| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | | Coretan curhat - Ten years later dari Ten years ago Maaf bukan bermaksud memenuhi thread dengan judul yang seolah hanya menumpahkan keegoisan "ingin" dalam hidup, namun barangkali ada secercah semangat dari bunda-bunda yang membaca thread ini untuk saya.
Curhatku tentang tak jauh-jauh dari "kehamilan". Dulu, sebelum menikah ada rasa kekhawatiran tentang cepat/kurang cepatnya bisa hamil setelah menikah. Tentang harus menunggu berapa hari, minggu, bulan maupun tahun. Kenapa timbul rasa demikian, karena dulu sekali saat haid pertama kali hadir dalam kehidupan, bisa dibilang tidak seperti remaja lainnya. Iya, aku kedatangan tamu bulanan untuk pertama kali diusia 17 tahun. Disaat teman SMA yang lain sudah puber, aku belum hehe. Sempat kepikiran, stress karena tekanan pertanyaan dari teman bahkan saudara. Waktu itu hanya periksa ke beberapa bidan, dan kesimpulannya beragam. Ada yang hanya kasih obat (aku lupa nama obatnya) dan kasih semangat, ada juga yang menyimpulkan "kalau ingin melihat detail sebabnya, harus diperiksakan ke rumah sakit, karena ada kasus begini, begitu (sungguh, kesimpulan yang memekakan telinga). Selang beberapa hari atau minggu (aku lupa) dari pemeriksaan kebeberapa bidan belum jua datang haid. Dan pada akhirnya aku pasrahkan, daku adukan semua kesedihan, semua pertanyaan kepada Allah di 1/3 malam_Nya. Singkat cerita, selang beberapa minggu apa yang diharapkan, Allah hadirkan untuk pertama kalinya. Oh Allah terima kasih, walaupun disaat perempuan lain menyebut haid dengan istilah "tamu tak diundang" justru dalam kehidupanku waktu itu adalah "tamu yang harus aku undang".
Saat itu bahagia tak terkira rasanya harapan menjadi kenyataan tentu dengan seizin Allah. Tetapi, tidak berhenti disitu, setelah haid pertama selama 11 hari kemudian suci, bulan depannya, depannya lagi dan depannya lagi haid tak kunjung hadir kembali. Oh Allah, kenapa ini terjadi? "Tanyaku dalam hati". Hidup dirantauan jauh dari orang tua waktu itu, harus lebih menguatkan hati, diri jua tekad. 1 tahun berlalu tanpa haid. Hingga pada akhirnya kuberanikan diri dengan konsultasi ke salah satu dokter kandungan. Dan, alhamdulillah hasilnya tidak menghawatirkan. Dokter memberikan resep, dan kuihktiarkan obat tadi sesuai aturan yang diresepkan. Selang 1 minggu, terima kasih Ya Allah haid untuk kedua, yang sangat kuharapkan akhirnya hadir. Kemudian, alhamdulillah wasyukurillah bulan depan, depannya, dan seterusnya haidku normal. Dan tentu, ini atas seizin Allah.
Itulah perjuangan demi "tamu bulanan".
Saat ini, sepuluh tahun kedepan terhitung dari perjuanganku demi tamu bulanan, aku harus berjibaku dengan perjuangan yang baru. Iya, perjuangan menuju kehamilan. Diusia pernikahan kami menginjak 2 tahun 2 bulan. Tentu bagi kami ini sebuah perjalanan yang cukup panjang demi menunggu hadirnya buah hati. Ikhtiar sudah dan sedang dijalankan, kemudian untuk doa, tentu tak ada satu manusiapun yang menginginkan ketidakbaikan dalam hidupnya. Terkadang semangat up and down. Kalau lagi down begini, rasanya jadi lebih mudah baper. Lihat status wa teman, saudara gendong dede bayinya. Beberapa status yang lain, lain, dan lainnya yang upload beberapa kebahagiaan tentang tumbuh kembang anaknya, saya kok jadi jealous. Sekali lagi bukan mereka yang salah, tapi aku yang perlu disembuhkan dari semangat yang down ini, supaya tak ada kunjungan penyakit hati yang menyeruak. Karena sesungguhnya aku takut, kala aku cemburu memandang mereka yang lebih dulu bahagia, seribu rugi yang aku dapat.
Begitulah sedikitnya perjuangan yang masih kuperjuangkan demi "Kehamilan".
Aku tutup tulisanku dengan positif thinking, positive sentence, dan semoga sebentar lagi positive ditestpack, Aamiin.
Bismillah, aku dengan rentetan ikhtiar dan doaku, semoga Allah izinkan aku untuk bisa hamil dibulan depan, diberikan kesehatan, keselamatan sampai 9 bulan mengandung, melahirkan, merawat dst, dst, Aamiin. Dan pejuang garis dua, tentu kalian hebat. Karena kalian hebat semoga selalu semangat. Semoga Allah mengijabahi harapan kita ya, Aamiin.
| | | | Location: Island
Posts: 35
| |
Semangat ya bun..saya yg menstruasi lebih awal dr bunda di usia 13 tahun dan dapat kelancaran menstruasi tiap bulan,masi menunggu kehamilan selama 7 tahun...sakit,sedih,kecewa,sudah byk sekali yg saya rasakan,melihat teman,saudara yg bahkan jauh lebih muda dr saya telah menimang 1 bahkan sedang dalam penantian kedua ketiga mereka..hati yg kecil dan semakin kecil harus saya lalui dan menyemangati diri sendiri..karena yg bisa menyelamatkab perssaan kita,cuma kita sendiri..semoga penantian ini akan memberi pelajaran hidup dan yang kita nanti segera tiba...
| | | | | Location: Jakarta Utara
Posts: 27
| |
Hai bun Meidi, sepertinya kisah kita hampir mirip. Akupun baru dapet haid pertama kelas 3 SMA disaat yang lain sudah merasakannya dari lama. Haid kedua pun tak pernah teratur, mungkin setahun sama seperti dirimu. Tapi dulu aku ga pernah khawatir apa2.
Sampai pada masa sebelum menikah, aku yang memang ingin segera punya anak mulai mencari tau apa penyakit yang menyebabkan haidku tak pernah kunjung datang. Rasa takut itu datang, bagaimana kalau aku tidak bisa punya anak dan berbagai kekhawatiran lainnya. Tapi aku belum pernah sekalipun konsultasi ke dokter.
Bulan pertama setelah menikah (mens terakhir kalau tidak salah 6 bulan sebelumnya), akhirnya aku mulai ke dokter, bukan untuk promil, tapi hanya ingin tau ada apa denganku. Setelah diperiksa, dokter menyatakan rahimku normal, tidak ada kista, namun sepertinya masalah hormon. Diberi pemancing haid, iya benar setelahnya lalu haid, tapi bulan berikutnya tidak haid lagi.
Begitu terus, sampai ganti2 ke dokter fertilitas, promil yang semangatnya up and down, pernah kepikiran buat bayi tabung, sampai di 2 tahun lebih pernikahan akhirnya mencoba ke dr. Caroline Tirtajasa di Omni Pulomas. 3 bulan program disana dan saya dinyatakan positif hamil, bahagia luar biasaaaa, sampai akhirnya harus merelakannya karena ternyata saya hamil di luar kandungan/ektopik, tepatnya di tuba sebelah kiri. Dan juga harus kehilangan tuba kiriku.
Sudah haid ga pernah datang tanpa pancingan obat, tuba tinggal 1 pula, siapa yang ga ngerasa sedih yaa. Tapiiiiiii, dari berbagai promil dan konsul ke beberapa dokter kemarin itu, aku semakin mengerti tentang tubuhku, tentang obat2 yang "mempan" sama tubuhku.
Sampai di 4 tahun pernikahan, aku memutuskan untuk promil sendiri. Di tahap ini aku sudah merasa yakin kalau aku bisa hamil, dengan bantuan obat (karena niatnya jika belum hamil di usia pernikahan 5 tahun aku sudah mau bayi tabung aja). Aku langsung stok obat penyubur 5 periode. 2 bulan awal, gagal, aku libur sebulan, bulan berikutnya aku pancing haid lagi dan minum obat lagi, ternyata aku positif, tapi sayang cuma bertahan seminggu kemudian luruh dan langsung aku minum lagi penyuburnya dan Alhamdulillah aku positif hamil anakku yang pertama ( hpht 12 des 2017).
Kupikir setelah lahir anak pertama, haid bakalan sedikit teratur, ternyata ya engga, sampai anakku umur 2 tahun ya aku engga dapet haid juga. Huhuhuuu.
Sekarang, aku sedang hamil 33 minggu untuk anak kedua, dengan menggunakan metode dan resep yang sama. Waktu itu aku promil 3 bulan, Alhamdulillah bisa langsung positif.
Buat bun Meidi, percayalah, orang-orang seperti kita yang haidnya selalu ditunggu, masih bisa hamil, Insya Allah.
Semoga selalu diberikan semangat untuk tetap berusaha memiliki keturunan dan Allah mudahkan perjalanannya menuju kesana. Aamiin.
"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa" QS. Ali Imran : 38 | | | |
Halo bun semangat yaa.. semangat selalu buat pejuang garis 2. Gak henti2nya aku ikut doain smoga sgera mnyusul kabar bahagia garis 2.
Aku jadi malu sendiri kalo baca2 thread spt ini, malu krna aku suka "pamer" perut buncit hamil, atau lagi gendong anak, atau lg bercengkrama sama anak di depan org2 yg blm sberuntung aku.
Kadang aku ga enak klo harus papasan lg gendong anak ktmu sma teman yg sdh brthun2 blm dpt ksmptan hamil.
Kdang aku sodorin anak bayiku untuk dia gendong spy bisa sedikit menghibur mereka. Tp sering aku brpkir apa aku sudah benar yaa mlakukan itu?
Smpe bingung sndri dan malu klo ktmu teman2ku itu. Dan ada rasa ga enak jg.
Jd sering bgt saya brtnya2 apa sikap yg paling pantas dr aku untuk mereka temen2ku dn org lain yg blm hamil spy mreka tdk sakit hati?
| | |
Replying to:
Maaf bukan bermaksud memenuhi thread dengan judul yang seolah hanya menumpahkan keegoisan "ingin" dalam hidup, namun barangkali ada secercah semangat dari bunda-bunda yang membaca thread ini untuk saya.
Curhatku tentang tak jauh-jauh dari "kehamilan". Dulu, sebelum menikah ada rasa kekhawatiran tentang cepat/kurang cepatnya bisa hamil setelah menikah. Tentang harus menunggu berapa hari, minggu, bulan maupun tahun. Kenapa timbul rasa demikian, karena dulu sekali saat haid pertama kali hadir dalam kehidupan, bisa dibilang tidak seperti remaja lainnya. Iya, aku kedatangan tamu bulanan untuk pertama kali diusia 17 tahun. Disaat teman SMA yang lain sudah puber, aku belum hehe. Sempat kepikiran, stress karena tekanan pertanyaan dari teman bahkan saudara. Waktu itu hanya periksa ke beberapa bidan, dan kesimpulannya beragam. Ada yang hanya kasih obat (aku lupa nama obatnya) dan kasih semangat, ada juga yang menyimpulkan "kalau ingin melihat detail sebabnya, harus diperiksakan ke rumah sakit, karena ada kasus begini, begitu (sungguh, kesimpulan yang memekakan telinga). Selang beberapa hari atau minggu (aku lupa) dari pemeriksaan kebeberapa bidan belum jua datang haid. Dan pada akhirnya aku pasrahkan, daku adukan semua kesedihan, semua pertanyaan kepada Allah di 1/3 malam_Nya. Singkat cerita, selang beberapa minggu apa yang diharapkan, Allah hadirkan untuk pertama kalinya. Oh Allah terima kasih, walaupun disaat perempuan lain menyebut haid dengan istilah "tamu tak diundang" justru dalam kehidupanku waktu itu adalah "tamu yang harus aku undang".
Saat itu bahagia tak terkira rasanya harapan menjadi kenyataan tentu dengan seizin Allah. Tetapi, tidak berhenti disitu, setelah haid pertama selama 11 hari kemudian suci, bulan depannya, depannya lagi dan depannya lagi haid tak kunjung hadir kembali. Oh Allah, kenapa ini terjadi? "Tanyaku dalam hati". Hidup dirantauan jauh dari orang tua waktu itu, harus lebih menguatkan hati, diri jua tekad. 1 tahun berlalu tanpa haid. Hingga pada akhirnya kuberanikan diri dengan konsultasi ke salah satu dokter kandungan. Dan, alhamdulillah hasilnya tidak menghawatirkan. Dokter memberikan resep, dan kuihktiarkan obat tadi sesuai aturan yang diresepkan. Selang 1 minggu, terima kasih Ya Allah haid untuk kedua, yang sangat kuharapkan akhirnya hadir. Kemudian, alhamdulillah wasyukurillah bulan depan, depannya, dan seterusnya haidku normal. Dan tentu, ini atas seizin Allah.
Itulah perjuangan demi "tamu bulanan".
Saat ini, sepuluh tahun kedepan terhitung dari perjuanganku demi tamu bulanan, aku harus berjibaku dengan perjuangan yang baru. Iya, perjuangan menuju kehamilan. Diusia pernikahan kami menginjak 2 tahun 2 bulan. Tentu bagi kami ini sebuah perjalanan yang cukup panjang demi menunggu hadirnya buah hati. Ikhtiar sudah dan sedang dijalankan, kemudian untuk doa, tentu tak ada satu manusiapun yang menginginkan ketidakbaikan dalam hidupnya. Terkadang semangat up and down. Kalau lagi down begini, rasanya jadi lebih mudah baper. Lihat status wa teman, saudara gendong dede bayinya. Beberapa status yang lain, lain, dan lainnya yang upload beberapa kebahagiaan tentang tumbuh kembang anaknya, saya kok jadi jealous. Sekali lagi bukan mereka yang salah, tapi aku yang perlu disembuhkan dari semangat yang down ini, supaya tak ada kunjungan penyakit hati yang menyeruak. Karena sesungguhnya aku takut, kala aku cemburu memandang mereka yang lebih dulu bahagia, seribu rugi yang aku dapat.
Begitulah sedikitnya perjuangan yang masih kuperjuangkan demi "Kehamilan".
Aku tutup tulisanku dengan positif thinking, positive sentence, dan semoga sebentar lagi positive ditestpack, Aamiin.
Bismillah, aku dengan rentetan ikhtiar dan doaku, semoga Allah izinkan aku untuk bisa hamil dibulan depan, diberikan kesehatan, keselamatan sampai 9 bulan mengandung, melahirkan, merawat dst, dst, Aamiin. Dan pejuang garis dua, tentu kalian hebat. Karena kalian hebat semoga selalu semangat. Semoga Allah mengijabahi harapan kita ya, Aamiin. | Semangat ya mom
| | |
Semangat ya bun ... yg pnting kita dan keluarga skrng pada sehat ya
Aku mlh kasian sama anaku yg bru kls 5 sd .. dia uring uringan merskn skit prtm kli haid
| | |
Semangat yaa mom untuk pejuang garis 2, saya harus menunggu 6,5 tahun untuk hamil yang sekarang, itu juga dengan perjuangan ( 1x hamil tidak berkembang dan operasi laparoskopi & histeroskopi ) dan tentunya atas ijin dan rejeki dari Tuhan karena kita berdoa dan berusaha yang menentukan kapan doa kita dijawab hanya Tuhan yang tau..intinya sih tetap semangat jangan menyerah semua ada waktunya..
| | |
Replying to:
Hai bun Meidi, sepertinya kisah kita hampir mirip. Akupun baru dapet haid pertama kelas 3 SMA disaat yang lain sudah merasakannya dari lama. Haid kedua pun tak pernah teratur, mungkin setahun sama seperti dirimu. Tapi dulu aku ga pernah khawatir apa2.
Sampai pada masa sebelum menikah, aku yang memang ingin segera punya anak mulai mencari tau apa penyakit yang menyebabkan haidku tak pernah kunjung datang. Rasa takut itu datang, bagaimana kalau aku tidak bisa punya anak dan berbagai kekhawatiran lainnya. Tapi aku belum pernah sekalipun konsultasi ke dokter.
Bulan pertama setelah menikah (mens terakhir kalau tidak salah 6 bulan sebelumnya), akhirnya aku mulai ke dokter, bukan untuk promil, tapi hanya ingin tau ada apa denganku. Setelah diperiksa, dokter menyatakan rahimku normal, tidak ada kista, namun sepertinya masalah hormon. Diberi pemancing haid, iya benar setelahnya lalu haid, tapi bulan berikutnya tidak haid lagi. ��
Begitu terus, sampai ganti2 ke dokter fertilitas, promil yang semangatnya up and down, pernah kepikiran buat bayi tabung, sampai di 2 tahun lebih pernikahan akhirnya mencoba ke dr. Caroline Tirtajasa di Omni Pulomas. 3 bulan program disana dan saya dinyatakan positif hamil, bahagia luar biasaaaa, sampai akhirnya harus merelakannya karena ternyata saya hamil di luar kandungan/ektopik, tepatnya di tuba sebelah kiri. Dan juga harus kehilangan tuba kiriku.
Sudah haid ga pernah datang tanpa pancingan obat, tuba tinggal 1 pula, siapa yang ga ngerasa sedih yaa. Tapiiiiiii, dari berbagai promil dan konsul ke beberapa dokter kemarin itu, aku semakin mengerti tentang tubuhku, tentang obat2 yang "mempan" sama tubuhku.
Sampai di 4 tahun pernikahan, aku memutuskan untuk promil sendiri. Di tahap ini aku sudah merasa yakin kalau aku bisa hamil, dengan bantuan obat (karena niatnya jika belum hamil di usia pernikahan 5 tahun aku sudah mau bayi tabung aja). Aku langsung stok obat penyubur 5 periode. 2 bulan awal, gagal, aku libur sebulan, bulan berikutnya aku pancing haid lagi dan minum obat lagi, ternyata aku positif, tapi sayang cuma bertahan seminggu kemudian luruh dan langsung aku minum lagi penyuburnya dan Alhamdulillah aku positif hamil anakku yang pertama ( hpht 12 des 2017).
Kupikir setelah lahir anak pertama, haid bakalan sedikit teratur, ternyata ya engga, sampai anakku umur 2 tahun ya aku engga dapet haid juga. Huhuhuuu.
Sekarang, aku sedang hamil 33 minggu untuk anak kedua, dengan menggunakan metode dan resep yang sama. Waktu itu aku promil 3 bulan, Alhamdulillah bisa langsung positif.
Buat bun Meidi, percayalah, orang-orang seperti kita yang haidnya selalu ditunggu, masih bisa hamil, Insya Allah.
Semoga selalu diberikan semangat untuk tetap berusaha memiliki keturunan dan Allah mudahkan perjalanannya menuju kesana. Aamiin. |
Bun, obat penyubur nya utk 5 periode beli sendiri tanpa resep dokter?
| | |
Replying to:
Halo bun semangat yaa.. semangat selalu buat pejuang garis 2. Gak henti2nya aku ikut doain smoga sgera mnyusul kabar bahagia garis 2.
Aku jadi malu sendiri kalo baca2 thread spt ini, malu krna aku suka "pamer" perut buncit hamil, atau lagi gendong anak, atau lg bercengkrama sama anak di depan org2 yg blm sberuntung aku.
Kadang aku ga enak klo harus papasan lg gendong anak ktmu sma teman yg sdh brthun2 blm dpt ksmptan hamil.
Kdang aku sodorin anak bayiku untuk dia gendong spy bisa sedikit menghibur mereka. Tp sering aku brpkir apa aku sudah benar yaa mlakukan itu?
Smpe bingung sndri dan malu klo ktmu teman2ku itu. Dan ada rasa ga enak jg.
Jd sering bgt saya brtnya2 apa sikap yg paling pantas dr aku untuk mereka temen2ku dn org lain yg blm hamil spy mreka tdk sakit hati? | Aku jg suka pikir kae gituh..tp yah that's life Bun..qta ndak bisa menyenangkan setiap org,krn setiap org pnya hidup yg beda. Yg penting selalu berpikiran positif ajah sama org..kalo ada temen yg mgkin udh lama blm hamil,jgn ditanyain kenapa. Mreka jg ndak tau dan psti udh cape ditnya gtuh. Kasih kata2 yg positif ajah dan doakan yg trbaik. Kalo akrab,bisa kasih pelukan semangat juga. aku percaya Tuhan selalu kasih yg trbaik buat umatNya.
| | Non-aktif | | Location: surabaya, jawa timur
Posts: 4
| |
Halo bun semangat yaa.. semangat selalu buat pejuang garis 2. Gak henti2nya aku ikut doain smoga sgera mnyusul kabar bahagia garis 2.
Kunjungi : https://lactacaps.id/
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |