Hasil Copas
Film Porno Merusak Biduk
Rumah Tanggaku
Tags: cerita porno, film porno
+
Suamiku Berselingkuh
Dengan Sahabatku
January 12, 2011
+
Aku Diperkosa
Kekasihku..!
March 3, 2011
+
Suami Punya WIL, Aku
Punya Selingkuh
January 13, 2011
+
Aku Benci Suamiku!
April 22, 2013
Related Posts
Hobi baru mas Dedi menonton film
porno mulai menggangguku ketika dia
mencoba mempraktekkan film yang
ditontonnya itu ke aku. Tentu saja aku
menolak karena permintaannya
macam-macam dan menyakitkan.
Pembaca, sekalipun tidak pernah
terbayang di benakku bahwa rumah
tangga yang telah kami bina selama 15
tahun itu akan hancur lantaran hobi
mas Dedi mengkoleksi dan menonton
film porno .
Sebelum menikah dulu, aku selalu
membayangkan kehidupan pernikahan
yang romantis dan bahagia. Tetapi
kebahagiaan itu hanya aku rasakan di
awal pernikahan kami saja, semuanya
sirna setelah suamiku menjadi seorang
maniak film porno.
Pernikahan kami dilandasi oleh saling
suka dan rasa saling mencintai. Pada
awalnya kehidupan kami sangat
bahagia dan mas Dedi adalah seorang
pria dan suami yang baik.
Kebahagiaan kami semakin lengkap
setelah kami dikaruniai seorang putra,
kami beri nama dia Joko. Sungguh Joko
seorang anak yang cakep dan cerdas.
Sejak ada Joko, kehidupan kami
semakin ceria dan penuh canda tawa.
Rasa-rasanya, aku adalah wanita
paling bahagia di dunia ini. Namun
ternyata kebahagiaan itu hanya sesaat,
keadaan berubah dan semuanya
menjadi sirna.
Awal mula rusaknya biduk rumah
tangga kami dimulai dari hoby baru
mas Dedi, Entahlah, dari mana dia
menemukan hobinya itu, tetapi saat itu
kamar kami tak ubahnya menjadi
tempat rental vcd porno. Beragam film
porno dari artis barat, asia bahkan
adegan seks dari Indonesia pun ada di
kamar kami. Yah mas Dedi menjadi
seorang maniak film-film porno.
Koleksinya mencapai ribuan keping
vcd porno. Disitulah titik awal
kehancuran rumah tangga kami. Film
tersebut pada awalnya tidak
membuatku keberatan, karena aku
pikir hal itu wajar sebagai seorang
seorang pria dewasa.
Masalah paling berat yang kurasa
adalah ketika mas Dedi mulai
melibatkan aku dalam fantasinya.
Setiap akan berhubungan seks, mas
Dedi selalu memutar film porno dan
mengajakku menonton berdua. Dan
usai film, mas Dedi pasti akan
mengajakku melakukan adegan-
adegan dalam film tersebut. Pada
awalnya aku berpikir tidak apa
karena kuanggap itu adalah variasi
seks dan bahkan aku anggap itu
sesuatu yang positif dan bisa membuat
hubungan kami menjadi bergairah
kembali.
Dari hari ke hari, aku merasakan
kalau mas Dedi semakin aneh dan film-
film itu telah merasuki pikirannya.
Pemintaannya semakin aneh dan
semakin berat kulakukan, bahkan
tergolong berbahaya bagiku. Mas Dedi
tidak memberiku kesempatan
berbicara, dia selalu marah ketika
melihatku akan menolak
permintaannya.
Dan peristiwa demi peristiwa aku lalui,
mas Dedi tidak hanya marah tetapi
juga mulai memukul dan mengancam
tidak akan memberi nafkah ke aku
dan anakku bila aku tidak memenuhi
fantasi seksnya. Aku hanyalah seorang
ibu rumah tangga biasa, kerjaku setiap
hari mengurus suami dan anak, aku
tidak memiliki pekerjaan luar untuk
menambah penghasilan. Jadinya aku
hanya bisa pasrah saja terhadap
ancaman mas Dedi. Dan mas Dedi
menjadi semakin gila setelah
mengetahui kepasrahan dan
ketergantungan ekonomiku
kepadanya. Dia memanfaatkan
keadaan dan posisiku ini terutama
disaat akan berhubungan seks.
Hari demi hari, mas Dedi tidak
memperlakukanku sebagai manusia
lagi. Entahlah sudah berapa banyak
benda asing yang dia masukkan ke
dalam vaginaku. Sakitnya sungguh
tidak tertahankan, sakit fisik dan juga
sakit batin ini. Mas Dedi sepertinya
tidak perduli, dia seolah menemukan
kesenangan baru dari penderitaanku
ini.
Yang membuatku malu adalah ternyata
mas Dedi menceritakan apa yang dia
lakukan saat berhubungan seksual
kepada teman dan tetangga kami.
Hatiku bertambah hancur, malu yang
mendera saat bertemu dengan tetangga
dan teman-teman mas Dedi.
Pernah aku mengajaknya bicara baik-
baik, mencoba mengutarakan
keberatanku untuk berhenti
menceritakan persoalan ini kepada
orang lain. Tapi mas Dedi jadi marah-
marah. Aku hanya menangis, segala
angan dan impian tentang pernikahan
yang romantis dan bahagia menjadi
sirna.
Sikap sabarku menjadi luluh ketika
kutahu mas Dedi membina hubungan
dengan wanita lain. Aku yang sudah
sabar dengan kelakuannya selama ini
akhirnya luluh, rasa dikhianati
membuatku marah. Pengorbananku
sama sekali tidak dihargainya.
Akhirnya aku menuntut cerai.
Awalnya aku curhat ke seorang teman,
dari dia aku berkonsultasi ke LBH APIK
di jakarta. Kuceritakan semua masalah
keluargaku dan pihak LBH memberiku
banyak masukan. Aku juga disarankan
untuk melaporan mas Dedi ke polisi
atas kekerasan fisik yang
dilakukannya.
Pilihan dan masukan dari LBH APIK
aku bawa pulang dan aku pikirkan.
Sampai saat ini, aku belum tahu
pilihan mana yang harus aku ambil.
Yang aku pikirkan adalah kondisi
ekonomiku, aku sadar kalau aku
sangat tergantung kepada mas Dedi.
Aku tidak ingin anakku, Joko menjadi
korban jika aku dan suamiku harus
berpisah. Aku hanya bisa berdoa dan
berharap agar mas Dedi bisa berubah.
Aku hanya berharap mas Dedi kembali
ke jalan yang benar dan berhenti total
menonton film porno tersebut. Aku
bahkan tidak keberatan dia menonton
asalkan dia tidak mempraktekkan dan
mempermalukan aku.
***