KEHILANGAN MUSTIKA
3 Oktober 2008.
Aku menunggu tangisan bayi merah itu,setelah 15
menit kmudian,aku mendengar tangis kencangnya.
Serasa membahana,memecah pintu angkasa.
Aku menamai bayi merah mungil,Ullaika Salwa
Nuraina. Berharap akan menjadi cahaya dan
panutan selama hidupnya.
Tumbuh sehat dan riang,bidadari kecilku
itu.Cantik,berbibir merah,berbulu mata lentik,brkulit
putih dan separuh rambutnya tumbuh ikal...
Siapapun menyayanginya,tak satu dua orang yang
sangat ingin memilikinya. Bidadari kecilku,sangatlah
ramah,selalu melempar senyum kepada siapapun,
Ya,dia menjadi kekuatan haiti dan penghibur
diantara ksusahanku semasa itu.
Ullaika,betapa sayangnya ia kepada siapapun yang
ada di sekelilingnya. Aku tak pernah
menganggap,kenakalan demi knakalan yang ia
perbuat,adalah suatu kesalahan.karena ia memang
istimewa,kemauannya keras,gigih dalam
mempertahankan pendapatnya. Kritis dan berdaya
pekerti tinggi. Hingga suatu ketika,bidadari kecilku
itu mempunyai kelebihan yang tak masuk di akal.
Ya,ia termasuk anak indigo,namun,aku tak pernah
mengusik dunianya,aku membiarkanya tumbuh
seperti anak indigo pada umumnya.
Hingga di suatu hari minggu sore nan kelabu,tiba-
tiba aku mndapat berita,bahwa putri mungilku
itu,muntah-muntah seusai bermain di tempat
pembantuku.segera aku susul,dengan tergopoh-gopoh
karena gerimis dan tanah merah,telah mmbuat
jalanan licin.
Suhu badannya 38'C.segera aku ambil Paracetamol
dan membrikannya. Anakku menggigil seolah ia
tengah berada di suatu gunung es. Ia langsung
tertidur,setelah panas badannya agak menurun,aku
balur dengan bawang dan minyak telon,seperti biasa
jika anak-anakku sakit,aku tak meninggalkan
resep nenek moyang.
Pukul 01.30WIB dini hari,panas badannya naik,dan
mulai mengigau.putri kecilku buang air besar tanpa
disadarinya. Aku basuh separuh badannya,aku ganti
sprei dan selimutnya.aku ganti bajunya,dan
badannya gemetar.panas sekali.aku
termo,40'C.sgera aku dan suamiku membawanya ke
Pusat keesehatan terdekat,yang jaraknya 19 KM
dari rumahku. Pusat kesehatan merujuknya ke
sebuah Rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya.
Aku kembali membawanya ke Rumah Sakit HM.
Disana,anakku segera di infus dan ck darah. Putri
kecilku tergolek lemas tak berdaya.sambil ssekali
mengigau. Panas badan tak jua turun hingga pukul
08.00WIB, 41'5C..anakku kejang,badannya kaku.aku
panik,karna aku tengah sendiri sedang suamiku
tengah mengambil pakaian ganti untuk anakku yang
tiba-tiba menjadi diare dan muntah.perawat
datang,menggunting pakaian,memberikan sebuah
cairan melalui anusnya,dan menyuntikkan
cairan,yang biasa dipakai untuk anak yang kejang.
Putriku tersadar dan mengucap "Bu...Kelonin..".
Kalimat terakhir itulah yang aku dengar,setelah
kemudian ia tertidur. Ia masih juga muntah dan
diare,panasnya tak juga turun,nafasnya mulai tak
teratur sjak muntahnya yang terakhir. Suamiku
teelah datang dan beliau panik,melihat kondisi
putri kecil yang slama puluhan tahun beliau
nantikan. Dokter datang,sekelompok perawat
datang,memberikan pertolongan scanggih mungkin.
Aku mulai tak sadarm
Entah,aku tak tahu,pipa apa,selang apa,cairan-
cairan apa yang dimasukan ke tubuh mungil Ullaika.
Tensinya tak terbaca, detak jantung berhenti,dan
paru-parunya tak berkembang lagi,aku
menangis,sambil terus saja berdoa. Berdoa semua
doa yang aku hapal,memohon apa yang aku
harapkan. Dan ada keajaiban,anakku kembali
bernafas,tensi mulai terbaca,dari 60/50 sampai
80/60. Dan itupun mulai naik turun.tak stabil. Dokter
sekaligus Direktur rumah sakit tersebut,membawa
suamiku ke sebuah ruangan.aku tahu,mski aku
orang yang awam di bidang istilah medis.
Anakku di diagnosa MENINGITIS. Aku mendngarnya dari
balik pintu. Dan dalam darah anakku terdapat Virus
X,virus yang tak diketahui jenis dan asalnya.aku
lemas,dalam hatiku,aku berharap,seperti apapun
keeadaannya,nanti akan aku terima anakku,asal ia
kembali sehat.
Dokter mengatakan,harapan untuk anakku tipis,tapi
aku berbesar hati,dan dokter akan mrujuknya ke
Rumah sakit yang lebih canggih peralatannya.
Ullaika dirujuk k rumah sakit ciawi,masih dengan
oksigen dan sebuah tabung manual yang
dipergunakan untuk memompa paru-parunya.
Sepanjang perjalanan,tubuh anakku semakin
bengkan,masih dalam keadaan koma. Ternyata
sesampai disana, anakku tak diterima,dengan
alasan ruangan PICU tak ada yang kosong,dan
alatnya kurang lengkap. Lemas tubuh kami. Knapa
tadi pihak rumah sakit sanggup menerima rujukan
untuk anakku,dan setelah tahu keadaan
anakku,mereka menolak??? Lalu,Bulikku
menelponku,mengatakan bahwa ada ruang nicu di
rumah sakit SM Cimanggis. Jarak jauh yang kembali
kami tempuh. Badan Ullaika kian bengkak,dan kata
dokter jaga yang ada di rumah sakit
ciawi,menyarankan,untuk melakukan penusukan
adar oksigen yang masuk kedalam kulit berkurang.
Dan stlah itu,baru kami menuju rumah sakit SM.
Diperjalanan,entah kenapa aku begitu gemetar,dan
setelah sampai rumah sakit SM,jiwaku tergoncang...
Bidadari kcilku itu,untuk kesekian kali,dipasang
pipa,kabel entah apa,cairan-cairan apa,aku tak
tahu,dan tubuh anakku membiru lebam. Aku
meninggalkannya beberapa saat untuk membayar DP
dan pesan ruangan. Entahlah,dalam pikiranku,aku
rela kehilangan segalanya yang penting anakku
selamat.
Kemudian telpon di ruang administrasi berbunyi,dan
tak lama karyawati tersebut mengatakan "ibu,di
mohon kmbali keruang periksa.."
Aku berjalan gontai,seolah tahu apa yang
dimaksudkan.kembali aku melihat,perawat itu
mamberikan alat kejut jantung.aku terduduk,dan
tak lama,suamiku memelukku,mengatakan bahwa
Bidadari kecilku,telah diambil Yang Maha Kuasa.
Tuhannnnnn aku sudah berusaha yang terbaik untuk
anakku..kenapa kau ambil juga anakku..."Jeritku
dalam hati..
Kupeluk jasad anakku yang masih membengkak...
"Bu,anak ibu terkena Meningitis dan
Leukimia,mungkin ini jalan terbaik untuk anak ibu
yang belum mengenal dosa..." Kata dokter spesialis
tersebut.
Ya Allah,secanggih apapun peralatan medis tak bisa
menolong anakku.sepandai apapun dokter,tak bisa
mencegah takdir anakku...
Yaa Allah,anakku hanyalah titipanMu.tiba saatnya
Engkau mengambil kembali titipanMu. Aku tak kuasa
menolak apalagi menahan,apa yang bukan menjadi
hakku...
Ampuni aku Ya Allah,jika selama ini,aku kurang
menjaga amanahMu,bila aku lalai dalam merawat
titipan kesayanganMu ya Allah...
Aku ikhlas,sebab semua adalah kehendakmu..semua
adalah kuasaMu...
Aku pasrahkan bidadari kecilku PadaMu ya
Allah,aku relakan dengan kelapangan hatiku...toh
aku telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menjaga amanahMu ini...
Anakku...semoga kau tenang dan bahagia di sana.
Menjadi bunga dan perhiasan dalam taman
surga,dan suatu saat nanti,kau pula yang akan
membawakan payung untuk kedua orang tuamu
ini,kubayangkan,kau akan menyambut kami dengan
ramah senyum dan renyah tawamu....
Selamat jalan anakku sayang,peluk cium dan
timang untukmu...