Aku yang tak bisa lagi berteman

hai bunda-bunda

aku mau curhat yaa

sekedar sharing,semoga cerita ku bisa di ambil pelajaran.


aku ingin menceritakan kisahku tentang sebuah pertemanan atau dulu ku anggap persahabatan.

aku mulai mengenal mereka saat SMA karena saat itu aku pertama kali jauh dari rumah ya aku ngekost di salah satu kota di jawa timur.

sebagai murid baru aku sama sekali tak punya kenalan disana,
jadi bertemu dengan mereka sangat membuatku senang apalagi kami satu kos.

melalui banyak hal bersama,tinggal di tempat yang sama,satu kelas juga membuat kami cepat sekali akrab bahkan sangat dekat.

Awalnya saat masih kelas 1 aku tidaK terlalu dekat dengan mereka,karena aku fokus pada sekolahku,aku sekolah-belajar-dan jadi favorite guru..
Tapi saat semester 2 aku merasa kenapa kehidupan sekolahku sangat membosankan?

melihat mereka yang tidak terlalu serius belajar,pulang sekolah main bahkan berpacaran jujur aku iri.
mulailah aku dekat dengan mereka

awalnya kami ber6
main bareng
curhat bareng
makan bareng
tidur bareng
bahkan mandi bereng

sedekat itu kami
semua kami ceritakan satu sama lain,bahkan pacar-pacar kami saling kenal satu sama lain.
kami juga sering pergi rame-rame berpasangan.

sampai kami luluspun kami masih dekat
meski setelah itu kami saling berjauhan dan sibuk dengan kehidupan kami masing-masing ada juga yang sudah menikah dan punya anak tapi kami masih saling kontak
tak jarang setiap beberapa bulan sekali kami janjian meetup.


hingga pada bulan juni tahun 2012 saat sore hari salah satu pacar mereka menelponku menanyakan apakah "A" sudah tidur dengan cowok lain?
jelas aku kaget dan sebagai sahabat tentu aku menjawab tidak tahu,jangan tanyakan itu sama aku.

aku pikir dengan menjawab hal itu masalah sudah beres ooh ternyata tidak,3hari setelahnya aku tidak tahu si cowok ini ngomong apa ke temanku yang jelas 3temanku mendatangiku dan menuntut penjelasan tentang apa saja yang sudah aku katakan pada pacarnya itu.
dia bilang mereka putus karena itu.
aku jawab sejujurnya dong.
eh temanku ini tidak percaya sama aku,katanya bukan itu yang dia denger dari pacarnya.
dan dia bilang aku gak boleh seperti itu kita kenal udah lama,udah tahu kejelekan masing-masing harusnya gak usah gitu.

what????

setelah itu mereka ber3 pergi

persahabatan 5 tahun gak ada artinya buat dia yang lebih milih percaya sama pacarnya yang brengsek itu


saat itu juga akau nangis kejer,hatiku terasa sakiiiiit banget
aku gak pernah ngerasa sesakit ini,bahkan buat msalah cowok
tapi ini sakit hati yang timbul karena mereka gak percaya aku.


dan lebih parahnya lagi 2minggu setelah itu dia datang lagi untuk pinjam uang ke aku seolah tak terjadi apa-apa.
dan benar mereka balikan lagi.



sikapku masih biasa saja,aku masih sakit hati tapi aku tahan.

berlanjut lagi dia pindah kekosanku dan membuat beberapa penghuni kos lainnya merasa tidak nyaman dengan segala kelakuannya.
kerena yang lain tahunya dia temanku akhirnya aku lah yang di tegur.


sejak dia pindah ke kosanku aku sama sekali gak ngomong sama dia,mungkin lama-lama dia sadar kalau aku marah sama dia.

hingga akhirnya aku beranikan ngomong ke dia tentang semua komplainan penghuni kos yang lain.
yang ada pacarnya gak terima,kebetulan dia lagi sama pacarnya dan beberapa temannya yang dulu ikut ngelabrak aku dan yah aku juga kenal dengan mereka karena mereka juga temanku.

aku bahkan hampir di pukul sama salah satu pacar mereka.


setelah itu dia pindah kosan.
hubungan ku dengan mereka pun putus disitu.


kalau ada yang bilang patah hati sama cowok itu sakit bagiku
lebih sakit kalau patah hati sama sahabat.



sejak saat itu aku yang awalnya anak yang supel,sangat mudah bergaul,ceria dan siap berteman dengan siapa saja perlahan berubah.


aku takut menjadi terlalu dekat dengan seseorang.
jadi kalau aku punya teman baru kalau dia mulai mengakrabkan diri ke aku aku secara otomatis membangun tembok pelindung utuk diriku.
aku akan menjauh


ini khusus untuk teman ya
karena aku sama sekali tidak ada masalah soal percintaan,mungkin ini juga sebabnya patah hatiku karena teman amat terasa.
aku seakan trauma,aku sangat sulit memulai pertemanan baru yang seperti dulu.
aku hanya bisa cerita ke keluarga dan pasanganku.


hingga pada tahun 2015 mereka hadir lagi di kehidupanku,kami mulai dekat lagi
kami manyadari dulu itu kesalahan di masa labil dan mencoba utuk saling mamaafkan.
dan jujur aku masih menyayangi mereka.


kami kembali berteman,sering ketemuan,bahkan anak-anak kami sering bermain bersama.
3 bulan sekali kami janjian untuk makan-makan.



hingga saat suamiku sakit di grub WA ada salah satu dari mereka mengetik "enak dong nungguin di RS kerjaanya makan,tidur,nonton drakor"

aku tahu dia bercanda,tapi kenapa membacanya terasa sakit ya
apalagi di kondisi pandemi seperti ini dirawat di rumah sakit bukan sesuatu yang patut di senangi.


aku kecewa



saat aku cerita pada suamiku,suamiku bilang yang seperti itu bukan teman namanya.


deg...
aku tersadar
yaa mereka bukan teman,teman gak akan bilang seperti itu
saat itu juga memutuskan untuk tidak berteman lagi dengan mereka.

aku keluar dari grub WA
aku menghapus semua no.mereka
mengunfollow semua sosmed mereka,dan tidak kepo dengan kehidupan mereka semua.


dan hasilnya aku lega..
entah kenapa hatiku lega..
aku sekarang tidak punya teman tapi aku baik-baik saja.

merekapun sampai detik ini tidak ada yang mencari atau menhubungiku.


meski aku masih belum bisa membuka hati untuk hubungan pertemanan yang baru tapi aku sudah berdamai dengan diriku sendiri bahwa tak apa meski aku tak punya sahabat,aku masih punya Allah,keluarga dan diriku sendiri.

aku lebih bahagia....

 

 

karena semakin dewasa, kita makin bisa milih kok bund.. milih temen mana yg merugikan mana yg enggak..
gak apa bund g punya teman asal punya ALLAH..


saya aja teman dekat cuma beberapa..lainnya ya bgitulah, dtg kalau ada maunya aja..hehehe


smgt bunda !!

 

 

hehe iya bunda...
terimakasih semangatnya..
palah dengan begini aku bisa mengambil jalan syukurnya bunda..
berarti ini cara Allah menjauhkan aku dari orang - orang yang gak baik sama aku...

 

 

Wuah,baca ini...ikutan gemas ama temen2nyah...
Akupun ndak yg tipe suka brtemen ama org akrab2..temenku bnyak,tp smua sama..skedar temen. ndak ada yg namanya sahabat. Apalg sejak kenal dgn suamiku, sahabatku yah 1 itu,suamiku. Apa2 yah crta sama dia...krn klo ama org lain,ntah jd ndak bener rasanya emosiku. Suamiku jg 1 tipe ama aku,jd kami sama2 saling prcaya ajah,slg crta slg brbagi. Dan kami happy dgn keadaan bgituh. Kalo udh brkeluarga yah emang prioritas ama pasangan ajah,Bun. Krn tmen2 itu mah dtg dan prgi,ndak akan stay trs,krn toh Qta pun ndak akan jd prioritas mreka.

 

 

hu'um bund

sejak saat itu prioritas ku juga ke keluarga,
sekarangpun aku sama seperti bunda berteman sekedarnya ^_^

 

 

Masya Allah.. Bener2 berbobot banget ini pelajaran moralnya.. Makasih ya bunda udah mau cerita.

Gpp semakin tua, circle pertemanan kita makin kecil. Skrg stlh sy menikah, sahabat saya yg cewek paling cuma 2. Padahal dlu jaman single mah banyak, hehe

Btw suaminya sdh sembuh bunda? Semoga segera diberikan kesembuhan ya.. Sehat selalu buat bunda sekeluarga.

Saya pun pernah ngerasain nungguin suami di RS karena kecelakaan kerja. Itu aja uda bikin sedih banget, apalagi klo sampe dapet omongan kyk tmen2 bunda.. Pengen nampol rasanya..

 

 

Aku pun yg dari kecil sudah sering kena bully, SMA pindah ke jawa punya banyak sahabat, tp sudah nikah pun ga punya teman sama sekali, semuanya sebatas penonton status sosmed aja, malah skrg dikucilkan tetangga karena ga suka diajak ghibah sama mereka, sering pula dijadikan kambing hitam orang2 padahal gatau apa2.
Haha hidup ini lucu tp aku seneng dan ngerasa tenang krna circle kita cm suami dan keluarga. Malah enak mau cerita apapun bebas ga takut disebarin lg ke orang banyak
Emang bun begini lebih2 bahagia dibanding maksain diri berteman sama org yg salah

 

 

Mbak Mitra dewi aku dari jember juga mbak ada akun IG gak mbak mau sharing2 @mitra dewi