Bedah caesar merupakan salah satu metode melahirkan yang sedang ramai dibicarakan, terutama di kalangan ibu-ibu muda. Sayangnya, keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang operasi caesar yang benar membuat banyak ibu “termakan” mitos yang keliru dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara medis. Pun tidak sedikit perempuan yang akhirnya enggan melahirkan dengan cara ini karena desas-desus soal caesar yang salah kaprah.
Nah, ketimbang menelan mentah-mentah informasi yang tak jelas sumbernya, yuk simak fakta dan mitos mengenai operasi caesar berikut ini.
- Tidak Bisa Melakukan Skin-to-Skin Contact
Mitos pertama yang cukup sering terdengar dari proses bedah caesar adalah ibu tidak bisa melakukan kontak skin-to-skin dengan bayi sesaat setelah melahirkan. Faktanya, mereka yang melahirkan dengan cara ini tetap bisa, lho, melakukan kontak kulit dengan bayi ketika perut sedang dijahit. Jadi, jangan sungkan meminta dokter/perawat untuk meletakkan si bayi di dada Bunda, ya!
Mitos caesar kedua inilah yang banyak menimbulkan kekhawatiran pada mereka yang ingin melahirkan lewat bedah caesar. Nyatanya, ASI yang tidak keluar sangat mungkin terjadi pada siapa pun, termasuk ibu yang melahirkan dengan cara “normal” atau vaginal birth.
Inisiasi menyusui dini (IMD) pada ibu dengan operasi*caesar bahkan bisa dilakukan ketika masih berada dalam ruang operasi. Bunda pun bisa meminta obat pereda nyeri pada dokter agar tidak merasakan sakit saat menyusui pertama kali.
Nah, mitos inilah yang paling sering diembuskan orang-orang dan akhirnya menjadi semacam bahan “nyinyir”, bahwa mereka yang melahirkan dengan caesar adalah ibu yang egois karena tidak mau merasakan sakit. Betulkah?
Saat proses operasi berlangsung, si ibu memang tidak akan merasa sakit karena sudah diberikan suntik anestesi (bius). Namun, tidak lama setelah biusnya habis, ibu akan mulai merasakan sakit yang cukup signifikan, tidak hanya berjam-jam, beberapa ibu bahkan merasakan nyerinya sampai beberapa minggu. Nah, masih mau bilang kalau melahirkan caesar itu tidak sakit?
- Ibu Tak Sadar Selama Operasi
Saat operasi caesar berlangsung, ibu masih sepenuhnya terjaga karena hanya tubuh bagian bawahlah yang mendapat suntik bius/anestesi. Jadi, ibu pun masih bisa mendengar obrolan dokter atau suara alat medis yang dipakai saat tindakan bedah berlangsung.
- Sekali Caesar, Selamanya Caesar
Mitos berikutnya adalah adanya anggapan bahwa mereka yang pernah melahirkan dengan bedah caesar, maka pada proses kelahiran berikutnya juga akan terus caesar. Faktanya, siapa pun bisa melahirkan secara “normal” pada kelahiran selanjutnya selama kondisi fisik dan psikisnya memungkinkan. Kuncinya adalah melakukan komunikasi dengan dokter seterbuka mungkin.
- Kehidupan Seks Lebih Baik
Melebarnya otot-otot vagina dan rongga panggul setelah proses melahirkan “normal” dianggap sebagai salah satu penyebab berkurangnya rasa nikmat saat bercinta dengan pasangan. Namun, bedah caesar pun bukan merupakan jaminan kehidupan seks yang lebih baik.
Tips paling jitu untuk mengembalikan kekencangan otot vagina adalah dengan rutin melakukan senam kegel. Selain tidak terlalu banyak gerakan, senam ini juga bisa dipraktikkan kapan saja.
- Jadwal Bersalin Bisa Diatur Sesukanya
Salah satu keuntungan dari melahirkan dengan cara caesar adalah calon orang tua bisa menentukan/memilih tanggal bersalin sesuka hati. Namun, hal tersebut juga tidak bisa dijadikan patokan, sebab masih ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan baik-baik saat ingin melakukan caesar, salah satunya adalah cukup tidaknya usia janin. Untuk itu, komunikasikan dengan dokter kandungan atau bidan yang akan menangani proses bersalin Anda nantinya.
Nah, itu dia mitos seputar operasi caesar yang perlu Bunda ketahui. Agar kesehatan ibu dan bayi terjaga, jangan lupa mengonsumsi suplemen dan vitamin tambahan yang aman selama hamil dan menyusui.
Semoga bermanfaat
Sumber