Replying to:
Allahu Akbar,, Allahu Akbar maafkan hamba ya Allah hamba smp lupa kalau Anak itu Amanah dariMu, Rejeki dariMu,
Sedihnya bacanya makasih yach bunda atas testimoninya manfaat bgt dan bersyukur pastinya
semoga testi ini menjadi bahan untuk Kuat, sabar, dan semangat untuk yg belum mendapat momongan yach Aamiin |
Iyaa... cumu2 bunda,... semangaaaat lagi yaa....
---------- Post added at 09:33 ---------- Previous post was at 09:30 ----------
Replying to:
Bagaimana perasaan bunda jika SELALU ditanya?
"Sudah Isi Belum ?"
"Kapan nih punya momongan ?"
"Kok sudah lama menikah belum juga hamil ?"
Sebel, malu, galau, marah, semua jadi satu ya ?!
Hmmmm ... :aa ah:
Cobalah jawab dengan kalimat di bawah ini :
"Hamil, melahirkan, punya anak adalah hak Allah. Allah memberi keturunan kepada orang yang dikehendaki. Allah memberi musibah (misal, keguguran) kepada orang yang dikehendaki. Allah memberi kemandulan kepada orang yang dikehendaki (naudzubillah, semoga kita terhindar dari ini). Maka janganlah melontarkan pertanyaan-pert anyaan demikian, karena itu hak Allah. Mempertanyakan hal itu terus-menerus berarti mempertanyakan kekuasaan Allah"
Apakah Bunda juga sering ditanya dengan pertanyaan serupa? |
iyaaa buat bunda2 yang belum diberi amanah....
ada Curhatan Ibu Muda nih...
Sesuai dengan judul, apalagi yang dicurhatin perempuan yang baru menikah kecuali curhatan naluri keibuannya. Yap.. kehamilan. Pasalnya, setiap bertemu orang pasti yang ditanyakan "dah isi belum?" (what the meaning of 'isi' ? Isi nasi? Xixixi) ya itulah, dah ada dede belum dalam perut ibu?
Hmm.. Secara kasat mata satu dua orang bertanya seperti itu ga apa-apa. Kalo setiap ketemu orang, cape mikirnya. Lho koq dipikir. Iya, apa ga ada pertanyaan lain selain itu? Secara tidak sadar pertanyaan mereka akan terbawa terus keseharian. Yang ada malah timbul rasa iri melihat perempuan lain yang lagi hamil, melihat ibu lain yang menggendong anaknya. Kapan ya saya punya momongan? Yang berujung jadi kesedihan. Bukan tidak mungkin pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang sekeliling membuat penat dua orang insan yang baru berumah tangga. Manalagi beberapa di antara mereka dengan santainya tanpa merasa bersalah (bahkan aku bilang secara tidak langsung melupakan satu hal, apa itu?) "lembur donk.. Biar hasil" atau yang lain bilang "minum ini.. Minum itu.. Biar...."
Whatever...
Aku menghela napas. Manalagi membaca tulisan bang achoer di MyQ. Menunggu bulan. Yup! Bagi pasangan suami istri yang ingin punya momongan, menatap kalender bukan cuma nunggu tanggal gajian. Tapi nunggu juga tanggal si tamu datang ga ke istrinya. Jika dia datang, suami akan bilang, nunggu bulan berikutnya. Jika telat, dag-dig-dug hati keduanya. Cuma telat sesaat ataukah...?
Pelipur laranya, saat seorang ustadz memberikan tausiyahnya untuk menyibak kegalauan hati sepasang insan itu. Apa kata beliau? "anak itu bukan bikinan istri. Anak bukan buatan suami. Bukan bikinan suami istri. Anak adalah Allah yang memproduksi. Lingkungan seakan mendramatisir kalo belum punya anak orang tuanya ga bisa bikin. Lha emangnya si ibu yang bikin? Ibu mah bisanya bikin masakan. Kalo si ibu yang bikin, request lah si ayah. Kata si ibu terserah yang bikin. Si ibu nge fans sama Tao Ming Tse (bener kaga ya nulisnya) dibikin kek gitu. Atau demen banget sama Aishwarya Ray, dibikin kek gitu. Atau kalo si ayah yang bikin pengennya botok (apaan sih) dibikinlah kek bla..bla..bla.. Pertanyaannya Apa bisa? Kalo bapa or ibunya yang bikin atau kedua-duanya yang bikin bukan tidak mungkin di dunia ini semua orang pengen bikinnya yang cantik dan ganteng. Lha si ibu bikin kue aja kadang-kadang bantet. Masak aja kadang-kadang keasinan. Apa bisa kalo bikin anak?
Nah itulah.. Anak bukan ciptaan or bikinan emak bapaknya. Anak ciptaan Allah, Allah yang bikin. Lupa bagaimana penciptaan manusia? Lupa bagaimana penciptaan nabi Adam As? Allah ciptakan manusia dari tanah. Kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya, dititipkan di rahim seorang perempuan.
Allah lah yang Maha Berkehendak. Kehendaknya menciptakan seperti apa? Kehendaknya menciptakan untuk siapa dan kehendaknya pula kapan dititipkan. Jadi, Allah Maha Tahu waktu yang tepat untuk pasangan menerima amanah dari Allah itu. Sering, ini yang kita lupakan. Naudzubillah...
Seperti ada teman si abang yang bilang "Santai aja. Nti juga waktunya dikasih ma Allah mah bakalan dikasih. Sekarang mah disuruh pacaran dulu. Saya aja 3 tahun baru ada"
Kata-kata seperti itu jarang aku temui keluar dari orang-orang terdekat. Yang ada malah untuk guyonan. Waah.. Suaminya ga greget nih. Bla..bla..bla..
Robb.. Terima kasih atas bimbingan Engkau hingga menguatkan aku dan suamiku. Terima kasih karena masih ada di sekelilingku orang yang tidak kufur akan nikmat-Mu lantas mengesampingkan Engkau dengan kembali ke akal mereka.
R
obb.. Kami percaya bahwa Engkau Maha Tahu kapan saat indah Engkau percaya mengamanahkan buah hati kepada kami seperti kami percaya saat indah itu tiba saat kami menunaikan sunnah Rosul-Mu yang penuh perjuangan itu. Seperti saat ini Ya Allah.. Perjuangan tak terhenti, do'a terjalani, dan keyakinan tumbuh di dasar hati kami. Kami serahkan urusan ini pada-Mu. Kami hanyalah makhluk-Mu yang lemah. Yang hanya bisa ikhtiar & do'a namun hasilnya ada pada-Mu. Robb.. Kuatkan, sabarkan dan ikhlaskan kami atas segala ketentuan-Mu.
Sumber : Curhatan Ibu Muda