*Kekacauan paham
Siapa di sini yang sering sekali ditanya:
"kapan menikah?"
Ada yang menerima pertanyaan ini
dengan santai, nyengir, tertawa, "Belum
dapat jodohnya." atau "Makanya cariin,
dong.", Ada juga yang menerima
pertanyaan ini sedikit formal,
tersenyum tipis, mengangguk pelan,
"Insya Allah segera." Ada juga yang
jengkel sekali menerima pertanyaan ini.
Bahkan dalam titik ekstrem, membuat
malas berangkat kondangan, atau
menghadiri acara keluarga--tempat di
mana modus pertanyaan favorit ini
sering muncul. Kenapa orang2 suka
sekali bertanya: "kapan menikah?",
"kapan nyusul?" Kenapa orang2 rese
sekali pengin tahu? Kepo?
Siapa di sini yang sering ditanya:
"kapan punya momongan?"
Ada yang menerima pertanyaan ini
dengan santai, nyengir, atau tertawa.
Ada yang biasa-biasa saja, formal. Dan
hei, saya harus terus terang, ada juga
yang sepulang dari acara tersebut,
setelah menerima pertanyaan tersebut,
setiba di rumah, langsung berurai air-
mata. Tidak hanya marah, tapi mereka
sedih. Bagi pasangan tertentu, belum
memiliki anak adalah situasi yang berat.
Di tanya mertua, di tanya tetangga, di
tanya teman, tidak cukupkah
pertanyaan itu? Banyak pasangan yg
bertahun2 belum punya anak, jadi
enggan sekali datang ke resepsi, acara
keluarga, atau apa saja yang memiliki
potensi munculnya pertanyaan itu dari
tamu2 undangan lainnya.
Bukankah menikah, jodoh atau memiliki
anak, kelahiran itu rahasia Tuhan?
Tentu saja orang tidak bisa
menjawabnya dengan persisi. Tapi
kenapa orang2 masih saja
menanyakannya?
Saya sering menyaksikan teman sendiri,
kerabat, kenalan, yang sedih dan
jengkel atas pertanyaan ini. Sayangnya,
saya juga tidak tahu jawaban baik
mengatasinya. Honestly, bagi saya
pertanyaan2 itu biasa-biasa saja, tapi
adalah fakta, banyak yang terganggu,
bukan? Dan saya paham rasa
terganggu itu.
Tanpa kesimpulan. Maafkan saya,
catatan ini tanpa kesimpulan solusinya.
Tetapi, ijinkan saya menutup notes ini
dengan hal simpel. Kalian pernah
datang ke pemakaman? Pernah datang
ke acara menguburkan kerabat,
keluarga? Duhai, di acara tersebut,
kenapa tidak ada seseorang yang tiba-
tiba bertanya ke orang lain, "kapan
nyusul yang mati?" Kenapa tidak ada
yang sambil sumringah, mencoba
memecah situasi dengan percakapan
ringan, "hallo om, pak, ibu, kira-kira
kapan nyusul masuk kuburan?"
Nyatanya tidak ada, bukan? Bukankah
mati juga misteri Tuhan? Sama dengan
jodoh, kelahiran? Ini benar2
kekacauan paham yg belum sy
mengerti.
*repost by Tere.