumah tangga ibu dan suami. karena dengan belum dewasanya pemikiran suami berarti dia juga belum dapat dengan peka memahami perasaan pasangan atas rasa kecewa dan kesedihan. maka untuk semua yang terjadi ibu harus mulai belajar untuk terbuka....

masalah adiknya... apakah mereka bertugas di kesatuan yang sama...?
sanggat memungkinkan jika suami ibulah sebenarnya yang meminta bantuan adiknya untuk membantu pengurusan kepindahanya. tidak mungkin juga suami pindah jika dia tidak mengajukan surat permohonan pemindahanya, mungkin alasan suami sebenarnya kuat untuk memperbaiki posisi dan mempertimbangkan perkembangan kariernya kedepan. didukung juga karena suami sudah merasa yakin bahwa ibu tidak akan kesepian karena ada mama yang menemani di sana. mungkin inilah yang jadi pertimbangan suami untuk LDR dengan ibu , dengan sikapnya ini tidak serta merta suami tidak peduli, karena banyak kemungkinan yang membuat suami bersikap demikian, solusinya sebenarnya hanyalah keterbukaan. namun kelirunya, hal ini tidak di diskusikan kepada ibu secara terbuka. kenapa...? karena dia belum dewasa dan mengerti arti tanggung jawabnya sebagai suami yang seharusnya menjadi tiang yang kokoh untuk rumah tangganya.

jika keadaan suami yang dari kecil di tinggal ibunya itu sebenarnya adalah hal yang paling mendukung untuk seseorang menjadi lebih cepat dewasa dari usia sebenarnya, karena dia tidak mempunyai pertahanan seperti kita yang masih memiliki orang tua. namun masalah kedewasaan bukanlah masalah yang bisa terjadi dalam waktu singkat...karena kedewasaan pemikiran adalah sebuah proses dan kembali lagi pada type masing-masing orang... bisa jadi apatisnya suami di dukung dengan dia merasa ibu bisa mandiri tanpa banyak campur tangan nya. ibu bisa menyelesaikan banyak masalah tanpa meminta bantuanya atau mungkin juga ibu bisa membuat satu keputusan tanpa melibatkanya... bisa jadi, ini juga menjadi faktor suami merasa tidak perlu melindungi ibu karena ibu di anggapnya seorang wanita yang tangguh... ya ini hanya kemungkinan saja, saya tidak memahami secara mendalam bagaimana situasi rumah tangga ibu sebenarnya.

solusi dari saya coba ibu tuliskan dikertas:
apa yang ibu harapkan darinya ?
apa yang ibu dapatkan darinya?
apa yang kurang tanpa hadirnya?
apa yang lebih dengan kehadiranya?
apa positifnya bertahan bersamanya?
apa negatifnya jika tidak bersamanya ?
apa kenyamanan yang ibu dapatkan bersamanya?
apa kesusahan yang ibu dapatkan bersamanya?
seberapa banyak tawa yang tercipta denganya?
seberapa banyak air mata yang tertumpah denganya?

nanti setelah ibu menuliskan semuanya... baca berulang kali...
jika masih ada yang kurang tambahkan, jika ada yang berlebih kurangkan,
Insya Allah ibu akan menemukan apa arti suami bagi ibu sebenarnya...
saya yakin ibu seorang istri yang dewasa dan kuat, maka ibu akan bisa mengambil solusi dari masalah yang begitu banyak terjadi...
jangan lagi menanggis karena menanggis tanpa penyelesaian tidak ada artinya....
semoga semuanya akan semakin membaik, dan tidak ada lagi air mata untuk hal yang serupa, hidup akan terus berlalu, dan bahagia itu adalah tujuan dari segalanya... maka perjuangkan hal yang menjadi pendukung kebahagiaan ibu. saya percaya ibu mampu karena ibu adalah seorang ibu yang akan menjadi tumpuan seorang anak dalam mengapai kebahagiaan itu... semoga semua akan berlalu seiring waktu dan ibu mendapatkan apa yang selama ini ibu harapkan, amin.
makasih ummi kanza.. sy akan cobaa.. cmn skrng sy lagi menghindar berkomunikasi dgn suami..
 
  #24  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 
Replying to: View Post
makasih ummi kanza.. sy akan cobaa.. cmn skrng sy lagi menghindar berkomunikasi dgn suami..
semoga menemukan jalan terbaik...
 
  #25  
Old
TriGal...
 
Posts: 1,902
 
Ibu Tikto, banyak saran yang bagus2 dari ummi khanza, bunda happy. Saya cuma mau menambahkan buat bahan perenungan ibu saja.

Saya mengikuti thread2 ibu dari awal dan terus terang memang tindakan suami ibu kurang bijaksana dan cenderung egois. Cuma saya coba berpikir lagi. Apa yang membuat ibu dulu jatuh cinta dan mau menikah dengan suami? Apa sisi baik dan positif suami ibu yang membuat ibu bisa bertahan selama ini?

Saya jg berpikir apakah saat ini suami lagi di posisi merintis karier dan paling butuh support dan dukungan ibu? Sesuai pepatah: Ujian terbesar seorang istri adl saat suami sedang miskin sebaliknya ujian terbesar seorang suami adl saat suami sudah jaya.
Apakah ibu sedang diuji saat ini sambil ibu merenungkan sisi positif dari suami agar ibu bisa lulus ujian. Mungkin 5 - 10 tahun dari skg ibu akan melihat peristiwa "susahnya" dari sisi yg manis.

Soal LDR, jarak jkt - papua sangat jauh dan memang berat. Ga semua hub bisa bertahan melalui LDR. Mungkin pepatah: mangan ora mangan (makan ga makan) yg penting kumpul bisa ibu jadikan pertimbangan. Kalau ibu yg pindah ikut suami, pasti penuh perjuangan dari penyesuaian hidup di jkt (yg saya bygkan jauh beda dgn papua) sampai masalah keuangan. Tp coba diliat tujuan yg ingin dicapai nantinya apakah akan lebih baik dari kehidupan yg skg. Perlu pembahasan dgn suami untung rugi ibu pindah atau LDR. Suami ibu sendiri inginnya ibu ikut dia atau tidak?

Oh ya sekedar ingin tau, ibu dulu ketemu suami di mana? Papua atau Jakarta?

Soal keluarga, saya mengerti posisi ibu. Ibu merasa dinomorduakan dari adik suami. Mungkin karena ibu jauh dari keluarga suami, ibu lebih susah utk merasakan
"kedekatan" dengan mereka sdgkan suami yg tumbuh besar dgn si adik pasti lebih merasa dekat. Saat ini komunikasi yg baik antara ibu dan suami sangatlah perlu. Bagaimana ibu dan suami bisa saling mengemukakan isi hati tanpa saling menyakiti.

Semoga ibu dan suami bisa menemukan jalan keluar yg terbaik dan bisa saling membahagiakan.
 
  #26  
Old
ibu ti...   TS 
 
Posts: 124
 
Replying to: View Post
Ibu Tikto, banyak saran yang bagus2 dari ummi khanza, bunda happy. Saya cuma mau menambahkan buat bahan perenungan ibu saja.

Saya mengikuti thread2 ibu dari awal dan terus terang memang tindakan suami ibu kurang bijaksana dan cenderung egois. Cuma saya coba berpikir lagi. Apa yang membuat ibu dulu jatuh cinta dan mau menikah dengan suami? Apa sisi baik dan positif suami ibu yang membuat ibu bisa bertahan selama ini?

Saya jg berpikir apakah saat ini suami lagi di posisi merintis karier dan paling butuh support dan dukungan ibu? Sesuai pepatah: Ujian terbesar seorang istri adl saat suami sedang miskin sebaliknya ujian terbesar seorang suami adl saat suami sudah jaya.
Apakah ibu sedang diuji saat ini sambil ibu merenungkan sisi positif dari suami agar ibu bisa lulus ujian. Mungkin 5 - 10 tahun dari skg ibu akan melihat peristiwa "susahnya" dari sisi yg manis.

Soal LDR, jarak jkt - papua sangat jauh dan memang berat. Ga semua hub bisa bertahan melalui LDR. Mungkin pepatah: mangan ora mangan (makan ga makan) yg penting kumpul bisa ibu jadikan pertimbangan. Kalau ibu yg pindah ikut suami, pasti penuh perjuangan dari penyesuaian hidup di jkt (yg saya bygkan jauh beda dgn papua) sampai masalah keuangan. Tp coba diliat tujuan yg ingin dicapai nantinya apakah akan lebih baik dari kehidupan yg skg. Perlu pembahasan dgn suami untung rugi ibu pindah atau LDR. Suami ibu sendiri inginnya ibu ikut dia atau tidak?

Oh ya sekedar ingin tau, ibu dulu ketemu suami di mana? Papua atau Jakarta?

Soal keluarga, saya mengerti posisi ibu. Ibu merasa dinomorduakan dari adik suami. Mungkin karena ibu jauh dari keluarga suami, ibu lebih susah utk merasakan
"kedekatan" dengan mereka sdgkan suami yg tumbuh besar dgn si adik pasti lebih merasa dekat. Saat ini komunikasi yg baik antara ibu dan suami sangatlah perlu. Bagaimana ibu dan suami bisa saling mengemukakan isi hati tanpa saling menyakiti.

Semoga ibu dan suami bisa menemukan jalan keluar yg terbaik dan bisa saling membahagiakan.
makasih bun trigal memang sy liat suami agak berubah sejak karir dy naik, kami ketemu di papua... sbnrnya dulu sy sdh tidak mau lanjutin hubungan dgn suami (msh pacaran) krna sifat suami tp suami memohon n berjanji akan berubah.. mau menikahpun bertengkar hebat.. sy tdk mau lanjutin, tp suami memohon lg krna tidak boleh batal, trus skrg posisinya suami jauh dr sy, dekat keluarga besar dy, sampe skrang sy belum dihubungi sama suami lg,, mgkn suami lupa anak istrinya bun..
 
  #27  
Old
TriGal...
 
Posts: 1,902
 
Ibu Tikto sementara LDR coba ibu tetap dekat dgn suami. Kirim video dan foto anak walaupun ibu dan suami sdg kurang baik hubnya agar suami inget anak. Biasakan ajak anak telp suami walau ibu sdg kesal. Kalau suami saja bisa sayang sama keluarga dekatnya kenapa tdk sama anak sendiri. Mgkn selama ini krn LDR jd kurang dekat (ini asumsi saya yah)

Saat ini suami tdk menghubungi ibu mgkn krn tdk ingin bertengkar atau masih terjebak macet. Ibu coba kirim video/foto anak yg lucu, update suami selalu dgn keg dan aktivitas anaknya agar suami selalu dekat walaupun jaraknya jauh.
 
  #28  
Old
Origin...
 
Posts: 386
 
setuju sama saran bunda-bunda bijak semuanya, intinya harus terbuka bun, sama pasangan
 
  #29  
Old
Ratna8...
 
Posts: 5,140
 
Replying to: View Post
makasih bun trigal memang sy liat suami agak berubah sejak karir dy naik, kami ketemu di papua... sbnrnya dulu sy sdh tidak mau lanjutin hubungan dgn suami (msh pacaran) krna sifat suami tp suami memohon n berjanji akan berubah.. mau menikahpun bertengkar hebat.. sy tdk mau lanjutin, tp suami memohon lg krna tidak boleh batal, trus skrg posisinya suami jauh dr sy, dekat keluarga besar dy, sampe skrang sy belum dihubungi sama suami lg,, mgkn suami lupa anak istrinya bun..
Ya uda bunda hubungi suami aja, pzt bunda kangen berat sm suami..
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
aq harus gimana ya bun? -- Diskusi Umum 5
harus gimana ne bun....... -- Diskusi Umum 9
Harus Gimana? -- Diskusi Umum 16
aku harus gimana :'( -- Ngobrol Apa Saja 41
Ga Tau Lg Harus Gimana.. -- Ngobrol Apa Saja 45


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 17:50.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com