Maaf mo curhat ya bunda bunda disini..
Sikap manusiawi kadang ada ego sedikit bukan karna kita tidak peduli, tetapi kebutuhan yang membuat kita terkadang harus tutup mata, membantu sebisa kita.
Begini bundas..
Suamiq adalah tulang punggung keluarganya, Alhamdulillah penghasilan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan kami berdua di rantau, dan kirimin keluarganya bantu menyokong kehidupan mertua yang hanya ngandelin warung kelontong. Dari ke 3adiknya yang sudah lulus kuliah, baru si bontot cew yang sudah bekerja. Itupun kami syukuri meski hanya umk surabaya, dan ga bisa support kasih ke mama mertua, karena dia prepare menabung buat nikahannya.
Aq dan suami punya latar belakang yang sama. Sama sama dari keluarga tidak mampu, hanya berbekal bisa rampung kedua ortu kami nguliahin anak. Tapi kedua adik ipar cowok cowok belum pada kerja, masih di rumah dan belum bisa estafet tanggung jawab menghidupi kebutuhan orang rumah. Sementara ayah mertua sudah tua, dulu kerja di proyek, cuma faktor usia yang buat ayah mertuaq di rumah kan.
Masalahnya koq ya sepupu sepupu suami itu orang susah kebanyakan, ada dua sepupunya yang berhasil jadi medical representative dan lumayan penghasilannya, cuma koq selama ni peluit bener, aq dan suami itu paham lo bunda, ga asal ngejudge orang sembarangan..kami akan berpikir positif ahh mungkin di pengahasilannya yang besar, dia punya kebutuhan yang besar, tapi ga sepupunya asli pelit bund yang penghasilannya besar itu..
Semalam suami ditelfon keluarga mertua dari surabaya, bahwa tantenya dah tua umur 50an lebih masuk rumah sakit, pengapuran dan maag akut, HB nya rendah , klo normalnya 9, dia cuma HB nya 6, butuh transfusi darah..
Tante suamiq itu perawan tua ga punya suami bund..dan anak lah tentunya. Ga punya pekerjaan, hidup dengan keluarga tanteq juga yang pas pasan.
Mertua telfon untuk pada ngumpulin dana biaya rumah sakit tante suami.
Yang aq sesali, sudah 1tahun lebih aq hijrah ke Kalimantan, dan sebelum hijrah aq pernah nengokin dia sakit dan aq bilang untuk diuruskan bpjs buat tante.
Tapi sampai sekarat kali ini yg parah pun ga kunjung daftar bpjs mandiri.
Saya sendiri bund, kemarin dah dimintai tolong adik ipar yang mau nikah september, pinjam duit dulu, karena bodoh bener adik iparq itu bulan september nikah, depositonya cair september juga, kondisi saya hamil, aja niy masih nabung buat kelahiran, dan
HPL Juni ni, buat pulang ongkos pesawat juga..
Suamipun sudah berkoordinasi ma saya, untuk menyumbang biaya perawatan rumah sakit tantenya.,ekspektasi saya saya lewat uang suami juga(karna saya ga kerja)bisa kasih nominal sekian, ehh malah suami di bawah nominal ekspektasi saya, mungkin pikiran suami juga prepare pengeluaran lain. Padahal update terakhir, diopname di RS Swasta yang dekat rumah full kelas 3 nya, smalem sementara di kelas 1 dengan transfusi butuh cepat ambil PMI aja dah 2juta bund smlem..wajarkah bund, klo kami hanya menyanggupi sedikit dari kebutuhan selama tante di rumah sakit, bingung mikirin juga dengan dana dari mana, ponakan dia yang perhatian, ga pelit dan ada dana meski ga banyak itu cuma suami, klo dari saudara suami itu perhatian tapi mereka juga pada belum kerja..
Kesel juga koq ga ikutin saran saya dibikinkan bpjs..buat meringankan biaya kesehatannya