Kehadiran buah hati memang hal yang paling ditunggu-tunggu di dunia ini, apalagi mereka pasangan suami istri yang telah menikah sekian lama namun belum kunjung dikaruniai buah hati.
Dengan hadirnya anak ditengah-tengah keluarga, tentu akan membuat hubungan tersebut terasa lebih lengkap dan sempurna. Namun ketika usia perkawinan menginjak tahun pertama, kedua hingga ketiga, rasa kecemasanpun muncul mengapa anda tak kunjung hamil juga.
Tidak segera memiliki buah hati ditengah-tengah keluarga, memicu pasangan suami istri untuk mengadopsi anak dengan maksud sebagai pancingan agar sang istri cepat hamil. Mengadopsi anak sebagai pancingan agar cepat hamil, sudah banyak diyakini oleh sebagain besar masyarakat di Indonesia. Namun hal tersebut justru salah.
Tindakan mengadopsi atau mengangkat anak orang lain sebagai anak anda, bukanlah alternative yang baik untuk memperbaiki siklus hormonal anda. Karena saat berbicara adopsi maka tujuannya adalah memiliki sebuah keluarga, dimana hubungan batin yang harus dibina antara anak dan orang tua harus terbina apapun hubungan biologisnya. Sebagaimana dijelaskan oleh seorang dokter
SpOG, “banyak pasangan yang beranggapan jika dengan mengadopsi anak, makan ia akan lebih mudah memiliki anak, namun sebenarnya anggapan tersebut tidak benar. Hal tersebut malah berpotensi mengganggu hubungan batin dikemudian hari, jika memang anak biologis pasangan tersebut sudah lahir kedunia. Untuk itulah, tindakan mengadopsi anak untuk memancing kehamilan memang tidak direkomendasikan, jelasnya.”
Setiap pasangan suami istri butuh waktu yang berbeda-beda dalam hal memiliki anak. Ada yang segera setelah satu tahun pertama menikah, adapula yang sudah bertahun-tahun usia pernikahan baru dikarunia keturunan. Jika sudah bertahun-tahun lama tak kunjung hamil, pasangan suami istri akan didesak untuk segera memiliki keturunan dan kondisi seperti ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan untuk pasangan suami-istri terutama sang istri yang notabene dituntut untuk sesegera mungkin memiliki buah hati.
Setiap orang yang ingin memiliki anak juga punya pressure (tekanan) yang tinggi, saat baru menikah anda banyak dicecar ‘anda harus punya anak’, terkadang hal tersebut membuat hubungan psikologis lebih menurun dan cenderung memicu stress yang lebih tinggi, dan hal inilah yang cenderung mengganggu ovulasi sehingga berpengaruh pula mengapa anda tak kunjung hamil.
Untuk itu, sebaiknya jika anda ‘terkekeh’ ingin mengadopsi anak. Mulai saat ini persiapkan mental anda sebelum memutuskan tindakan tersebut. Anda juga sebagai orang tua perlu mempersiapkan diri anda bahwa anak yang hendak anda adopsi mungkin tidak akan seperti yang anda harapkan dan bayangkan, baik dari fisik sifat, kecerdasan, perilaku maupun kesehatan. Ubahlah mindset anda bahwa tujuan anda mengadoposi anak bukanlah semata-mata memancing kehamilan agar lebih cepat namun tegakan niat baik anda yang meletarbelakangi proses adopsi tersebut adalah ingin menolong dan menyayangi anak-anak yang kurang beruntung.
Hal tersebut penting dilakukan agar ikatan batin anda dengan si anak tak akan mengalami pasang surut, apalagi dikemudian hari jika anak kandung anda lahir kedunia. Sebaiknya mulai bicarakan dan berikan pengertian pada sang anak agar hubungan keluarga anda tetap terjalin secara harmonis. Dengan persiapan mental yang kuat, kasih sayang anda akan terbagi sama rata jika dikemudian hari anak kandung anda lahir kedunia.