Bagaimana bersikap dewasa terhadap suami?

Iya, kalo anak udah mulai ngerti, gimanapun pasti bakalan dicariin..
Iya, kemungkinan karna sakit hati. Si mantan istri udah males liat muka mantan suaminya, anak2nya pub ga bole liat juga.. Hehe..

Kenapa ayahnya ga mau nengokin anaknya, Bun? Ga sayang apa?

 

 

Iyah bun.. saya 5tahun kan jadi single fighter..
Skrg saya sudah tdk single fighter lagi
Kalau saja saya tahu jawaban pertanyaan bunda, pastinya masalah ini sudah selesai..
Wong saya aja berhubungan baik sm istrinya mantan suami..
Tp krn terpaut beda pulau jadi usaha sayapun hny mentok di 'permohonan' via jarigan seluler.. kalau sepulau masih bakal saya samperin sm suami saya yg skrg bun hehe..
Yaa begitulah dinamika perceraian, juga keadaan anak korban perceraian :')

 

 

muter-muter sana sini, inilah masalah bu ts yang sebenarnya, hanya mau suaminya sekarang tapi tidak masa lalunya. katanya cinta tapi tidak terima apa adanya, piyeee toh jeng...............

aku menikah dengan suamiku karna cinta bund, aku ga memikirkan soal anaknya. aku hanya mencintainya tidak mencintai anaknya.

 

 

Maaf kepo, Bunda.. Kalo bole tau, bercerai karna masalah apa, Bun? Apa hubungan terakhir sebelom bercerai tidak baik, Bun?
Rasanya aneh aja, ada ayah kandung yg ga mau nemuin anak kandungnya..

Bunda hebat, bisa jadi single fighter selama 5 taon. Sy ga bisa bayangin kalo sy ada di posisi Bunda. Bercerai kemudian harus berjuang sendiri itu kedengarannya sangat menakutkan bagi sy.

 

 

Supaya tdk kepo lagi bun SS..
saya ini pendosa bun. Masa lalu saya kelam. Saya menikah pertama karena kecelakaan. Posisi pada saat saya tahu hamil, saya sudah putus 'pacaran'.. baruuu saja putus krn diselingkuhin. Lalu atas bantuan keluarga, mantan saya akhirnya mau 'terbang' ke jawa untuk menikahi saya. Pernikahan sehari kata saya. Atas pertimbangan akta kelahiran dll nya..
Setelah menikah dia kembali ke luar jawa. Keluarga sangat diplomatis memberi dia ruang dan waktu u/ membenahi kuliahnya, lalu bekerja dan pelan2 mengabarkan keluarganya di sana.
Namun bertahun2 dia menghilang perlahan. Teman2 nya pun seolah tak mau tau dg urusan kami, saya buntu mau mnt tolong sm siapa.
Tdk ada inisiatif baik untuk memperbaiki keadaan. Setidaknya kepastian. Hampir 5tahun single fighter saya kembali lanjutkan pendidikan. Masa lalu saya kelam dan saya juga perlu memperbaikinya. Mempeebaiki hubungan saya sm Allah, juga kehidupan pribadi saya.. Sampai keluarga menyarankan, ya.. saya harus akhiri pernikahan ini.
Saya ajukan gugatan dllnya.. tp tetap tdk ada respon sampai akhirnya putusan jatuh.
Allahu A'lam setelah lebaran 2015 kmrn krn dumay memang subhanallah saya entah knp iseng buka Instagram dan klik klik lalu ketemu mantan misua yg
berencana mau menikah. Calon istrinya tdk tahu masa lalunya dg saya. Allahualam,Allah dg kuasanya membuat kami berkomunikasi.
Sang istri kelihatannya akan membantu saya untuk 'menyadarkan' suaminya itu..
Dan kami msh berhubungan baik smpai skrg..

Nah bun SS.. singkat cerita begitulah masa lalu saya yg sejujurnya saya malu share di forum spt ini. Tp pertanyaan bun SS di sini membuat saya jujur aja ngebuka apa yg sebenarnya semoga tdk ada fitnah atau suudzon diantara kita..

Kalau bunda berfikir aneh ada ayah kandung yg tdk mau bertemu dg anaknya, saya rasa, saya bukanlah satu2nya yg merasakan itu. Mungkin bunda SS kurang memperluas lagi mindsetnya. Pergaulannya. Juga rasa empatinya. Bun coba ke komnas anak, coba ke panti. Dsana banyaaaaak anak2 terlantar yg ortunya bhkan ibunya jg tdk mau bertemu. Jd ini adalah pernyataan sensitif bagi saya, jujur saja. Semoga siapapun yg membaca ini mampu mengambil hikmahnya..
Masa lalu saya memang kelam, itu adllah kesalahan saya. Tapi Allah Maha Pemaaf, saya yakin itu. Dan anak yang dititipkan dlm rahim saya adalah anugerah terindah, Saya jg tdk pernah berniat sekalipun menggugurkannya.. maka saya merasa ada kewajiban untuk mempertanggungjawabkan hak haknya termasuk kasih sayang/rasa peduli ayah kandungnya. Toh masa lalu ortunya bukanlah alasan bagi anak saya untuk tdk mendapatkan kasih sayang..

Saya tidak hebat bunda SS. Keluarga saya terutama bapak dan ibu sayalah yang hebat. Saya tdk akan mampu berdiri sendiri tanpa mereka..
Tentunya saya punya kewajiban u/ balas budi sebaik2nya kpd mereka. Tanggung jawab yg besar bun..

Sekiranya gt bun SS

 

 

Terima kasih, Bunda, udah mau sharing..

Berarti sejak awal si ayah udah tau kan itu anak kandungnya. Karna terus terang, Bun, awalnya sy mengira2 yg lain.. Mungkin Bunda mengerti maksud sy. Maaf yah, Bun..
Makanya sy merasa heran, kenapa mantan suami Bunda tidak mau bertemu anak kandungnya sendiri ? Sementara suami sy kalo inget anaknya (dari mantan istri sebelomnya) aja sampe nangis2.. Pengen sekali bertemu, malah tidak diperbolehkan bertemu.

Sy tau, Bun, di luar sana banyak sekali orang tua yg menelantarkan anak kandungnya sendiri.
Saat sy mengatakan "Aneh ayahnya tidak mau bertemu dgn anak kandungnya sendiri" kemarin, karna sy membandingkannya dgn keadaan suami sy saja.

Masa lalu kelam, asalkan mau berubah menjadi lebih baik, sy rasa malah lebih baik begitu, Bun, daripada kebalikannya, dari yg baik berubah menjadi buruk. Toh masa lalu kan bisa dijadikan pembelajaran.. Yg penting bisa mempertanggungjawabkannya sekarang..

Sekali lagi terima kasih Bunda sudah mau membagi pengalaman hidup Bunda kepada sy yg kepo ini.. Hehe~

 

 

Itulah bun. Kita ini siapa, bukan siapa siapa dan bukan apa apa kan di dunia ini. Apakah kita hakin yang berhak menghakimi? Saya hanya memberi saran bun jangan pernah membandinngkan orang lain dengan apa yang kita miliki. Gak baik nantinya bun. Itu lah yang akan membatasi pola pikir kita. Cara berpikir kita. Bahkan rasa empati kita.. kalau bunda sering lihat berita di tv, begitulah kehidupan. Kita bs ambil pelajaran dr sana. Tidak nyukuri tidak mebandingkan tidak suudzon atau yg lain. Semoga empati bs tumbuh dari situ.

 

 

Selfi sayang, tenang aja semua akan berjalan dengan baik-baik saja.
Kamu masih 21 tahun jadi masih terbayang akan hubungan yg manis, padahal menikah dengan duda itu tantangannya berbeda dengan menikah dengan perjaka. Jadi menurut aku wajar apa yg kamu bayangkan tentang pernikahan berbeda dengan yang kamu hadapi.

Aku pun menikah dengan duda dua anak. Kebetulan sebelum menikah sudah berpacaran selama 4 tahun dan mengenal anak-anak secara mendalam. Menikah pun di usia 29 tahun dengan umur terpaut 11 tahun, jadi di saat aku sudah sangat siap menjadi seorang ibu tiri.

Aku tidak tahu dengan ceritamu, tapi mungkin kalian berpacaran singkat dan tidak memulai dengan memperkenalkanmu dengan anaknya? Gpp. Seharusnya adaptasi dilakukan sblm menikah, tapi tidak ada salahnya beradaptasi setelah menikah kok

Pesan-pesanku jika menikahi duda:

1. Ceritakan semuanya tentang perasaanmu. Kalau kamu merasa agak dikesampingkan jika dia bersama dengan anak-anak supaya dia juga mengerti kebutuhanmu untuk dimanja. Tapi jangan cuma protesnya saja yang difokuskan. Kamu juga harus berusaha untuk bisa 'masuk' dalam interaksi suamimu dan anaknya. Intinya satu, jangan anggap diri kamu orang lain. Anggaplah kamu ibu dari anak suamimu supaya kamu bisa lebih tulus mencintainya. Yakin deh suami akan jauuuuh lebih cinta kamu kalau kamu bisa menerima kehadiran anaknya dengan tulus.

2. Masa lalu suamimu dan mantan istrinya adalah masa lalu yang sudah mereka relakan berdua. Jadi tidak pantas untuk cemburu, tidak perlu untuk membandingkan diri dengan mantan istrinya. Cara bicara mirip? Wajar saja mereka sudah pernah berumah tangga bertahun-tahun. Aku pun merasa suamiku memiliki sense of humor yg sama dengan mantan istrinya. Anak-anakku kalau sedang telponan dengan ibunya cekakak-cekikik terus sama seperti kalau becanda dengan ayahnya. Pdhl aku bukan orang yg suka ngelawak. Namun aku tidak perlu menjadi seperti dia kan? Aku cukup puas menjadi diriku sendiri yg menyayangi anak-anakku dengan kelembutan. Aku mengurus semua urusan mereka dari A sampai Z. Tidak perlu becanda konyol tapi mereka tau kalau mereka disayangi dan mereka tau kalau aku selalu ada untuk mereka.

3. Jangan batasi interaksi anak dengan ibu kandung dan ayah kandungnya. Apapun bentuknya. Ini tidak perlu aku kasih alasan ya, dan tidak perlu dijadikan perdebatan

4. Batasi hubungan keluarga kamu dan suamimu, dengan mantan istrinya. Karena apapun juga dia adalah 'wanita lain' dalam pernikahan kalian. Maksudku, bullshit kalau bilang tidak ada cemburu. Bullshit kalau tidak ada ketakutan suami kembali ke pelukan mantan istri. Bullshit juga kalau kalian istri dan mantan istri bisa berteman tanpa saling menjatuhkan. Hanya orang-orang terpilih yg bisa melakukan itu. Jadi...kamu dan suami jangan terlalu dekat dengan mantan istri. Berhubungan HANYA kalau berkaitan dengan anak. Tidak perlu basa basi beramah tamah mengganggap masih saudara, dan sebagainya. Hargai dia sebagai ibu dari anak(tiri)mu. Selebihnya, jalani hidup masing-masing-masing.

Mungkin itu saja pengalaman yg bisa aku sharing. Siapa tau bisa jadi pembelajaran kamu. Semangat ya...

 

 

maaf bunda aku baru baca reply bunda..
Waah jadi semangat nih.. makasih ya pencerahannya.
Sejauh ini aku udah berusaha dan menjalankan saran2 nasihat2 dari bunda2 di atas dan satu lagi yang baru dari bunda hany.
Sekali lagi makasih banyak bunda