Dear Moms,
terhitung dari 18 Agustus, kurang tahu kalau di tempat lain, Pekanbaru Kota Bertuah diselimuti kabut asap akibat karhutla (kebakaran hutan dan lahan). pelakunya patut diberi hukuman sangat setimpal
apalagi sekarang kemarau, el nino, dan apapun kata BMKG gak memungkinkan turun hujan sampai okt-nov. kualitas udara sudah di level berbahaya beberapa hari belakang. kondisinya sudah seperti di film silent hill. jarak pandang hanya 50 m hari ini. bisa dibayangkan betapa tebalnya
sakit tenggorokan sudah kembali menyerang. mata pedih
. hampir 2000 orang sudah kena ISPA di sini.
Asap ini sudah ketiga kalinya dalam tahun ini. Akan tetapi, sekarang yang paling parah. masker sudah g mempan. survive di antara kabut asap ini begitu susah. apalagi dalam kondisi hamil dan sebentar lagi mau punya baby. nggak kebayang aja, seharusnya setelah lahir menghirup udara segar, eh ini malah hirup asap.
gregetan juga sama PEMDA. naikan status dari siaga ke darurat aja malu-malu. alhasil telatlah support dari pemerintah pusat. begitu 80% Sumatra ketutup asap baru gerak*tepok jidat.
Moms, kalau punya anak nanti, tolong ditanamkan agar menjadi orang yang tidak memikirkan kepentingan diri sendiri, namun juga orang lain. berpikir sebelum bertindak
. Karhutla contohnya. slash & burn demi buka lahan dengan cost yang murah. di musim kemarau pula. pelakunya mungkin beberapa orang saja tapi akibatnya?
1. Ekonomi >>> pelaku untung karena g perlu keluar banyak biaya buka lahan, tapi orang lain merugi, terutama di sektor perhubungan dan kesehatan. berapa ribu orang yang jadi korban?
2. Lingkungan >>> berapa juta ton emisi yang dilepas ke udara? bisa2 global warmingnya makin parah. mau kemarau lebih panjang lagi jadi 10 tahun misalnya? atau muka air laut naik sampai pulau2 kecil & pesisir tenggelam semua? atau pada kena kanker kulit karena ozon hilang? atau anak kita g kenal gajah/ harimau/ orang hutan lg karena pada punah?
3. Sosial>>> korbannya ribuan. anak2 gbs sekolah. orang2 sakit.
1996-2015. butuh berapa tahun lagi sampai masalah ini bisa beres? sebenarnya pelakunya sudah jelas siapa. tapi hukum kok selalu tumpul ke atas tajam ke bawah y? nenek curi kayu bakar aja di hutan aja dipenjara. ini pembakar hutan? lama amat proses hukumnya. dari koordinat titik apinya aja langsung ketahuan siapa pelakunya.
maaf ya bundsay kalw berapi-api curhatnya. sudah di level gemas segemas-gemasnya. kalw tidak berkenan silakan tutup aja window nya