Hidup ini memang penuh dengan pilihan.
Saya pernah di kondisi seperti anda nyonya harahap.
Kondisi dimana saya tidak mau percaya laki laki, tidak menikah dan tidak punya anak
Kondisi yang menurut saya saat itu "im free" bahkan orangtua saya tidak bisa memaksa saya untuk menikah dan saya focus dg karir.
Duuh.. kalo suda kerja, bisa lupa segalanya. Seperti opis adalah dunia saya.
Dengan gaji yang wow (hehe.. saat itu mungkin tiap bulan bisa beli 2-3motor).
Dengan uang, saya merasa tidak perlu siapa2 (egois).
Hingga suatu hari (ciee.. seperti cerita dongen) saya kenal dg suami saya.
Seperti ditonjok muka saya, waktu suami (waktu itu belum menikah) bertanya dengan saya "apa tujuan kamu hidup??" Karena suami melihat saya seperti robot, hari2 kerjaaa saja
hidup saya hanya bangun tidur, makan, kerja, tidur, bangun tidur, makan, kerja begitu teruuusss..
Saya fikir.. fikir.. jawaban apa untuk pertanyaan suami itu..
Saya jawab "saya hidup untuk membahagiakan orangtua"
Ternyata dalam AlQuran (kitab menurut keyakinan saya) disana suda ditulis, dijelaskan bahwa "manusia itu hidup untuk beribadah".
Apapun yang kita kerjakan dengan niat Allah, insyaAllah itu adalah ibadah.
Dapat penjelasan seperti itu saya seperti kena siram air dingin brrrr segeeer.
Perlahan2 mulailah saya bosan dg pekerjaan,
Saya cari2 bahagia saat shoping, di mall, di cafe, ga pernah jumpa bahagia itu.
Hingga suami melamar saya dengan konsekuensi saya harus resign kerjaan dan jadi ibu rumah tangga aja.
Dan alhamdulillah saya jumpa bahagia disana mom.. didalam rumahtangga.
Suami tidak banyak menuntut banyak dari saya, saya hanya diminta "melahirkan" karena itu adalah hal yang mustahil suami bisa dilakukan (suami saya serba bisa mom.. bisa masak, berkebun, teknisi, mekanik, beres2
kadang belanja harian suami yang pergi tu
).
Sedikit2 saya belajar menjadi istri yang baik,
Sebentar lagi menjadi ibu.. insyaAllah.
Semakin ga sabar menanti saat itu mom..
Kembali lagi diawal hidup ini pilihan mom,
Mo punya anak atau tidak punya itu pilihan.
Kita ga bisa berharap saat tua ada yang merawat (ya kalo kita hidup sampe tua?!)
Bahkan bpkibu kita sekarang ga mau kalo liat kita repot2 urus mereka.
Tapi setidaknya bila kita mati, kita ada yang mendoakan dan insyaAllah doa anak yang sholeh akan senantiasa mengalir mom..
Oh no!! Cerita saya suda ngalahin cerita yang buat trit nih
Maap