Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Misc Stuff > Ngobrol Apa Saja

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
Widi H...   TS 
 
Location: BATAM
Posts: 177
Default Inilah Alasanku Berhenti Menjadi Wanita Karir

Semoga Bermanfaat ya Bunda,,

Akhwatmuslimah.com – Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.

Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.

Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”

Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.

“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?

Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.

Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.

Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”

Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.

Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”

Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.

Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.

“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.

Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?

Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.

Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.

Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.

Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.

Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah…Allahu Akbar

Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..[/FONT][/FONT]
 
Thread lain yang berhubungan:
  #2  
Old
errmin...
 
Posts: 218
 
Subhanalloh,,,bunda...
Situasinya sama denganku.Bedanya aku belum punya keberanian untuk hal itu.Selalu kakaku bilang,bahwa dg resign / jd ibu rumah tangga,kita bisa lbih menghargai nafkah yg diberikan suami.Ya Alloh,,mudah2an suatu saat aku bisa jadi spt ukhti tsb.yang tulus berbakti pada suami.amin
 
"My Husband may Not be Perfect,,but He's Perfect for Me"
  #3  
Old
Widi H...   TS 
 
Location: BATAM
Posts: 177
 
Replying to: View Post
Subhanalloh,,,bunda...
Situasinya sama denganku.Bedanya aku belum punya keberanian untuk hal itu.Selalu kakaku bilang,bahwa dg resign / jd ibu rumah tangga,kita bisa lbih menghargai nafkah yg diberikan suami.Ya Alloh,,mudah2an suatu saat aku bisa jadi spt ukhti tsb.yang tulus berbakti pada suami.amin
Salam Kenal Bunda Errmine,
Itu saya copy dari wall FB suami sy bunda,baca judulnya aja sy merinding,,bca isinya bikin sy menangis,
Sy sedikit mau berbagi juga sma bund,sekarang sy lagi hamil bun,alhamdulillah udah 8bln.dr awal nikah,,sy udah blg kesuami klo udah punya anak sy mau dirmah aj,mengurus suami dan anak.sekarang waktunya udah deket bun,sy udah mau melahirkan,sy jg berfikir apakah sy bisa untuk menjalani janji sy itu,,ternya godaannya bnyak jga bunda,ada temen yg suuport sy utk risign,,pokoknya dilema gtu bun,,tp suami sy malah membrikan jawab yg bikin hati saya lapang,,fikiran sy terbuka,,Subhanallah bun,sy bersyukur di karuniai suami sprti dia bun.
Sekarag saya sudah memantapkan hati,dan ikhlas Lillahita'ala.sy mau resign dari kerjaan,dan belajar menjadi istri yg di ridhoi Allah.Amiin
 
  #4  
Old
amah...
 
Location: tangerang
Posts: 760
 
Mksh bunda Artikelnya.. Sangat bguna u/ saya mjalani hari2 pnuh syukur.. Tahun ini jg tdk sperti thn kmrin.. Phasilan saya yg mlebihi suami sdh sya tinggalkan.. Walau cicilan dan kbutuhan msh sma sperti thn lalu.. Bismillah.. Allah akan mcukupi tanpa mbiarkan kami mminta2.. Suami sya jg sama sperti kisah ini.. Orgnya baik.. Slalu mbantu mngerjakan pkerjaan rmh.. Tp gajinya msh bsa dbilang besar.. Cukup lah.. Pas..
Saya bantu suami dgn usaha drumah.. Dan sya mrasakan ptolongan Allah ktika tdk mpunyai uang.. Ada aj yg beli dagangan saya

S'x lg mksh bunda share crtanya
 
  #5  
Old
Bunda ...
 
Posts: 525
 
Subhanallah..ceritanya menyentuh dan inspiratif..

tapi gimanapun juga saya yakin setiap wanita yang bekerja terlepas dari kondisi ekonominya cukup atau tidak, pasti memiliki alasan tersendiri mengapa ia bekerja. Terlepas dari pengabdian seorang istri pada suami, mudah2an baik yang jadi housewife ataupun career woman tetap bisa jadi istri yang shalihah..aamiiin
 
You're the best blessing that I ever got
  #6  
Old
errmin...
 
Posts: 218
 
Replying to: View Post
Salam Kenal Bunda Errmine,
Itu saya copy dari wall FB suami sy bunda,baca judulnya aja sy merinding,,bca isinya bikin sy menangis,
Sy sedikit mau berbagi juga sma bund,sekarang sy lagi hamil bun,alhamdulillah udah 8bln.dr awal nikah,,sy udah blg kesuami klo udah punya anak sy mau dirmah aj,mengurus suami dan anak.sekarang waktunya udah deket bun,sy udah mau melahirkan,sy jg berfikir apakah sy bisa untuk menjalani janji sy itu,,ternya godaannya bnyak jga bunda,ada temen yg suuport sy utk risign,,pokoknya dilema gtu bun,,tp suami sy malah membrikan jawab yg bikin hati saya lapang,,fikiran sy terbuka,,Subhanallah bun,sy bersyukur di karuniai suami sprti dia bun.
Sekarag saya sudah memantapkan hati,dan ikhlas Lillahita'ala.sy mau resign dari kerjaan,dan belajar menjadi istri yg di ridhoi Allah.Amiin
iya,,saya juga merinding bun,,,kena banget dihati.tp masalahnya saya juga belum punya baby,,,jadi gk ada kerjaan.Tp kasian juga sama suami,selama ini tugas rumah,,kita bagi 2,,,.
 
"My Husband may Not be Perfect,,but He's Perfect for Me"
  #7  
Old
veemay...
 
Posts: 647
 
Ini yang saya alami di kehidupan saya.
Meninggalkan status wanita karir dengan segala fasilitas atau gaji yg saya dapatkan, dan memilih resign demi menjaga buah hati saya di dalam kandungan pada waktu itu, sebab sy sebelumnya mengalami 2x keguguran pd waktu sy masih aktif bekerja, tiap hari pulang pergi nyetir sendiri dg kemacetan dan stres kerjaan dikantor, membuat sy over tired dan over stressed sampai harus kehilangan baby sy 2x. Belum lagi suami yg setiap hari pulang kerja tanpa ada yg menyambutnya dirumah, sekadar menyalaminya di depan pintu, atau menyuguhkan teh hangat pun gk bs sy lakukan. Belum lg waktu kami utk mengobrol rasanya minim sekali. Krn sesampai dirumah sy udh kecapean, pernah baca juga " bahwa kerjanya seorang istri itu pahalanya cuma sedekah, jikalau suaminya msh bs memberi nafkah halal " sementara utk bs mencapai syurga Allah , seorang perempuan tidak cukup dg pahala sedekah saja. Jika ia taat suami, shalat 5 waktu, berpuasa, dan menjaga kehormatannya ia bs memilih darimana saja pintu syurga yg ia kehendaki.
* CIIMW*

Semangat bun, insyaAllah terhormat di mata Allah dan suami lebih bahagia dibandingkan terhormat dimata manusia semata krn status, kedudukan, atau gaji kita yg besar di sebuah kantor.
 
" Jangan berfokus pada apa yang belum kita miliki dan apa yang hilang dari kita. bersyukurlah terhadap apa yang sudah diberikan kepada kita saat ini "

  #8  
Old
amah...
 
Location: tangerang
Posts: 760
 
Bner bgt.. Kmrin jg niat ak kerja u/ mbantu ekonomi suami yg kurang.. Skrg niat ak drumah spya ga kguguran lgi minimal ak pnya 1 anak.. Smw tgantung niatnya..
 
  #9  
Old
Ida MS...
 
Posts: 68
 
Ya Allah crtanya mngharukan skli, djman sprti ini masih ada wanita yg sprti itu. Semoga kita semua bisa berbakti kpd suami terlepas dr kita wnita yg mngrus rmh tngga ataupun wanita karir.
 
  #10  
Old
Widi H...   TS 
 
Location: BATAM
Posts: 177
 
Replying to: View Post
Mksh bunda Artikelnya.. Sangat bguna u/ saya mjalani hari2 pnuh syukur.. Tahun ini jg tdk sperti thn kmrin.. Phasilan saya yg mlebihi suami sdh sya tinggalkan.. Walau cicilan dan kbutuhan msh sma sperti thn lalu.. Bismillah.. Allah akan mcukupi tanpa mbiarkan kami mminta2.. Suami sya jg sama sperti kisah ini.. Orgnya baik.. Slalu mbantu mngerjakan pkerjaan rmh.. Tp gajinya msh bsa dbilang besar.. Cukup lah.. Pas..
Saya bantu suami dgn usaha drumah.. Dan sya mrasakan ptolongan Allah ktika tdk mpunyai uang.. Ada aj yg beli dagangan saya

S'x lg mksh bunda share crtanya
Sama2 bunda,,Semoga Kita ttp selalu ikhlas ya bun,menjalani hidup
 
  #11  
Old
Tiara ...
 
Posts: 218
 
bun aku jga seorang wanita karier, aku merasakan hal yg sama kadang aku berpikir gak ada gunanya bgt jadi istri , plang kerja cuma pngn tiduran bun capek, apalagi skrg lg hami, yg cuci piring m cuci baju tuh suami bun setiap hari sabtu , aku juga udah bilang aku pngn jd IRT aja ngurus anak , tapi suami aku ngelarang bun katanya kalo ngandelin gaji suami gk bkal cukup apalagi kita masih ngontrak bun blm punya rumah , jadi mau gk mau aku harus tetep kerja bun.
 
  #12  
Old
bundac...
 
Posts: 66
 
[QUOTE=Widi Hidayat;906589]Semoga Bermanfaat ya Bunda,,

Akhwatmuslimah.com – Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.

Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.


Bun widi lam kenal ya...
ceritanya bisa jd motivasi bgt.... Dulu saya juga wanita karir bun..

Karna situasi yang tidak mendukung dan kami harus LDR akhirnya saya keluar dan menetap dikota yang sama dengan suami saya...

Sempet ada perkataan dari teman2 saya atau saudara saya yg menyakiti hati saya dan membuat saya ragu untuk melepaskan karir saya terlebih pada saat itu saya sudah menjadi pegawai tetap dan butuh perjuangan... tapi akhirnya saya pun mantap untuk keluar ketika Allah memberikan saya dan suami saya cobaan yang membuat saya mantap untuk mengabdikan hidup saya sebagai IRT...

dan saya rasa menjadi IRT itu sebuah kebanggaan tersendiri.. krn tdk smua wanita bisa menjadi IRT.. toh qt klo pun pengen kerja juga mampu kok.. smua cuma masalah pilihan hidup.. mana yg lebih penting utk hidup kita,, keluarga atau ambisi... kecuali klo yg hrs bekerja krn masalah ekonomi mungkin beda ceritanya,,,
 
  #13  
Old
noenap...
 
Posts: 2,108
 
Alhamdulillah suami mensupport penuh saya untuk bekerja juga, membantu secara ekonomi. Nahkan dgn sgat bersemangat mengajak sy sekolah lagi bareng, tp sy gak mau, g sanggup kayaknya mikir sekolah lagi. Sejauh ini suami cikup mengerti dgn segala kondisi kami yang sama2 bekerja dan saling membutuhkan, apalagi sejak sy hamil. Mudah2an meski tetap bekerja, saya bisa menjadi dan memberi yang terbaik buat beliau, meski utk sampe pda hal itu masih jauhhhh bgt
 
"Robbi Hablii Minash Shoolihiin" (QS: Asy Syafaat 100)
"Rabbi La Tadzarni Fardan Wa Anta Khairul Waaritsin" (QS: Al-Anbiya 89)
"Rabbi Habli Minladunka Dzurriyatan Thayyibah Innaka Sami'ud du'a 'i" (QS: Ali Imran 38)

  #14  
Old
ekakek...
 
Location: Cijantung, Jakarta Timur
Posts: 1,612
 
abis baca ini, jd lgsg pgn peluk suami.. sayang dy nya lg di kantor.. cari rizki yg halal buat istri sm calon anaknyaa.. sediiiihhhhh
 
Think before you speak


  #15  
Old
Maya A...
 
Posts: 160
 
aq juga mutusin berhenti kerja stelah tw hamil bund,krna di hamil muda dh keluar flek trus,, aq jga pernah keguguran di usia kandungan 21W, jadi aku jaga betul2 yg ini bund..
Tapi ya bund..rasanya rezeki kya jauh dr aq m suami bund.. pdahal suamiQ krja siank malem.. Minta doa'y semoga Allah buka lebar2 pintu rexeki buat suamiQ y bund,,cz udah 28W aq skrg tpi blum punya tabungan buat lahiran
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
bunda2...yg jadi wanita karir tar pulang kantor mau ngapain nich???? -- Ngobrol Apa Saja 28
aku besyukur menjadi wanita ^_^ -- Diskusi Umum 0
kembali jadi wanita karir, siapin dana buat promil. semangaat..!!! -- Ngobrol Apa Saja 27
wanita karir VS ibu rumah tangga -- Diskusi Umum 32
Assalamualaikum....Moga2 kita semua menjadi Wanita-wanita Mandiri dan Hebat -- Kenalan Yuk! 0


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 05:41.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com