Replying to:
bundaa..bundaa..
Aku pengen sharing nih pengalamanku 2 bulan yg lalu..
Tanggal 4-4-2014 aku married.. pas banget tuh bund harinya Jum'at
Jadi kita akad nikah jam 9..
Beberapa jam kemudian saatnya sholat jum'at ..
Ehh suamiku marah² bund gara² aku gak sengaja senggol tangan dia
=))•°•♥ħєє•☺ ħєє ☺•ħєє♥•°•=))
Ternyata dia lupa kalau kita udah muhrim
Jadi dia sempat panik karena dipikir batal wudhu |
Hampir sama kejadiannya bunda vie awalnya suami lupa klu qita sdh mukhrim sesudah diingatkan suami tersenyum malu,klu habis wudhu ƍäª bersebtuhan dengan suami tau istri tidah lah membatalkan wudhu kecuali HB ya tu mah harus mandi junub ya bun..
♓éђê..
♓ёђê..X_X♓èђe
Klu bersentuhan denagn istri dan suami batal itu ada maszab syafi sedangkan mazab Abu Hanifah, Muhammad bin Hasan asy Syaibani dan sebelumny merupakan pendapat Ibnu Abbas, Thawus, al Hasan al Bashri dan Atha’ a bahwa bersenentuhan dengan istri atau suami tdk membatalkan wudhu, Pendapat inilah yang dipilih oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah :mengatakan tidak membatalkan berdasarkan hadist dari aisyah Ra,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِى عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِى الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ يَقُولُ « اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ».
Dari Abu Hurairah, dari Aisyah, aku kehilangan Rasulullah pada suatu malam dari tempat tidurku lalu kucari-cari. Akhirnya tanganku memegang bagian dalam telapak kaki Nabi. Ketika itu Nabi di masjid dan kedua telapak kakinya dalam posisi tegak. Saat itu Nabi sedang mengucapkan doa, ‘Ya Allah, aku berlindung dengan ridhaMu dari murkaMu dan dengan maafMu dari hukumanMu. Aku berlindung dengan diriMu dari siksaMu. Aku tidak mampu memujimu sebagaimana pujianMu untuk diriMu sendiri’ (HR Muslim no 222).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَنَامُ بَيْنَ يَدَىْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَرِجْلاَىَ فِى قِبْلَتِهِ فَإِذَا سَجَدَ غَمَزَنِى فَقَبَضْتُ رِجْلَىَّ وَإِذَا قَامَ بَسَطْتُهُمَا – قَالَتْ – وَالْبُيُوتُ يَوْمَئِذٍ لَيْسَ فِيهَا مَصَابِيحُ.
Dari Aisyah, Aku tidur melintang di hadapan Rasulullah yang sedang shalat. Kedua kakiku terletak di arah kiblat. Jika beliau hendak bersujud beliau sentuh kakiku sehingga kutarik kedua kakiku. Jika beliau bangkit berdiri kembali kuluruskan kakiku. Aisyah bercerita bahwa pada waktu itu tidak ada lampu di rumah (HR Bukhari no 375 dan Muslim no 272).
Kedua hadits di atas menunjukan bahwa sentuhan antara laki-laki dan perempuan tidaklah membatalkan wudhu. Seandainya wudhu batal tentu shalat yang Nabi lakukan juga batal.
Jd ada 2 pendapat silahkan bunda pilih menurut keyakinan bunda2 semuanya, Sэ♍őģą membantu..