Minta saran nya bund

ini bunda ningsih yg di trit suami pengusaha ya?

mau komentar:

Kalo aku pribadi KDRT NGGA BISA DITOLERANSI APALAGI KALO SUDAH BERULANG ULANG. mau dia pengusaha kek....mau dia karyawan kek....mau dia pejabat sekalipun.....apalagi kalo KDRT dilakukan tanpa provokasi dari istri.....aku pasti PERGI.

dari cerita bunda yg aku tangkap

1. suami bunda ngga mempercayai bunda sebagai seorang istri
pertanyaannya : apakah ini cerminan dirinya sendiri yg tidak bisa dipercayai srbagai seorang suami?

2. suami bunda tidak menghargai bunda sebagai seorang istri
suami yg menghargai istri akan berpikir 100 kali srbelum memukul istrinya untuk hal2 sepele....karena melukai istrinya sama dengan melukai dirinya sendiri

3. maaf kalo saya kasar...suami bunda tidak mencintai bunda sebagai seorang istri....ibu dari anak anaknya.
yah dari sikap yg bunda gambarkan aja udah jelas banget kan.....KDRT ITU BUKAN CINTA

kalo solusi saya:

1. segera kumpulkan bukti2 KDRT suami
2. bicara drngan ortu bunda bagaimana perlakuan suami bunda selama ini. berikan pengertian kepada anak bunda (anak yg dibesarkan dalam lingkungan KDRT berpotensi melakukan hal yg sama dimasa datang.....amit2)
3. pikirkan bagaimana bunda memperoleh penghasilan dimasa depan setelah bunda lahiran....karena kalo bunda bercerai hak asuh anak jatuh pada yg punya penghasilan lhooo....kecuali kalo suami bunda terbukti kdrt...makanya bukti2 kdrt kalo perlu visum dokter sangat penting.
4. ortu mengerti keadaan bunda dan bersedia menerima bunda kembali.......segera bawa anak mengungsi kerumah ortu.....bisa sementara alasan mau lahiran sama suami......jadi mau pulang ke rumah ortu
5. bunda lahiran tetep kekeh bawa anak bunda di rumah ortu....harus tegas biar dirayu2 jangan mau.....
6. segera cari kerjaan....dan lakukan proses perceraian setelah mendapat pekerjaan secepatnya. jangan lupa disertakan bukti kdrtnya sebagai sebab dari permintaan perceraian.....lengkap dg visum dokter
7. ajukan tunjangan anak yg besar.....harta gono gini.....kan suami pengusaha......dan terutama hak asuh anak.....akrrna suami biasa melakukan kdrt kalo terbukti...biasanya hak asuh anak tetep.ke bunda dengan tunjangan dan pembagian harta gono gini yg besar
8. tunjangan yg besar atau harta gono gini ini bukan karena bunda matre loh....tapi menjamin kesejahteraan anak bunda dimasa depan
9. move on......berikanlah bunda dan anak bunda untuk berbahagia.....punya masa depan yg bebas kdrt ...mungkin ketemu orang yg benar2 mencintai bunda dan anak bunda dengan tulus.....yg tau bagaimana memperlakukan bunda sebagai seorang istri dan ibu dari anak anaknya....mrncintai dan menghargai bunda

terakhir....cinta bukanlah cinta kalo hanya bertepuk sebelah tangan.......dan ingat saja ada 2 orang anak yg ngga berdosa yg dilibatkan dalam perkawinan tanpa cinta dan penuh kdrt ini.....lindungilah mereka

 

 

Iya bund kata2 itu buat saya sakit hati bund seolah2 suami seperti nya mau saya pergi, jd saya pergi bund uda ga tahan emosi juga bund pada saat emosi saya. Saya hanya berpikir kamu pikir saya disini karna uang kamu??? Ok saya pergi skarang dari rumah ini. Saya langsung panggil taxy bund pergi mau pulang kerumah sodara saya bund tp mamer ngikutin saya bund, suruh saya jgn pergi. Saya bilang uda mak kesabaran saya uda habis, uda ga tahan mak. Uda2 kita pergi ke tempat kk aja. Kk nya itu kakak peremuan suami saya

 

 

Kalau di kasih obat seharusnya terus di konsumsi, karena dengan pengobatan lah suami anda bisa berlaku normal. Kalau masalah ngantuk sehabis konsumsi obat, ya itu resikonya (memang harus ada yang di korbankan), suami kan punya perusahaan/usaha pastinya ada anak buah( karyawan ), anda bisa mengambil alih perusahaan toh yang mengerjakan semua nantinya juga karyawan, anda bisa mengawasi kinerja mereka bagaimana, nah jika kesehatan mental suami membaik, dosis nya nanti akan di perkecil jadi tidak akan menganggu pekerjaan dan suami pun bisa beraktifitas seperti biasa ( dan anda mau pun anak anak anda menjadi lebih aman ) namun jika Suami tidak ingin melakukan pengobatan ya tidak ada jalan lain..aku rasa kesehatan mental suami anda akan memburuk tidak hanya akan menghancurkan masa depan usaha kalian nanti, bisa juga keselamatan keluarga Anda

Pengobatan harus mau di lakukan dengan kesadaran sendiri ( karena suami anda masih bisa menggunakan akal sehat jika tidak sakit ), kalau dari pasien tidak imgim berobat, aku hanya bisa berharap semoga nggak sampai ada kejadiam fatal di kemudiam hari.

 

 

Bund itu dia bund kl suami ga kerja maka anak buah tdk kerja juga bund. Karna semua akar kpala nya itu suami. Jd suami harus kerja duluan baru ke tangan anak buah nya. Usaha suami manajemen nya belum bagus bund. Jd bund suami bilang kalo saya ga kerja kalian semua mau makan apa nanti?

 

 

wahh,, kl ada acara" mau ngasih sesuatu ke perempuan lain, bisa jd sifat kasarnya krn hadirnya org ketiga.
maaf bun bukan maksud manas"in, tp ya ada baiknya ortu harus turut andil dlm persoalan ini

 

 

Hmmmm saya kasihan dengan bunda Dan suami bunda, kalau memang sudah berobat, obat rutin diminum , konseling bunda Dan suami , tanyakan pakarnya bagaimana solusinya.

Saya pribadi tidak percaya orang sakit hanya pada istri, diluaran pada karyawan bisa baik, apalagi pengusaha, kalau sakit ya sakit, tidak pilih pilih tempat Dan korban. Bagi saya ibu korbannya. Tapi ya kalau bunda bilang bunda yang Lebih kenal dll, bunda kuat Dan sabar ya cari solusi, kalaupun bukan untuk bunda ya paling tidak untuk anak.
Maaf ya komen saya kasar, saya kesal dengan suami macam suami bunda, sedih dengan nasib anak bunda, kalau saya bisa jewer kuping suami bunda sampai panjang, mungkin saya tidak sekesal ini.

 

 

Bund trima kasih atas sarannya. Tp bund suami sakit harus nya kita sebagai istri menyuport dia kan bund. Lain crita kalo suami ga sakit, dokter pun bilang sama saya, sabar ya bu emang ga mudah menghadapi suami yg punya sakit ini. Tp kita harus pikir juga suami sakit maka perbuatannya seperti itu.

 

 

Suaminya di bidang apa Bu? Apa sebelumnya anda pernah berada dilingkungan kerja suami atau setidaknya mengerti apa yang di kerjakan suami? Jika belum pernah, mungkin anda bisa belajar dari sekarang , coba cari bantuan mungkin dari keluarga suami ada yang bisa menggantikan posisi suami untuk sementara waktu dan anda belajar dengan dia ? Bingung juga punya karyawan nggak mau kerja kalau boss nggak kerja..yang jadi karyawannya enak juga ya..ha ha.

Solusi lain, mungkin anda bisa meminta mertua anda untuk tinggal bersama dengan anda, mungkin beliau bisa membujuk anaknya untuk mau berobat, aku tidak menakut nakuti ya, orang yang di vonis punya kelainan mental itu selamanya harus bergantung pada obat karena ada kelainan pada otaknya yang menghasilkan hormon ( lupa apa namanya ) yang bisa bikin orang berpikiran buruk dan di luar akal sehat, jika di biarkan lama lama akan memburuk. Untuk keadaan sekarang mungkin suami anda ada kalanya bersikap normal, tapi jika di biarkan lama lama akan kehilangan kendali dan puncak kelainan mental itu adalah mulai berhalusinasi, karena suami obsesi dengan anda, bisa saja dia berhalusinasi jika anda berkhianat..jika itu yang terjadi anda harus benar benar waspada. Jika mau hidup normal, terus lakukan pengobatan dan konseling.

 

 

bunda mungkin harus cari second opinion ke psikiater lain. karena seorang dokter akan tau prioritas ....bahwa keselamatan manusia lain dan anak2 itu penting........
apalagi suami bunda sakit.....aduh kalo aku sih lebih serem vanget membesarkan anak anakku dalam lingkungan orang sakit......wong suami bunda sakit bukan salahnya bunda kok bunda mau jadi sarung tinjunya.......kalo aku......prioritasku adalah anak anakku
apalagi contoh teladannya suami dan ayah yg ego maniac........bunda bisa baca tentang hal ini ...googling deh.....wah aku sih ngga bangeeeet

 

 

Tambahan ya, jika suami tetap kekeh tidak mau berobat rutin, mau tidak mau anda harus ambil keputusan pahit yaitu berpisah ( tapi sekali lagi ini semua tergantung keputusan dan hak anda, disini aku hanya memberikan pendapat dan solusi yang menurutku setidaknya aman untuk anda dan anak anak anda ), anda boleh mencintai suami anda tanpa perlu menjadi sansak tinju suami anda dan anda pun berkesempatan untuk membesarkan anak dalam lingkungan yang sehat. Anda memang seorang istri tapi anda juga seorang ibu oleh sebab itu anda harus tahu apa yang harus anda lakukan, jika bingung anda bisa membicarakannua dengan kedua orang tua anda, jika bicara dengan mertua anda, pastinya beliau tidak ingin anda berpisah wong beliau pasti tahu jika anaknya punya kelainan mental, wanita normal mana lagi yang bakal mau di persunting sama anaknya nanti?

 

 

Iya bund tq ya atas sarannya semua.....

 

 

satu aja yg saya heran. udah diludahin kok masih bisa bilang cinta ya mbak?cintanya luar biasa berarti sm suami. kl saya berprinsip suami memang harus dihormati dan dilayani. sebagai istri kita memang wajib melayaninya. tapi juga harus punya harga diri jgn mau disemena2in n direndahkan seperti itu. sy baca cerita mbak aja capek x kayaknya bwrantem mulu, apalagi mbak yg menjalaninya. semoga bisa kuat secara fisik dan mental ya mengarungi kehidupan berRT berKDRT begitu

 

 

Agak tergelitik komentar nih karena nyenggol bidang saya..

Suami didiagnosa sakit apa bu? Paranoid saja atau ada indikasi schizopren juga kah?
Apakah ibu juga menyampaikan situasi rt dimana suami sering mengabuse ibu secara fisik? Soalnya kalau iya, menurut saya si psikiater ga hanya bilang "sabar", tp akan menyarankan pengobatan dgn supervisi org lain untuk menemani suami ibu untuk menghindari kekerasan fisik atau tindakan berbahaya terhadap org di sekelilingnya. Kalau kebablasan bisa hilang nyawa lho urusannya.
Jgn ada info yg ditutupi ke psikiater ya bu.
Obat anti depressant ya kayaknya? Mmg hrs rutin dan efeknya mmg beragam, tp ya mau bagaimana lagi? Mau sembuh toh?

Mengenai ibu sbg istri harus menemani dan support suami yg sakit, bkn berarti dlm bentuk selalu siap jadi samsak. Mgkn ibu bisa baca2 lagi di internet atau cari opini lain dr psikiater lain bagaimana menemani org dgn masalah paranoia atau schizopren tanpa harus jd korban.

 

 

Bund saya kan bentar lg lahiran, gmana ya pendapat bunda ttg keputusan saya.

Saya pisah dengan suami dan anak yg baru lahir ini saya kasihkan ke suami saya biar dia yg urus, saya bawa yg besar. Saya mau cari kerja aja bund dan anak saya titipkan ke sodara atau penitipan anak.

Berat juga sih bund, kok jd kesannya saya kejam amet ya sama anak ke 2 bund? Tp apa daya bund kl 2 2 nya saya bawa saya ga bs kerja nantinya dan masalah ekonomi saya juga bund. Saya hanya minta dikirimkan uang sama suami buat keperluan anak aja

 

 

whoaaat?apa bunda tega?bayi yg baru bunda lahirkan mau ditinggal sementara dy butuh asi? ya Allah sedihnyaaa saya

bunda masih ada ortu kah?kenapa g dititpin ortu dl bun si bayi?kl si kakak bsdititpin ke full dau school yg pulangnya smpe sore, selagi bunda kerja. keadaan suami yg ada penyakit kek gt bunda malah mw ninggalin si baby sm dy?aq bayanginnya aja sereeeem