Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
Mrs Yu...   TS 
 
Posts: 467
Default Anak anak berprestasi

Saya membaca salah satu facebook teman saya , yang anaknya sekolah di Luar, nama dan tempat saya ganti demi privacy.

Ceritanya sang anak mendapatkan 2 buah piagam, piagam yang bagus, satu bergambar kuda, satu piagam standar seperti anak juara kelas di Indonesia.
tapi karena judul juaranya aneh, maka ada yang bertanya piagam apa itu ?
mamanya menjawab :

Disini sekolah kan ga ada nilainya , tp anak2 dikasih reward untuk apa yg mereka lakukan. Brian selama 1 thn baca buku perpus lebih dari 1000 halaman. Kata gurunya dia baca 2000 halaman, tp penghargaan diatas 1000 itu 2500 halaman. yg paling tinggi sudah baca 4500 halaman . yg satunya krn satu semester ini Brian jd anggota anti bullying. Tugasnya hibur anak yg sedih, temenin anak yg ga pny temen.. gitu2 deh .


Saya jadi teringat sharing dari :

Repost tulisan dedy corbuzier.
______________________
School of Parenting
“BELAJAR YANG KALIAN SUKA”
Kisah ajaib di siang suntuk saat jemput sekolah.
Azka, ” Pa, tadi lomba renang. I get urutan ke 5!!!”
Me, ” Woooow, I’m so proud of you. You are amazing!!!!”
Azka, ” Yeaaaaaay”
Ibu-ibu entah arisan di belakang, “Mas Ded, yang tanding kan per 6 orang. Masak anaknya urutan ke 5 malah bangga. Anak saya aja urutan ke 3 saya bilang payah. Nanti malas, Mas Ded.”
Me, “Hahaha, iya yah. Wah, saya soalnya waktu kecil diajari ayah & ibu saya kalau tujuan renang itu yah supaya gak tenggelam aja sih. Bukan supaya duluan sampe tembok. Hehehe”
Ibu, “Ah Mas Ded bisa aja. Jangan gitu mas ngajar anaknya. Bener deh nanti malas.”
Me, “Hahah, Azka gak malas kok mbak. Tenang aja, kemarin mathnya juara 3, catur nya lawan saya aja saya kalah sekarang. Eh, anu Mbak, saya juga gak masalah punya anak malas di hal yang dia gak bisa atau gak suka. Yang penting dia usaha. Daripada anak rajin tapi stress punya ibu yang stress juga marahi anaknya karena cuma dapat juara 3 lomba renang.”
Ibu, “Hehehe, Mas, saya jalan dulu yah.”
Me, “Gak renang aja, Mbak?”
Senyap……
Ya, ini kejadian benar dan tidak saya ubah-ubah.
Apa sih yang sebenarnya terjadi secara gamblang?
Tahukah si ibu kalau Azka luar biasa di catur nya?
(Penting? NO!! Sama dengan Renang)
Atau Azka juga mendalami bela diri yang cukup memukau dibanding anak seusianya.
Atau.. Azka.. Atau Azka…
Banyak kelebihan Azka..
Sama dengan kalian.
Banyak kelebihan yang kalian punya. Artinya banyak kelemahan yang kalian punya juga.
Tapi, apabila para orang tua memaksakan kalian sempurna di semua bidang dan menerapkannya dengan paksaan, maka hanya akan terjadi 2 hal.
1. Si anak stress dan membenci hal itu.
2. Si anak sukses di hal itu dan membenci orang tuanya (Michael Jackson contohnya)
Yuk, kita lihat apa yang baik di diri anak kita. (bila anda orang tua)
Yuk, kita komunikasikan apa yang kita suka (bila kita anak tersebut)
Mengajari dengan kekerasan tidak akan menghasilkan apapun. Memarahi anak karena pelajaran adalah hal yang bodoh.
Saya sampai sekarang masih bingung, mengapa naik kelas tidak naik adalah hal yang menjadi momok bagi ortu (kecuali masalah finansial)
Siapa sih yang menjamin naik kelas jadi sukses kelak?
Saya…
Saya 2 kali tidak naik kelas…
Yes, iam. Proudly to say.
Ayah saya ambil raport. Merah semua.
Dia tertawa, “Kamu belajar sulap tiap hari, kan? Sampai gak belajar yang lain.”
Me, “Iya, Pa.”
“Sulapnya jago. Belajarnya naikin yuk.. Gak usah bagus. Yg penting 6 aja nilainya. Ok?
Pokoknya kalau nilai nya kamu 6, Papa beliin alat sulap baru. Gimana?”
Wow… My target is 6…..
Not 8.. Not 9…
NOT 10!!!!
It’s easy….. Its helping… Its good communication between me and my father….
Its a GOOD Deal…
Dan Ibu saya? Mendukung hal itu.
Apa yang mereka dapat saat ini?
Anaknya yang nilainya tidak pernah lebih dr 6/7 tetap sekolah. Kuliah.
Jadi dosen tamu .. Mengajar di beberapa kampus.
Oh.. Anaknya…
Become one thing they never imagine…
World Best Mentalist
Apa yang terjadi kalau saat itu saya dihukum. Dimarahi. Di larang lagi bermain sulap?
Apa? Maybe I be one of the people working on bus station.
(other Bad… Not Great)
Yuk, stop memarahi anak krn pelajarannya. Karena ke unikan nya.
Kita cari apa yang mereka suka.
Kita dukung.
U never know what it will bring them in the future.
Might indeed surprise you.
–Deddy Corbuzier–


(Sudah lama sih tulisannya , hanya saya sangat senang membacanya saya copas lagi, maaf ya untuk bunda bunda yang sudah baca, ataupun belum, semoga cerita ini tidak pernah membosankan untuk dibaca).




Pointnya :
Kadang saya suka sedih, kalau anak anak dimarahi karena tidak juara , ataupun tidak "sehebat" anak anak lainnya. padahal mereka hebat, sehebat mereka apa adanya.


 
Attached Thumbnails
Anak anak berprestasi-special-kid.jpg  
  #2  
Old
bundah...
 
Posts: 4,304
 
wow.........ini bukan hanya trit yg bagus tapi....LUAAAAAAAAAAR BIASAAAAA.......

saya setuju dan berusaha mempraktekan semua ke arkha......salah satu philosophy yg saya sukai adalah......anda sebagai orangtua MEMBANGUN BUKIT ATAU MERATAKAN BUKIT??

Artinya....ketika kita memaksa anak kita untuk jadi juara kelas juara matematika seperti anak lain....kita artinya sedang pelan pelan meratakan bukit. karrna setiap anak adalah lahir dengan istimewa...lengkap dengan bakat nya masing masing.....buat apa kita ingin anak kita seperti anak orang lain? yg juara kelas ....juara matematika....dll
sementara bakat dan minat anak kita misalnya di bidang seni atau mungkin sosial?
kenapa kita tidak MENDORONG anak kita MENEMUKAN BUKITNYA DAN MEMBUATNYA MENJADI BERSINAR DAN MENAKJUBKAN?

share yg luar biasa........sungguh memacu saya menjadi orang tua yg out of the box.....yg membimbing anaknya menemukan dirinya sendiri....bakat dan passionnya dimana dan itu lah sebagai orang tua yga akan saya dukung dan kembangkan....dan menjadi seorang pakar dibidangnya.....disitulah nantinya dia akan menemukan kepuasan dan kebahagian hidupnya.......

bukan hanya jadi orang yg hanya mengikuti arus.....

semoga bisaa....nice info mrs yuri
 
  #3  
Old
Mrs Yu...   TS 
 
Posts: 467
 
Sama sama bunda Happy.
 
  #4  
Old
Liin02...
 
Posts: 141
 
Like this , thanks bunda Yuri utk thread nya yg the best
 
  #5  
Old
nanami...
 
Posts: 1,213
 
Sharenya bagus bgt bunda...

Amat stuju dgn poin2 yg dibagi di post ini..

Dulu sjak kecil hingga sma aq punya teman yg dibandingkan dgn aq.. berhubung satu angkatan terus...ibunya ambisius bgt, tiap anaknya kalah dr nilai aq, anakny di tunjuk2 dpan aq.. padahal di tempat umum..anaknya jd slalu mnilai aq sbagai saingan, ia lebih mudah mrasa down dan menyerang org lain..

pdhal ktikq posisi dibalik, nilai aq pas amburadul, mama aq cman ktawa2 karna mnurut mama, aq ga masuk ruang BP bolak balik aja uda keajaiban dunia (dulu aq biang kerok idaman para guru untuk di strap)...

dan hasilnya, aq bsa blajar tanpa tekanan.. hasil lebih maksimal karena ngerasa I have a loyal supporter no matter what... dimasa dewasa, aq jd anak yg percaya diri dan tau apa yg aq mau raih...
 
baru nemuin, orang ganti signature lebih sering dari minum obat
  #6  
Old
Mrs Yu...   TS 
 
Posts: 467
 
Replying to: View Post
Like this , thanks bunda Yuri utk thread nya yg the best
U're welcome bunda, saya juga selalu senang baca threadmu, keep posting ya.
 
  #7  
Old
bundah...
 
Posts: 4,304
 
Replying to: View Post
Sharenya bagus bgt bunda...

Amat stuju dgn poin2 yg dibagi di post ini..

Dulu sjak kecil hingga sma aq punya teman yg dibandingkan dgn aq.. berhubung satu angkatan terus...ibunya ambisius bgt, tiap anaknya kalah dr nilai aq, anakny di tunjuk2 dpan aq.. padahal di tempat umum..anaknya jd slalu mnilai aq sbagai saingan, ia lebih mudah mrasa down dan menyerang org lain..

pdhal ktikq posisi dibalik, nilai aq pas amburadul, mama aq cman ktawa2 karna mnurut mama, aq ga masuk ruang BP bolak balik aja uda keajaiban dunia (dulu aq biang kerok idaman para guru untuk di strap)...

dan hasilnya, aq bsa blajar tanpa tekanan.. hasil lebih maksimal karena ngerasa I have a loyal supporter no matter what... dimasa dewasa, aq jd anak yg percaya diri dan tau apa yg aq mau raih...
kereeeen....kereeeen....kereeeen.....

---------- Post added at 16:28 ---------- Previous post was at 16:27 ----------

nyimak terus....belajar terus
 
  #8  
Old
Mrs Yu...   TS 
 
Posts: 467
 
Replying to: View Post
Sharenya bagus bgt bunda...

Amat stuju dgn poin2 yg dibagi di post ini..

Dulu sjak kecil hingga sma aq punya teman yg dibandingkan dgn aq.. berhubung satu angkatan terus...ibunya ambisius bgt, tiap anaknya kalah dr nilai aq, anakny di tunjuk2 dpan aq.. padahal di tempat umum..anaknya jd slalu mnilai aq sbagai saingan, ia lebih mudah mrasa down dan menyerang org lain..

pdhal ktikq posisi dibalik, nilai aq pas amburadul, mama aq cman ktawa2 karna mnurut mama, aq ga masuk ruang BP bolak balik aja uda keajaiban dunia (dulu aq biang kerok idaman para guru untuk di strap)...

dan hasilnya, aq bsa blajar tanpa tekanan.. hasil lebih maksimal karena ngerasa I have a loyal supporter no matter what... dimasa dewasa, aq jd anak yg percaya diri dan tau apa yg aq mau raih...
: :
Whahahhahaah lagi lagi ngakak saya di bagian yang saya bold, memang sepreman apakah dirimu dulu

Saya pernah baca tapi lupa dimana, dikatakan, anak anak belajar jauh Lebih banyak dan cepat saat dia bahagia, Dan saat tidak tertekan dalam belajar, hasilnya bisa maksimal.

Notes tambahan:
Saat kepandaian otak tidak diimbangi dengan kebaikan hati dan spiritual, yang ada bencana.

Maka semoga kelak anak anak kita bertumbuh baik dalam moral, spiritual Dan akhlak.

---------- Post added at 17:41 ---------- Previous post was at 17:38 ----------

Replying to: View Post
kereeeen....kereeeen....kereeeen.....

---------- Post added at 16:28 ---------- Previous post was at 16:27 ----------

nyimak terus....belajar terus
Jadi ibu memang dituntut belajar terus ya , pasti anakmu bahagia punya bunda yang begitu sayang dan mencari yang terbaik untuk anaknya.
 
  #9  
Old
rahma2...
 
Posts: 251
 
Mau nambahin..ini artikel yg ditulis Deddy C juga
sy ampe bookmark d HP

PENTINGKAH SEKOLAH???
Sekitar empat tahun yang lalu saya
mengadakan seminar di sebuah sekolah
ternama, dan hasilnya amat sangat
mengguncang sekolah tersebut, karna
setelah itu banyak guru dan kepala sekolah
yang datang kepada saya mengatakan
bahwa, apa yang saya sampaikan tidak
pantas disampaikan kepada murid yang
datang pada saat itu, karna saya lebih pro
ke murid daripada ke sekolah tersebut.

Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke
anda supaya anda dapat mendengarkan
apa yang saya sampaikan pada saat itu
walaupun dalam waktu yang singkat karna
hanya dalam bentuk suara rekaman suara
saya.

Pertama, saya ingin mengatakan dulu
bahwa sekolah itu, “penting”. Ok?
Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak
harus sekolah, jangan sampe ke sana
larinya. Tapi saya ingin mengatakan
bahwa, walaupun sekolah itu penting,,
namun banyak hal yang salah di dalam
sekolah; terutama, di Indonesia.
Mengapa?

Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak
sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya
atau tidak baik di sekolahnya, tapi
besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2
yang sukses di sekolah, saya tidak
mengatakan bahwa mereka tidak bisa
sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya
kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal
itu bisa terjadi?

Karna masa depan tidak ditentukan oleh
sekolah.
Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin
dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin
membentuk anak2nya menjadi guru.

Jadi, guru matematika , ingin membuat
anak2nya menjadi guru matematika . Guru
sejarah ingin membuat anak2nya yang
belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga
dengan guru2 lainnya.
Anehnya, kalo kita ambil seorang guru,
ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri
test tentang geografi, saya berani yakin
bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau
guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin
guru kimia tersebut tidak bisa melakukan
test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau
guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia
juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.

Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak
bisa melakukan hal lain dengan nilai baik,
tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan
semua nilainya baik. Aneh kan???
Kalau gurunya saja hanya menguasai satu
mata pelajaran, mengapa semua murid
harus menguasai semua mata pelajaran?.
Ya, mungkin untuk dasar, katanya.
Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa
sang guru pun sadar bahwa dia tidak
menggunakan atau tidak memerlukan
semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada
saat dia kecil. Iya tidak???

Karna, pada dasarnya tidak ada manusia
yang bisa sempurna dalam segala hal,
begitu juga murid2.
Murid2 tidak bisa menguasai semua hal
secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang
diberikan dan tidak digunakan ketika
dewasa.

Contohnya begini saja, mempelajari peta
buta. Saya sampai sekarang tidak tau
kenapa saya harus mempelajari peta buta
ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli
geografi, saya juga tidak menjadi tour
guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat
apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya
ingin menjadi seorang tour guide atau saya
ingin menjadi seorang ahli geografi,
mungkin saya harus mempelajari hal
tersebut.
Atau, menghafalkan nama2 gubernur,
menghafalkan nama2 walikota, yang
sedangkan walikota atau gubernur berganti
setiap berapa tahun sekali.

Jadi, sangat amat tidak masuk akal,
menurut saya. Saya tidak tahu sekarang
masih atau tidak harus menghafal nama2
tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di
SMP atau SMA saya lupa, guru akuntan
saya mengatakan pada saya, karna nilai
akuntan saya jelek.
“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded,
kamu tidak akan bisa menjadi orang
sukses.”
O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya
bisa membayar akuntan yang bekerja pada
saya. Itu adalah fakta..

Sekarang, begini sajalah, apa sih yang
harus dirubah? Sekolahnya?
Mungkin sistemnya.
Mengapa tidak sejak kecil ketika anak
masih dari sekolah SD, kita lihat dulu
berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita
bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka
matematika, berikan pelajaran matematika
lebih banyak, kalau anak tersebut suka
sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih
banyak.

Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil.
Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan
kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan
dengan semua pelajaran yang dia suka
atau tidak suka , harus bisa dan harus
hafal. Ada anak dengan rengking satu yang
bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu
dia menjadi dewasa, pikirannya telah
terkotaki, kreativitasnya telah buntu, otak
kanannya tidak akan jalan.

Kenapa?
Karna yang dipakai hanya otak kiri,
menghafal, menghafal, menghafal,
menghafal, menghafal.
Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi
jago menghafal. Menghafal rumus
matematika, menghafal sejarah, menghafal
peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya
anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau
pelajaran seni rupanya jelek karna otak
kanannya tidak dipakai.

Kalau seandainya orangtua mendukung apa
yang paling anak sukai dalam mata
pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak
yang lebih berhasil nanti kedepanya.
Bagaimana caranya?
Begini, pelajaran matematika merah,
pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang
harus di lesi di rumah pelajaran
matematika? Kenapa memanggil guru
matematika untuk memberi les tambahan
matematika?
Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi
sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau
anak saya pelajaran matematikanya jelek
dan pelajaran seni rupanya bagus, saya
tentu akan meleskan anak saya seni rupa,
supaya bakatnya sudah mulai
dikembangkan sejak kecil.Bukan
memaksakan hal yang memang mereka
tidak suka.

Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus,
biarkan pelajaran seni rupanya jelek,
pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya
di rumah untuk lebih dikembangkan.
Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai
anda jelek maka anda tidak lulus ujian
atau tidak naik kelas.
Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu
supaya mendapatkan nilai secukupnya,
cukup untuk lulus & naik kelas tentunya.
Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.

ingat! nilai pelajaran anda tidak
menentukan masa depan anda, nilai UAS
anda tidak menentukan masa depan anda,
anda rengking satu di kelas bukan berarti
anda akan berhasil menjadi manusia kelak
ketika anda dewasa, sama sekali tidak
berhubungan menurut saya.
Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua
harus mendukung apa yang anak suka.
Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran
yang baik, dukung pelajaran yang baik...
Jangan memaksakan terhadap anak dari
yang asalnya pelajarannya jelek menjadi
bagus, nilainya sembilan atau sepuluh,
tidak penting!

Ada lho, anak yang sampai bunuh diri
karna dia tidak naik kelas, justru itu yang
hancur masa depannya.
Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah?
Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah? Tidak sama sekali
pada saat itu. Kebetulan orangtua saya
berpikiran luar biasa dan moderat, dan
tidak semua orangtua bisa seperti itu.
Tapi itulah yang saya harapkan dari para
orangtua di Indonesia. Memberikan
dukungan pada anak2nya, tidak memarahi
anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak
menghakimi pada saat tidak semua
pelajaran nilai sang anak mendapatkan
yang terbaik. Kita harus mengerti dan
mendukung apa yang anak itu suka.
Ingat sekali lagi bahwa,

Masa depan anda tidak tergantung pada
pintar tidaknya anda di sekolah
Masa depan anda tidak tergantung pada
anda naik kelas atau tidak naik kelas
Masa depan anda juga tidak tergantung
dari nilai rapor anda.
Masa depan anda sebenarnya tergantung
pada kemampuan anda bersosialisasi,
Masa depan anda tergantung pada cara
dan sikap anda dalam menambah
pengetahuan anda setiap harinya dari
mana saja. Dari majalah, dari internet, bari
buku, dari cerita dari pengalaman2 orang,
dari mana saja yang anda sukai.
Saya punya teman yang waktu kecilnya
dikenal jelek karna suka main game, dan
sekarang, dia menjadi pemilik toko game
terbesar di Indonesia. Kaya raya.
Masa depan anda, tidak tergantung dari
nilai sekolah anda.
Masa depan anda, ada di tangan anda.
Jangan takut untuk mendapatkan merah di
sekolah anda.
Kadang2, merah artinya sukses, untuk
masa depan anda.
 
  #10  
Old
nanami...
 
Posts: 1,213
 
Ehehhehehehe... dulu buku penghubung BP sampai harus minta lagi bun... karna aq kerjaannya dihukum mulu...
Tapi aq sneng klo dihukum, ga ikut plajaran... nangkring di dpan kelas... bsa ngobrol sama orang kantin *gagal fokus...
mama kalau diminta ttd ortu di surat panggilan BP, sampai uda ga dibaca, cman nanya aja kapan disuru dtgnya..

 
baru nemuin, orang ganti signature lebih sering dari minum obat
  #11  
Old
bundah...
 
Posts: 4,304
 
Replying to: View Post
Mau nambahin..ini artikel yg ditulis Deddy C juga
sy ampe bookmark d HP

PENTINGKAH SEKOLAH???
Sekitar empat tahun yang lalu saya
mengadakan seminar di sebuah sekolah
ternama, dan hasilnya amat sangat
mengguncang sekolah tersebut, karna
setelah itu banyak guru dan kepala sekolah
yang datang kepada saya mengatakan
bahwa, apa yang saya sampaikan tidak
pantas disampaikan kepada murid yang
datang pada saat itu, karna saya lebih pro
ke murid daripada ke sekolah tersebut.

Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke
anda supaya anda dapat mendengarkan
apa yang saya sampaikan pada saat itu
walaupun dalam waktu yang singkat karna
hanya dalam bentuk suara rekaman suara
saya.

Pertama, saya ingin mengatakan dulu
bahwa sekolah itu, “penting”. Ok?
Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak
harus sekolah, jangan sampe ke sana
larinya. Tapi saya ingin mengatakan
bahwa, walaupun sekolah itu penting,,
namun banyak hal yang salah di dalam
sekolah; terutama, di Indonesia.
Mengapa?

Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak
sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya
atau tidak baik di sekolahnya, tapi
besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2
yang sukses di sekolah, saya tidak
mengatakan bahwa mereka tidak bisa
sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya
kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal
itu bisa terjadi?

Karna masa depan tidak ditentukan oleh
sekolah.
Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin
dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin
membentuk anak2nya menjadi guru.

Jadi, guru matematika , ingin membuat
anak2nya menjadi guru matematika . Guru
sejarah ingin membuat anak2nya yang
belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga
dengan guru2 lainnya.
Anehnya, kalo kita ambil seorang guru,
ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri
test tentang geografi, saya berani yakin
bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau
guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin
guru kimia tersebut tidak bisa melakukan
test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau
guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia
juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.

Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak
bisa melakukan hal lain dengan nilai baik,
tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan
semua nilainya baik. Aneh kan???
Kalau gurunya saja hanya menguasai satu
mata pelajaran, mengapa semua murid
harus menguasai semua mata pelajaran?.
Ya, mungkin untuk dasar, katanya.
Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa
sang guru pun sadar bahwa dia tidak
menggunakan atau tidak memerlukan
semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada
saat dia kecil. Iya tidak???

Karna, pada dasarnya tidak ada manusia
yang bisa sempurna dalam segala hal,
begitu juga murid2.
Murid2 tidak bisa menguasai semua hal
secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang
diberikan dan tidak digunakan ketika
dewasa.

Contohnya begini saja, mempelajari peta
buta. Saya sampai sekarang tidak tau
kenapa saya harus mempelajari peta buta
ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli
geografi, saya juga tidak menjadi tour
guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat
apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya
ingin menjadi seorang tour guide atau saya
ingin menjadi seorang ahli geografi,
mungkin saya harus mempelajari hal
tersebut.
Atau, menghafalkan nama2 gubernur,
menghafalkan nama2 walikota, yang
sedangkan walikota atau gubernur berganti
setiap berapa tahun sekali.

Jadi, sangat amat tidak masuk akal,
menurut saya. Saya tidak tahu sekarang
masih atau tidak harus menghafal nama2
tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di
SMP atau SMA saya lupa, guru akuntan
saya mengatakan pada saya, karna nilai
akuntan saya jelek.
“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded,
kamu tidak akan bisa menjadi orang
sukses.”
O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya
bisa membayar akuntan yang bekerja pada
saya. Itu adalah fakta..

Sekarang, begini sajalah, apa sih yang
harus dirubah? Sekolahnya?
Mungkin sistemnya.
Mengapa tidak sejak kecil ketika anak
masih dari sekolah SD, kita lihat dulu
berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita
bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka
matematika, berikan pelajaran matematika
lebih banyak, kalau anak tersebut suka
sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih
banyak.

Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil.
Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan
kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan
dengan semua pelajaran yang dia suka
atau tidak suka , harus bisa dan harus
hafal. Ada anak dengan rengking satu yang
bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu
dia menjadi dewasa, pikirannya telah
terkotaki, kreativitasnya telah buntu, otak
kanannya tidak akan jalan.

Kenapa?
Karna yang dipakai hanya otak kiri,
menghafal, menghafal, menghafal,
menghafal, menghafal.
Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi
jago menghafal. Menghafal rumus
matematika, menghafal sejarah, menghafal
peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya
anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau
pelajaran seni rupanya jelek karna otak
kanannya tidak dipakai.

Kalau seandainya orangtua mendukung apa
yang paling anak sukai dalam mata
pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak
yang lebih berhasil nanti kedepanya.
Bagaimana caranya?
Begini, pelajaran matematika merah,
pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang
harus di lesi di rumah pelajaran
matematika? Kenapa memanggil guru
matematika untuk memberi les tambahan
matematika?
Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi
sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau
anak saya pelajaran matematikanya jelek
dan pelajaran seni rupanya bagus, saya
tentu akan meleskan anak saya seni rupa,
supaya bakatnya sudah mulai
dikembangkan sejak kecil.Bukan
memaksakan hal yang memang mereka
tidak suka.

Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus,
biarkan pelajaran seni rupanya jelek,
pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya
di rumah untuk lebih dikembangkan.
Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai
anda jelek maka anda tidak lulus ujian
atau tidak naik kelas.
Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu
supaya mendapatkan nilai secukupnya,
cukup untuk lulus & naik kelas tentunya.
Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.

ingat! nilai pelajaran anda tidak
menentukan masa depan anda, nilai UAS
anda tidak menentukan masa depan anda,
anda rengking satu di kelas bukan berarti
anda akan berhasil menjadi manusia kelak
ketika anda dewasa, sama sekali tidak
berhubungan menurut saya.
Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua
harus mendukung apa yang anak suka.
Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran
yang baik, dukung pelajaran yang baik...
Jangan memaksakan terhadap anak dari
yang asalnya pelajarannya jelek menjadi
bagus, nilainya sembilan atau sepuluh,
tidak penting!

Ada lho, anak yang sampai bunuh diri
karna dia tidak naik kelas, justru itu yang
hancur masa depannya.
Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah?
Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah? Tidak sama sekali
pada saat itu. Kebetulan orangtua saya
berpikiran luar biasa dan moderat, dan
tidak semua orangtua bisa seperti itu.
Tapi itulah yang saya harapkan dari para
orangtua di Indonesia. Memberikan
dukungan pada anak2nya, tidak memarahi
anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak
menghakimi pada saat tidak semua
pelajaran nilai sang anak mendapatkan
yang terbaik. Kita harus mengerti dan
mendukung apa yang anak itu suka.
Ingat sekali lagi bahwa,

Masa depan anda tidak tergantung pada
pintar tidaknya anda di sekolah
Masa depan anda tidak tergantung pada
anda naik kelas atau tidak naik kelas
Masa depan anda juga tidak tergantung
dari nilai rapor anda.
Masa depan anda sebenarnya tergantung
pada kemampuan anda bersosialisasi,
Masa depan anda tergantung pada cara
dan sikap anda dalam menambah
pengetahuan anda setiap harinya dari
mana saja. Dari majalah, dari internet, bari
buku, dari cerita dari pengalaman2 orang,
dari mana saja yang anda sukai.
Saya punya teman yang waktu kecilnya
dikenal jelek karna suka main game, dan
sekarang, dia menjadi pemilik toko game
terbesar di Indonesia. Kaya raya.
Masa depan anda, tidak tergantung dari
nilai sekolah anda.
Masa depan anda, ada di tangan anda.
Jangan takut untuk mendapatkan merah di
sekolah anda.
Kadang2, merah artinya sukses, untuk
masa depan anda.
hmmmmm.....disatu sisi saya setuju...sekolah tidak membuat anda sukses.

tapi kenapa anak tetap harus sekolah dan dibuat mencintai belajar?
pendapat pribadi ya

srkolah dassr....dimana anak harus belajar hampir seluruh mata pelajaran......pemikiran saya adalah ....disitu anak dan orang tua punya kesempatan yg seluas luasnya untuk tahu minat dan bakat sesungguhnya seorang anak
anak sejak dini diajak untuk berminat untuk belajar dan menggali pengetahuan lebih luas walaupun itu bukan bidangnya...ngga ada salahnya kan walopun kita seorang akuntan kita bisa bermain piano? bisa masak seperti chef handal.......

walopun kembali lagi yg salah saya rasa personalnya....dimana seorang anak dipaksa harus mengikuti standar umum......jadi juara disemua bidang....oleh sebab itu orang tua sampai ngelesin semua mata pelajaran supaaya jadi juara....sampe saya lihat anak jadi stress

padahal menurut saya bukan itu intinya....proses belajar harus dimengerti oleh anak.....bukan sebagai proses instan....tetapi sebagai proses yg dinikmati prosesnya itu sendiri oleh sang anak...dan pengetahuan itu adalah bukan sesuatu yg harus dihapal tetapi ada proses logika didalamnya....lagi lagi proses logika ini bukan instan.....

nah ini diteruskan sampai smp...dan sma sekarang sudah penjurusan dimana anak sudah bisa memilih jutusan sesuai bakat dan minatnya.....

cuma kembali lagi....saya rasa sebagai ortu kita jangan sampai salah kaprah membuat stress anak atau salah memilih sekolah yg sistem pengajarannya ngga sesuai dengan anak kita ....malah berakhir membuat stress..
 
  #12  
Old
Mrs Yu...   TS 
 
Posts: 467
 
Replying to: View Post
Mau nambahin..ini artikel yg ditulis Deddy C juga
sy ampe bookmark d HP

PENTINGKAH SEKOLAH???
Sekitar empat tahun yang lalu saya
mengadakan seminar di sebuah sekolah
ternama, dan hasilnya amat sangat
mengguncang sekolah tersebut, karna
setelah itu banyak guru dan kepala sekolah
yang datang kepada saya mengatakan
bahwa, apa yang saya sampaikan tidak
pantas disampaikan kepada murid yang
datang pada saat itu, karna saya lebih pro
ke murid daripada ke sekolah tersebut.

Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke
anda supaya anda dapat mendengarkan
apa yang saya sampaikan pada saat itu
walaupun dalam waktu yang singkat karna
hanya dalam bentuk suara rekaman suara
saya.

Pertama, saya ingin mengatakan dulu
bahwa sekolah itu, “penting”. Ok?
Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak
harus sekolah, jangan sampe ke sana
larinya. Tapi saya ingin mengatakan
bahwa, walaupun sekolah itu penting,,
namun banyak hal yang salah di dalam
sekolah; terutama, di Indonesia.
Mengapa?

Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak
sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya
atau tidak baik di sekolahnya, tapi
besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2
yang sukses di sekolah, saya tidak
mengatakan bahwa mereka tidak bisa
sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya
kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal
itu bisa terjadi?

Karna masa depan tidak ditentukan oleh
sekolah.
Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin
dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin
membentuk anak2nya menjadi guru.

Jadi, guru matematika , ingin membuat
anak2nya menjadi guru matematika . Guru
sejarah ingin membuat anak2nya yang
belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga
dengan guru2 lainnya.
Anehnya, kalo kita ambil seorang guru,
ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri
test tentang geografi, saya berani yakin
bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau
guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin
guru kimia tersebut tidak bisa melakukan
test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau
guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia
juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.

Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak
bisa melakukan hal lain dengan nilai baik,
tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan
semua nilainya baik. Aneh kan???
Kalau gurunya saja hanya menguasai satu
mata pelajaran, mengapa semua murid
harus menguasai semua mata pelajaran?.
Ya, mungkin untuk dasar, katanya.
Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa
sang guru pun sadar bahwa dia tidak
menggunakan atau tidak memerlukan
semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada
saat dia kecil. Iya tidak???

Karna, pada dasarnya tidak ada manusia
yang bisa sempurna dalam segala hal,
begitu juga murid2.
Murid2 tidak bisa menguasai semua hal
secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang
diberikan dan tidak digunakan ketika
dewasa.

Contohnya begini saja, mempelajari peta
buta. Saya sampai sekarang tidak tau
kenapa saya harus mempelajari peta buta
ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli
geografi, saya juga tidak menjadi tour
guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat
apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya
ingin menjadi seorang tour guide atau saya
ingin menjadi seorang ahli geografi,
mungkin saya harus mempelajari hal
tersebut.
Atau, menghafalkan nama2 gubernur,
menghafalkan nama2 walikota, yang
sedangkan walikota atau gubernur berganti
setiap berapa tahun sekali.

Jadi, sangat amat tidak masuk akal,
menurut saya. Saya tidak tahu sekarang
masih atau tidak harus menghafal nama2
tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di
SMP atau SMA saya lupa, guru akuntan
saya mengatakan pada saya, karna nilai
akuntan saya jelek.
“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded,
kamu tidak akan bisa menjadi orang
sukses.”
O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya
bisa membayar akuntan yang bekerja pada
saya. Itu adalah fakta..

Sekarang, begini sajalah, apa sih yang
harus dirubah? Sekolahnya?
Mungkin sistemnya.
Mengapa tidak sejak kecil ketika anak
masih dari sekolah SD, kita lihat dulu
berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita
bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka
matematika, berikan pelajaran matematika
lebih banyak, kalau anak tersebut suka
sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih
banyak.

Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil.
Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan
kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan
dengan semua pelajaran yang dia suka
atau tidak suka , harus bisa dan harus
hafal. Ada anak dengan rengking satu yang
bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu
dia menjadi dewasa, pikirannya telah
terkotaki, kreativitasnya telah buntu, otak
kanannya tidak akan jalan.

Kenapa?
Karna yang dipakai hanya otak kiri,
menghafal, menghafal, menghafal,
menghafal, menghafal.
Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi
jago menghafal. Menghafal rumus
matematika, menghafal sejarah, menghafal
peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya
anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau
pelajaran seni rupanya jelek karna otak
kanannya tidak dipakai.

Kalau seandainya orangtua mendukung apa
yang paling anak sukai dalam mata
pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak
yang lebih berhasil nanti kedepanya.
Bagaimana caranya?
Begini, pelajaran matematika merah,
pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang
harus di lesi di rumah pelajaran
matematika? Kenapa memanggil guru
matematika untuk memberi les tambahan
matematika?
Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi
sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau
anak saya pelajaran matematikanya jelek
dan pelajaran seni rupanya bagus, saya
tentu akan meleskan anak saya seni rupa,
supaya bakatnya sudah mulai
dikembangkan sejak kecil.Bukan
memaksakan hal yang memang mereka
tidak suka.

Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus,
biarkan pelajaran seni rupanya jelek,
pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya
di rumah untuk lebih dikembangkan.
Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai
anda jelek maka anda tidak lulus ujian
atau tidak naik kelas.
Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu
supaya mendapatkan nilai secukupnya,
cukup untuk lulus & naik kelas tentunya.
Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.

ingat! nilai pelajaran anda tidak
menentukan masa depan anda, nilai UAS
anda tidak menentukan masa depan anda,
anda rengking satu di kelas bukan berarti
anda akan berhasil menjadi manusia kelak
ketika anda dewasa, sama sekali tidak
berhubungan menurut saya.
Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua
harus mendukung apa yang anak suka.
Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran
yang baik, dukung pelajaran yang baik...
Jangan memaksakan terhadap anak dari
yang asalnya pelajarannya jelek menjadi
bagus, nilainya sembilan atau sepuluh,
tidak penting!

Ada lho, anak yang sampai bunuh diri
karna dia tidak naik kelas, justru itu yang
hancur masa depannya.
Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah?
Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah? Tidak sama sekali
pada saat itu. Kebetulan orangtua saya
berpikiran luar biasa dan moderat, dan
tidak semua orangtua bisa seperti itu.
Tapi itulah yang saya harapkan dari para
orangtua di Indonesia. Memberikan
dukungan pada anak2nya, tidak memarahi
anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak
menghakimi pada saat tidak semua
pelajaran nilai sang anak mendapatkan
yang terbaik. Kita harus mengerti dan
mendukung apa yang anak itu suka.
Ingat sekali lagi bahwa,

Masa depan anda tidak tergantung pada
pintar tidaknya anda di sekolah
Masa depan anda tidak tergantung pada
anda naik kelas atau tidak naik kelas
Masa depan anda juga tidak tergantung
dari nilai rapor anda.
Masa depan anda sebenarnya tergantung
pada kemampuan anda bersosialisasi,
Masa depan anda tergantung pada cara
dan sikap anda dalam menambah
pengetahuan anda setiap harinya dari
mana saja. Dari majalah, dari internet, bari
buku, dari cerita dari pengalaman2 orang,
dari mana saja yang anda sukai.
Saya punya teman yang waktu kecilnya
dikenal jelek karna suka main game, dan
sekarang, dia menjadi pemilik toko game
terbesar di Indonesia. Kaya raya.
Masa depan anda, tidak tergantung dari
nilai sekolah anda.
Masa depan anda, ada di tangan anda.
Jangan takut untuk mendapatkan merah di
sekolah anda.
Kadang2, merah artinya sukses, untuk
masa depan anda.
Terima kasih bun untuk tambahannya.




Jadi ingat sama teman saya, kalau banding- bandingkan nilai, ups ngga usah ditanya, saya pasti juaranya. (sombong kali)
Tapi sekarang teman saya sukses punya banyak toko, bisa bantu ortunya , beli rumah, Mobil , etc , kaya lah.
Saya, hanya karyawan biasa, gaji lumayan, tapi secara materi , wushh jangan ditanya, jauhhhhhh, maksudnya saya kalah jauh dari dia.
Tapi apa ini artinya kalah memang?

Rasanya tidak , karena hidup tidak bisa diukur dari seberapa pintar secara"nilai" apalagi rangking atau ijasah sekolah, terlalu banyak ilmu didunia yang ngga bisa diberi nilai.
Atau seberapa kaya atau kedudukan yang diraih, karena terlalu banyak kekayaan non materi yang juga tidak bisa kita nilai. ( sahabat, anak, keluarga, Pencipta, ilmu, pengalaman, dll)

---------- Post added at 19:09 ---------- Previous post was at 18:37 ----------

Replying to: View Post
Ehehhehehehe... dulu buku penghubung BP sampai harus minta lagi bun... karna aq kerjaannya dihukum mulu...
Tapi aq sneng klo dihukum, ga ikut plajaran... nangkring di dpan kelas... bsa ngobrol sama orang kantin *gagal fokus...
mama kalau diminta ttd ortu di surat panggilan BP, sampai uda ga dibaca, cman nanya aja kapan disuru dtgnya..

Jhiahahahha, saya sangat mengerti perasaan mamanya bunda
Jadi saya ngalamin yang dialami mamanya bunda, kan papaku meninggal waktu aku lulus SMA, terus pas kuliah mamaku kerja di LN demi anak anaknya yang masih pada kecil, jadilah saya orang tua dadakan, adik sekolah bolos, berantem, saya juga yang dipanggil ke sekolah, adohhhh
Jlebbbnya pas gurunya nanya apa pekerjaan saya, saat lulus kuliah kan sempat jadi guru, saya jawab guru, langsung diskak mat pake kO, koq jadi guru, adiknya gitu.
Dohh andai dia tahu bagaimana para adik saya bisa sampai tetap jadi anak yang baik meski nakal tanpa papa mama, berapa saya bangga sama mereka, Dan tetap bangga pada mereka sampai sekarang.


Tambahan:
Biasanya anak anak yang dicap nakal bila ditangani dengan benar malah akan jadi anak yang luar biasa.

Jadi ingat buku Enid Blyton Si Badung Bengal nakal Elyzabet, buku yang sangat sangat sangat menghibur.

---------- Post added at 19:30 ---------- Previous post was at 19:09 ----------

Replying to: View Post
hmmmmm.....disatu sisi saya setuju...sekolah tidak membuat anda sukses.

tapi kenapa anak tetap harus sekolah dan dibuat mencintai belajar?
pendapat pribadi ya

srkolah dassr....dimana anak harus belajar hampir seluruh mata pelajaran......pemikiran saya adalah ....disitu anak dan orang tua punya kesempatan yg seluas luasnya untuk tahu minat dan bakat sesungguhnya seorang anak
anak sejak dini diajak untuk berminat untuk belajar dan menggali pengetahuan lebih luas walaupun itu bukan bidangnya...ngga ada salahnya kan walopun kita seorang akuntan kita bisa bermain piano? bisa masak seperti chef handal.......

walopun kembali lagi yg salah saya rasa personalnya....dimana seorang anak dipaksa harus mengikuti standar umum......jadi juara disemua bidang....oleh sebab itu orang tua sampai ngelesin semua mata pelajaran supaaya jadi juara....sampe saya lihat anak jadi stress

padahal menurut saya bukan itu intinya....proses belajar harus dimengerti oleh anak.....bukan sebagai proses instan....tetapi sebagai proses yg dinikmati prosesnya itu sendiri oleh sang anak...dan pengetahuan itu adalah bukan sesuatu yg harus dihapal tetapi ada proses logika didalamnya....lagi lagi proses logika ini bukan instan.....

nah ini diteruskan sampai smp...dan sma sekarang sudah penjurusan dimana anak sudah bisa memilih jutusan sesuai bakat dan minatnya.....

cuma kembali lagi....saya rasa sebagai ortu kita jangan sampai salah kaprah membuat stress anak atau salah memilih sekolah yg sistem pengajarannya ngga sesuai dengan anak kita ....malah berakhir membuat stress..
Benar sekolah adalah tempat anak anak belajar bersosialisasi, berinteraksi, belajar disiplin, toleransi, jadi bukan nilainya yang paling penting, tapi tahap belajar Dan mencari ilmunya yang utama.

Sayangnya, sekolah Dan ijasah jadi satu paket kalau mau cari kerja , apalagi kantoran.

Dan Sayangnya lagi itu seringkali jadi setting dipemikiran, sudah lulus, sudah kerja , cukup.
Padahal sekolah Dan kerja tidak terkotak kotak dalam "sekolah" atau "kantor". Tempat kita hidup adalah tempat kita belajar plus bekerja. (Apapula ini, gayanya sudah kayak motivator ulung saja )

Pesan intinya: Sekolah formal perlu, tapi belajar dan ilmu itu , tidak terbatas, jadi belajarlah Dan cari terus apa yang kita sukai.
 
  #13  
Old
Bunda ...
 
Posts: 835
 
Mau komen tkt slh, soaly ga pandai merangkai kata. Hahaha. Tp gak pp ikut komen ya bunda2.. kl slh maafkan saya...
Sblmy bkn mau bela diri atau gmn. Cm sdkt pgn crt aja deh.
Pertama setuju sm bunda happy kl sd itu dasar,dan jurusan sesuai minat di sma sdh ada penjurusan. Nah kl di sd bakat minat nya jg diasah loh. Siapa blg di sd cm ada matematika? Di sd tuh byk lomba yg mengasah bakat minat anak itu. Pekan olahraga daerah dan seni atau popda seni,o2sn olimpiade olahraga siswa nasional,fls2sn festival dan lomba seni siswa nasional. Disitu lombanya ada menyanyi,menari,pidato,puisi,melukis,memembatik,me ndongeng.olahraga hmpr smw cabang,catur,beladiri,renang,panahan,sepakbola,ten is meja,atletik,bulutangkis,dll. Dan lomba ini gak kalah gengsi dg anak yg juara sains. Untuk anak yg bakaty dbidang pelajaran ya ada wadahnya olimpiade sains nasional,lomba cerdas cermat,siswa teladan.di bidang agama jg ada lmb kaligrafi,pildacil,adan,murottal. Ada jg lmb dokter kecil. Dan ekstrakurikuler jg mcm2 loh yg bs diikuti anak.msly d sklh anak saya. Ada rebana,drama bhs arab,broadcasting,dokcil,menyanyi,karate,drumband, bhs inggris, mtq,komputer ,dll.
Kmrn sy hbs mem BP_bahasany apa si yah_ gt pokonya lah ya. Anak itu berkasus,suka malak,bolos,uang gak dibayarkan ke sklh malah dipake ngegame. Smp neneknya nangis2 angkat tangan sm kelakuan itu anak. Siangy anak itu ditunjuk lmb fashion show hari sabtu bsk. Krn memang dia kyy bakat buat gaya di atas catwalk. Jd insyaallah guru jg amanah dg tugasnya. Kl toh afa guru yg membebani anak dg hrs ini itu spty permasalahan jg kompleks. Guru jg dituntut oleh sistem pemerintah.kl gak ikut aturan kan jg salah.
Tp pola pikir bhw d sklh hy dituntut ilmu eksak spt matematika ya spty msh keliru. Di sekolah insyaallah guru berusaha jg menggali kemampuan anak2 tanpa dikotak2. No offense ya...

---------- Post added at 19:52 ---------- Previous post was at 19:46 ----------

Oya bunda2 kl ada wkt bs buka youtube dg judul suara emas anak sdn kroya 01 asel,bakat yang terpendam. Itu adalah suara murid saya wkt nyanyi2 ngisi wkt nunggu les.
#promosi... Hehehe...
Dia di pelajaran gak begitu bagus,mentok ujiannya kmrn rta2 7. Jd ya emang bakatnya dia disitu. Dia juara menyanyi tk kabupaten.kl ditanya cita2nya jadi juara indonesian idol. Hahaha.. semoga terkabul ya axel_hug
 
My afnan n my althaf,anugrah termesra dariNYA. love u
  #14  
Old
Mrs Yu...   TS 
 
Posts: 467
 
Replying to: View Post
Mau komen tkt slh, soaly ga pandai merangkai kata. Hahaha. Tp gak pp ikut komen ya bunda2.. kl slh maafkan saya...
Sblmy bkn mau bela diri atau gmn. Cm sdkt pgn crt aja deh.
Pertama setuju sm bunda happy kl sd itu dasar,dan jurusan sesuai minat di sma sdh ada penjurusan. Nah kl di sd bakat minat nya jg diasah loh. Siapa blg di sd cm ada matematika? Di sd tuh byk lomba yg mengasah bakat minat anak itu. Pekan olahraga daerah dan seni atau popda seni,o2sn olimpiade olahraga siswa nasional,fls2sn festival dan lomba seni siswa nasional. Disitu lombanya ada menyanyi,menari,pidato,puisi,melukis,memembatik,me ndongeng.olahraga hmpr smw cabang,catur,beladiri,renang,panahan,sepakbola,ten is meja,atletik,bulutangkis,dll. Dan lomba ini gak kalah gengsi dg anak yg juara sains. Untuk anak yg bakaty dbidang pelajaran ya ada wadahnya olimpiade sains nasional,lomba cerdas cermat,siswa teladan.di bidang agama jg ada lmb kaligrafi,pildacil,adan,murottal. Ada jg lmb dokter kecil. Dan ekstrakurikuler jg mcm2 loh yg bs diikuti anak.msly d sklh anak saya. Ada rebana,drama bhs arab,broadcasting,dokcil,menyanyi,karate,drumband, bhs inggris, mtq,komputer ,dll.
Kmrn sy hbs mem BP_bahasany apa si yah_ gt pokonya lah ya. Anak itu berkasus,suka malak,bolos,uang gak dibayarkan ke sklh malah dipake ngegame. Smp neneknya nangis2 angkat tangan sm kelakuan itu anak. Siangy anak itu ditunjuk lmb fashion show hari sabtu bsk. Krn memang dia kyy bakat buat gaya di atas catwalk. Jd insyaallah guru jg amanah dg tugasnya. Kl toh afa guru yg membebani anak dg hrs ini itu spty permasalahan jg kompleks. Guru jg dituntut oleh sistem pemerintah.kl gak ikut aturan kan jg salah.
Tp pola pikir bhw d sklh hy dituntut ilmu eksak spt matematika ya spty msh keliru. Di sekolah insyaallah guru berusaha jg menggali kemampuan anak2 tanpa dikotak2. No offense ya...

---------- Post added at 19:52 ---------- Previous post was at 19:46 ----------

Oya bunda2 kl ada wkt bs buka youtube dg judul suara emas anak sdn kroya 01 asel,bakat yang terpendam. Itu adalah suara murid saya wkt nyanyi2 ngisi wkt nunggu les.
#promosi... Hehehe...
Dia di pelajaran gak begitu bagus,mentok ujiannya kmrn rta2 7. Jd ya emang bakatnya dia disitu. Dia juara menyanyi tk kabupaten.kl ditanya cita2nya jadi juara indonesian idol. Hahaha.. semoga terkabul ya axel_hug
Top bun komennya,
Saya ingat masa masa sekolah , saya ikut Les angklung, suling, vokal, basket, renang, aduh indah nian masa masa itu.

Tapi sebacanya saya, Bunda Happy juga jelaskan sekolah itu penting, di SD juga diajarkan hampir semua mata pelajaran, asal jangan kita para orang tua paksa anak agar harus juara, harus nilai 9 atau 100.

Bunda guru ya, peluk ah.

Meluncur mau lihat youtubenya, sambil tunggu suami pulang.

Tidak ada yang salah dengan sekolah, yang salah bila menganggap sekolah adalah satu satunya jalan untuk belajar dan menimba ilmu. Dan menjadikan ijasah faktor pelengkap bahwa ilmu cukup sampai disana.


https://m.youtube.com/watch?v=v6a7X-E13SA
Waduh suara Asel luar biasa, saya ngga kuat dengan mike gagang sapunya , luar biasa
Go Asel Go, kamu pasti bisa jadi juara .
 
  #15  
Old
Bunda ...
 
Posts: 835
 
sy juga bukan tidak setuju dg bunda happy bun. malah saya setuju. hehehe. kyy td fokus sy ke postnya bunda rahma25 yg panjang itu deh.
iya bun, saya guru sd. sy juga seorang ibu. anak saya kebetulan senengnya bidang eksakta, ipa mtk, saya menyadari kalo saya dan suami bukan orang yg punya bakat seni. jadi sy juga gak pernah marah kl nilai sbk anak sy gak pernah smp angka 80 keatas. olahraga juga mentok 79.

btw, trmksh sdh liat bun yutubnya. itu juga saya nemu di fesbuk anakmurid sy yg upload suara temennya itu. trs sm suami dimasukin yutub.
oya ada satu lagi, yang sesa itu juga murid saya bun,
#jadi kangen sama anak2 gokil itu... sesa, axel, yukeeee....
 
My afnan n my althaf,anugrah termesra dariNYA. love u
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Saya pencinta lagu anak, pendidik anak, dan pemerhati anak, Nama saya Zepe -- Kenalan Yuk! 7
Hamil anak perempuan, anak laki2 atau anak kembar -- Diskusi Umum 0
sy cari keluarga yg tdk punya anak, tapi sangat butuh anak (adopsi) -- Ngobrol Apa Saja 14
Yang sayang anak sayang anak... ayo kasih hak ASI anak 2 tahun :) -- Area Promosi 0
VITABUMIN - PIONEER MADU ALBUMIN ANAK ( Nutrisi Tumbuh kembang Anak ) -- Area Promosi 0


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 06:15.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com