Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
adinda...   TS 
Non-aktif
 
Posts: 245
Default Dukungan Suami Dari Artis Film Ketika Cinta Bertasbih.

Mual dan muntah

Saat hamil anak pertama, saya sempat mengalami mual dan muntah di bulan pertama hingga ketiga dan kondisi tersebut bisa dikatakan cukup melelahkan. Bahkan, kondisi ini sempat membuat saya sulit beraktivitas karena sering merasa pusing, lemas, dan letih selama trimester pertama tersebut. Saya memahami, dalam kondisi seperti ini, sebagian wanita biasanya mengharapkan suami atau orang di sekitarnya bisa membantu menghilangkan ketidaknyamanan ini. Namun apa daya kondisi ini memang sering ditemui pada ibu hamil karena adanya perubahan hormon.

Untungnya, suami saya Ory Vitrio Abdullah atau yang kerap dipanggil Rio, adalah suami yang cukup siaga dan selalu menemani di setiap kesempatan. Senang, deh, rasanya ketika suami bisa ikut menemani saya ketika harus melalui momen kehamilan yang melelahkan ini. Bahkan, suami selalu berusaha untuk menenangkan saya dengan mengatakan, “Ini adalah proses alami yang akan dilalui oleh hampir setiap ibu hamil. Jadi, tetap bersyukur dan bersabar ya, karena kamu beruntung bisa mengalami Momen Wow ibu hamil ini.” Setelah saya pikir-pikir, perkataan suami saya betul juga ya, Bu. Apakah Ibu juga berpikir hal yang sama?

Ngidam

Sebetulnya, saya termasuk orang yang kurang percaya dengan ngidam, Bu. Menurut saya, kondisi ini hanyalah sugesti ketika hamil. Selama saya hamil anak pertama, saya tak mengalami ngidam sama sekali. Namun, saat hamil anak kedua, entah bagaimana, ada satu kali saya merasakan keinginan yang amat sangat untuk makan bebek betutu langganan saya dan suami yang berada di kawasan Pondok Indah. “Mungkin ini yang namanya ngidam,” pikir saya.

Saat itu, saya tak memiliki keinginan untuk menyantap makanan lain dan hanya menginginkan bebek betutu itu. Wah, rasanya bebek betutu tersebut sudah melayang-layang di kepala dan saya seperti sudah bisa mencium aromanya saat itu, Bu. Akhirnya, saya pun menyampaikan keinginan ini kepada suami. Namun, suami saya saat itu justru menganggap kondisi ini sebagai sugesti saja. Malahan, ia meminta saya menyantap makanan lain yang ada di rumah. Memang, restoran bebek betutu ini terbilang jauh dari rumah kami di kawasan Bintaro, dan pasti macet jika memaksakan diri untuk pergi ke sana di sore hari.

Tanpa sepengetahuan suami, akhirnya saya mencari nomor telepon restoran tersebut untuk layanan pesan antar. Namun, saya tidak berhasil mendapatkan nomor telepon tersebut dan kembali meminta kepada suami. Putus asa karena tak kunjung mendapat persetujuan suami, saya pun hanya bisa menatap gambar bebek betutu di layar handphone sambil menangis.

Namun, siapa sangka, ternyata suami saya memberikan kejutan saat makan malam. Bebek betutu itu sudah tersaji di meja makan. Saya senangnya bukan main dan makan dengan lahap. Sejujurnya, sampai sekarang pun saya masih belum paham kenapa bisa sampai sepengin itu makan bebek betutu, padahal sebelumnya tak pernah. “Ternyata seperti ini ya rasanya ngidam,” pikir saya waktu itu.

Kaki bengkak

Selain urusan ngidam, saya pun mengalami kaki bengkak, terutama pada kehamilan pertama karena bobot tubuh saya naik hingga sekitar 25kg. Kondisi ini tentunya membuat saya sering merasa pegal. Seperti ibu hamil pada umumnya, ada rasanya saya ingin dipijat oleh suami. Namun, melihat suami yang sudah capek sepulang kerja, saya jadi tak tega sendiri untuk minta dipijat. Saya tak mau membuatnya jadi kerepotan padahal suami sendiri sudah capek karena pekerjaannya.

Sebetulnya, suami saya cukup sering menawarkan diri untuk memijat atau sekadar mengelus-elus punggung saya sebelum tidur. Beberapa kali saya menerima tawarannya itu dan rasanya senang sekali Bu, melihat suami sangat perhatian dengan Momen Wow di masa kehamilan yang saya alami saat itu. Akan tetapi, ada kalanya saya sering menolak tawarannya itu karena tak tega dan tak ingin suami kecapekan, padahal dalam hati rasanya pengin juga dimanja oleh suami. Mungkin bisa dibilang kalau saya dan suami sama-sama merasa kasihan dengan kondisi satu sama lain. Bang Rio kasihan sama saya yang sedang hamil, saya pun kasihan sama suami yang lelah setelah bekerja seharian.Tanpa sepengetahuan suami, saya akhirnya sering memanggil tukang pijat untuk meredakan rasa pegal yang dialami saat itu.

Khawatir berlebihan

Biasanya, kehamilan pertama cenderung mudah membuat ibu merasa khawatir berlebihan. Kurangnya pengetahuan serta pengalaman, sering kali membuat Ibu maupun suami Ibu lebih mudah merasa takut dengan kondisi ibu dan janin. Kondisi ini juga pernah saya alami dulu Bu, sewaktu hamil anak pertama. Apakah Ibu juga merasakannya?

Nah, rasa khawatir yang saya alami saat itu, justru muncul dalam bentuk rasa penasaran pada kondisi kehamilan saya. Alhasil, saya dan suami jadi giat mencari banyak informasi seputar kehamilan. Berhubung saya memang termasuk orang yang sangat suka membaca, biasanya saya mencari informasi tersebut dari buku, sementara suami lebih senang mencarinya dari video di internet atau sekadar bertanya kepada teman-temannya yang mengalami hal serupa. Setidaknya, dengan bertambahnya bekal kami seputar kehamilan, saya dan suami jadi dapat mengatasi rasa takut selama menjalani masa kehamilan, Bu.

Stres

Kondisi kehamilan yang cukup melelahkan, sering kali menjadi pemicu utama munculnya stres pada ibu hamil. Saya pun begitu, Bu. Namun, saya memang tipe orang yang senang sekali berkegiatan. Kalau terlalu lama di rumah, saya justru merasa capek dan bosan. Itulah sebabnya, saya mencoba untuk mencari kegiatan selama hamil untuk membantu mengalihkan perhatian sehingga tak mudah bosan dan stres. Saat berkegiatan, pikiran saya sudah di tempat lain. Bahkan, saya sempat lupa kalau sedang hamil, Bu. Suami saya pun sering menanyakan hal ini kepada saya, “Kamu kok seperti nggak ada capeknya, ya? Seperti nggak sedang hamil.” Dengan banyaknya kegiatan saya, begitu sampai rumah, saya sudah terlalu capek sehingga sudah tak punya tenaga untuk marah.

Nah, sedikit cerita, pada kehamilan pertama, saya sempat mengalami kondisi Simfisis Pubis Disfungsi atau dikenal dengan nama Pain Girdle Pelvis (PGP), yang menyebabkan tulang panggul saya terasa nyeri saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau hanya mengangkat kaki. Bahkan, untuk mengenakan celana saja, saya membutuhkan pertolongan dari suami. Duh, kalau diingat-ingat lagi, kondisi ini cukup membuat saya stres lho, Bu.

Saat itulah merupakan momen terlelah yang saya lalui ketika hamil. Tak ingin suami khawatir, saya pun kerap kali menangis secara diam-diam. Untungnya, dukungan suami untuk saya tak pernah putus. Bang Rio selalu mengingatkan saya untuk selalu sabar dan jangan mengeluh. Sesakit apa pun, harus tetap dijalani dengan bersyukur dan ikhlas.

Kelelahan

Saat hamil, tubuh saya memang lebih cepat capek jika terlalu banyak aktivitas. Saya rasa, hal ini pun dirasakan juga oleh semua ibu hamil. Untungnya, suami adalah sosok yang begitu siaga yang selalu mengingatkan saya untuk istirahat. Selain menyiapkan obat, membuatkan susu, dan menyuapi saat tengah malam, Bang Rio pun selalu menemani saya melakukan beraktivitas kemana pun, baik di dalam maupun luar kota.

Tak hanya itu, bentuk dukungan terbesar juga datang dari ibu saya. Selama hamil, ibu tak pernah berhenti mengingatkan saya untuk selalu mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi, seperti kacang hijau, sayur-sayuran, hingga beragam jus. Saya benar-benar bersyukur ibu saya masih diberi kesehatan. Saat hamil kedua, Ibu saya tak hanya menjaga saya namun juga anak pertama saya. Beliau sangat membantu sekali terutama ketika saya sudah memasuki trimester ketiga.

sumber: kesehatan wanita hamil dari Oki Setiana Dewi

Profesi: Pemain Film "Ketika Cinta Bertasbih"
dan pemilik Oki Setiana Dewi Bridal
 
  #2  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 
Replying to: View Post
Mual dan muntah

Saat hamil anak pertama, saya sempat mengalami mual dan muntah di bulan pertama hingga ketiga dan kondisi tersebut bisa dikatakan cukup melelahkan. Bahkan, kondisi ini sempat membuat saya sulit beraktivitas karena sering merasa pusing, lemas, dan letih selama trimester pertama tersebut. Saya memahami, dalam kondisi seperti ini, sebagian wanita biasanya mengharapkan suami atau orang di sekitarnya bisa membantu menghilangkan ketidaknyamanan ini. Namun apa daya kondisi ini memang sering ditemui pada ibu hamil karena adanya perubahan hormon.

Untungnya, suami saya Ory Vitrio Abdullah atau yang kerap dipanggil Rio, adalah suami yang cukup siaga dan selalu menemani di setiap kesempatan. Senang, deh, rasanya ketika suami bisa ikut menemani saya ketika harus melalui momen kehamilan yang melelahkan ini. Bahkan, suami selalu berusaha untuk menenangkan saya dengan mengatakan, “Ini adalah proses alami yang akan dilalui oleh hampir setiap ibu hamil. Jadi, tetap bersyukur dan bersabar ya, karena kamu beruntung bisa mengalami Momen Wow ibu hamil ini.” Setelah saya pikir-pikir, perkataan suami saya betul juga ya, Bu. Apakah Ibu juga berpikir hal yang sama?

Ngidam

Sebetulnya, saya termasuk orang yang kurang percaya dengan ngidam, Bu. Menurut saya, kondisi ini hanyalah sugesti ketika hamil. Selama saya hamil anak pertama, saya tak mengalami ngidam sama sekali. Namun, saat hamil anak kedua, entah bagaimana, ada satu kali saya merasakan keinginan yang amat sangat untuk makan bebek betutu langganan saya dan suami yang berada di kawasan Pondok Indah. “Mungkin ini yang namanya ngidam,” pikir saya.

Saat itu, saya tak memiliki keinginan untuk menyantap makanan lain dan hanya menginginkan bebek betutu itu. Wah, rasanya bebek betutu tersebut sudah melayang-layang di kepala dan saya seperti sudah bisa mencium aromanya saat itu, Bu. Akhirnya, saya pun menyampaikan keinginan ini kepada suami. Namun, suami saya saat itu justru menganggap kondisi ini sebagai sugesti saja. Malahan, ia meminta saya menyantap makanan lain yang ada di rumah. Memang, restoran bebek betutu ini terbilang jauh dari rumah kami di kawasan Bintaro, dan pasti macet jika memaksakan diri untuk pergi ke sana di sore hari.

Tanpa sepengetahuan suami, akhirnya saya mencari nomor telepon restoran tersebut untuk layanan pesan antar. Namun, saya tidak berhasil mendapatkan nomor telepon tersebut dan kembali meminta kepada suami. Putus asa karena tak kunjung mendapat persetujuan suami, saya pun hanya bisa menatap gambar bebek betutu di layar handphone sambil menangis.

Namun, siapa sangka, ternyata suami saya memberikan kejutan saat makan malam. Bebek betutu itu sudah tersaji di meja makan. Saya senangnya bukan main dan makan dengan lahap. Sejujurnya, sampai sekarang pun saya masih belum paham kenapa bisa sampai sepengin itu makan bebek betutu, padahal sebelumnya tak pernah. “Ternyata seperti ini ya rasanya ngidam,” pikir saya waktu itu.

Kaki bengkak

Selain urusan ngidam, saya pun mengalami kaki bengkak, terutama pada kehamilan pertama karena bobot tubuh saya naik hingga sekitar 25kg. Kondisi ini tentunya membuat saya sering merasa pegal. Seperti ibu hamil pada umumnya, ada rasanya saya ingin dipijat oleh suami. Namun, melihat suami yang sudah capek sepulang kerja, saya jadi tak tega sendiri untuk minta dipijat. Saya tak mau membuatnya jadi kerepotan padahal suami sendiri sudah capek karena pekerjaannya.

Sebetulnya, suami saya cukup sering menawarkan diri untuk memijat atau sekadar mengelus-elus punggung saya sebelum tidur. Beberapa kali saya menerima tawarannya itu dan rasanya senang sekali Bu, melihat suami sangat perhatian dengan Momen Wow di masa kehamilan yang saya alami saat itu. Akan tetapi, ada kalanya saya sering menolak tawarannya itu karena tak tega dan tak ingin suami kecapekan, padahal dalam hati rasanya pengin juga dimanja oleh suami. Mungkin bisa dibilang kalau saya dan suami sama-sama merasa kasihan dengan kondisi satu sama lain. Bang Rio kasihan sama saya yang sedang hamil, saya pun kasihan sama suami yang lelah setelah bekerja seharian.Tanpa sepengetahuan suami, saya akhirnya sering memanggil tukang pijat untuk meredakan rasa pegal yang dialami saat itu.

Khawatir berlebihan

Biasanya, kehamilan pertama cenderung mudah membuat ibu merasa khawatir berlebihan. Kurangnya pengetahuan serta pengalaman, sering kali membuat Ibu maupun suami Ibu lebih mudah merasa takut dengan kondisi ibu dan janin. Kondisi ini juga pernah saya alami dulu Bu, sewaktu hamil anak pertama. Apakah Ibu juga merasakannya?

Nah, rasa khawatir yang saya alami saat itu, justru muncul dalam bentuk rasa penasaran pada kondisi kehamilan saya. Alhasil, saya dan suami jadi giat mencari banyak informasi seputar kehamilan. Berhubung saya memang termasuk orang yang sangat suka membaca, biasanya saya mencari informasi tersebut dari buku, sementara suami lebih senang mencarinya dari video di internet atau sekadar bertanya kepada teman-temannya yang mengalami hal serupa. Setidaknya, dengan bertambahnya bekal kami seputar kehamilan, saya dan suami jadi dapat mengatasi rasa takut selama menjalani masa kehamilan, Bu.

Stres

Kondisi kehamilan yang cukup melelahkan, sering kali menjadi pemicu utama munculnya stres pada ibu hamil. Saya pun begitu, Bu. Namun, saya memang tipe orang yang senang sekali berkegiatan. Kalau terlalu lama di rumah, saya justru merasa capek dan bosan. Itulah sebabnya, saya mencoba untuk mencari kegiatan selama hamil untuk membantu mengalihkan perhatian sehingga tak mudah bosan dan stres. Saat berkegiatan, pikiran saya sudah di tempat lain. Bahkan, saya sempat lupa kalau sedang hamil, Bu. Suami saya pun sering menanyakan hal ini kepada saya, “Kamu kok seperti nggak ada capeknya, ya? Seperti nggak sedang hamil.” Dengan banyaknya kegiatan saya, begitu sampai rumah, saya sudah terlalu capek sehingga sudah tak punya tenaga untuk marah.

Nah, sedikit cerita, pada kehamilan pertama, saya sempat mengalami kondisi Simfisis Pubis Disfungsi atau dikenal dengan nama Pain Girdle Pelvis (PGP), yang menyebabkan tulang panggul saya terasa nyeri saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau hanya mengangkat kaki. Bahkan, untuk mengenakan celana saja, saya membutuhkan pertolongan dari suami. Duh, kalau diingat-ingat lagi, kondisi ini cukup membuat saya stres lho, Bu.

Saat itulah merupakan momen terlelah yang saya lalui ketika hamil. Tak ingin suami khawatir, saya pun kerap kali menangis secara diam-diam. Untungnya, dukungan suami untuk saya tak pernah putus. Bang Rio selalu mengingatkan saya untuk selalu sabar dan jangan mengeluh. Sesakit apa pun, harus tetap dijalani dengan bersyukur dan ikhlas.

Kelelahan

Saat hamil, tubuh saya memang lebih cepat capek jika terlalu banyak aktivitas. Saya rasa, hal ini pun dirasakan juga oleh semua ibu hamil. Untungnya, suami adalah sosok yang begitu siaga yang selalu mengingatkan saya untuk istirahat. Selain menyiapkan obat, membuatkan susu, dan menyuapi saat tengah malam, Bang Rio pun selalu menemani saya melakukan beraktivitas kemana pun, baik di dalam maupun luar kota.

Tak hanya itu, bentuk dukungan terbesar juga datang dari ibu saya. Selama hamil, ibu tak pernah berhenti mengingatkan saya untuk selalu mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi, seperti kacang hijau, sayur-sayuran, hingga beragam jus. Saya benar-benar bersyukur ibu saya masih diberi kesehatan. Saat hamil kedua, Ibu saya tak hanya menjaga saya namun juga anak pertama saya. Beliau sangat membantu sekali terutama ketika saya sudah memasuki trimester ketiga.

sumber: kesehatan wanita hamil dari Oki Setiana Dewi

Profesi: Pemain Film "Ketika Cinta Bertasbih"
dan pemilik Oki Setiana Dewi Bridal
terimakasih untuk infonya...
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Kurangnya dukungan dan pengertian dari suami -- Kenalan Yuk! 7
Gak Ada dukungan suami.. -- Kenalan Yuk! 13
dukungan suami sangat dibutuhkan -- Ngobrol Apa Saja 2
surat cinta dari suami -- Ngobrol Apa Saja 6
Seneng bget sll dpet dukungan dari suami -- Kenalan Yuk! 10


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 23:15.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com