| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | |
Replying to:
oh iya sy tahu itu, tapi urusan sy jg yah mau berhijab kapan wktunya, hmmm, ga prlu jg ktk sy bekerja sy lgasung pake jilbab, pas sdh ga kerja lepas jilbab..terus kelakuan acak adul, yg disalahin siapa? pasti bakalan ngmg "dih berjilbab kelakuan bgtu, mana jilbab lepas pake lagi!" Liat deh bu, knp sy komen sblmnya kyk bgt, baca trit ibu ts bagian terakhir...
iya surga dan neraka itu Hak Tuhan. Syarat masuk surga sudah dikasih tahu di kitab, manusianya sj yg skg tggl memilih...hidup pilihan toh... | Saya memang tidak baca komen2 sebelumnya.. Tp langsung tertuju pada kalimat tidak berjilbab masuk neraka..
Iya bunda itu memang urusan bunda, mau kapan pakai jilbab atau gak pakai jilbab sekalipun.. Saya hanya mengingatkan itu sudah ada aturan dan perintahnya..
Berjilbab itu tentang proses bunda Zano, dengan berjilbab kita juga otomatis berusaha menjaga perilaku dan adab kita, bukankah Alloh SWT juga melihat proses ikhtiar hambaNya?
Mengenai surga dan neraka.. Saya hanya ingin meluruskan bahwa Sesama muslim dilarang menyatakan si fulanah atau fulan itu pasti masuk neraka.. Krn tidak ada yang tahu kelak keputusanNya di yaumul hisab..
Ya hidup memang sebuah pilihan yang diikuti konsekuensi dr pilihan tersebut..
Ok bunda Zano.. Saya mohon maaf jika ada salah kata dan salah paham..
Rabbi Habli Minassholihiin..Sehatkan, Kuatkan dan Lindungilah Kami ya Alloh.. Jadikanlah Kami Golongan Orang yang Bersyukur..Aamiin | | | |
hadewww komen nya bunda anak medan...gak segitunya juga kali bun...irt bukan budak
| | |
Replying to:
Saya memang tidak baca komen2 sebelumnya.. Tp langsung tertuju pada kalimat tidak berjilbab masuk neraka..
Iya bunda itu memang urusan bunda, mau kapan pakai jilbab atau gak pakai jilbab sekalipun.. Saya hanya mengingatkan itu sudah ada aturan dan perintahnya..
Berjilbab itu tentang proses bunda Zano, dengan berjilbab kita juga otomatis berusaha menjaga perilaku dan adab kita, bukankah Alloh SWT juga melihat proses ikhtiar hambaNya?
Mengenai surga dan neraka.. Saya hanya ingin meluruskan bahwa Sesama muslim dilarang menyatakan si fulanah atau fulan itu pasti masuk neraka.. Krn tidak ada yang tahu kelak keputusanNya di yaumul hisab..
Ya hidup memang sebuah pilihan yang diikuti konsekuensi dr pilihan tersebut..
Ok bunda Zano.. Saya mohon maaf jika ada salah kata dan salah paham.. | baca dong bu, biar nyambung sm komen sy...yu ah...tks jg sdh mengingatkan...
| | |
bner bunda uya klo kita anggp budk gk ush kwin aj klo gtu...hihih
| | |
Replying to:
Al Qur’an telah mengajarkan kepada para wanita untuk senantiasa tetap berada di dalam rumahnya kecuali ada alasan atau keperluan mendesak yang diperbolehkan oleh syariat dan mendapat izin keluarga atau suami bagi yang sudah menikah dengan memperhatikan batasan-batasan seperti: • Tidak keluar sendirian apalagi suka pulang larut malam
• Kalaupun keluar sendiri senantiasa pandai melihat kondisi yang tidak membahayakan dirinya
• Berpakaian rapi dan sopan (menutup aurat).
• Tidak memamerkan perhiasan yang bisa mengundang tindakan kriminal
• Tidak berlebihan dalam bersolek dan dalam memakai wangi-wangian
• Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
• Memperhatikan batasan pergaulan dengan lawan jenis dan menjaga prilaku
• Bertutur kata yang bijak/sopan guna menghindari fitnah dari lawan jenis
• Bersikap secara proporsional sehingga bisa menjauhkan dirinya dari tindakan yang kurang menyenangkan dari lawan jenis.
• Dan yang paling penting adalah berusaha menjaga kehormatan diri serta keluarganya. Allah Ta’ala berfirman وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ “..dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.” (QS: Al Ahzaab : 33). Jika kita perhatikan secara seksama banyak fenomena yang sering kita lihat dan pemberitaan negatif yang sering kita dengar menimpa kaum hawa, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya lebih banyak mudharat/efek negatif yang akan menimpa wanita jika bekerja di luar rumah dibandingkan dengan manfaatnya, antara lain: Sering terjadinya kemungkaran, seperti; - Bercampur dengan lelaki, berkenalan, bebas mengobrol dan bertatap muka dengan yang diharamkan,
- Memakai minyak wangi berlebihan, tak jarang banyak yang memperlihatkan aurat kepada selain mahramnya, sehingga bisa menyeret pada kasus perselingkuhan dan perzinahan.
- Kurang bisa melaksanakan kewajiban kepada suami dengan baik atau maksimal.
- Keluar dari fitrahnya dengan meremehkan urusan rumah tangga yang seharusnya menjadi bidangnya wanita.
- Mengurangi hak-hak anak dalam banyak hal, sepert ; dalam kasih sayang, perhatian, pendidikan agama dan lain sebagainya.
- Membuat cepat lelah dan penat fisik serta pikiran sehingga bisa mempengaruhi jiwa serta syaraf yang tidak sesuai dengan tabiat wanita.
- Mengurangi makna hakiki tentang kepemimpinan suami dalam rumah tangga di hati wanita.
- Hasratnya tertuju pada pekerjaan, sedangkan jiwa, pikiran dan perasaannya menjadi sibuk, lupa dan bertambah jauh dari tugas-tugasnya yang alami, yaitu keharusan membina kehidupan suami istri, mendidik anak-anak dan mengatur urusan rumah tangga.
Tabiat dan kepribadian wanita sejatinya memiliki kekhususan tersendiri sebagaimana dijelaskan oleh nabi dalam hadistnya. Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا “Dan seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR Al Bukhari ) Syarat Bekerja di Luar Rumah Wanita boleh saja bekerja di luar rumah. Namun dengan syarat masih dalam koridor yang dibolehkan oleh syariat. Yang jadi masalah adalah saat wanita ingin disamakan kewajibannya seperti laki-laki bahkan melebihi kewajiban para lelaki, lebih menjadi masalah lagi jika kaum wanita lebih senang berada di luar rumah karena kepuasan dan kesenangan pribadi. Wanita tetaplah wanita dan janganlah melupakan kerajaan kecilnya, yaitu rumahnya, karena disitulah letak fitrah bagi dirinya.
Diperbolehkan bagi wanita untuk bekerja akan tetapi harus dengan ketentuan atau syarat-syarat yang harus diperhatikan dan dipenuhi, seperti : - Ada izin dari wali (suami atau orangtua/keluarga),
- Tidak memiliki keluarga atau tidak memiliki suami,
- Pekerjaannya harus halal, (bukan pekerjaan yang syubhat apalagi haram),
- Menjaga kehormatan diri baik saat berada di dalam rumah maupun ketika bekeja di luar rumah,
- Tidak ada percampuran bebas antara lelaki dan wanita, tidak bertabarruj (bersolek berlebih-lebihan dan tidak menampakkan perhiasan),
- Tidak memakai pakaian yang ketat atau melanggar aturan berpakaian bagi wanita dalam ajaran Islam, bekerja bukan karena kesenangan pribadi dan kepentingan keluarga tetap menjadi prioritas,
- Jenis pekerjaannya tidak mengurangi apalagi melanggar kewajibannya dalam rumah tangga, seperti kewajiban terhadap suami, anak-anak dan urusan rumah tangganya.
Ali radiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Fatimah radiyallahu ‘anha putri Rasulullah. “Wahai Fatimah, apakah yang baik bagi seorang wanita?” Fatimah menjawab, “Hendaknya ia tidak melihat lelaki (asing/yang bukan mahramnya) dan lelaki (orang lain) tidak melihatnya.” Allah berfirman dalam Al-Quran; وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلاَّلاَبَائِهِنَّ “Hendaknya wanita tidak menampakkan kecantikan (perhiasan)-nya kecuali yang boleh tampak dari dirinya. Hendaknya wanita tidak menampakkan kecantikan (perhiasan)-nya kecuali kepada suami-suami mereka atau bapak-bapak mereka.” (QS: an-Nur [24]: 31). Semoga dengan zaman seperti ini, para wanita dan Muslimah bisa bekerja di luar rumah seperti apa yang disampaikan Aisyah dan Al-Quran. | Nah terima kasih atas penjabarannya ya umi khanza.. Silakan bagi bunda wm yg muslimah dibaca lagi syarat2nya.. Atau paling tidak lebih mawas diri agar tetap di dalam koridor agama..
Berdagang di rumah itu juga working mom khan ya.. Atau hanya saya saja yg menganggap bekerja itu pegawai kantoran ---------- Post added at 20:30 ---------- Previous post was at 20:19 ----------
Replying to:
baca dong bu, biar nyambung sm komen sy...yu ah...tks jg sdh mengingatkan... | Sama2.. Sesama muslim harus saling mengingatkan.. Ingatkan saya juga kalau ada khilaf.. Tks
Rabbi Habli Minassholihiin..Sehatkan, Kuatkan dan Lindungilah Kami ya Alloh.. Jadikanlah Kami Golongan Orang yang Bersyukur..Aamiin | | | |
Replying to:
Sebenernya Ts sih cuma pengen kasih info aja.. Supaya para IRT ga berkecil hati..
Cuma para IRTnya aja nih yg komennya suka terkesan memojokan working mom. Eleuh eleuh..
Kebayang ga sih kl semua cewe di rumah..
Badan pegel2 hrs dipijet sm cowo. Luluran pun dikerjain sm para cowo.
Lahiran hrs sm cowo.
Cek VT berkali2 sm cowo.
Ga kebayang risihnyaaaa
Berterimakasih aja sm cewe2 yg masih mau bekerja, jgn sirik liat IRT bs full sm keluarga.
Dan buat sarjana yg pd di rumah, kalian juga hebat kok, jgn sirik sm wanita karir yang punya penghasilan sendiri | Bner bun,mencibir workingmom tp pas hamil nyari dokter kandungan cwe? Spty hidupnya kurang piknik ---------- Post added at 21:19 ---------- Previous post was at 21:16 ----------
Replying to:
I LOVE YOUUUUUU BUNDA AFNAN....
mewakili isi hati sy yaa sbg working mom.. bunda TS, lebih bijak yaa kl bikin trit.. | Hahaha, lop u pull juga bun kekey... muachhhh... ---------- Post added at 21:29 ---------- Previous post was at 21:19 ----------
Replying to:
Ckckcckc.. msh ada aja yg berpikiran bahwa IRT lbh baik dr WM yah..
Saya sama dgn bunda Anak Medan. Saya sdh merasakan menjadi IRT, sejak hamil sampai anak saya usia 12 bln. Apa yg saya rasakan selama menjadi IRT?? Bosan sekali, otak jd "freeze" krn tdk bekerja lagi, jdnya saya sering uring2an sendiri di rmh, full ngurus anak sampai tdk bs merawat diri sendiri. Selalu merasa "iri" dgn teman2 saya yg msh bekerja dan karirnya semakin meningkat. Ujung2nya saya semakin mudah emosi kalau mendengar anak saya mulai merengek2 di rmh.
Tp syukur suami saya mendukung saya utk kembali bekerja lagi. Dan apa yg saya rasakan skrg? Lebih happy, di kantor selalu ingin pulang "teng go", ingin cepat sampai rmh & main dgn anak. Ada kesenangan tersendiri sejak saya bekerja.
Dan memang saya akui kalau sebagai IRT itu lbh melelahkan secara fisik (kalau urus anak sendiri tanpa bantuan baby sitter).
Saya bekerja brkt dr rmh jam 6 pagi (menghindari 3in1 di Jkt), sampai rmh jam 7/7.30 malam, tapi rasa capeknya beda dgn dl ketika msh jd IRT. ---------- Post added at 18:40 ---------- Previous post was at 18:36 ----------
Saya dl jg berpikiran seperti bunda lho.. pengennya setelah hamil/ pny anak jd IRT aja.
Dlm bayangan saya idealnya menjadi full time IRT itu menyenangkan, urus anak, main dgn anak, dll..
Ternyataaaaaa bayangan saya semua salah. Hahaha... akhirnya saya kerja lagi deh skrg. | Itu aja yg blm usia sklh udh boring y bun,apalagi yh usia sklh? Anak sy yg gede brgkt jam 7- plg jam 2. Sama dg jam kntr sy.mlh kdg sy lbh gasik. Jd sy slu ada untuknya. Buat yg kecil,kyy usia 4 th jg dah sklh deh. Hbs itu bosen lg kan?
| | | | | Location: di persingahan
Posts: 4,357
| |
| | | | | Location: Jakarta Utara
Posts: 2,188
| |
Replying to:
Bner bun,mencibir workingmom tp pas hamil nyari dokter kandungan cwe? Spty hidupnya kurang piknik ---------- Post added at 21:19 ---------- Previous post was at 21:16 ----------
Hahaha, lop u pull juga bun kekey... muachhhh... ---------- Post added at 21:29 ---------- Previous post was at 21:19 ----------
Itu aja yg blm usia sklh udh boring y bun,apalagi yh usia sklh? Anak sy yg gede brgkt jam 7- plg jam 2. Sama dg jam kntr sy.mlh kdg sy lbh gasik. Jd sy slu ada untuknya. Buat yg kecil,kyy usia 4 th jg dah sklh deh. Hbs itu bosen lg kan? | Waduh... betul bun, waktu itu anak saya blm genap usia 1 tahun, saya sdh bosennya sampai ke ubun2. Bosen dgn kegiatan sehari2 yg sebagian besar hanya di rumah saja. Sampai dl saya selalu wanti2 suami saya, pokoknya setiap weekend harus pergi ke mall, jalan2 krn saya suntuk di rmh trs..
Apalagi kalau jd IRT trs sampai anak sklh, saya bs tambah uring2an bun.eheheee.. mungkin krn sudah terbiasa bekerja di kantor, jd begitu jd IRT sayanya kaget.
| | |
Saya lg nunggu kelahiran anak pertama. Saya tinggal di rumah aja.. Bukan IRT jg sih krn ada pembantu. Saya cm sesekali aja masak dan ga bersih2 rumah. Saya dan suami ada usaha.. Tp krn dia kerja fulltime kantoran jadi saya yg urus usahanya. Bs dibilang sy istri merangkap entrepreneur. Bukan dagang online tp kita punya tiga toko di mall bun.
Enakan usaha bun sebenernya.. Bisa selalu ada di rumah.. Ngurus karyawan dan stok barang bs dr rumah aja dan ke lokasi cm sminggu dua kali pas weekend. Itupun sama suami.. Saya jg pernah kerja kantoran bund.. Tp pendapatan dr kantor ga sebanding dngn effort dan waktu yg saya ksh buat perusahaan.
Jadi pengusaha itu termasuk "bekerja" kan bun?
Buat ibu ibu yg pngen kerja nambah penghasilan buat rumah tangga mending usaha bun.. Daripada kerja kantoran mending Jadi entrepreneur. Waktunya bebasss.. Bs urus anak.. Dapet ridho suami.. Ga nyalahi syariat.. Rezeki banyakk (relatif sih ini) lebih santai pula..(Awal2 bangun usaha aja capeknya.. Slanjutnya udh lbh santai)
Jadi pengusaha itu bukan bakat.. Tp pengalaman, kerja keras dan tindakan.. Kalo ga action kita ga tau bisa dagang atau engga. Itu menurut saya bun..
Ya Allah.. Terima kasih atas rejekimu.. semoga anak hamba Rafassya selalu sehat dan tumbuh menjadi anak yg sholeh.. Aminn | | | |
Oh gosh!! Kirain nih thread panjang kenapa, ternyata hanya krn kontroversi irt vs wm. Ampun dah, klo makin diperdebatkan malah jd argumentasi tanpa solusi ini mah.
Well, sy share pengalaman diri sendiri ya. Sy S1, pengalaman bekerja di rumah produksi (PH) ternama di Indonesia membuat sy anti dengan urusan dapur yang identik dengan rutinitas irt (masak, lap2 bekas masakanlah, dih lengkeett). Akhirnya setelah nyerah bolak balik kantor tiap hari ditambah mesti beres2 rumah dan masak pulang kerja (suami kurang suka jajanan luar), sy memutuskan jd irt.
Dan ternyata irt itu jauh lebih sulit lho bukibuk sekalian. Tidak punya hari off, mikir masak apa hari ini, besok dan lusa biar ga bosan, di waktu luang tetap mikir mau ngapain (ini paling sulit). Sy sampe ngomong ke suami, coba dulu sy tau bakalan jd irt, sy ambil jurusan masak memasak lho. Haha. Yg ada suami geleng2 kepala 'penyakit wanita jaman sekarang, lebih mau jadi buruh di kantor daripada belajar menyenangkan suaminya tiap hari'
Sy tidak mendiskreditkan yg working mom ya. Hanya saran saya, daripada berdebat, lebih baik masing2 memaksimalkan diri terhadap pilihan masing2.
*/ Kalau pilihan bukibuk sekalian mau jadi irt, sok atuh jadi irt yg maksimal. Kalau selama ini kesan irt itu dekil, tukang gosip, dasteran, yah tunjukkan kalau bukibuk yg irt tidak seperti itu. Tunjukkan klo irt bisa bertutur lebih bijak, smart dan selalu chantyikkk *Syahrini mode on
*/Kalau pilihan bukibuk jd WM, sok jadi WM yg terbaik. Jgn ketika ada ibu2 lain yg memilih jd irt, ibu2 wm nyindir 'ya elo enak suami lo berkecukupan dan mampu'. Ya ga jg kali, krn keputusan jd irt itu jg punya alasan tersendiri. Jadi, ikhlaslah dengan keputusan masing2 karena dari komentar bukibuk di sini bisa kebaca lho siapa yg ga ikhlas menjalankan perannya yang sekarang, hehe.
Oh iya satu lg, buat @anak medan, coba yuk cari defenisi kata2 ini biar ga salah menempatkan. Sy bantu ya:
1. Budak -> kamus inggris sh sy lihat slave = budak, kki. Bekerja keras membanting tulang. Sy sendiri sh menerjemahkan kata 'budak' = pekerja yang dibayar/ gaji (lebih rendah dari buruh) (ini terjemahan terhalus sy) Nah lho, dari defenisi itu @anak medan tau dnk kalau irt itu bukan budak. Wong irt kerjaannya masak, beberes, makan, tidur, nonton, yah iseng2 isi waktu buat online shop klo sy *teteup dan ingat, irt ngelakuinnya buat dirinya, suami dan keluarganya, bukan untuk org lain demi gaji
2. Ngamen -> kamus inggris *lagi ) = singing beggar = bernyanyi dibayar, terjemahan terkasar sy 'mengemis meminta'. Banyak irt tidak meminta lho dari suami. Malah suami berangkat kerja cium kening istrinya, pulang kerja cium bibir istrinya trus nanya, uang cashmu masih ada mah? Nah lho, irt tidak minta, tapi ditawarin. )
So?? @anak medan jgn salah menempatkan kata2 ya, bisa2 malah dipertanyakan, komentar dirimu krn dirimu ga ikhlas jd wm atau gimana? CMIIW
Beli sprei motif bola, dewasa dan anak2 yang lucu di: www.tokopedia.com/rame-shop.
Beli tas branded semi premium kualitas oke di: www.tokopedia.com/ramestall | | | |
Replying to:
Saya lg nunggu kelahiran anak pertama. Saya tinggal di rumah aja.. Bukan IRT jg sih krn ada pembantu. Saya cm sesekali aja masak dan ga bersih2 rumah. Saya dan suami ada usaha.. Tp krn dia kerja fulltime kantoran jadi saya yg urus usahanya. Bs dibilang sy istri merangkap entrepreneur. Bukan dagang online tp kita punya tiga toko di mall bun.
Enakan usaha bun sebenernya.. Bisa selalu ada di rumah.. Ngurus karyawan dan stok barang bs dr rumah aja dan ke lokasi cm sminggu dua kali pas weekend. Itupun sama suami.. Saya jg pernah kerja kantoran bund.. Tp pendapatan dr kantor ga sebanding dngn effort dan waktu yg saya ksh buat perusahaan.
Jadi pengusaha itu termasuk "bekerja" kan bun?
Buat ibu ibu yg pngen kerja nambah penghasilan buat rumah tangga mending usaha bun.. Daripada kerja kantoran mending Jadi entrepreneur. Waktunya bebasss.. Bs urus anak.. Dapet ridho suami.. Ga nyalahi syariat.. Rezeki banyakk (relatif sih ini) lebih santai pula..(Awal2 bangun usaha aja capeknya.. Slanjutnya udh lbh santai)
Jadi pengusaha itu bukan bakat.. Tp pengalaman, kerja keras dan tindakan.. Kalo ga action kita ga tau bisa dagang atau engga. Itu menurut saya bun.. | Betul kata bundaa
waw.. bundaaaa, mudah2an sya bisa sprti bunda..cita2 sya bngt bund bisa buka butik
sya msh krja di kantoran bund..tp drumah sya jg ada dagangan, nyetock fashion2 sendiri dirumah..sya dagang dr kuLiah smpe skrg, bsk kalo uda wktunya resign yg sampingan sya bs jd yg utama mau nglepas krjaan msh agak berat, apa lg sy msh numpang sm mertua, kalo pulang ke kampung halamn oke lah yaa tp ttp aja ga bisa jauhan sma suami
| | |
iku nyimak aj...
biar update trus...
*Shakila Asilah belahan jiwa Ibun* | | | |
Rames : sory, penggunaan kata yg saya buat bukan berasarkan kbbi, tp keseharian di medan. Sepertinya, perjalananmu kurang jauh.
Jangan heran kalau disini kamu bisa lihat ada tambal ban kereta di pajak samping galon.
Btw rames, disni juga bisa sebagai sebutan buat nasi campur :cool
Oiya bunda, nasi campur, tadinya saya malas copas, seperti permintaan bun derick. Tp karna kamu nanya saya ikhlas apa gak jadi WM..
Saya kasi tau yaa:
Replying to:
Sebenernya males nyeritain keadaan ekonomi.
Tapi baiklah.. saya mulai jengah.
Kenapa saya bekerja? Apakah saya kekurangan?
Tidak!
Suami saya masih berusia 30th, seorang pengusaha. Punya 25 karyawan, dengan gaji kisarann1,2jt-2,7jt.
Lalu kenapa saya bekerja?
Saya berkenalan dgn suami sy ketika sy masih bekerja. Sepertinya saya mengalami baby blues. Suami sy kasihan dengan keadaan saya. Lalu dia menyokong keputusan saya. Apalagi, mamih dan suami saya sepertinya bangga kalau anak2 perempuannya dan istrinya bekerja.
Saya butuh suasana lain, saya butuh lingkungan bersosialisasi. Dan suami sy bangga mengatakan ke teman2nya "ya, istrinya bekerja,"
Lalu, kenapa saya tdk membantu suami saja? Atau menjadi karyawannya?
Tidak! Saya memilih jadi analyst perusahaan leasing, karena saya ingin suatu saat bs jadi analyst bumn. Lagian, kalau kerja sama suami, kurang tantangan. Yg ada kalau kerjaan sy ga beres, suami sy marahin balik.
Bahkan saya diberi suami sy, fasilitas mobil+supir, utk pp saya kerja. Tapi saya tolak. Sy memilih naik angkot, mungkin sy mental karyawan yg puas rasanya dengan gaji hanya 3,5jt, namun sy dptkan sendiri, dan ngeluarin ongkos sendiri. Dengan gaji segitu, rasanya aduuhhhh kok buat dibuang2 dgn mobil+supir (padahal uang suami sy). Jadi sy minta ajah budget utk itu, masuk ke tabungan sy tiap bulan (diluar kwajiban belanjanya).
Lalu? Maksud seorang anak medan apa? Pamer gitu? Gak juga sih, cuma biar ente2 faham ajah, wm karena dukungan suami juga. Jadi, kasiiiiaaannn deh luuuu yg pengen ngejob tapi dilarang suami. |
| | |
wah kok pembahasannya jadi melebar kemana2 ya ini..
| | | | | Location: Yg ptg Happy
Posts: 1,946
| |
Yg aus yg aus yg aus
“Lihatlah orang yang dibawahmu dan jangan lihat orang yang diatasmu, hal itu lebih baik sehingga engkau tidak menyepelekan nikmat Allah.” (HR Muslim) | | Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |