Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Diskusi Seputar Kehamilan > Diskusi Umum

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
Yeni L...   TS 
 
Location: Tenggarong, Kutai Kartanegara
Posts: 278
Default Pengalaman saya Polihidramnion + KPD (Ketuban Pecah Dini)

Selamat pagi bunda-bunda!

Saya cuma ingin berbagi pengalaman saya kemarin. Saya divonis Polihidramnion oleh dokter saya ketika usia kehamilan 31w. Saya bingung bund, apa itu Polihidramnion? Lalu dokter menjelaskan bahwa itu keadaan dimana air ketuban saya terlalu banyak hingga membuat perut saya nampak besar sekali, padahal kehamilan saya baru 31w. Memang saya agak bingung sebelumnya kenapa perut saya besar sekali seolah mengandung anak kembar. Kalau orang sini malah bilang kembar air. Tapi perut saya besar sekali bund...

Lantas saya bertanya, "Apa risikonya, Dok? Apakah bisa dikurangi (air ketubannya)?"

Dokter bilang tidak bisa. Saya berisiko melahirkan prematur karena rahim saya tidak bisa lagi 'melar' untuk menampung ketuban + bayi saya.

Ternyata, 5 hari setelah itu, saya mulai mengalami ketuban rembes bund, diikuti dengan bercak darah. Saya pikir celana dalam saya kotor, tapi ternyata noda darahnya hilang. Dan keesokan harinya terjadi lagi. Akhirnya setelah itu saya bawa ke Puskesmas, namun bidan di Puskesmas pun tidak bisa memastikan apakah itu ketuban atau bukan. Saya tidak merasakan apa-apa ketika ketubannya rembes disertai bercak darah/flek. Saya hanya diberikan surat rujukan ke Rumah Sakit untuk besok ke Poli Kandungan. Karena takut terjadi apa-apa, saya malam harinya ke dokter kandungan dan tetap tidak mendapatkan kepastian apa yang menyebabkan ketuban saya itu rembes (masih belum pasti itu ketuban pada waktu itu bund).

Karena dokter A ini cuma memberi saya resep penguat kandungan dan antibiotik, saya masih takut karena ketuban saya terus-menerus rembes. Akhirnya besok sorenya saya ke dokter B, dokter yang memvonis saya Polihidramnion. Setelah di cek dengan kertas lakmus, ternyata benar itu ketuban tapi flek darahnya sudah tidak keluar. Dokter B memberi saya surat rujukan untuk opname di Rumah Sakit agar bisa dirawat intensif dan disuntik pematang paru.

Alhasil, malam harinya sekitar pukul 11 malam saya ke IGD dengan membawa surat rujukan Dokter B. Sekitar satu jam saya menunggu di IGD, saya merasa kebelet pipis. Belum sempat suami saya mencari perawatnya ternyata ketuban saya pecah. Saya pikir saya pipis, karena merasa ingin pipis sebelumnya. Tapi saya tidak bisa menahannya. Banyak sekali ketuban saya waktu itu.

Singkat cerita, perut saya mengecil drastis. Saya akhirnya dibawa ke ruangan rawat inap. Satu jam sejak ketuban saya pecah, saya mulai merasakan kontraksi. Saya tidak bisa tidur semalaman. Pagi harinya ketika saya bilang ke dokter B bahwa saya merasakan kontraksi, beliau malah bilang itu hanya kontraksi palsu. Jelang tengah hari rasa sakitnya semakin turun ke bawah seolah anak saya mencari jalan keluar. Rasa sakitnya semakin sering dan sakit hingga akhirnya pukul 10 lewat 20 malam, saya mengalami kontraksi yang tidak berkurang sedikit pun rasa sakitnya seperti sebelumnya.

Perawat dan bidan yang ada lantas memeriksa bukaan saya dan ternyata sudah full. Saya langsung panik karena saya baru sempat suntik pematang paru untuk bayi saya 2x, seharusnya 4x. Akhirnya saya melahirkan pukul 10 lewat 40 malam dengan persalinan normal dan tanpa ketuban (jadi saya harus mengejan terus-menerus). Berat anak saya waktu itu hanya 1,600gram dengan panjang 44cm. Dia tidak bisa menangis, hanya merintih. Mungil sekali bund...

Setelah itu, anak saya langsung dibawa ke inkubator dan dipasang oksigen serta selang untuk minum ASI. Saya sehat wal afiat, namun anak saya berjuang hidup dengan berbagai alat selama seminggu. Hingga akhirnya dia meninggal dengan wajah tersenyum. Saya sedih sekali awalnya bund, karena ini buah hati pertama kami. Tapi sang Pencipta lebih sayang padanya...

Sebenarnya masih banyak detail lainnya yang belum saya ceritakan, tapi saya ambil singkatnya saja bund.. semoga bunda-bunda disini tidak ada yang mengalami seperti saya. Semoga bunda-bunda sekalian bisa lebih mengerti bahwa kelainan seperti Polihidramnion itu berisiko tinggi terhadap kehamilan. Maaf jika ini tidak penting dan terlalu panjang bund...
 
Thread lain yang berhubungan:
  #2  
Old
itoel...
 
Location: Slamet, Tumpang, Malang
Posts: 1,331
 
Terima kasih sudah berbagi kisahnya bu. Turut berduka cita atas kehilangan anak ibu.
Penyebab polihidramnion itu apa?
 
  #3  
Old
Yeni L...   TS 
 
Location: Tenggarong, Kutai Kartanegara
Posts: 278
 
Replying to: View Post
Terima kasih sudah berbagi kisahnya bu. Turut berduka cita atas kehilangan anak ibu.
Penyebab polihidramnion itu apa?
Iya, sama-sama bunda...

Saya juga kurang jelas kemarin bu, tapi katanya bisa aja anaknya sering pipis di dalem atau ibunya minum terlalu banyak berlebihan. Tapi saya kemaren minumnya biasa aja sih, kalo haus aja minumnya.

Coba bunda liat link ini, siapa tahu bisa menjelaskan dengan lebih jelas bund: Polihidramnion - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter
 
  #4  
Old
shanum...
 
Posts: 205
 
Turut berduka cita bun . . Anak bunda skeng sudah bahagia d surgaNya yang nanti.ya akan menjemput ayah bunda.nya k surga .
Iya klau boleh tau . Penyebab.nya itu apa ya bun .
 
  #5  
Old
Yeni L...   TS 
 
Location: Tenggarong, Kutai Kartanegara
Posts: 278
 
Replying to: View Post
Turut berduka cita bun . . Anak bunda skeng sudah bahagia d surgaNya yang nanti.ya akan menjemput ayah bunda.nya k surga .
Iya klau boleh tau . Penyebab.nya itu apa ya bun .
Iya bunda, terima kasih saya sudah ikhlas, meskipun masih kangen kalo liat fotonya...

Waktu itu kurang jelas juga bund, dokter cuma bilang kalo ga anaknya didalem pipis mulu, ibunya yang kebanyakan minum. Tapi saya nemu link ini bund, mungkin bisa diliat untuk menambah pengetahuan bunda juga Polihidramnion - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter
 
  #6  
Old
shanum...
 
Posts: 205
 
Terimakash bunda.link.nya . . Semoga d segerakan dapet tiket H lgi ya bun . Dan kejadian yang ini nggk terulang kembali Aamin .
 
  #7  
Old
Yeni L...   TS 
 
Location: Tenggarong, Kutai Kartanegara
Posts: 278
 
Replying to: View Post
Terimakash bunda.link.nya . . Semoga d segerakan dapet tiket H lgi ya bun . Dan kejadian yang ini nggk terulang kembali Aamin .
Amiiin terima kasih doanya bunda... ini juga saya sengaja nggak KB dulu karena kemaren pun susah hamilnya. Nyaris 2 tahun baru positif hamil bund
 
  #8  
Old
TriGal...
 
Posts: 1,902
 
Turut berduka cita ya bunda ts.
 
  #9  
Old
ummi k...
 
Location: di persingahan
Posts: 4,357
 
Replying to: View Post
Selamat pagi bunda-bunda!

Saya cuma ingin berbagi pengalaman saya kemarin. Saya divonis Polihidramnion oleh dokter saya ketika usia kehamilan 31w. Saya bingung bund, apa itu Polihidramnion? Lalu dokter menjelaskan bahwa itu keadaan dimana air ketuban saya terlalu banyak hingga membuat perut saya nampak besar sekali, padahal kehamilan saya baru 31w. Memang saya agak bingung sebelumnya kenapa perut saya besar sekali seolah mengandung anak kembar. Kalau orang sini malah bilang kembar air. Tapi perut saya besar sekali bund...

Lantas saya bertanya, "Apa risikonya, Dok? Apakah bisa dikurangi (air ketubannya)?"

Dokter bilang tidak bisa. Saya berisiko melahirkan prematur karena rahim saya tidak bisa lagi 'melar' untuk menampung ketuban + bayi saya.

Ternyata, 5 hari setelah itu, saya mulai mengalami ketuban rembes bund, diikuti dengan bercak darah. Saya pikir celana dalam saya kotor, tapi ternyata noda darahnya hilang. Dan keesokan harinya terjadi lagi. Akhirnya setelah itu saya bawa ke Puskesmas, namun bidan di Puskesmas pun tidak bisa memastikan apakah itu ketuban atau bukan. Saya tidak merasakan apa-apa ketika ketubannya rembes disertai bercak darah/flek. Saya hanya diberikan surat rujukan ke Rumah Sakit untuk besok ke Poli Kandungan. Karena takut terjadi apa-apa, saya malam harinya ke dokter kandungan dan tetap tidak mendapatkan kepastian apa yang menyebabkan ketuban saya itu rembes (masih belum pasti itu ketuban pada waktu itu bund).

Karena dokter A ini cuma memberi saya resep penguat kandungan dan antibiotik, saya masih takut karena ketuban saya terus-menerus rembes. Akhirnya besok sorenya saya ke dokter B, dokter yang memvonis saya Polihidramnion. Setelah di cek dengan kertas lakmus, ternyata benar itu ketuban tapi flek darahnya sudah tidak keluar. Dokter B memberi saya surat rujukan untuk opname di Rumah Sakit agar bisa dirawat intensif dan disuntik pematang paru.

Alhasil, malam harinya sekitar pukul 11 malam saya ke IGD dengan membawa surat rujukan Dokter B. Sekitar satu jam saya menunggu di IGD, saya merasa kebelet pipis. Belum sempat suami saya mencari perawatnya ternyata ketuban saya pecah. Saya pikir saya pipis, karena merasa ingin pipis sebelumnya. Tapi saya tidak bisa menahannya. Banyak sekali ketuban saya waktu itu.

Singkat cerita, perut saya mengecil drastis. Saya akhirnya dibawa ke ruangan rawat inap. Satu jam sejak ketuban saya pecah, saya mulai merasakan kontraksi. Saya tidak bisa tidur semalaman. Pagi harinya ketika saya bilang ke dokter B bahwa saya merasakan kontraksi, beliau malah bilang itu hanya kontraksi palsu. Jelang tengah hari rasa sakitnya semakin turun ke bawah seolah anak saya mencari jalan keluar. Rasa sakitnya semakin sering dan sakit hingga akhirnya pukul 10 lewat 20 malam, saya mengalami kontraksi yang tidak berkurang sedikit pun rasa sakitnya seperti sebelumnya.

Perawat dan bidan yang ada lantas memeriksa bukaan saya dan ternyata sudah full. Saya langsung panik karena saya baru sempat suntik pematang paru untuk bayi saya 2x, seharusnya 4x. Akhirnya saya melahirkan pukul 10 lewat 40 malam dengan persalinan normal dan tanpa ketuban (jadi saya harus mengejan terus-menerus). Berat anak saya waktu itu hanya 1,600gram dengan panjang 44cm. Dia tidak bisa menangis, hanya merintih. Mungil sekali bund...

Setelah itu, anak saya langsung dibawa ke inkubator dan dipasang oksigen serta selang untuk minum ASI. Saya sehat wal afiat, namun anak saya berjuang hidup dengan berbagai alat selama seminggu. Hingga akhirnya dia meninggal dengan wajah tersenyum. Saya sedih sekali awalnya bund, karena ini buah hati pertama kami. Tapi sang Pencipta lebih sayang padanya...

Sebenarnya masih banyak detail lainnya yang belum saya ceritakan, tapi saya ambil singkatnya saja bund.. semoga bunda-bunda disini tidak ada yang mengalami seperti saya. Semoga bunda-bunda sekalian bisa lebih mengerti bahwa kelainan seperti Polihidramnion itu berisiko tinggi terhadap kehamilan. Maaf jika ini tidak penting dan terlalu panjang bund...
terimakasih sudah berbagi bunda Yeni...
ini penting untuk di jadikan perhatian bagi bumil yang juga mengalami polihidramnion agar lebih waspada lagi untuk hal yang di luar kendali...

saya turut ber empati dengan dengan apa yang bunda alami...
semoga bunda diberikan banyak kesabaran dan ke ikhlasan untuk menerima takdir ini, amin...

 
  #10  
Old
Difvan...
 
Posts: 59
 
terimakasih sudah berbagi cerita bund, lagi2 cerita yg menambah pengetahuan di forum ini, turut berduka cita yah bund, saya bingung apakah sad ending atau happy ending, yg jelas ending yg terbaik yg dipilih sang pencipta.. saya terharu dengan perjuangan bunda sampai tetes darah penghabisan.. pasti se malaikat kecil pun, ikut terharu dengan perjuangan bunda.. semoga cepat diberi mlaikat kecil lg yah bund..
 
  #11  
Old
mamafa...
 
Location: medan
Posts: 81
 
Replying to: View Post
Selamat pagi bunda-bunda!

Saya cuma ingin berbagi pengalaman saya kemarin. Saya divonis Polihidramnion oleh dokter saya ketika usia kehamilan 31w. Saya bingung bund, apa itu Polihidramnion? Lalu dokter menjelaskan bahwa itu keadaan dimana air ketuban saya terlalu banyak hingga membuat perut saya nampak besar sekali, padahal kehamilan saya baru 31w. Memang saya agak bingung sebelumnya kenapa perut saya besar sekali seolah mengandung anak kembar. Kalau orang sini malah bilang kembar air. Tapi perut saya besar sekali bund...

Lantas saya bertanya, "Apa risikonya, Dok? Apakah bisa dikurangi (air ketubannya)?"

Dokter bilang tidak bisa. Saya berisiko melahirkan prematur karena rahim saya tidak bisa lagi 'melar' untuk menampung ketuban + bayi saya.

Ternyata, 5 hari setelah itu, saya mulai mengalami ketuban rembes bund, diikuti dengan bercak darah. Saya pikir celana dalam saya kotor, tapi ternyata noda darahnya hilang. Dan keesokan harinya terjadi lagi. Akhirnya setelah itu saya bawa ke Puskesmas, namun bidan di Puskesmas pun tidak bisa memastikan apakah itu ketuban atau bukan. Saya tidak merasakan apa-apa ketika ketubannya rembes disertai bercak darah/flek. Saya hanya diberikan surat rujukan ke Rumah Sakit untuk besok ke Poli Kandungan. Karena takut terjadi apa-apa, saya malam harinya ke dokter kandungan dan tetap tidak mendapatkan kepastian apa yang menyebabkan ketuban saya itu rembes (masih belum pasti itu ketuban pada waktu itu bund).

Karena dokter A ini cuma memberi saya resep penguat kandungan dan antibiotik, saya masih takut karena ketuban saya terus-menerus rembes. Akhirnya besok sorenya saya ke dokter B, dokter yang memvonis saya Polihidramnion. Setelah di cek dengan kertas lakmus, ternyata benar itu ketuban tapi flek darahnya sudah tidak keluar. Dokter B memberi saya surat rujukan untuk opname di Rumah Sakit agar bisa dirawat intensif dan disuntik pematang paru.

Alhasil, malam harinya sekitar pukul 11 malam saya ke IGD dengan membawa surat rujukan Dokter B. Sekitar satu jam saya menunggu di IGD, saya merasa kebelet pipis. Belum sempat suami saya mencari perawatnya ternyata ketuban saya pecah. Saya pikir saya pipis, karena merasa ingin pipis sebelumnya. Tapi saya tidak bisa menahannya. Banyak sekali ketuban saya waktu itu.

Singkat cerita, perut saya mengecil drastis. Saya akhirnya dibawa ke ruangan rawat inap. Satu jam sejak ketuban saya pecah, saya mulai merasakan kontraksi. Saya tidak bisa tidur semalaman. Pagi harinya ketika saya bilang ke dokter B bahwa saya merasakan kontraksi, beliau malah bilang itu hanya kontraksi palsu. Jelang tengah hari rasa sakitnya semakin turun ke bawah seolah anak saya mencari jalan keluar. Rasa sakitnya semakin sering dan sakit hingga akhirnya pukul 10 lewat 20 malam, saya mengalami kontraksi yang tidak berkurang sedikit pun rasa sakitnya seperti sebelumnya.

Perawat dan bidan yang ada lantas memeriksa bukaan saya dan ternyata sudah full. Saya langsung panik karena saya baru sempat suntik pematang paru untuk bayi saya 2x, seharusnya 4x. Akhirnya saya melahirkan pukul 10 lewat 40 malam dengan persalinan normal dan tanpa ketuban (jadi saya harus mengejan terus-menerus). Berat anak saya waktu itu hanya 1,600gram dengan panjang 44cm. Dia tidak bisa menangis, hanya merintih. Mungil sekali bund...

Setelah itu, anak saya langsung dibawa ke inkubator dan dipasang oksigen serta selang untuk minum ASI. Saya sehat wal afiat, namun anak saya berjuang hidup dengan berbagai alat selama seminggu. Hingga akhirnya dia meninggal dengan wajah tersenyum. Saya sedih sekali awalnya bund, karena ini buah hati pertama kami. Tapi sang Pencipta lebih sayang padanya...

Sebenarnya masih banyak detail lainnya yang belum saya ceritakan, tapi saya ambil singkatnya saja bund.. semoga bunda-bunda disini tidak ada yang mengalami seperti saya. Semoga bunda-bunda sekalian bisa lebih mengerti bahwa kelainan seperti Polihidramnion itu berisiko tinggi terhadap kehamilan. Maaf jika ini tidak penting dan terlalu panjang bund...
turut berduka cita atas meninggalnya baby tercinta bun..semoga Allah menggantikan dgn kebahagiaan yg lain dan cepat diberi momongan lagi. aamiin yaa rabb..terima kasih atas sharingnya bun jadi menambah ilmu pengetahuan buat bunda2 disini..
 
  #12  
Old
Alin u...
 
Posts: 2,250
 
Replying to: View Post
Selamat pagi bunda-bunda!

Saya cuma ingin berbagi pengalaman saya kemarin. Saya divonis Polihidramnion oleh dokter saya ketika usia kehamilan 31w. Saya bingung bund, apa itu Polihidramnion? Lalu dokter menjelaskan bahwa itu keadaan dimana air ketuban saya terlalu banyak hingga membuat perut saya nampak besar sekali, padahal kehamilan saya baru 31w. Memang saya agak bingung sebelumnya kenapa perut saya besar sekali seolah mengandung anak kembar. Kalau orang sini malah bilang kembar air. Tapi perut saya besar sekali bund...

Lantas saya bertanya, "Apa risikonya, Dok? Apakah bisa dikurangi (air ketubannya)?"

Dokter bilang tidak bisa. Saya berisiko melahirkan prematur karena rahim saya tidak bisa lagi 'melar' untuk menampung ketuban + bayi saya.

Ternyata, 5 hari setelah itu, saya mulai mengalami ketuban rembes bund, diikuti dengan bercak darah. Saya pikir celana dalam saya kotor, tapi ternyata noda darahnya hilang. Dan keesokan harinya terjadi lagi. Akhirnya setelah itu saya bawa ke Puskesmas, namun bidan di Puskesmas pun tidak bisa memastikan apakah itu ketuban atau bukan. Saya tidak merasakan apa-apa ketika ketubannya rembes disertai bercak darah/flek. Saya hanya diberikan surat rujukan ke Rumah Sakit untuk besok ke Poli Kandungan. Karena takut terjadi apa-apa, saya malam harinya ke dokter kandungan dan tetap tidak mendapatkan kepastian apa yang menyebabkan ketuban saya itu rembes (masih belum pasti itu ketuban pada waktu itu bund).

Karena dokter A ini cuma memberi saya resep penguat kandungan dan antibiotik, saya masih takut karena ketuban saya terus-menerus rembes. Akhirnya besok sorenya saya ke dokter B, dokter yang memvonis saya Polihidramnion. Setelah di cek dengan kertas lakmus, ternyata benar itu ketuban tapi flek darahnya sudah tidak keluar. Dokter B memberi saya surat rujukan untuk opname di Rumah Sakit agar bisa dirawat intensif dan disuntik pematang paru.

Alhasil, malam harinya sekitar pukul 11 malam saya ke IGD dengan membawa surat rujukan Dokter B. Sekitar satu jam saya menunggu di IGD, saya merasa kebelet pipis. Belum sempat suami saya mencari perawatnya ternyata ketuban saya pecah. Saya pikir saya pipis, karena merasa ingin pipis sebelumnya. Tapi saya tidak bisa menahannya. Banyak sekali ketuban saya waktu itu.

Singkat cerita, perut saya mengecil drastis. Saya akhirnya dibawa ke ruangan rawat inap. Satu jam sejak ketuban saya pecah, saya mulai merasakan kontraksi. Saya tidak bisa tidur semalaman. Pagi harinya ketika saya bilang ke dokter B bahwa saya merasakan kontraksi, beliau malah bilang itu hanya kontraksi palsu. Jelang tengah hari rasa sakitnya semakin turun ke bawah seolah anak saya mencari jalan keluar. Rasa sakitnya semakin sering dan sakit hingga akhirnya pukul 10 lewat 20 malam, saya mengalami kontraksi yang tidak berkurang sedikit pun rasa sakitnya seperti sebelumnya.

Perawat dan bidan yang ada lantas memeriksa bukaan saya dan ternyata sudah full. Saya langsung panik karena saya baru sempat suntik pematang paru untuk bayi saya 2x, seharusnya 4x. Akhirnya saya melahirkan pukul 10 lewat 40 malam dengan persalinan normal dan tanpa ketuban (jadi saya harus mengejan terus-menerus). Berat anak saya waktu itu hanya 1,600gram dengan panjang 44cm. Dia tidak bisa menangis, hanya merintih. Mungil sekali bund...

Setelah itu, anak saya langsung dibawa ke inkubator dan dipasang oksigen serta selang untuk minum ASI. Saya sehat wal afiat, namun anak saya berjuang hidup dengan berbagai alat selama seminggu. Hingga akhirnya dia meninggal dengan wajah tersenyum. Saya sedih sekali awalnya bund, karena ini buah hati pertama kami. Tapi sang Pencipta lebih sayang padanya...

Sebenarnya masih banyak detail lainnya yang belum saya ceritakan, tapi saya ambil singkatnya saja bund.. semoga bunda-bunda disini tidak ada yang mengalami seperti saya. Semoga bunda-bunda sekalian bisa lebih mengerti bahwa kelainan seperti Polihidramnion itu berisiko tinggi terhadap kehamilan. Maaf jika ini tidak penting dan terlalu panjang bund...


Terima kasih sudah berbagi bund....
Turut berduka cita ... Semoga bubda selalu kuat dan lebih sabar lagi....

Waduuuhhh.. Air ketuban kurang jadi masalah...
Air ketuban berlebih tambah masalah lg....
Jadi worry bund...
Saya suka minum soal nya... Tp sering pipis juga sih saya nya....

Bunda yg sabar yaa
 
  #13  
Old
Yeni L...   TS 
 
Location: Tenggarong, Kutai Kartanegara
Posts: 278
 
Replying to: View Post
Turut berduka cita ya bunda ts.
Terima kasih yaaa

---------- Post added at 14:15 ---------- Previous post was at 14:12 ----------

Replying to: View Post
terimakasih sudah berbagi bunda Yeni...
ini penting untuk di jadikan perhatian bagi bumil yang juga mengalami polihidramnion agar lebih waspada lagi untuk hal yang di luar kendali...

saya turut ber empati dengan dengan apa yang bunda alami...
semoga bunda diberikan banyak kesabaran dan ke ikhlasan untuk menerima takdir ini, amin...

Terima kasih Ummi saya sudah ikhlas meski kadang masih ngerasa aneh baru aja kemarin masih hamil, eh perut ilang, anaknya juga gaada. Jadi kaya ga percaya aja

Saya sendiri pun dapat pelajaran banyak sekali dua minggu belakangan ini Ummi. Salah satunya belajar mengikhlaskan meski berat rasanya... doakan saya segera diberi kepercayaan lagi buat hamil ya Ummi

---------- Post added at 14:22 ---------- Previous post was at 14:15 ----------

Replying to: View Post
terimakasih sudah berbagi cerita bund, lagi2 cerita yg menambah pengetahuan di forum ini, turut berduka cita yah bund, saya bingung apakah sad ending atau happy ending, yg jelas ending yg terbaik yg dipilih sang pencipta.. saya terharu dengan perjuangan bunda sampai tetes darah penghabisan.. pasti se malaikat kecil pun, ikut terharu dengan perjuangan bunda.. semoga cepat diberi mlaikat kecil lg yah bund..
Iya, sama-sama bunda... saya berharap ada yang bisa dipelajari oleh bunda-bunda sekalian dari pengalaman saya ini.

Saya belajar banyak dari kehamilan pertama saya yang menguras air mata ini bund selain Polihidramnion, anak saya juga (maaf) ada kekurangan secara fisik. Tapi itu tidak membuat saya lantas tidak ingin menyayanginya. Justru saya malah jatuh cinta melihatnya. Tidak peduli bagaimana rupanya. Mengajarkan saya untuk menerima sesuatu dengan ikhlas. Tapi apa hendak dikata, Allah lebih sayang dia melebihi cinta saya padanya...

---------- Post added at 14:23 ---------- Previous post was at 14:22 ----------

Replying to: View Post
turut berduka cita atas meninggalnya baby tercinta bun..semoga Allah menggantikan dgn kebahagiaan yg lain dan cepat diberi momongan lagi. aamiin yaa rabb..terima kasih atas sharingnya bun jadi menambah ilmu pengetahuan buat bunda2 disini..
Terima kasih atas doanya bunda

---------- Post added at 14:27 ---------- Previous post was at 14:23 ----------

Replying to: View Post
Terima kasih sudah berbagi bund....
Turut berduka cita ... Semoga bubda selalu kuat dan lebih sabar lagi....

Waduuuhhh.. Air ketuban kurang jadi masalah...
Air ketuban berlebih tambah masalah lg....
Jadi worry bund...
Saya suka minum soal nya... Tp sering pipis juga sih saya nya....

Bunda yg sabar yaa
Terima kasih Bunda Alin...

Iya bund, emang bagusnya yang sedang-sedang saja ya bun mungkin daripada khawatir, nanti bisa coba minta dihitung volum ketuban bunda pas USG soalnya saya ketahuan pas USG bund... lagi pula perut saya terlampau besar kayak orang hamil anak kembar berapa gitu pas pecah ketuban nyusut kecil banget bund.
 
  #14  
Old
Alin u...
 
Posts: 2,250
 
Replying to: View Post
Terima kasih yaaa

---------- Post added at 14:15 ---------- Previous post was at 14:12 ----------



Terima kasih Ummi saya sudah ikhlas meski kadang masih ngerasa aneh baru aja kemarin masih hamil, eh perut ilang, anaknya juga gaada. Jadi kaya ga percaya aja

Saya sendiri pun dapat pelajaran banyak sekali dua minggu belakangan ini Ummi. Salah satunya belajar mengikhlaskan meski berat rasanya... doakan saya segera diberi kepercayaan lagi buat hamil ya Ummi

---------- Post added at 14:22 ---------- Previous post was at 14:15 ----------



Iya, sama-sama bunda... saya berharap ada yang bisa dipelajari oleh bunda-bunda sekalian dari pengalaman saya ini.

Saya belajar banyak dari kehamilan pertama saya yang menguras air mata ini bund selain Polihidramnion, anak saya juga (maaf) ada kekurangan secara fisik. Tapi itu tidak membuat saya lantas tidak ingin menyayanginya. Justru saya malah jatuh cinta melihatnya. Tidak peduli bagaimana rupanya. Mengajarkan saya untuk menerima sesuatu dengan ikhlas. Tapi apa hendak dikata, Allah lebih sayang dia melebihi cinta saya padanya...

---------- Post added at 14:23 ---------- Previous post was at 14:22 ----------



Terima kasih atas doanya bunda

---------- Post added at 14:27 ---------- Previous post was at 14:23 ----------



Terima kasih Bunda Alin...

Iya bund, emang bagusnya yang sedang-sedang saja ya bun mungkin daripada khawatir, nanti bisa coba minta dihitung volum ketuban bunda pas USG soalnya saya ketahuan pas USG bund... lagi pula perut saya terlampau besar kayak orang hamil anak kembar berapa gitu pas pecah ketuban nyusut kecil banget bund.

Tiap periksa Alhamdullillah air ketuban cukup dan bagus....
Itu kata dokter....

Maaf bund...
Maksud dari post bunda,, ada kekurangan dari fisik? Mksud nya apa bund???
Maaf.. Klo gak mau jawab... Gak papa bunda
 
  #15  
Old
bunda ...
 
Posts: 55
 
turut berduka cita bunda,ikut sedih baca treadnya,saya salut atas kesabaran dan keikhlasan bunda...semoga lekas di beri penggantinya...amien
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Akibat KPD (Ketuban Pecah Dini) -- Diskusi Umum 21
ketuban pecah dini -- Diskusi Umum 2
ketuban pecah dini -- Diskusi Umum 5
ketuban pecah dini -- Diskusi Umum 9
Ketuban Pecah Dini -- Kenalan Yuk! 10


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 08:28.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com