Salah satu hal yang dapat membuat orangtua panik adalah ketika BAB bayi berlendir. Adanya pup bayi berlendir pada feses bayi bisa mengindikasikan masalah kesehatan tertentu. Lantas, apa saja penyebab feses bayi berlendir?
Penyebab BAB bayi berlendir
Feses bayi tidak sama dengan anak-anak ataupun orang dewasa karena makanan yang mereka konsumsi kebanyakan cair. Hal ini terkadang membuat orangtua sulit mengetahui apakah BAB buah hatinya normal atau tidak, termasuk ketika BAB bayi berlendir.
Terkadang, adanya lendir dalam BAB bayi merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Usus secara alami mengeluarkan lendir untuk membantu feses melewati usus dengan mudah. Lendir pun terlihat seperti garis, tali, atau agar-agar. Biasanya kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi yang diberi ASI eksklusif.
Namun, di sisi lain tinja bayi berlendir pun dapat menandakan adanya infeksi atau masalah medis tertentu, di antaranya:
Diare
Bayi yang mengalami diare dapat mengeluarkan feses yang berair dan mengandung lendir. Tanda-tanda diare pada bayi, yaitu lebih sering BAB, rewel dan menangis, serta menegangkan tubuhnya.
Diare juga bisa menyebabkan bayi mengalami dehidrasi karena banyaknya cairan yang hilang sehingga hal ini harus segera diatasi.
Tumbuh gigi
Tumbuh gigi tidak hanya menyebabkan bayi rewel, namun juga bisa menimbulkan lendir pada feses bayi. Air liur yang berlebih dan rasa sakit karena tumbuh gigi dapat membuat bayi menelan banyak liurnya sehingga bisa mengiritasi usus. Iritasi yang terjadi dapat meningkatkan produksi lendir di usus dan menyebabkan BAB bayi berlendir.
Alergi makanan
Alergi makanan bisa membuat bayi mengalami peradangan. Peradangan yang terjadi memicu peningkatan lendir di usus sehingga menyebabkan BAB bayi berlendir. Selain tinja bayi yang berlendir, tanda lain dari alergi makanan pada bayi, yaitu menjadi rewel, muntah, dan adanya darah pada feses.
Jika alergi adalah penyebab utama lendir pada kotoran bayi, dokter dapat merekomendasikan makanan yang dikonsumsi untuk ibu bila ia menyusui, yaitu untuk menyeleksi beberapa makanan dari diet ibu menyusui. Apabila bayi diberi susu formula, dokter mungkin menyarankan untuk mengganti merek susu formula.
Durasi menyusu terlalu singkat
Adanya perubahan dalam menyusu dapat memengaruhi tekstur kotoran bayi. Bayi yang lebih banyak mendapat foremilk (ASI yang ada di awal pemberian) daripada hindmilk (ASI yang ada di akhir pemberian) lebih mungkin mengeluarkan BAB berlendir. Ini dapat terjadi karena bayi hanya menyusu dalam waktu singkat.
Infeksi
Infeksi bakteri atau virus dapat mengiritasi usus dan menyebabkan peradangan. Hal ini memicu usus mengeluarkan banyak lendir sehingga feses berlendir pada bayi. Demam dan rewel menjadi gejala lain yang menandakan adanya infeksi.
Bayi dengan infeksi juga berpotensi memiliki feses berwarna hijau dan berdarah jika iritasi sudah parah. Sementara, tinja bayi yang mengalami infeksi bakteri seringkali berlendir dan berdarah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa sangat berbahaya.
Intususepsi
Ini merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika usus bayi saling bergesekan. Hal ini bisa menyebabkan aliran darah ke usus hilang dan terjadi penyumbatan feses.
Akibatnya ketika BAB, bayi hanya mengeluarkan lendir menyerupai agar-agar berwarna merah gelap di bawah area yang tersumbat. Gejala lain dari penyakit ini yang dapat terjadi, yaitu sakit perut, muntah, kelelahan, atau sangat mengantuk.
Cystic fibrosis
Meningkatnya jumlah lendir pada bayi dapat terjadi karena penyakit langka cystic fibrosis. Ini merupakan penyakit yang menyebabkan lendir-lendir dalam tubuh lengket dan kental, terutama pada paru-paru, hati, usus, dan pankreas. Penyakit bawaan ini bisa menyebabkan BAB bayi berlendir dan pertumbuhannya terhambat.