| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | | hamil paska 3 bulan SC, alhamdulillaah bisa lahiran normal (part 1) share pengalaman teman ya bund, semoga yg mau vbac, tambah yakin dan lebih termotivasi Believe That Allah Make This Pregnancy Is Easy For Me ➡Sukses melahirkan Normal setelah operasi SC dgn jarak kosong 3 bulan⬅ 1 juli 2014 C-Section mnjdi pilihan akhir dari perjuangan persalinan saya setelah sebelumnya telah mencoba persalinan secara normal. Posisi bayi sungsang, terlilit tali pusar 2x, pre ekslamsia atw keracunan kehamilan dgn jumlah protein positif 2 di ginjal, dan tekanan tinggi 160/150 cukup tinggi untuk saya yang biasa memilki tensi rendah, muntah dan kejang sampai sesak napas setelah induksi dimasukkan, dan ternyata tidak ada kemajuan pembukaan setelah setengah hari dirangsang. Dan dokter menyarankan untuk dilanjut dengan operasi melihat masalah yang kompleks menurutnya. Masuklah saya ke ruang operasi dan nakes yang membedah lanjut mengatakan kalau plasenta lengket sangat kuat betul2 beresiko jika tadi ngotot untuk normal. Entah rasa syukur karena memilih SC atau sedih karena belum diberikan kesempatan normal seperti wanita lainnya bercampur menjadi satu. Dan saya pun sadar terkena baby blues pasca SC krna penyembuhan luka yang terasa sakit dan begitu lama, tidak bisa bangun sendiri, sesak napas dan penglihatan gelap setiap kali mencoba bangun itu berlangsung hampir 2 minggu, belum bisa mengurus bayi sendiri bahkan menggendongnya. Iya, betul2 berasa menjadi wanita yg lemah dn gagal, air mata entah kenapa sering sekali mengalir disela2 kesendirian. Pengalaman SC ini betul2 membuat saya trauma untuk merasakannya lagi dan bertekat untuk bisa melahirkan normal dikehamilan selanjutnya.. Pengetahuan yang sebetulnya cukup minim dan sekedar teoritis yang hanya saya dapat dari membaca buku, penjelasan dokter dan bidan serta literatur internet ternyata belum lengkap jika tidak ditambah dengan cerita pengalaman dari orang-orang yang sukses melahirkan normal dengan segala problematika yang ada pula. Dan saya merasa saya gagal untuk persalinan pertama ini semoga Allah memberi kesempatan kedua dikehamilan selanjutnya. Nopember 2014 saya pun positif hamil, yup hanya kosong 3 bulan. Alhamdulillah. Jujur..kaget, gugup dan bahagia juga krna secepat itu Allah memberi kami amanah baru. Hanya bisa berhusnudzon, mungkin ini adalah kesempatan yang Allah langsung berikan kepada saya untuk berusaha bangkit dan mencoba lagi untuk bisa berusaha melahirkan secara normal. Syukur suami menyerahkan sepenuhnya pada saya dan ia pun mendukung keputusan saya untuk berusaha melakukan persalinan normal.
Bismillah. I believe that Allah Make this Pregnancy is easy for me.. Must believe.. Bersyukur saya bisa bergabung dengan komunitas di social media yg membernya banyak sukses melahirkan normal pasca SC. Komunitas yang mengantarkan saya untuk lebih optimis dan termotivasi melahirkan normal dengan berbagai ilmu, diskusi dan sharing mengenai kehamilan, mengurus anak dan terutama pengalaman sukses bunda2 yang berhasil melahirkan normal setelah sebelumnya SC. Yupz, pengalaman, adalah guru yang terbaik yang terkadang mampu melawan kumpulan teori ilmiah. Saya percaya bahwa lingkungan positif mengantarkan alam bawah sadar kita untuk juga ikut positif yang mampu mempengaruhi besarnya keyakinan dan semangat kita terhadap suatu tujuan. Berbagai literatur dan pengalaman orang2 yang sukses VBAC terus saya cari, salah satunya pengalaman dr. Henny Zainal yang benar-benar menginspirasi dan lebih memotivasi saya untuk semangat VBAC walaupun jarak kehamilan cukup dekat. "Percaya hanya pada Allah, dan biarkan Allah menuntunmu" (by dr. Henny Zaenal) Ya.. saya percaya pada Allah SWT, Ia yang menanam maka Ia pula yang berkuasa untuk mengeluarakan dengan caraNya.
Saya percaya bahwa ketika Allah menanamkan benih dalam rahim ini, maka Allah lebih tau kalau saya sanggup untuk menjaga amanah ini, kalau rahim saya kuat dan mampu, bahkan hingga perut ini semakin membesar dan bayi saya terlahir dengan cara yang terbaik yang telah diskenariokan oleh Sang Penguasa. PR selanjutnya adalah mencari nakes yang mendukung niatan VBAC saya. Berharap bisa menemukan yang benar2 paham tentang VBAC yg mau mendukung dan membantu hingga persalinan nanti. Berbekal pengalaman dari teman yang pernah sukses VBAC dan dibantu oleh seorang bidan senior, tanpa berpikir panjang saya dan suami pun memutuskan untuk menemui bidan itu, dan setelah berbincang lebih jauh, ia pun menyanggupi untuk membantu persalinan saya. "Asal ibu betul-betul yakin bisa normal, saya bisa bantu, yakin Allah yang mengeluarkan, kita manusia cuman bisa usaha. Tapi kalau ibu setengah-setengah atau masih ragu lebih baik jangan kesini, langsung operasi saja" bidan itu menegaskan. Walau terkadang bidan itu memakai metode vakum, induksi dan intervensi lainnya dalam prakteknya, yang padahal dalam teorinya terlarang dilakukan untuk ibu yang berniat VBAC, menyebabkan saya berusaha untuk mencari second opinion ke nakes lain. Namun, alhasil belum ada yang menyanggupi bahkan yang kami dapat malah informasi-informasi negatif yang malah mengundang keraguan bahkan menggoyahkan optimisme yg telah terbangun. Ruptur uteri atau robek rahim, gawat ibu dan janin, angkat rahim sampai pada kematian menjadi informasi-informasi penggoda keyakinan saya. Berbagai ikhtiar saya jalani dari konsumsi herbal untuk menguatkan jaringan pasca SC, jalan-jalan, naik turun tangga, senam hamil, pelvic rocking di gymball menjelang persalinan, dan pendekatan ruhiyah kepada Allah dalam momentum ramadhan kemarin menambah keyakinan saya untuk bisa melahirkan normal. Tidak sedikit yang pesimis dengan tekad saya namun saya dan suami telah yakin dengan keputusan ini. Ketika tekad telah diambil, tinggal tawakkal yg diperkuat. Usia kehamilan ke 36 minggu, kami berniat memeriksakan janin kami mungkin untuk yang terakhir kali sekedar memastikan kondisi kehamilan sebelum tiba waktu persalinan. Yupz lagi2 dokter spog yang katanya pro VBAC pun ikut menjadwalkan waktu SC mengingat jarak yang cukup dekat, untuk meminimalisir resiko katanya, hasil USG menunjukkan segmen bawah rahim saya hanya setipis kertas 0,3 mm katanya. "Yang jika terjadi kontraksi maka akan rrroobek. Jadi jangan tunggu kontraksi yang sebenarnya datang dn segera jadwalkan SC bulan ini!". Ehem jujur saya agak cemas juga mendengar penjelasannya dan saya hanya ingin memastikan apakah kondisi janin, plasenta dll sehat untuk mendukung jika lahiran normal, dsog itu menjawab, "iya semua positif dan baik2 saja hanya proses persalinannya yg dipastikan SC, tp sebelum SC tolong ditambah BB janin krn ini masih agak kecil janinnya hanya 2,4kg." siip, saya kunci kata2nya bahwa semua positif!
Hmm.. Sya hanya berhusnudzon bahwa mungkin BB janin sgtu adlah cara Allah untuk memudahkan proses persalinan normal nanti terlebih saya juga full puasa 1 bulan. Alhasil wajar klo BB janin gak nambah dari pemeriksaan sebulan seblumnya. Setelah pemeriksaan dgn dsog itu, terkadang lebih serig timbul rasa sakit di jaringan parut bekas SC, apalagi jika kelelahan dan gak rutin konsumsi herbal, sampai rasa pesimis itu kdang terbayang mengingat perkataan dsog bahwa SBR saya hanya setipis kertas dan mudah robek jika terjadi kontraksi yg sebenarnya. Saya percaya dan yakin bahwa saya akan melhirkan normal maka saya harus mencari dukungan untuk memangkas informasi negatif yg terlanjur tertanam ini. Dari berbagai diskusi, saya bersyukur sekali kpda Allah bisa berdialog dgn dr. Henny walau hanya lewat sosial media. Dari percakapan kami, dia mengatakan bahwa disadari atau gak, mental saya telah terblock oleh informasi dari dsog itu, SBR itu termasuk jebakan betmen untuk SC lagi katanya. Ia menyuruh saya untuk kembali ke keyakinan saya, "kalau berani ya lanjutkan niat vbac nya, kalau gak berani ya gak usah, kalau gagal atur emosi, maka bisa gagal dipersalinan real besok, peluang normal selalu ada walau hanya 1%, minta sama Allah, perbanyak dzikir, dalami tafsir QS. Maryam, bahwa Maryam ra bisa melahirkan sendiri, untuk membantumu lebih rileks bahwa bayi itu lahir atas izin Allah, bukan karena kehebatanmu, anakmu atau nakesnya, ajak lagi bayimu berkomunikasi" itu ringkasan penjelasan dr. Henny ke saya disamping tips2 lain yang harus saya dn suami lakukan yang disampaikannya terus hingga menjelang persalinan real. YupZ.. Alhamdulillah.. Keyakinan dan optimis kembali muncul, semakin semangat untuk bisa VBAC. Thanks a lot dr. Henny kiss emotikon 29 juli 2015 semalaman mulai muncul kontraksi. Kami pun memutuskan ke bidan dan ternyata masih pembukaan 1,5. Kami pun disuruh pulang dan diminta datang kembali jika kontraksi semakin sering. Jalan-jalan, pelvic rocking dgn gym ball, bediri jongkok, konsumsi kurma dan herbal lainnya makin sering dilakukan. 30 juli kontraksi terhenti dan jarang muncul lagi. kami pun memeriksakan ke bidan dan dilakukan VT pembukaan masih belum maju. Kami pun pulng lagi. Sebenarnya gak pengen ke bidan krn feeling blm nambah, cuman mertua maksaa bgt nyuruh ke bidan, supya beliau legowo ya manut aja ke bidan lagi. 1 juli pukul 3 pagi saat tidur tiba2 ada rembesan yang membasahi kasur dan makin deras keluarnya kalau berdiri. Akhirnya kami segera ke rumah ortu untuk meminta ridho mereka sekaligus menjenguk anak pertama kami yg sudh dititipkan duluan di rumah ortu dan melanjutkan ke tempat bidan di kota. Sampai di tempat bidan pukul 5 pagi, lagi2 harus VT dan ternyata masih pembukaan 2,5. Mulut rahim saya masih tebal katanya..
Saya pun menunggu dengan hanya bed rest krn ketuban terus merembes. bidan itu berniat untuk melakukan induksi jika sampai jam 10 pagi belum ada kemajuan pembukaan. jujur saya agak panik dan menyampaikan kalau saya gak mau diinduksi, dan pengen semuanya berlangsung secara alami, bidan hanya berani menyanggupi untuk membantu sampai siang mengingat ketuban yang sudah rembes dan dia gak nerani menanggung resiko jika terjadi hal2 yang tidak diinginkan pada bayi. Bidan menyetujui untuk gak induksi walau agak berat. Akhirnya untuk mengisi waktu smpai siang nanti, kami berusaha untuk melakukan hal2 yang bisa mempercepat pembukaan dan melunakkan mulut rahim, pijat endhorpin, makan nanas, makan kurma, konsumsi zaitun, dan menyiram vagina dgn zaitun smbil pijat perineum juga dilakukan, syukur pda pukul 9 pagi rembesan yg keluar sudah mulai berkurang, dan saya pun kembali melakukan aktivitas jalan2, berdiri jongkok dn memanfaatkn gym ball untk relaksasi sambil sesekali goyang inul.. Adek saya datang dn ia pun membekam titik2 untuk melunakkan mulut rahim dan menambah pembukaan. Setelahnya dilanjutkan dengan mengompres lengkungan telapak kaki dengan telur rebus selama 1 jam untk merangsang kontraksi. Komunikasi tetap saya jalin dgn dr. Henny, bidan Lidya dn saudari2 di grup WA SMT dn VBAC. untuk membantu kelancaran persalinan berharap advice2 yg bermanfaat didukung doa yg terus mengiringi. Komunikasi dgn bayi pun juga terus saya bangun. Siang skitar jm 10 kembali dilakukan VT dn ternyata belum ada kemajuan yg berarti, masih pembukaan 3, kata bidan masih berselaput sehingga pembukaan gak maju2 katanya, jadi selaput dibocorkan dgn asumsi trjdi kontraksi jk selaput dibocorkan sambil menunggu kontraksi yg kuat dn berharap nambah pembukaan. Namun stelah cek lagi pukul 12 siang, pembukaan gak nambah dan gak ada kontraksi padahal usaha2 sperti yg saya sebutin diatas tetap dilakukan sambil tetp rileks dn mmperbnyak dzikir. Bidan lagi2 mengeluarkan advice induksi, "induksi yang nanti kami kasih dosisnya gak setinggi orang yang belum pernah operasi, kami juga mikir2 kalau mau kasih tinggi bu", namun saya kekeh tetap gak mau, banyak saran yg masuk, daripda induksi lebih baik SC lagi, krna induksi bisa beresiko semakin besar untuk robek rahim, prinsip itu masih terbayang dibenak saya. Suami yang terus mendampingi memberikan nasihat bahwa sebaiknya saya mulai percaya dengan cara bidan yang membantu disini, "abi lihat dari tadi ummi gak percaya dengan bidan yang bantu disini, kalau ummi gak percaya sama bidannya gimana dia mau bantu ummi, nasihat dari mana pun itu bisa diterima namun yang ummi mintai bantuan saat ini ibu bidannya" suami memberi advice. Ada benarnya juga nasihat suami saya, namun saya tidak mengiyakan, bu bidan melihat jelas keraguan dan ketidaksetujuan diwajah saya. Jadi bidan itu meminta perstujuan saya untuk diinfus tapi gak dikasih perangsang hanya obat untuk melunakkan mulut rahim saya harus masuk katanya, dan sedikit obat apa gitu dia bilang saya gak jelas juga. Akhirnya saya pun setuju. Setelah diinfus saya merasa ada kontraksi namun gak kuat, asisten bidan sesekali memantau untk menanyakan apakah ada reaksi, saya merasa ada kontraksi cuman gk kuat. Smpai sore skitar pkul 5 saya pun VT lagi, pas cek mulut rahim sudah lunak tp pembukaan juga gak ada maju, air ketuban sudah kering katanya, kami pun dimintai kputusan. "Ibu kontraksinya begini2 aja, gak ada kuat2nya, sedangkan ibu gak mau diinduksi, sampai kapan mau bgini bu, ibu juga kasian sudah kecapean saya liat mondar mandir terus, kami juga gak berani ambil resiko kalau ada apa2 krn ketuban sudah 12 jam lebih keluarnya, ini sudah kering bu airnya. Jadi silahkan diputuskan mau dirujuk ke rumah sakit mana, silahkan didiskusikan bu, jngan lama-lama". Jeder.. Jujur kaget saya krn kata2 itu pertanda mereka sudh menyerah dn menyuruh saya untuk SC aja. Seketika itu saya menangis dn suami membantu menenangkn. Apa sampai disini aja usaha saya untk berjuang normal? Udah 4 hari saya berjuang, masa ujung2nya SC lagi, seketika terbayang sakitnya pasca SC, trauma membayangkan ruang operasi. saya punya anak yg masih kecil yg butuh ekstra tenaga untk diasuh, kalau SC lagi berapa lama lagi sembuhnya, berapa banyak tugas2 yg terbengkalai, dll.. Bnyak yg terpikirkn. Namun saya kembali merenung, Lantas mengapa ada keyakinan yg begiitu kuat kalau saya bisa normal, saya yakin bahwa keyakinan saya adalah jawaban dari istikhoroh saya, tapi apa keyakinan saya untuk normal itu salah, saya yakin itu datang dri Allah, saya yakin bayi saya sanggup, saya yakin bahwa saya bisa normal, tapi kenapa harus SC lagi.. Air mata masih terus mengalir, dan suami menguatkan, "sayang, masih kuatkan?". "Iya, masih", jawabku. "masih pengen normal?" ia melanjutkan. "masih bi". "Ummi tenangin diri, istighfar, kita masih berjuang sayang, kalau langsung pilih operasi sepertinya perjuangan kita belum optimal, kalau memang ummi kuat dan pengen normal, kita optimalin dulu perjuangan kita dengan mencoba induksi, kalau abi yakin ummi bisa normal, lagian bu bidannya kan juga bilang kalau dosisnya cuman 8 tetes permenit, kalau biasa orang2 normal pakai 15-20 tetes permenit. Jadi rendah aja kok. Tapi semua terserah ummi maunya gimana". Saya minta sama Allah keyakinan dn kekuatan, kalau ini yg terbaik tlong kuatkan keyakinan saya ya Allah, jauhkn dari rasa takut. Tp jk ini adlh buruk bgi bagi keselamtn kami tlong yakinkan saya untuk menolaknya. Langsung saat itu, dihati sya malah tertnam kuat keyakinan untk mencoba induksi. Tanpa ragu, takut, was2 sdikit pun. Bukan nekad tp ini soal keyakinan. Saya pun menyetujui untk dicoba induksi, entah knapa kyakinan saya smakin bertmbah stlh perstujuan itu sya ungkapkan. Yakin gak akan terjadi apa2, saya yakin dengan rahim saya, dan saya yakin dengan keyakinan saya untk normal.. Bismillah.. Cairan perangsang pun dimasukkan, selang bebrapa menit kemudian kontraksi yg kuat pun terasa, dan semakin sering, sakitnya kontraksi yang diakibatkn rangsangan itu pun bgtu hebat smpai tak terasa kalau sebelumnya timbul nyeri jaringan parut bekas SC. suami sya dgn sabar melantunkan ayat2 Qur'an didekat saya. Adzan maghrib tiba, bidan dn suami beranjak ke masjid agung yg letaknya tepat d smping rumah bidan. "Saya tinggal k masjid ya bu, biasanya klo sudh masuk cairan ini 3 jam kmudian lahir sudh bu, jdi ditunggu aja smbil dibawa dzikir" Saya pun ttp menikmati kontraksi alias gelombang cinta sembari memperbanyak dzikir. -Astaghfirullah-, smoga Allah mengampuni dosa2 saya, mnurunkn rahmat dn pertolongan kpd saya.
-Alhamdulillah-, atas nikmat kehamilan dn calon bayi yg akn sgera hadir serta kesemptan untk bsa menuju normal. Percya gak percaya stiap dzikir ini saya baca rasa sakit berasa berkurng. Benar yaa makin disyukuri maka makin Allah tambah kenikmatanNya.
-Lahaulaa walaa quwwata illa Billahil 'aliyyil 'adzhim, hasbiyallohu la ilaaha illa huwa 'alaihi tawakkaltu wahuwa robbul 'arsyil 'adhim-. Allah penolongku, Allah yg berkuasa atas diriku seeepenuhnya. Pasraah dan tawakkal hanya kpdNya.. Adzan isya berkumandang sudh pembukaan 8. Dn bu bidan mnta izin lagi untk sholat isya ke masjid. bu bidan meminta suami untk terus meminta kpada Allah agar dilancarkan persalinannya, disehatkan semuanya, terus dn terus berdoa yg terbaik.. suami dn bu bidan pun beranjak ke masjid. Sya dijaga dgn asisten, bude dn sahabat saya mba fitriana. Kontraksi makin berasa. Pusar terus dielus sma asisten bidan dn lucunya kdang asisten bidan naik ke kasur saya mendorong perut saya dari atas supya si bayi cpat turun, smbil saya ingatkan "bu,, ini bekas SC lhoo" dn ibu itu pun berhenti.. dan kontraksi makin kencang dn sering terasa. Tak lama.. Bu bidan dn suami kmbali dri masjid dn bu bidan kembali mengenakan perlengkapan utk mengurus persalinan saya, pembukaan sudah lengkap. Bude saya memegang kaki kiri saya sbgai tumpuan dn suami sya disuruh berhenti memegang kamera oleh bu bidan dn segera mmbntu memegang kaki kanan sya sbg tumpuan untk mengedan. Suami sya sbelumny saya liat memegang handphone ingin sekali mengabadikan moment berhrga keluarga kecil kami, cemas deg-degan dn lutut bergetar katanya melihat proses kelahiran anaknya seketika itu ia selalu mengingat perjuangan ibunya. Ibu mertua gak dtang menemani krna dah semaput dn pingsan2 ngeliat sya jdi lebih baik diamankan sambil berdoa dirumah. Kk ipar gk dibolehin nemenin krn lagi hamil khawatir janin d perut ikut stress. Mama, bapak dn kluarga sya lagi gk giliran jaga jdi pas gak ditempat, dn pas tau dh pembukaan akhir jdi dikirim doa aja.. Disisi lain mba fitri membantu saya untk mengarahkan cara mengedan yg benar ..
bersambung....
Thread lain yang berhubungan:
IbuHamil.com - komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
pengalaman harus sc kehamilan ke 3
| | |
Itu dulu sc nya dimana? Kok serem bgt after sc nya??? Saya mlh biasa aja after sc
| | |
kurang tau juga ya bund, itu kisah teman di fb. tapi setau saya ada beberapa ibu2 yg paska sc mengalami gangguan, salah satunya kisah di atas... saya juga sc, tapi seminggu udah bisa aktivitas biasa, kalo sodara saya paska sc 1 bulan bangun dari tempat tdur masih dibantu, mcam2 bund kondisi tiap ibu kan beda. memang sc kan bnar2 g disarankan klo gak dlm kondisi tertentu
| | |
Iyaaa ada sepupu ku jg aebulan msh berasa,biasa nya yg gitu2 pengguna asuransi or bpjs
| | |
maaf bund, saya mau numpang komen, mnurut saya bukan krna asuransinya, tu smua krena body n bawaannya..
saya after sc 3 hr kmudian sudah bs nyuci, ngurus anak 2 dll (smua urusan RT) saya sudah bs mnjalankannya,,
kadang ada org yg ngk bs nahan sakit, jdny bs mpe 1 bulan sakitnya n brbaring aj d tempat tidur krna d rasakan bgt tu kedutan2 sakit SCny..
mnurut aq yg pling skit tu, stelah abis bius n stelah tu ngk da masalah..
saya kmaren SC pke JMSOSTEK, smua playanan bgus n jahitan bgus juga..
makan n nutrisi juga mnunjang cepatnya sembuh tu luka..
tu pengalaman saya..
oy, tulis lg donk bund, slanjutnya, soalne saya mo VBAC ne..
| | |
Iyaaa aq berasaaa sakit itu pas miring2 sama pengen kentut,sampe mau nangis,2harian lah itu....pokoknya lebay aq dulu... eh pas udh belajar berdiri,sakit ilang semua
| | |
Tinggalin jejak yaa bunda ummu ziya, karna saya mau vbac juga...
| | |
Aku udah 2x SC. SC yg pertama emang agak lebay,mungkin krna br anak pertama dan dibantuin sama ortu utk jaga anak jdnya aku manja2an. Tp SC yg kedua ini setelah plg dr RS langsung bs aktifitas biasa urusan RT dan urus 2 anak kecuali angkat yg berat2.
Kalian adalah hadiah terindah dr Tuhan
Buat mama dan papa... | | | |
maaf baru muncul bu ibu. maklum lagi mengurus bayi saya 2,5 bulan. ada part 2 nya kok bund, blum tau kah ? yg mau vbac atau vba2c jgn menyerah ya bund, ada kok yg berhasil vba3c padahal yg kata dokternya resiko ruptur uterinya gedhe.. tman saya ada juga yg vba2c dgn metode homebirth dan waterbirth juga, jadi lahirannya cuma di rumah dibantu suaminya.. semangat yaa. ---------- Post added at 05:12 ---------- Previous post was at 05:10 ---------- maaf baru muncul bu ibu. maklum lagi mengurus bayi saya 2,5 bulan. ^^ada part 2 nya kok bund, blum tau kah ? yg mau vbac atau vba2c jgn menyerah ya bund, ada kok yg berhasil vba3c padahal yg kata dokternya resiko ruptur uterinya gedhe.. tman saya ada juga yg vba2c dgn metode homebirth dan waterbirth juga, jadi lahirannya cuma di rumah dibantu suaminya.. semangat yaa. ---------- Post added at 05:21 ---------- Previous post was at 05:12 ---------- jangan takut sama "jebakan betmen" ya, resiko ruptur uteri kecil kemungkinannya, SBR juga jgn jadikan masalah ya bund, ada kok yg SBR nya cuma 0,57 mm tapi bisa vbac juga, bayinya juga gedhe 3,5 kg. SC berulang resiko pendarahannya gedhe bund
rajin2 baca kisahnya ibu2 yg berhasil vbac ya. bisa baca di kisahvbac.com
semoga diberi kemudahan ya buat ibuu2 yg mau vbac,
| | |
maaf baru muncul bu ibu. maklum lagi mengurus bayi saya 2,5 bulan. ada part 2 nya kok bund, blum tau kah ? yg mau vbac atau vba2c jgn menyerah ya bund, ada kok yg berhasil vba3c padahal yg kata dokternya resiko ruptur uterinya gedhe.. tman saya ada juga yg vba2c dgn metode homebirth dan waterbirth juga, jadi lahirannya cuma di rumah dibantu suaminya.. semangat yaa.
| | |
blom dapat threadny bund..
d cari d kolom search pn ngak keluar..
| | |
Sy VBAC Bunda... Jaraknya 4 th. Masyaallah, ada kepuasan tersendiri...
| | |
Replying to:
Sy VBAC Bunda... Jaraknya 4 th. Masyaallah, ada kepuasan tersendiri... |
minta triknya donk bund..
anak saya juga 4 tahun lebih klo ntar lahiran saya, jd semangat ne..
lahiran d RS ato d bidan bund??
| | |
Semenjak sy th kehamilan kedua, sy bnyk brdoa agar bisa melahirkan normal. Tentunya ditambah pikiran ttp hrs optimis kl bs normal. Sy maju 6 hr dr HPL. Ktika sdh ada kontraksi lngsung ke RS. Awalnya perawat lngsung bilang siap2 utk SC. Krn riwayat hamil 1 SC. Tp sy kekeuh tdk mau. Alhamdulillah diberi kemudahan. Semangat Bunda Mamaalifahli. Bunda bisaaaaaa !!!!
| | |
ini lanjutannya bund...
Perjuangan puncak pun dimulai, dn ketika mengedan sekitar 3 kali saat kontraksi sambil dibantu aba2 dn alhamdulillah putra kami lahir ke dunia.. Alhmdulillah, bi idznillah teriak takbir begitu keras terdengar, tepat pkul 8.20 anak laki2 saya lahir normal dgn berat 3,2kg. Rasa syukur serta air mata saya dn semua yg mendampingi mengalir menyambut kelahirn anak sya. Kecupan, pelukan dn ucapan selamat ditujukn ke saya dn betapa bahagianya saat itu..
Oiya. Pdhal dri hasil usg dsog BB hanya 2,4. Dn pas dicek perut manual sma bidan BB 2,6 aja. Alhmdulillah gk papa hasil tes meleset jauh, adaaa aja cara Allah menghindarkn sya dri keraguan untk normal.. Yupp.. Cara Allah Saya rasakan bgt sangat berperan disini.. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.. And it's work..
Pokoknya Benar-benar harus minta sama Allah dah, pasrahkan semuanya kepada Allah, gak ada kekecewaan pada hamba yang berharap penuh kepada Allah, pastikan bahwa keyakinan untuk mengambil suatu keputusan itu muncul dari Allah yang dibisikkan lewat nurani kita, bukan karena ego dan ngototnya kita tanpa pertimbangan. Jadii, dibutuhkan pendekatan khusus pada Sang Pencipta untuk mendapatkan bisikan itu. Percaya dan percaya sama Allah.. Salam Hangat Perjuangan bunda hebaat..
Suharti
1 Agustus 2015
Sumber: https://ibuhamil.com/diskusi-umum/10...-part-2-a.html
Like us: IbuHamil.com on Facebook - @infoibuhamil on Twitter
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |